Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN

HIPERTENSI PADA LANSIA

Kelompok 2:
Alvina Damayanti Sintia Duela Kanony
Ananius UK Sosi Apong Lodar
Asmita Azis Yakob Risto Miru
Dina Julianti Yasinta Inel
Nur Hikma Sari Yulyana Tamata
Willyam U. Marian
Moy Sara Watumlawar

 
Definisi
● Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling tidak pada tiga
kesempatan yang berbeda. Secara umum seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila
tekanan darahnya lebih tinggi daripada 140/90 mmHg (Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin,
hal.356)
● Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan
diastole lebih dari 80 mmHg. ( Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular dan Hematologi, hal. 262 )
Etiologi
.
1. Hipertensi Primer (esensial) : 90 % tidak diketahui penyebabnya
- Genetik
- Jenis kelamin & usia
- Diet, Berat badan, Gaya hidup
2. Hipertensi Sekunder : 5 – 10 %
- Coarctation aorta
- Penyakit parenkim dan vaskular ginjal
- Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen), Gangguan endokrin
- Kegemukan
- Stress, peningkatan volume intravascular
- Kehamilan, merokok, luka bakar,
KLASIFIKASI
Kategori TDD (mmHg) TDS (mmHg)

Normal < 85 < 130

Normal Tinggi 85 – 89 130 - 139

Hipertensi :

Tinggi 1 (ringan) 90 – 99 140 - 159

Tinggi2 (sedang) 100 – 109 180 - 179

Tinggi 3 (berat) 110 – 119 180 - 120

Tinggi 4 (sangat berat) ≥ 120 ≥ 210


PATOFISIOLOGI
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian Perubahan volume cairan
cardiac output (curah jantung) dengan total tahanan perifer. mempengaruhi tekanan arteri sistemik.
Empat sistem control yang berperan dalam mempertahankan Bila tubuh mengalami kelebihan garam
tekanan darah antara lain sistem baroreseptor arteri, dan air, tekanan darah meningkat
pengaturan volume cairan tubuh, sistem rennin angiotensin melalui mekanisme fisiologi komplek
dan autoregulasi vaskuler. yang mengubah aliran balik vena ke
Baroreseptor arteri terutama ditemukan di sinus jantung dan mengakibatkan
carotid, tapi juga dalam aorta dan dinding ventrikel kiri. peningkatan curah jantung.
Baroreseptor ini memonitor derajat tekanan arteri. Sistem Renin dan angiotensin
baroreseptor meniadakan peningkatan tekanan arteri melalui memegang peranan dalam mengatur
mekanisme perlambatan jantung oleh respons vagal tekanan darah. . Pada tekanan darah
(stimulasi parasimpatis) dan vasodilatsi dengan penurunan tinggi, kadar renin harus diturunkan
tonus simpatis. Oleh karena itu, refleks control sirkulasi karena peningkatan tekanan arteriolar
meningkatkan tekanan arteri sistemik bila tekanan renal mungkin menghambat sekresi
baroreseptor turun dan menurunkan tekanan artei sistemik renin. Namun demikian, sebagian
bila tekanan baroreseptor meningkat. besar orang dengan hipertensi
esensial mempunyai kadar renin
normal.
MANIFESTASI KLINIS
Sebagian manifestasi klinis timbul setelah Pada kasus hipertensi berat, gejala yang
mengalami hipertensi bertahun-tahun dan dialami klien antara lain : sakit
berupa : kepala (rasa berat di tengkuk),
- Nyeri kepala saat berjaga terkadang palpitasi, kelelahan, nausea,
disertai mual dan muntah akibat vomiting, ansietas, keringat
peningkatan tekanan darah interaknium berlebihan, tremor otot, nyeri dada,
- Penglihatan kabur akibat kerusakan epistaksis, pandangan kabur atau
retina karena hipertensi ganda, tinnitus (telinga berdenging),
- Ayunan langkah yang tidak mantap serta kesulitan tidur.
karena kerusakan susunan saraf pusat
- Nokturia karena peningkatan aliran
darah ginjal dan filtrasi glomerulus
- Edema dependen dan pembengkakan
akibat peningkatan tekanan kapiler
KOMPLIKASI
• Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajang tekanan tinggi.
• Dapat terjadi infark miokardium apabila arteri koroner yang aterosklerotik tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk thrombus
yang dapat menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut.
• Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler – kapiler, glomerulus.
• Ensefalopati ( kerusakan otak ) dapat terjadi , terutama pada hipertensi pada
maligna
• ( hipertensi yang meningkat cepat ). Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan
ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam
ruang intertisium di seluruh susunan saraf pusat. Neuron – neuron di sekitarnya
kolaps dan terjadi koma serta kematian.
Penatalaksanaan
Nonfarmakologi
Farmakologi Langkah awal biasanya adalah pola hidup
Terapi obat pada hipertesi dimulai dengan salah penderita :
satu obat berikut ini : ● Menurunkan berat badan sampai batas ideal.
● Hidroklorotiazid (HCT) hemokonsentrasi / ● Mengubah pola makan pada penderita
udem paru). diabetes, kegemukan atau kadar kolestrol
● Reserpin darah tinggi.
● Propanolol (Kontraindikasi untuk penderita ● Mengurangi pemakaian garam sampai kurang
asma). dari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium
● Kaptopril (Kontraindikasi pada penderita klorida setiap harinya ( disertai dengan asupan
asma). kalsium, magnesium dan klaium yang cukup)
● Nifedipin dan mengurangi alkohol.
● Olah raga aerobic yang tidak terlalu berat.
● Berhenti merokok.
ASUHAN KEPERAWATAN
 BIODATA
Identitas klien
Nama : Ny. K
Tempat tanggal lahir : Makassar, 25 Agustus 1964
Umur : 57 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jln Matahari
Pendidikan : Tidak sekolah
Tanggal Pengkajian : 15 november 2021
Diagnosa penyakit : Hipertensi
 
Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn. A
Pendidikan : PNS
Hubungan dengan klien : Suami klien klien
Alamat : Jln. Matahari
Umur : 58 Tahun
 
● RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
Pada saat dikaji klien mengatakan sering pusing, pusing berkurang ketika klien beristirahat,
pusing bertambah ketika klien beraktivitas, pusing seperti di tusuk-tusuk. Klien mengatakan tidak
mengerti tentang hipertensi, klien tampak bingung.

● RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


Sewaktu muda klien jarang sekali mengeluh sakit seperti sekarang ini, klien mengatakaan jika
pusing klien hanya mengkonsumsi obat warung.

● RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama
dengannya, dan tidak ada penyakit keturunan seperti DM.

● PEMERIKSAAN FISIK

○ Keadaan umum :

- Tampak segar, klien masih bisa berjalan tanpa bantuan walaupun jalannya terlihat
perlahan-lahan.
• - Kesadaran
Kualitatif : Kesadaran composmentis, orientasi penuh terhadap orang, waktu dan tempat.
Kuantitatif : GCS 15
- Tanda-tanda Vital
Pukul 13.30 WIB, tanggal 15 April 2017
Tensi : 180 / 80 mmHg
Nadi : 104 X / menit
Respirasi : 20 X / menit
Suhu : 36,7 0 C
- Persistem
*Sistem persyarafan
Klien belum mengalami demensia terbukti apabila klien bercerita tentang masa mudanya
masih ingat betul dan menceritakan dengan sistematis.
*Sistem Pernafasan
*Sistem Pernafasan
Tidak ada batuk dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda alergi pernafasan
*Sistem pencernaan

Inspeksi : Struktur bibir simetris, mukosa bibir agak kering, tidak


terdapat stomatitis
Auskultasi : Bising usus 8X/menit

Palpasi : Tidak ada nyeri epigastrium / derah perut lain

Perkusi : Suara perkusi tympani pada area lambung

BABkardiovaskular
*Sistem : Frekuensi 1X sehari, konsistensi lembek, tdk ada darah
/ lendir
Perkusi : Pada perkusi didaerah jantung terdengar suara
tumpul.
Auskultasi : Tidak ada bunyi ekstra systole,Tekanan darah 180/80
mmHg
Nyeri dada tidak ada, tidak pernah berdebar-debar (palpitasi).
• Sistem Perkemihan Normal
*Sistem Muskuloskeletal
Klien sering mengeluh cepat capek bila untuk berjalan atau beraktivitas, sering terasa pegal-pegal
pada anggota tubuhnya.

*Sistem Integumen
Turgor kulit berkurang, tekstur kendor, terlihat adanya pigmentasi kulit baik dimuka maupun di
ekstermitas namun masih sedikit, tidak ada penonjolan tulang ataupun kelainan tulang.
- Kulit
Warna kulit : sawo matang
Kelembaban : Kering
Suhu : 36,7 0 C
Tekstur : keriput
Turgor : sedang
- Rambut
Kuantitas : Tipis
Warna : sudah ada yang memutih
Tekstur : Kasar
Penyebaran : sudah banyak yang rontok tapi masih merata
- Kuku : normal
Pengkajian Psikososial

