Anda di halaman 1dari 39

MONITORING

HEMODINAMIK
TUGAS PERAWAT….?
HEMODINAMIK DALAM
NIC
• Hemodynamic
Regulation Nursing Diagnoses:
• Invasive • Fluid Volume Excess
Hemodynamic • Fluid Volume Deficient
Monitoring
• Cardiac Output,
Decreased
• Body temperature, Risk
for Imbalance
Sudah yakin…?
HEMODINAMI
K

Hemodinamik adalah segala hal yang


mempelajari keterkaitan antara tekanan darah,
aliran darah, volume vaskular, heart rate dan
fungsi ventrikel (Miller, 2006)
Manfaat

Pengukuran hemodinamik penting untuk


menegakkan diagnosis yang tepat, menentukan
terapi yang sesuai, dan pemantauan respons
terhadap terapi yang diberikan.
Cardiac
Output

Ejection
Fraction
Stroke
volume
Invasif
Parameter

Stroke
Cardiac
volume
Index index
Pemantauan Hemodinamik
Invasif
Central Venous Pressure
(CVP)

Pulmonary artery pressure

Intra arterial blood pressure


monitoring
Tekanan
darah
Urine
Respirasi
Output
Non
Invasif Saturasi
Suhu
oksigen

Nadi
1. Tekanan Darah
Dipengaruhi oleh curah jantung, distensi arteri, kecepatan
dan kekentalan darah. Tekanan sistolik merefleksikan
cardiac output .Tekanan diastolik merefleksikan resistensi
perifer yang dihasilkan arteriol

Mean Arterial Pressure

Tekanan Nadi
Mean Arterial Pressure

• Pada pengukuran tekanan darah selama monitoring, penting


bagi perawat mengidentifikasi tekanan arteri rata rata atau
Mean arterial Pressure selain memperhatikan tekanan
sistolik dan diastolik normal saja. Tekanan arteri rata rata
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

MAP = tekanan sistolik + 2 tekanan diastolik


3
• Normal: 70-100 mmHg.
• Diperlukan tubuh untuk dapat memastikan
sirkulasi yang lancar.
• Tekanan dibawah atau diatas nilai normal ini
memerlukan penanganan agar tidak
menimbulkan masalah hemodinamik.
Tekanan Nadi
• Perbedaan antara tekanan sistol dan diastol.
• Normal: 30-40 mmHg.
• Meningkat pada: meningkatnya stroke volume
(cemas, exercise, bradikardi).
• Menurun: shock, gagal jantung, hipovolemia dan
regurgitasi mitral atau sumbatan aliran darah selama
sistolik stenosis mitral atau aorta.
• Tekanan kurang dari 30 menunjukkan
penurunan curah jantung dan memerlukan
pengkajian lanjutan
Perubahan Tekanan darah Postural

• Normal perbedaan tekanan darah akibat perubahan posisi


adalah dalam rentang 5-10 mmHg pada tekanan sistolik atau
5 mmHg pada tekanan diastolik.
• Lebih dari itu maka memerlukan pengkajian lebih lanjut.
• Penyebab tersering Postural hipotensi: penurunan volume
cairan atau darah didalam sirkulasi, mekanisme
vasokonstriksi yang tidak adekuat dan kelemahan
dalam kontraksi pembuluh darah sebagai efek dari
autonom
2. Nadi

Rate

Rhythm

Pressure

Deficit with Apex Rate


• Pulse rate: Komponen • Pulse Pressure
penting dari Cardiac Output Meningkat karena
peningkatan stroke
volume atau
•Pulse Rhythm: Regularly arteriosklerosis
Irregular: Peningkatan
Cardiac Irritability Pulse deficit: Perbedaan
(iskemia, obat, heart rate (apikal)
stress, ketidakseimbangan dengan radial (Atrial
kalium ) Fibrilasi; Multiple
Irregularly Irregular (Atrial ectopic beats)
Fibrilasi)
• Normal respon perubahan posisi (duduk
atau berdiri dari posisi tidur) dari sistem
kardiovaskuler adalah dengan
meningkatnya nadi 5-20 kali/menit.
3. Respirasi

