Anda di halaman 1dari 7

HUKUM ISLAM DAN COVID-19

Kelompok 7

Abdul Mujib ( 20103060050)


Ahmad Rifail (20103060080)
Ayu Putri Zahara (20103060031)
fleksibelitas hukum islam

 Hukum bersifat fleksibel


 Hukum Islam memiliki karakter dinamis
dan fleksibel.
 Ada qoidah yang berbunyi : “ Tidak
diingkari bahwa perubahan hukum
disebabkan oleh perubahan zaman dan
tempat “
maqosid syari’ah
Secara umum ulama maqasidiyyun menyatakan bahwa
maqasid al-shari’ah dapat ditentukan melalui empat cara, yaitu :
1) penegasan terhadap al-Qur’an
2) Penegasan terhadap al-Sunnah
3) istiqra’ (riset atau kajian induktif)
4) al-ma’qul (logika).
Dalam pengambilan hukumnya didasarkan pada 2 cara yaitu:
hifdzuhamin nahiyah al-wujud (menjaga hal-hal yang dapat
melanggengkan keberadaannya) dan hifdzuha min nahiyah
‘adam (mencegah hal-hal yang dapat dihilangkannya).
Sedangkan dalam tujuan utama syariat adalah hifdu al-nafs
(melindungi nyawa), hifdu al-din (melindungi agama), hidu
al-‘aql (melindungi akal), hifz al-mal (melindungi harta), dan
hifdz al-nasl (melindungi keturunan)
Peran Fiqih dalam Mengatasi
Pandemi/ Covid 19
Fiqh dan ushul fiqh dijadikan sebagai alat atau sarana dalam menggali,
mengeluarkan atau menetapkan hukum untuk segala permasalahan yang
tidak ada ketetapannya baik dalam Alquran, Hadits atau dalam kitab-kitab
fiqh klasik. Dalam hal ini para Ulama Kontemporer akan menyelesaikan
sebuah permasalahan hukum atau menggeluarkan ijtihad mereka
berdasarkan dengan metode ushuliyyah.
Beberapa hal yang menjadikan faktor pencegahan covid19, faktor tersebut
juga didasarkan dengan kaidah fiqh, yakni:
1. Kebijakan pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) yang didasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan.
Dalam menyikapi aturan ini, beberapa kaidah fikih yang terkait, antara lain;
“Kesulitan Dapat Menarik Kemudahan”
“Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain”
2. Vaksinasi
CONTOH PRODUK HUKUM YANG
MUNCUL DARI COVID 19
1. Hukum solat memakai masker
Di masa pandemi Covid-19 ini, kita tentu tahu akronim 3M.
Memakai masker. Mencuci tangan. Menjaga jarak. Ini
adalah protokol kesehatan dan pencegahan Covid-19 yang
merupakan hasil ijtihad dari para ahli epidemiologis dan
ahli medis lainnya.
Memakai masker ketika sholat pada saat pandemi seperti
sekarang ini hukumnya boleh, tanpa ada unsur
kemakruhan sama sekali;
Jika seseorang merasa khawatir atau yakin bahwa ia bisa
terpapar virus jika tidak memakai masker (khususnya)
ketika sholat, maka hukumnya menjadi wajib.
Lanjutan...

 2. berbagai kaidah fiqh (al-qawâ’id al-fiqhiyyah),


seperti:
a. (Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain)
b. (Bahaya harus dicegah sedapat mungkin)
c. (Bahaya harus dihilangkan)
d. (Mencegah lebih baik dari menghilangkan/mengobati)
e. (Mencegah kerusakan didahulukan dibanding menarik
manfaat/kebaikan)
f. (Situasi darurat dapat membolehkan apa yang dilarang)
 Dan kaidah lainnya yang berkorelasi dengan situasi
pandemi saat ini.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai