Anda di halaman 1dari 62

Pedoman

Penggolongan
Diagnosis Ggn Jiwa
I. PENDAHULUAN
 Penyakit/ gangguan jiwa ada berbagai
macam bentuk/jenis
 Perlu dibuat suatu klasifikasi yg dapat :
1. Memudahkan komunikasi
2. Memudahkan pendidikan/transfer of
knowledge
3. Membuka jalan untuk penelitian lebih
lanjut
Klasifikasi Ggg Jiwa di Indonesia
 1973 – Ditkeswa Depkes RI  PPDGJ I
(1975 mulai ditetapkan)
 1985 – PPDGJ II
 1995 – PPDGJ III
 2005 - ? PPDGJ IV
Penggolongan PPDGJ III
1. Pendekatan Ateoritik & Deskriptif
Tdk mengacu pd teori tt & dilaksanakan dg cara
mendeskripsikan manifestasi ggn jiwa yg tampak.
Penggolongan berdasar persamaan dlm
gambaran klinis
2. Tdk tdpt batasan yg tegas antara satu ggn jiwa dg
ggn jiwa lain sebagaimana batasan antara ggn
jiwa dg tidak ada ggn jiwa
3. Meskipun gambaran klinis hampir sama, msh
bnyak perbedaan dlm banyak hal yg penting yg
dpt mempengaruhi hasil pengobatan.
4. Mengelompokkan ggn jiwa ke dlm 100 kategori
diagnosis, mulai F00 – F99.
Proses Diagnosis
 Anamnesis (data Subyektif)
- Keluhan Utama/alasan berobat
- Riwayat Peny/Gangguan Sekarang
- Riwayat Peny/Gangguan Dahulu
- Riwayat Perkembangan Diri
- Latar Belakang Sosial, Keluarga,
Pendidikan, Pekerjaan, Perkawinan
dll
 Pemeriksaan (data Obyektif)
- Fisik Diagnostik
- Status Mentalis
- Laboratorium
- Radiologik
- Evaluasi Psikologik
- Lain-lain
 Diagnosis (Multiaksial)
Aksis I : - Diagnosis Klinis Ggn Jiwa
- Kondisi Lain yg Mjd Fokus
Perhatian Klinis
Aksis II : - Ggn/ Ciri Kepribadian
- Retardasi Mental
Aksis III : Kondisi Medik Umum ( Fisik )
Aksis IV : Stresor Psikososial
Aksis V : Taraf Fungsi Kemampuan
dlm Tahun Terakhir (GAF/Global
Assesment of Functioning Scale)
Catatan ttg Aksis

- Antara Aksis I, II & III tidak selalu harus


ada hubungan etiologi atau patogenesis
- Antara Aksis I, II & III dan Aksis IV dapat
timbal balik saling mempengaruhi
Tujuan Diagnosis Multiaksial
 Mencakup Informasi yg komprehensif, shg
dapat membantu dalam perencanaan terapi &
meramalkan Outcome atau Prognosis
 Menata & mengkomunikasikan informasi klinis
yg lengkap
 Menangkap kompleksitas situasi klinis
 Menggambarkan heterogenitas individual dg
diagnosis klinis yg sama
 Memacu penggunaan “model bio-psiko-sosial”
dalam klinis, pendidikan & penelitian
 Terapi
- Farmakoterapi
- Psikoterapi
- Sosioterapi
- Okupasional terapi
- dll
 Tindak Lanjut
- Evaluasi Terapi
- Evaluasi Diagnosis
- dll
Urutan Hirarki Diagnosis
PPDGJ III
1. F 00 – 09 : Gangguan Mental Organik,
Termasuk Gangguan Mental Simtomatik
F 10 – 19 : Gangguan Mental dan Perilaku
Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif
( Ciri : etiologi organik/fisik yg jelas, baik primer
maupun sekunder)
2. F 20 – 29 : Skizofrenia, Gangguan Skizotipal
dan Gangguan Waham
(Ciri : gejala psikotik, etiologi organik tidak jelas)
3. F 30 – F 39 : Gangguan Suasana Perasaan
(Mood/Afektif)
Ciri : gejala ggn afek (psikotik & nonpsikotik)
4. F 40 – F 48 : Gangguan Neurotik, Gangguan
Somatoform, dan Gangguan yg Berkaitan dg
Stres
Ciri : gejala nonpsikotik, etiologi non-organik
5. F 50 – F 59: Sindrom Perilaku yg Berhubungan
dg Gangguan Fisiologis dan Faktor Fisik
Ciri: Gejala disfungsi fisiologis, etiologi non-
organik.
6. F60 – F69: Gangguan Kepribadian dan Perilaku
Masa Dewasa
Ciri: gejala perilaku, etiologi non-organik
7. F 70- F 79 : Retardasi Mental
Ciri: gejala perkembangan IQ, onset masa kanak
8. F 80 – F 89: Gangguan Perkembangan Psikologis
Ciri : gejala perkembangan khusus, onset masa
kanak.
9. F 90 – F 98 : Gangguan Perilaku dan Emosional
dg Onset Biasanya pada Masa Kanak dan Remaja
Ciri : gejala perilaku/emosional
F 99 : Ggg Mental YTT
10. Kondisi Lain yg Menjadi Fokus Perhatian Klinis
( Kode Z),
Ciri : Tidak Tergolong Ggn Jiwa
Maksud Penyusunan Hirarki
 Contoh : GMO : tanda & gejalanya sangat
bervariasi & luas (kmngkn psikosis, cemas, ggn
perilaku & emosional dsb). Sebaliknya pd ggn.
cemas tidak tdp psikosis
 Hal ini menunjukkan ggn yg tdp pd hirarki yg
lebih tinggi mungkin tdp pd hirarki dibawahnya
tetapi tidak sebaliknya (hirarki yg lebih rendah
tak mempunyai gejala pada hirarki diatasnya)
 Kesimpulan : suatu diagnosis/kategori diagnosis
baru dapat dipastikan setelah kemungkinan
diagnosis (DD) dalam hirarki diatasnya dapat
ditiadakan secara pasti
Aksis I
F00- F09 : Gg Mental Organik
F10- F19 : Gg Mental & Perilaku  Zat
F20- F29 : Skizofrenia, Skizotipal, Waham
F30- F39 : Gg Afektif/Mood
F40- F48 : Neurotik, Somatoform, Gg terkait
stres.
F50- F59 : Sidrom Perilaku yg Berhub dg
Gg Fisiologis/fisik.
Aksis I
F62 – F68 : Gg Kepribadian (Non-Organik), Gg
Impuls, Gg Seks.
F80- F89 : Gg Perkembangan Psikologis
F90- F98 : Gg Perilaku & Emosional Onset Kanak
& Remaja.
F99 : Gg Jiwa Ytt.
Kondisi Lain yg menjadi Fokus Perhatian Klinis
Z 03.2 : Tidak ada Diagnosis Aksis I
R 69 : Diagnosis Aksis I tertunda
Aksis II
F 60 : Gg Kepribadian Khas
F 60.0 : Gg Kepribadian Paranoid.
F 60.1 : Gg Kepribadian Skizoid.
F 60.2 : Gg Kepribadian Dissosial
F 60.3 : Gg Keprib. Emosional Tak Stabil
F 60.4 : Gg Kepribadian Histrionik
F 60.5 : Gg Kepribadian Anankastik
F 60.6 : Gg Kepribadian Cemas/Menghindar
F 60.7 : Gg Kepribadian Dependen
F 60.8 : Gg Kepribadian khas lainnya
F 60.9 : Gg Kepribadian YTT
Aksis II
F 61.0 : Gg Kepribadian Campuran
F 60.1 : Perubahan Kepribadian yg Bermasalah
Gambaran Kepribadian maladaptif (Uraikan)
Mekanisme defensi maladaptif (Uraikan)
F70 – F79: Retardasi Mental
Z 03.2 : Tidak ada Diagnosis Aksis II
R 69 : Diagnosis Aksis II tertunda
Aksis III
Bab I A00 – B99: Peny Infeksi & Parasit.
Bab II C00- D48: Neoplasma.
Bab III D50– D89: Peny berhub dg darah &
Imunodefisiensi.
Bab IV E00-E90: Peny Endokrin, Nutrisi & Metabolik.
Bab V F00 – F99: Peny. Mental  Axis I & II.
Bab VI G00-G99: Peny Susunan Syaraf.
Bab VII H00-H59: Peny Mata & Adnexa.
Bab VIII H60-H95: Peny Telinga & Mastoid.
Bab IX I 00- I 99: Peny Jantung &Pembuluh darah.
Bab X J00- J99: Peny sistem pernafasan.
Bab XI K00- 93: Peny sistem pencernaan.
Bab XII L00- L99: Peny Kulit & jaringan subkutan.
Bab XIII M00- M99: Peny muskuloskeletal & persendian.
Bab XIV N00- N99: Peny sist saluran kemih.
Bab XV O00- O99: Pregnancy, childbirth & puerperium.
Bab XVI P00- P96: Peny yg berhub dg kondisi perinatal
Bab XVII Q00- Q99: Congenital malformation, deformitas &
Chromosomal abnormalities.
Bab XVIII R00- R99: symptoms, sign & abnormalclinical &
laboratory findings.
Bab XIX S00- T 98: Injury & poisoning.
Bab XX V01- Y98: External causes of morbidity & mortality.
Bab XXI Z00- Z99: Factors influences health status &
contact with health services.
Aksis IV
 Masalah dg “Primary Support Group” (Keluarga)
 Masalah terkait lingkungan sosial
 Masalah Pendidikan
 Masalah Pekerjaan
 Masalah Perumahan
 Masalah Ekonomi
 Masalah Akses ke Pelayanan Kesehatan
 Masalah Berkaitan interaksi dg hukum/kriminal
 Masalah Psikososial & lingkungan lain
Aksis V ( GAF Scale)
100 – 91 : Gg tdk Ada, Fungsi Maksimal
90 – 81 : Gg Minimal, Fungsi baik, Cukup puas,
tidak lebih dari masalah harian biasa
80 – 71 : Gg sementara & dapat diatasi, disabilitas
ringan dlm sosial, pekerjaan, sekolah dll.
70 – 61 : Gg Ringan & menetap, disabilitas ringan,
fungsi scr umum masih baik
60 – 51 : Gg sedang, disabilitas sedang.
50 – 41 : Gg berat, disabilitas berat.
Aksis V (GAF Scale)
40 – 31 : Disabilitas dlm hub dg realita &
komunikasi, disabilitas berat dlm fungsi
30 – 21 : Disabilitas berat dlm komunikasi & daya
nilai, tak mampu fungsi hampir semua bidang
20 – 11 : bahaya mencederai diri sendiri/orang
lain, disabilitas sangat berat dlm komunikasi &
mengurus diri
10 – 01 : seperti diatas  persisten & > serius.
0 : Informasi tak adekuat.
Contoh
Aksis I : F 32.2 Depresi Berat tanpa Psikosis
F 10.01 Penggunaan Alkohol yg
merugikan (Harmful)
Aksis II : F 60.7 Gg Kepribadian Dependen
Aksis III : Tidak Ada
Aksis IV : Ancaman Kehilangan Pekerjaan
Aksis V : GAF 53 (mutakhir)
PENGGOLONGAN GG JIWA DI
INDONESIA

1. Gg Mental Organic
2. Gg Mental & perilaku akb pgunan zat
psikoaktif
3. Skizofrenia,Gg Skizotipal & Gg waham
4. Gg suasana perasaan
5. Gg Neurotic,Gg Somatoform n Gg terkait
stress
6. Sindroma prilaku yg bd Gg fisiologi n f/
fisik
7. Gg perubahan n perilaku masa dewasa
8. Retardasi mental
9. Gg perkembangan psikologis
10. Gg prilaku n emosional pd anak n remaja
1. GG MENTAL ORGANIC
Sindrom yg diklasifikasikan dpt bkaitan dg
Gg penyakit

ETIOLOGI :
 PRIMER

penyakit, cidera ---- disfungsi otak


SEKUNDER
ggn otak akibat alkohol/ obat
Ex : demensia
GAMBARAN UTAMA
1. Gg f/ Kognitif
2. Gg Sensorium (spt; ggn kesadaran &
perhatian)
3. Sindroma dg manifestasi yg menonjol
dlm bidang: persepsi (halusinasi), isi pikir
(waham), prasaan n emosi
DEMENSIA
Sindrom akibat peny/ Gg otak yg bsifat kronik/
progresif terdpt gg f/ luhur

PEDOMAN DIAGNOSA
 P Kmampuan daya ingat, daya pikir – Gg aktift

 Kesadaran baik

 Gejala n Disabilitas nyata > 6 bln


DEMENSIA PD PENY ALZHEIMER
1. Peny Degeneratif otak
2. Etiologi tdk diketahui
3. Onset sblm 65 – 70 th
4. Riwayat klg yg sama
5. Perjalanan pnykt cepat
6. Kerskn lobus Temporalis & Parientalis
PEDOMAN DIAGNOSA
1. Tdpt gejala demensia diatas
2. Onset tersembunyi
3. Tdk ada srangan dadakan

DEMENSIA VASCULER
Is Demensia Arterial sclerotik tmsk demensia
multi infark

GAMBARAN KLINIS :
Riwayat Ischemia sepintas / Gg ksadaran
Paresis--- daya ingat menurun
2. Gg mental n perilaku akibat
pgunaan zat Psikoaktif
Zat psikoaktif : Efek – efek :
 Alkohol .Intoksikasi
 Opioida .Gg Psikotif
 Kokain .Demensia
 Gol sedativa hiptiotika