a. Psikososial
Klien dapat bersosialisasi dengan orang lain secara baik yaitu dengan mengobrol dan
kumpul-kumpul dengan teman-temannya.
b. Identifikasi masalah emosional
Klien sering mengeluh pusing sehingga merasa was-was atau khawatir terhadap dirinya
c. Spiritual
Klien beragama islam, klien rajin melakukan ibadah sholat.
Klasifikasi Data
DS :
Klien mengeluh pusing dan sakit seperti ditusuk-tusuk
Klien mengeluh pusing dan sakit kepala
Sakit kepala bertambah saat beraktivitas
klien mengatakan tidak mengerti tentang hipertensi
DO :
Berjalan perlahan-lahan
TD : 180/80 mmHg
Klien terlihat berjalan perlahan.
klien tampak bingung
Analisa Data
No. Data fokus Etiologi Diagnosa
1 Ds : Klien mengeluh pusing dan sakit Peningkatan tekanan vaskular cerebral Gangguan rasa nyaman : sakit kepala
seperti ditusuk-tusuk   
Do : Hypertensi
 Berjalan perlahan-lahan 
 TD : 180/80 mmHg Vasokontriksi pembuluh darah secebral
  
Suplai Oksigen berkurang

Kerusakan sel-sel

Merangsang pengeluaran zat proteolitik

Hypotalamus

Nyeri kepala
2 Ds : Hypertensi Intoleransi Aktivitas
 Klien mengeluh pusing dan sakit 
kepala Vasokontriksi pembuluh dara secebral
 Sakit kepala bertambah saat 
beraktivitas Suplai Oksigen berkurang
Do : 
 Klien terlihat berjalan perlahan. Kerusakan sel-sel
 

Penurunan fungsi sel

Kelemahan fisik

Intoleransi Aktivitas

3 Ds: klien mengatakan tidak mengerti Kurangnya informasi tentang penyakit Kurangnya pengetahuan
tentang hipertensi hipertensi
Do : klien tampak bingung. 
Kurang pengetahuan
Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan nyaman nyeri : sakit kepala b.d peningkatan tekanan vaskuler cerebral.
2. Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan umum dan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen
3. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit hipertensi b.d kurangnya informasi.
4. Penurunan hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia dan miokard
5. Kelebihan volume cairan
6. Ketidakefektifan koping
7. Resiko ketiakefektifan perfusi jaringan otak
8. Resiko cedera
9. Ansietas
Intervensi
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan nyaman nyeri : Tupan  Pertahankan tirah baring  Istirahat dapat mengurangi
sakit kepala berhubungan Gangguan rasa nyaman selama fase akut. kebutuhan tubuh terhadap
dengan peningkatan tekanan nyeri dapat teratasi.  Beri tindakan non oksigen
vaskuler cerebral ditandai Tupen farmakologik untuk  Pijat/massage punggung, leher,
dengan : Setelah dilakukan tindakan menghilangkan nyeri seperti dan mengajarkan tekhnik
Ds : keperawatan selama 3x 1 pijat punggung, leher, tenang, relaksasi merupakan tekhnik
 Klien mengeluh pusing jam follow up terjadi tehnik relaksasi. pengalihan/rangsang klien dari
dan sakit seperti penurunan tekanan vaskuler  Meminimalkan aktifitas suatu respon.
ditusuk-tusuk dengan KH : vasokonstriksi yang dapat  Vosokontriksi akan
Do : Sakit kepala hilang meningkatkan nyeri mengakibatkan pengurangan
 Berjalan perlahan-lahan TD 120/80 mmHg kepala,misal: membungkuk, suplai oksigen dalam darah.
 TD : 180/80 mmHg   mengejan saat buang air  Meningkatkan pengetahuan klien
besar. dalam mengobati penyakit
 Mempraktekkan membuat hipertensi
obat tradisional
 
2. Intoleransi Aktivitas Tupan  Kaji respon terhadap  Aktivitas yang sesuai dengan kondisi
berhubungan Intoleransi aktivitas dapat aktifitas. mengurangi beban terhadap kebutuhan oksigen
dengan kelemahan teratasi.  Perhatikan tekanan darah,  Peningkatan tekanan darah yang tiba-tiba dapat
umum dan Tupen nadi selama/ sesudah menjadikan peningkatan tekanan intra kranial,
ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan istirahat. peningkatan nadi menunjukan adanya
suplai dan keperawatan selama 3x 1jam  Perhatikan nyeri dada, peningkatan kerja jantung.
kebutuhan oksigen follow up terjadi terjadi dyspnea, pusing.  Nyeri dada, pusing menunjukan tanda-tanda
Ds : keseimbangan suplai O2  Instruksikan tentang tehnik berkurangnya oksigen (hipoksia), sesak nafas /
 Klien dengan KH : menghemat tenaga, misal: dispneu sebagai kompensasi paru dalam
mengeluh Kegiatan meningkat menggunakan kursi saat memenuhi kebutuhan oksigen.
pusing dan Berpartisipasi dalam aktifitas mandi, sisir rambut.  Penghematan energi dapat menurunkan
sakit kepala yang diinginkan/ diperlukan  Melakukan aktifitas dengan kebutuhan oksigen tubuh.
Do : Melaporkan peningkatan perlahan-lahan.  Aktivitas sesuai dengan kemampuan dan
 Klien terlihat dalam toleransi aktifitas yang  Beri dorongan untuk kondisi klien akan mengurangi kebutuhan
berjalan dapat diukur melakukan aktifitas/ oksigen, dan tidak cepat lelah.
perlahan. perawatan diri secara  Aktivitas secara bertahap memberikan latihan
  bertahap jika dapat kepada tubuh dalam mengadakan adaptasi /
ditoleransi. kompensasi.
 Beri bantuan sesuai dengan  Bantuan diberikan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan. kebutuhan hidup.
 