Rate: Dihitung dalam satu


menit, saat istirahat dan Pattern
pasien tidak tau
PERNAFASAN
KONTROL PERNAFASAN
• Mekanisme syaraf: medulla oblongata (pengaturan
inspirasi, ekspirasi, set kecepatan:15- 20 x/menit)
• Pons: mempengaruhi dan memodifikasi aktivitas
syaraf medulla
• Pusat pneumotaxic: menghambat impuls ke pusat
inspirasi di medulla
• Pusat apneustik: memacu inspirasi, memperpanjang
inspirasi, menahan nafas, nafas dalam dan lambat,
pusat apneustik dihambat oleh pusat pneumotaxic
Faktor yang mempengaruhi
kecepatan dan kedalaman
• Perubahan terhadap kebutuhan tubuh
• Kedlaman inspirasi dipengaruhi oleh pusat respirasi
• Kecepatan respirasi ditentukan oleh seberapa lama pusat
ispirasi aktif atau seberapa cepat padam/switched off
• Iritasi reflek: nervus vagus-pusat respirasi (oleh konstriksi
jalan nafas, mukus, debris, asap rokok,dll)
• Kontrol hipotalamus (emosi, nyeri, suhu)
• Kontrol kimia: pusat di medulla, perifer di pemb darah
di leher
• Keoreseptor: karbondioksida (hiperkapni hiperventilasi,
hipokapni hipoventilasi); oksigen (ditemukan kemoreseptor
diperifer); pH arteri (keterkaitan anatara karbondioksida dan
konsentrasi hodrogen)
Interaksi karbon dioksida, oksigen
dan pH arteri
• Peningkatan kadar CO2 menstimulus respirasi, dan
penurunan menyebabkan depresi respirasi
• Tekanan oksigen yang rendah menguatkan efek peningkatan CO2.
Tekanan oksigen yang tinggi meminimalkan efek stimulasi CO2
• Ketika PaO2 <60 mmHg ini menjadi stimulus yang besar untuk
respirasidan ventilasi meningkat melalui refleks yang diinisiasi
oleh kemoreseptor perifer. Ini akan meningkatkan aliran oksigen
ke dalam darah tetapi ini juga menyebabkan hipokapnia dan
meningkatkan pH darah dimana keduanya akan menghambat
pernafasan.
• pH arteri tidak mempengaruhi secara langsung terhadap pusat
kemoreseptor .
Faktor yang mempengaruhi
kecepatan dan kedalaman

• Perubahan pada pusat kontrol pernafasan


• Peningkatan suhu meningkatkan RR dan
sebaliknya
• Hiperkapnia menyebabkan hiperventilasi
dan sebaliknya
4. Saturasi Oksigen

• Menilai perfusi ke jaringan melalui penilaian saturasi


oksigen dengan menggunakan pulse oximetri. Nilai
saturasi oksigen normal adalah > 94%.
• Nilai saturasi oksigen perlu di crosscheck dengan
frekuensi pernafasan dan konsentrasi oksigen yang
diberikan.
• Saturasi oksigen < 94% menunjukkan pasien mengalami
hipoksia.
• Hipoksia dapat dikategorikan dalam kategori ringan,
sedang dan berat dengan menggunakan indikator
saturasi oksigen
Saturasi oksigen (dalam %) interpretasi
95-100 Normal
90-94 ringan
85-89 sedang
< 85 Berat
SATURASI OKSIGEN
• Oksigenasi jaringan yang adekuat tergantung
pada keseimbangan suplai oksigen dengan
kebutuhan. Saat kebutuhan melebihi suplai, maka
hipoksia terjadi
• Hipoksi menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh darah untuk redistribusi sirkulasi
• Hipoksi terjadi karena sumbatan, kehilangan sel
darah merah dan ketidakmampuan pengambilan
oksigen ke sirkulasi.
• Hipoksia dapat diobservasi dengan berbagai
cara diantaranya adalah perubahan tingkat
kesadaran: ketidakmampuan berfikir abstrak,
gelisah,tidak kooperatif, iritabel, gangguan
memori jangka pendek.
Monitoring saturasi oksigen