 Stimulansia
PEDOMAN DIAGNOSTIC
1. Identifikasi dari zat Psikoaktif
2. Gejala klinis yg menunjukkan pemakaian obat

SINDROMA KETERGANTUNGAN
s/ klp fenomena fisiologis, perilaku n kognitif
akibat pgnaan s/ zat ttt yg mdpt prioritas >
tinggi dr indv ttt ketimbang perilaku yg pernah
diunggulkan pd masa lalu
Pedoman diagnostik
 Adanya keinginan yg kuat/ dorongn yg u/
menggunakan zat
 Terus menggunakan zat meskipun ia
menyadari adanya akibat yg merugikan
keshtnnya.
 Kesulitan dlm mengendalikan prilaku
ALKOHOL
Kelainan meliputi gejala sindroma intoksikasi
Tanda fisik : Bicara kacau, Inkoordinasi,
Nistagmus, dan wajah kemerahan.

Gejala Putus Alkohol Tdk Terkomplikasi :


 Tremor kasar (Tangan / Lidah)
 Mual / Muntah
 Malaise, Sakit kepala, Insomnia
 Hiperaktivitas Autonomik
 Halusinasi / Ilusi
Bingung . . . . . . .
3. Skizofrenia, ggn skizotipal &
waham
 Skizofrenia
 Ggn yg ditandai o/ distorsi pikiran & persepsi
dg afek yg tdk wajar / tumpul, ekspresi dm
pembicaraan kdang2 tdk bs dpahami
Ggn skizotipal
 Ggn yg ditandai dg khas & eksentrik
 Afek yg tdk wajar (individu tampal dingin tak
bersahabat)
 Perilaku yg aneh, eksentrik
 Hub sosial buruk dg org lain
 Kepercayaan yg aneh /pikiran bsifat magis
 Curiga
 Pemikiran bsifat samar2, penuh kiasan yg
dimanifestasikan dlm pembicaraan yg aneh/
cara lain
 Ilusi yg kuat, gagasan yg mirip waham
4. RETARDASI MENTAL
S/ Keadaan dg Intelegensi yg kurang
sejak masa perkembangan (sejak
lahir atau masa kanak-kanak).

Etiologi :
1. Primer (genetik)
2. Sekunder (f/ luar yg bpgaruh thdp otak
bayi dlm kandungan /anak-anak)
TK RETARDASI MENTAL
1. Ringan
2. Sedang
3. Berat
4. Sangat berat
RM Ringan IQ 52 - 70
Tanda
1. Pemahaman & Pgunaan bahasa
cenderung lambat
2. Bisa disertai dg Gg pkbangan lain
(Epilepsi)
3. Dapat mencari nafkah

4. Dapat dilatih & dididik


RM SEDANG IQ 36 - 51
Tanda
1. Menunjukn penampilan / kmampuan yg
tdk sesuai
2. Dpt mengadakn intervensi sosial &
pcakapan sederhana
3. Mengerti instruksi sederhana

4. Mengenal bahaya

5. Tdk dapat mencari nafkah

6. Tdk dpt dididik tapi dpt dilatih.


RM BERAT IQ 20 - 34
1. Menunjukn penampilan / kmampuan
tdk sesuai.
2. Tdk dpt mengadakan intervensi sosial
3. Mengenal bahaya
4. Tdk dpt mencari nafkah
5. Tdk dpt dididik tapi dpt dilatih
RM SGT BERAT IQ < 20
1. Sgt tbatas kmampuan u/
memahami dan mematuhi
instruksi.
2. Tdk mengenal bahaya
3. Tdk dpt mengurus diri sendiri
4. Tdk dpt dididik & dilatih
5.GG SUASANA PERASAAN
MENETAP
SIKLOTIMIA
Ketidakstabilan suasana perasaan yang
menetap berupa banyak episode depresi ringan
dan elasi ringan.

DISTIMIA
Suatu depresi kronis dan suasana perasaan
yang terjadi saat itu dan tidak terjadi depresi
berulang tapi dalam jangka waktu yang lama
6. Gg Neurotik, Somatoform & Gg yang
berkaitan dg Stress

Gejala :
Depresi & Anxietas

Gg Anxietas Fobik
1. Anxietas dicetuskan hanya secara
predominan oleh suatu situasi atau objek
yang jelas dan tertentu.
2. Terjadi bersamaan dg Depresi

3. Wanita > laki-laki


Agrofobia
Takut pada ruangan terbuka, menyingkir ke
tempat yang aman.

