HAN KEPERAWATAN
By: Musthika Wida Mashitah
Contents
4 Asuhan Keperawatan
Intravaskular/di dalam
pembuluh darah
Pembentukan
Urin
Ureter adalah saluran muscular yang membawa urin dari ginjal ke bladder
Bladder berfungsi sebgai reservoir (tempat penyimpanan) urin dan secara peri
odik dikosongkan (miksi/BAK)
MICTURITION
melibatkan nervus autonomic dan somatic, spinal reflexes, dan sistem saraf pusa
t (otak)
Sphincter internal
(otot polos)
Sphincter eksternal
(otot rangka) Otot detrusor
Reflek Miksi
Jika ingin berkemih : Sfingter Uretra External (SUE) berelaksasi dan otot detru
sor berkontraksi sehingga miksi terjadi
Jika tidak ingin berkemih SUE berkontraksi dan reflek miksi dihambat
Bladder Control System
bladder bladder
urine urine
Bladder Filling
& Emptying
Cycle
Detrusor muscle Urethral sphincter
contracts relaxes
3. Urination
voluntarily inhibited until time
and place are right
Normal Control of Urination
Faktor yg Mempengaruhi Eliminasi Urin
1. Usia
2. Faktor psikologis
3. Intake cairan & makanan
4. Medikasi/obat2an
5. Tonus otot
6. Kondisi patologis
7. Prosedur diagnostik & pembedahanFaktor
Usia
Usia Variasi
Fetus/janin Ginjal janin mulai mengekskresikan urin pada usia 11-12 minggu
Infant (1 bln-1 tahun) Kemampuan mengkonsentrasikan urin minimal urin pucat (kuning terang)
Neuromuskular masih imatur kontrol volunter/sadar berkemih belum ada
Anak-anak Fungsi ginjal mencapai kematangan antara usia 1-2 tahun, urin terkonsentrasi efektif,
berwarna normal kuning jernih
Usia 18-24 bulan kemampuan kontrol berkemih mulai berkembang bisa merasakan
ingin berkemih & menahannya Toilet Training
2,5-3 tahun dapat memastikan bladder jika penuh mengkomunikasikannya
3 tahun kontrol berkemih pada siang hari tercapai
4-5 tahun kontrol penuh berkemih tercapai baik siang atau malam
Dewasa Ginjal mencapai ukuran maksimal pada usia 35-40 tahun
Setelah 50 thn fungsi & ukuran ginjal menurun (jumlah nefron bertahap turun)
Lansia Sekitar 30% nefron hilang pada usia 80 thn
Penurunan aliran darah ke ginjal krn perubahan pembuluh darah & penurunan cardiak output
(curah jantung)
Penurunan kemampuan konsentrasi urin
Tonus bladder menurun (frekuensi berkemih meningkat & nocturia)
Residual urin meningkat resiko ISK meningkat
Resiko inkontinensia urin meningkat
2. Faktor psikologis
privasi, posisi, waktu, air yg mengalir, kebersihaan kamar mandi,
kebiasaan menahan kencing krn pekerjaan dll
3. Intake cairan & makanan
intake cairan meningkat urinasi meningkat
alkohol, cafein, teh, cola diuretik, menghambat produksi hormon ADH
(antidiuretik hormon) meningkatkan produksi urin
makanan tinggi garam meretensi cairan
makanan tinggi caroten urin bewarna kuning-kemerahan
4. Medikasi/obat2an
Diuretik ex. furosemid, chlorotiazide
Retensi urin antikolinergik (atropin, robinul, pro-bantin), antidepresan,
antipsikotik, antihistamin, antihipertensi, beta-adrenergik bloker, opioid
PSIKOLOGIS
• Cemas oleh stress emosional
– Meningkatkan perasaan ingin kencing
– Peningkatan frekuensi miksi
– Dapat mencegah berkemih sempurna
• Ketegangan emosional
Menghambat relaxasi otot-otot abdomen dan peri
neal
TONUS OTOT
• Kelemahan otot abdomen dan dasar panggul me
ngganggu kontraksi bladder dan kontrol SUE
• Penyebab : immobilisasi lama, peregangan otot s
elama persalinan, atropi otot pada masa menapo
use, trauma, penggunaan indwelling cateter terus
menerus
5. Tonus otot
Kekuatan otot panggul/pelvis penting untuk kontrol berkemih
mempengaruhi kekuatan otot detrusor
Penggunaan kateter jangka panjang menurunkan kekuatan otot detrusor
0,5-1 cc/kgBB/jam
Gangguan Eliminasi Urin Normal Vs Abnormal Voiding
Frequency Urgency
Nocturia Voiding
sensation
Incomplete Beginning
Satisfied voiding
voiding Hesitancy
emptying
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Riwayat
Pola eliminasi, karakteristik urin, masalah eliminasi yg dialami
2. Pemeriksaan Fisik
Ketok ginjal
Palpasi distensi bladder
3. Pengkajian Karakteristik Urin
4. Pemeriksaan diagnostik
Karakteristik kuning pucat-putih jernih
Urin Normal
0,5-1 cc/kgBB/jam
Tidak ada
Tidak ada
Warna Urin
Tes Fungsi/Faal Ginjal (Renal Function T
est/RFT)
No. Pemeriksaan Nilai Normal
(140 – U ) X BB
GFR = -------------------------- ml/mnt
72 X SCr
Pasien Tn. Y, laki-laki usia 40 tahun, BB 50, hasil faal ginjal serum creatinin (SCr)
20 mg/dL. Hitung GFRnya!
GFR=
(140 – U ) X BB
GFR = -------------------------- ml/mnt
72 X SCr
= (140-40) x 50 / 72 x 10 = 5000/720
= 6,94 CKD stadium V hemodialisa/cuci darah
Hemodialisis
Diagnosa Keperawatan
Resiko infeksi
Resiko gangguan integritas kulit
Defisit perawatan diri (toileting)
Resiko kekurangan atau kelebihan volume cairan
Gangguan body image
Planning
Katerisasi
Insert Your Image
Terimakasih...