• Saturasi oksigen merupakan pengukuran molekul


oksigen yangterikat oelh hemoglobin. Terdapat 4
molekul oksigen yang terikat oleh Hb.
• Agar pemantaun saturasi ini berguna maka
pastikan: aliran darah ke area penilaian baik
sehingga tidak efektif pada keadaan
vasokonstriksi berat; tidak banyak pergerakan
pada area dan tidak ada cat kuku
Keterbatasan monitoring O2

Penting untuk diketahui oleh praktisi bahwa


monitoring SpO2 bisa saja memberikan
informasi yang tidak akurat tentang status
oksigensai pasien karena tergantung pada
bagaimana oksigen dapat diikat Hb.
Setiap Hb dapat mengikat 4 molekul oksigen
Setelah ikatan yang pertama, bentuk Hb berubah
dan memfasilitasi ikatan berikutnya.
Hambatan pada ikatan pertama dapat
menyebabkan hambatan pada ikatan ikatan
berikutnya
• Perlu disadari bahwa saturasi oksigen 90% tidak
berarti menunjukkan oksigen supply yang rendah
didalam darah
• Jika saturasi oksigen<85% puls oxymetri dapat
secara progressive menjadi kurang akurat
• Pulse oximetry tidak dapat digunakan padapasien
dengan keracunan monoksida karena
karboksihemoglobin akan terbaca sebagai saturasi.
• Pada pasien anemia terjadi penurunan jumlah Hb,
seluruh Hb bisa saja tersaturasi penuh.
• Saat menggunakan pulse Oximetry
perawat harus perhatikan pula :
 Warna
 Frekuensi nadi
 Pola dan kecepatan nafas
 AGD
5. Suhu Tubuh

• Suhu di arteri pulmonal  lebih


menunjukkan suhu set point hipotalamus

Timpani
rectal
Oral
Axila
6. Urine Output

• 30-70 ml/jam
• 0,5-1 ml/KgBB/jam

• Jika urine output <0,5 ml/KgBB/jam selama


>2jam harus segera di informasikan untuk
mendapatkan penanganan segera
• Urine output diobservasi setiap jam dan dicatat
secara akurat  Balance cairan
Monitoring cairan

• Untuk memastikan keseimbangan cairan


pada pasien.
• Penghitungan balance cairan pada
umumnnya dilakukan setiap 24 jam, namun
tidak menutup kemungkinan, pada pasien
dengan observasi ketat, balance cairan dapat
dihitung dengan waktu yang lebih singkat
seperti per sift atau per jam.
Komponen Balance cairan

Input/intake Output
Air (makan+minum) Urine
Cairan infus Feses
Terapi injeksi Muntah/
perdarahan/
drainase luka/
NGT
Air metabolisme IWL
(5 cc/KgBB/hari) (15 cc/Kg
BB/hari)
• IWL sangat dipengaruhi oleh suhu tubuh,
sehingga pada pasien dengan suhu lebih
tinggi dari suhu normal, maka IWL akan
meningkat pula. Untuk memperkirakan IWL
pada suhu lebih dari normal dapat dengan
menggunakan formula berikut:
• IWL + 200 (suhu aktual-36,8)
• https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2849135/pdf/nihms-180938.pdf
• Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman., J.M. & Wagner, C.M. (2013). Nursing Interventions
Classivication (NIC). Sixth.Ed.Missoury. Elsevier Mosby.
• Miller, L.R. (2006) Hemodinamic Monitoring. In Chulay, M.& Burns, S.M. (Eds)Essential of Critical
Care Nursing. New York. Mc-Graw-Hill
• Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., & Cheever, K.H (2010) Text Book of Medical Surgical
Nursing. Twelve-Ed.

Anda mungkin juga menyukai