PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU – PULAU DI KABUPATEN MUNA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Kesimpulan : 1. Peran pemerintah hubunganya dengan pengentahuan dan presepsi masyarakat tentang pengembangan dan pengelolaan pulau – pulau kecil kabupaten muna berada pada kategori sedang nilai R sebesar 0,407 dengan pengaruh signifikan sebesar 0,03 atau 3% X 2. Strategi pengembangan dan pengelolaan wilayah kawasan pesisir kabupaten muna adalah sebagai berikut : a. Kekuatanya ( strengths ) adalah memilik garis pantai 55,92 km, potensi ekologi yang tinggi, menjadi penyangga kota kendari dan kota bau – bau, tersedia komoditas perikanan seperti : perikanan tangkap, budidaya, rumput laut, budidaya laut, tambak, kolam ikan, dan pelelangan ikan b. Peluang ( oppontunitles ) adalah ada nya anggaran sarana prasarana prmgembangan, adanya peluang pemberihan ikan oleh masyarakat pesisir, ada kemudahan mendapatkan BBM, es ikan, peralatan tangkap, jaring, dan suku cadang, ada kelembagan lokal, masyarakat siap mengembangkan kegiatan agroindustri perikanan tangkap
c. Ancaman ( threets ), kawasan pesisir yang menjadi
pusat pertumbuhan ekonomi terjadi kehilangan fungsi alaminya, mengacam keberlanjutan ekosistem laut, pencemaran lingkungan akan terjadi. d. Hambatan ( weaknesses ) belum meratannya bantuan modal pada nelayan, terbatasnya organisasi yang mengkoordinier, kemampuan SDM dalam sektor pemasaran masi rendah, akses teknologi belum berkembang, kurangnya inovasi dalam kegiatan pengelolaan, minimnya jasa perbaikan kerusakan alat, minimnya dukungan pemerintah untuk kegiatan pemasaran, belum ada lembaga yang mengkoordier pemasaran. Strategi pemgembangan dan pengelolan kawasan pesisir kabupaten muna dengan mengunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang adalah sebagai berikut : Pendekatan agribisnis perikanan sebagai alternatif pemgembangan ekonomi berbasis kekuatan dengan prinsip dasar integrasi, efisiensi, kualitas serta percepatan
Edukasi tentang teknik penyimpanan, pengelolaan,