Gejala :
1. Menghindari situasi fobik

2. Gejala psikologis/otonomik yang timbul


merupakan manifestasi primer di anxietas dan
bukan merupakan sekunder (waham)
Fobia Sosial
Gejala :
1. Gejala psikologis, perilaku / otonomik harus
merupakan manifestasi primer dan anxietas
yang bukan sekunder.
2. Anxietas hanya terbatas atau menonjol pada
situasi sosial tertentu saja.
3. Penghindaran di situasi fobik harus mrpkn
gambaran menonjol
Fobia Khas
Ad Fobia yang terbatas pada situasi yang sangat
spesifik, spt bila berdekatan dg binatang t3,
tempat tinggi, kegelpn, dll.
Gejala:
1. Gejala psikologis harus merupakan
manifestasi primer dari anxietas dan bukan
sekunder dari gejala lain.
2. Anxietas terbatas pada suatu objek atau
situasi
3. Menghindari situasi atau sumber fobik
Gg Somatoform
Keluhan gejala fisik yang berulang dg
permintaan pemeriksaan medis meskipun
sudah berkali – kali hasilnya – dan sudah
dijelaskan oleh dokter bahwa tidak
ditemukan kelainan fisik yang menjadi
dasar keluhan, sering kali berakhir
dengan adanya perilaku Hostriomik
7. Sindroma perilaku yg bd Gg
Fisiologis dan fx Fisik
 Gg Makan
 Gg Tidur non organik
 Disfungsi Seksual
 Gg Jiwa dan Perilaku yg bd Nifas

Gg Makan :
1. Anorexia Nervosa

2. Bulimia Nervosa
Anorexia Nervosa
S/ Gg yang ditandai oleh penurunan BB yang
disengaja yang dimulai atau dipertahankan

BULIMIA NERVOSA
S/ perilaku makan yang menyimpang yg dicirikan
oleh kelebihan makan yang ekstrem, diikuti
oleh muntah – muntah yang disebabkan oleh
diri sendiri.
Gg Tidur Non Organik
Dissomnia
Kondisi psikogenik primer dg ciri gg utama pd
jumlah, kualitas atau akibat kausa emosional
yaitu : Insomnia, Hipersomnia, Gg jadwal tidur.

Parasomnia
Peristiwa episodik abnormal yang terjadi
selama tidur
8. Gg Kepribadian dan Perilaku Masa
Dewasa
Is suatu proses perkembangan yang timbul pada
masa kanak/remaja dan berlanjut pada masa
dewasa.
a. Gg Kepribadian Paranoid
 Kepekaan berlebihan thd kegagalan & penolakan
 Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam
 Kecurigaan dan kecenderungan pervasif
 Mempertahankan dg gigih thd hal yg tdk sesuai
 Kecenderungan menganggap diri > penting
b. Gg Kepribadian Skizoid
Gejala :
1. Emosi dingin, afek datar.

2. Ketidakpedulian terhadap kecaman dan pujian

3. Kurang tertarik untuk menjalin hub sex dg org


lain
4. Hampir selalu memilih aktivitas yang
menyendiri
5. Tidak mempunyai teman dekat

6. Sangat tdk sensitif thd norma dan kebiasaan


sehat.
9. Gg Perkembangan Psikologis
 Onset bervariasi selama masa bayi/kanak2
 Hendaya / kelambatan perkembangan fungsi
yg berhub erat dg kematangan biologis dari ssp
 Berlangsung sec terus menerus tanpa remisi
dan kekambuhan yang khas bagi byk gg jiwa
10. Gg Perilaku dan Emosional dg
onset pada masa anak dan Remaja
Ciri :
 Onset dini; s/ kombinasi perilaku tll aktif,
kurangnya perhatian serta ketekunannya dlm
melakukan tugas
 Gg hyperkinetik timbul pada perkembangan dini
; Kurang tekun dalam suatu kegiatan yg
menuntut keterlibatan kognitif dan cenderung
berpindah dari satu keg tanpa menyelesaikan
satu tugaspun. Aktivitas ngacau, tidak
beraturan dan berlebihan dan menetap.
Gg Tingkah Laku
Ciri khas adanya pola tingkah laku dissosial,
agresif atau menentang yang berulang dan
menetap
Pedoman Diagnostik
Pemastian adanya gg tk laku
 Perkelahian / pelecehan yg berlebihan

 Kekejaman thd hewan / manusia

 Pengrusakan yg hebat thd barang orang lain

 Membakar, bohong berulang – ulang

 Membolos dari sekolah & sifat menentang kuat

Anda mungkin juga menyukai