3. Kurangnya pengetahuan Tupen :  Kaji pengetahuan klien  Untuk mengetahui tingkat
tentang penyakit Setelah di lakukan tentang penyakit pengetahuan klien tentang
hipertensi berhubungan tindakan keperawatan hipertensi hipertensi.
dengan kurangnya selama 1x15 menit klien  Memberikan penkes  Dengan meningkatnya
informasi. mengerti tentang tentang hipertensi tingkat kemampuan klien
Ds: penyakit hipertensi tetang hipertensi klien
 Klien mengatakan Tupan dapat meningkatkan status
tidak mengerti Kurang pengetahuan kesehatannya
tentang hipertensi dapat teratasi
Do :  
 Klien tampak
bingung.
Implementasi dan Evaluasi
No. Diagnosa Implementasi Evaluasi
1. Gangguan nyaman nyeri :  Mempertahankan tirah baring S :
sakit kepala berhubungan selama fase akut. Klien mengatakan bahwa rasa pusing dan sakit yang dirasakan
dengan peningkatan  Memberi tindakan non klien mulai berkurang
tekanan vaskuler cerebral farmakologik untuk O :
menghilangkan nyeri seperti pijat  Klien sudah mulai tampak berjalan perlahan-lahan
punggung, leher, tenang, tehnik  TD : 160/80 mmHg
relaksasi. A : Masalah mulai teratasi
 Meminimalkan aktifitas P : Pertahankan intervensi
vasokonstriksi yang dapat  Istirahat dapat mengurangi kebutuhan tubuh terhadap oksigen
meningkatkan nyeri kepala,misal:  Pijat/massage punggung, leher, dan mengajarkan tekhnik
membungkuk, mengejan saat relaksasi merupakan tekhnik pengalihan/rangsang klien dari
buang air besar. suatu respon.
 Mempraktekkan membuat obat  Vosokontriksi akan mengakibatkan pengurangan suplai
tradisional oksigen dalam darah.
 Meningkatkan pengetahuan klien dalam mengobati penyakit
hipertensi
2. Intoleransi Aktivitas  Mengkaji respon terhadap aktifitas. S :
berhubungan dengan  Memperhatikan tekanan darah, Klien mengatakan klien sudah tidak merasa pusing lagi
kelemahan umum dan nadi selama/ sesudah istirahat. dan sakit kepala yang dirasakan juga sudah perlahan-
ketidakseimbangan suplai  Memperhatikan nyeri dada, lahan berkurang
dan kebutuhan oksigen dyspnea, pusing. O:
 Menginstruksikan tentang tehnik  Klien tampak sudah bisa berjalan perlahan-lahan
menghemat tenaga, misal: A : Masalah mulai teratasi
menggunakan kursi saat mandi, P : Pertahankan intervensi
sisir rambut.  Kaji respon terhadap aktifitas.
 Melakukan aktifitas dengan  Perhatikan tekanan darah, nadi selama/ sesudah
perlahan-lahan. istirahat.
 Memberi dorongan untuk  Perhatikan nyeri dada, dyspnea, pusing.
melakukan aktifitas/ perawatan diri  Instruksikan tentang tehnik menghemat tenaga,
secara bertahap jika dapat misal: menggunakan kursi saat mandi, sisir rambut.
ditoleransi.  Melakukan aktifitas dengan perlahan-lahan.
 Memberi bantuan sesuai dengan  Beri dorongan untuk melakukan aktifitas/ perawatan
kebutuhan. diri secara bertahap jika dapat ditoleransi.
 Beri bantuan sesuai dengan kebutuhan. 
3. Kurangnya pengetahuan  Mengkaji pengetahuan klien S :
tentang penyakit hipertensi tentang penyakit hipertensi Klien mengatakan bahwa klien sudah
berhubungan dengan  Memberikan penkes tentang paham an mengerti tentang hipertensi
kurangnya informasi. hipertensi O:
 Klien tampak sudah tidak bingung
lagi
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai