Anda di halaman 1dari 26

OLEH : FENDI SAPUTRA

NIM : 712003S11014
BAB I
Pendahuluan
a) Latar belakang
Penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang menonjol, salah satu penyakit yang banyak
terjadi di masyarakat adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut
( ISPA ) yaitu meliputi Infeksi akut saluran pernafasan bagian
atas dan infeksi akut saluran pernafasan bagian bawah. ISPA
sering di derita oleh anak – anak, baik di negara berkembang
maupun di negara maju, banyak dari mereka yang perlu di
rawat di rumah sakit karena penyakit yang di derita cukup
gawat dan dapat pula memberi kecacatan sampai masa
dewasa. Hal ini tidak dapat dianggap remeh karena jika tidak
ditangani dengan baik maka dapat berakibat fatal sampai
berakhir pada kematian (Rasmaliah,2004)
ISPA menjadi perhatian bagi anak-anak (termasuk balita) baik di
Negara berkembang maupun di Negara maju karena ini berkaitan dengan
sistem kekebalan tubuh. Anak-anak dan balita akan sangat rentan terinfeksi
penyebab ISPA karena sistem tubuh yang masih rendah, itulah yang
menyebabkan angka prevalensi dan gejala ISPA sangat tinggi bagi anak-
anak dan balita (Riskerdas, 2007)
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab penyakit ISPA meliputi
faktor usia, faktor polusi udara, faktor lingkungan, faktor adanya penyakit
kronis, faktor kurangnya daya tahan tubuh, faktor kontak dengan orang
yang terinfeksi (Wong, 2003). Oleh sebab itu, secara umum dapat
dikatakan bahwa pencegahan ISPA adalah dengan hidup sehat, cukup gizi,
ASI eksklusif, menghindari polusi udara dan pemberian imunisasi lengkap
(Maryunani A, 2010:18).
Angka kematian balita di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu 44 per
1000 KH pada tahun 2007. World health Organization (WHO)
memperkirakan insidens Infeksi saluran Pernafasan Akut (ISPA) di negara
berkembang dengan angka kematian balita diatas 40 per 1000 kelahiran
hidup adalah 15%-20% pertahun pada golongan usia balita.
Angka kejadian ISPA di Kal- 28.322 kasus
Sel Tahun 2012

Hasil studi pendahuluan yang di lakukan oleh peneliti pada tanggal 5 Mei 2014 di
Puskesmas Kayu Tangi ISPA merupakan salah satu penyebab utama kunjungan
pasien di Sarana Kesehatan. Dan menurut catatan medis Puskesmas Kayu tangi
ISPA menempati peringkat pertama kasus yang menjadi faktor kunjungan pasien.
Hasil wawancara dengan 10 ibu yang membawa balitanya ke Puskesmas Kayu
Tangi Banjarmasin yang mengalami ISPA dan tidak mengalami ISPA didapatkan 3
ibu yang balitanya di berikan asi ekslusif dan tidak mengalami ISPA, 7 ibu yang
balitanya tidak di beri asi ekslusif mengalami ISPA serta 6 ibu yang balitanya
dengan status imunisasi lengkap tidak mengalami ISPA dan 4 ibu yang balitanya
dengan status munisasi tidak lengkap mengalami ISPA.
Rumusan masalah yang dapat dirumuskan pada
penelitian ini adalah “Hubungan status imunisasi dan
pemberian Asi Ekslusif dengan kejadian ISPA pada balita di
Puskesmas Kayu Tangi Banjarmasin 2014”.
C. Tujuan penelitian
 Tujuan Umum Mengetahui Hubungan status
imunisasi dan pemberian Asi
Ekslusif dengan kejadian ISPA
pada balita di Puskesmas Kayu
Tangi Banjarmasin Tahun 2014.
 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi status imunisasi


b. Mengidentifikasi pemberian Asi Ekslusif
c. Mengidentifikasi kejadian ISPA
d. Menganalisa hubungan status imunisasi
dengan kejadian ISPA
e. Menganalisa hubungan pemberian Asi
Ekslusif dengan kejadian ISPA
D. Manfaat Penelitian
BAB II
Landasan Teori
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Variabel Independent Variabel Dependent


 

Status Imunisasi

Kejadian ISPA

Pemberian ASI
eksklusif
B. Definisi operasional

Definisi Alat
Variabel Parameter Kategori Skala
Operasional ukur
1. Status Merupakan gambaran a. Lengkap 1. Lengkap KMS Ordinal
Imunisasi lengkapnya pemberian Apabila diberikan (2)
imunisasi pada balita semua imunisasi 2. Tidak
di bawah : lengkap
1. BCG (1)
2. DPT
3. Polio
4. Campak
5. Hepatitis B

b. Tidak lengkap
Apabila tidak
diberikan salah
satu komponen
imunisasi di
atas.
lanjutan
Alat
Variabel Definisi Operasional Parameter Kategori Skala
ukur
2. ASI Merupakan pemberian ASI a. Diberikan ASI 1. Diberikan Wawanc Ordinal
Ekslusif selama 6 bulan tanpa Ekslusif ASI ara
makanan pendamping Jika ibu membe rikan Ekslusif (2)
balita sela ma 6 2. Tidak
bulan diberikan
ASI
b. Tidak diberikan ASI Ekslusif (1)
Ekslusif
Jika ibu membe rikan
ASI < 6 atau
ditambah d engan
PASI /M PASI.
a. Ada Riwayat 1. Ada
3. ISPA Adalah penyakit saluran Jika dulunya balita Riwayat Wawanc Ordinal
pernafasan bagian atas pernah mengalami (2) ara
ISPA 2. Tidak ada
b. Tidak ada Riwayat Riwayat
Jika balita tersebut (1)
tidak pernah
mengalami ISPA.
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN Kohort

B. LOKASI

Puskesmas Kayu Tangi


Kota Banjamasin
Provinsi Kalimantan
Selatan.

C. WAKTU PENELITIAN

Mei s/d Juli 2014


C. Populasi, Sampel Dan Tehnik Sampling
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu atau keluarga balita
yang berkunjung dan berobat di Puskesmas Kayu Tangi
Banjarmasin yaitu sebanyak 107 balita.
2. Sampel
82 balita.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non
probability sampling yaitu purposive sampling.

Berdasarkan rumus :
d. Instrumen penelitian
Instrumen yang dipakai dalam pengumpulan data adalah wawancara
yaitu dengan memberikan tanda “check list” (√) pada lembar observasi
mengenai hubungan status imunisasi dan pemberian ASI eksklusif
dengan kejadian ispa pada balita di Puskesmas Kayu Tangi Banjarmasin
tahun 2014. Adapun lembar observasi yang di buat terdiri dari 3 jenis
variabel yaitu pertama untuk variabel status imunisasinya dengan alat
ukur KMS kita lihat jenis dan frekuensinya dan dicheck list pada lembar
observasi, yang kedua untuk variabel pemberian ASI eksklusifnya
dengan alat ukurnya wawancara kepada responden dan di catat ke lembar
observasi, terakhir untuk variabel ISPA nya juga berdasarkan alat ukur
wawancara dan ditanyakan apakah ada riwayat ISPA atau tidak..
E. Pengumpulan Data
Pengumpulan data terdiri dari :

a. Data Primer F. Pengolahan


Data

1. Editing
a. Data Sekunder
2. Coding
3. Transfering
4. Tabulating
G. Analisa Data

H. Etika Penelitian

1. Informed consent (sebelum melakukan penelitian)

2. Anomity (tanpa nama)

3. Confidentiality (kerahasiaan)
BAB V
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian
Karakteristik Balita Berdasarkan Umur
No Umur Balita Jumlah Persentase (%)
1 1 tahun 21 25,6%
2 2 tahun 15 18,2%
3 3 tahun 24 29,3%
4 4 tahun 14 17%
5 5 tahun 8 9,9%
Total 82 100%

Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Persentase
No Jumlah
Balita (%)
1 Laki-laki 37 37,5%
2 Perempuan 45 62,5%
Total 82 100%
Data Univariat
a. Data distribusi frekuensi berdasarkan status imunisasi balita
Status Imunisasi Frekuensi Persentase
Lengkap 56 68,7%
Tidak Lengkap 26 31,3%
Total 82 100%

b. Data distribusi frekuensi berdasarkan pemberian ASI eksklusif


Pemberian ASI eksklusif Frekuensi Persentase
Diberikan 33 40,2%
Tidak diberikan 49 59,8%
Total 82 100%

c. Data distribusi frekuensi berdasarkan Kejadian ISPA baita


ISPA Frekuensi Persentase
Ada Riwayat 52 63,4 %
Tidak Ada Riwayat 30 36,6 %
Total 82 100 %
Data Bivariat
 Tabulasi Silang Status Imunisasi dengan Kejadian ISPA
Kejadian ISPA
Status imunisasi Ada Riwayat Tidak Ada Riwayat Jumlah %
Jumlah % Jumlah %
Lengkap 31 37,8% 25 30,5% 56 68,3%
Tidak Lengkap 21 25,6% 5 6,1% 26 31,7%
Total 42 65,4% 30 36,6% 82 100%

 diketahui bahwa dari 82 balita dengan status imunisasi yang lengkap dan
yang mempunyai riwayat ISPA sebanyak 31 (37,8%) balita.
 Hasil uji spearman rank (rho) dan probabilitas uji dua pihak (2 tailed
significance) didapatkan nilai P value 0,026 dengan α = 0,05 ini berarti P <
α maka Ha2 diterima yang berarti ada hubungan
Tabulasi Silang Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian ISPA

diketahui bahwa dari 82 balita lebih dari 50% balita yang tidak diberikan ASI
eksklusif mempunyai riwayat ISPA sebanyak 51,2%.
Hasil uji spearman rank (rho) dan probabilitas uji dua pihak (2 tailed
significance) didapatkan nilai P value 0,000 dengan α = 0,01 ini berarti P < α
maka Ha2 diterima yang berarti ada hubungan
BAB VI
Pembahasan
A. Status Imunisasi Balita di Puskesmas Kayu Tangi Banjarmasin
Berdasarkan hasil penelitian pada balita di Puskesmas Kayu Tangi Banjarmasin
tahun 2014 dengan jumlah responden sebanyak 82 balita, maka sebagian besar
balita dengan status imunisasi yang lengkap dan ada sekitar 31,3% dengan status
imunisasi yang tidak lengkap.
2005).
B. Pemberian ASI Eksklusif pada Balita di Puskesmas Kayu Tangi
Banjarmasin
Selain imunisasi salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya ISPA adalah
pemberian ASI eksklusif, berdasarkan tabel 5.6 menunjukan dari 82 balita lebih
dari 50% balita tidak diberikan ASI eksklusif yaitu dan hanya 33 balita saja
(40,2%) yang diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.
C. Riwayat ISPA pada Balita di Puskesmas Kayu Tangi Banjarmasin
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dari 82 balita lebih dari 50% mempunyai
riwayat ISPA dan yang tidak memiliki riwayat ISPA ada 30 balita atau sekitar 36,6%.
D. Hubungan Status Imunisasi dengan Kejadian ISPA di Puskesmas Kayu Tangi
Banjarmasin
Dari hasil penelitian seperti yang terlihat pada tabel 5.8 dari 82 balita didapatkan 56 (68,3%)
balita dengan status imunisasi yang lengkap yang mana yang mempunyai riwayat ISPA ada
31 (37,8%) balita dan yang tidak 25 (30,5%) balita, sedangkan balita dengan status
imunisasi yang tidak lengkap diketahui ada 26 (31,7%) balita yang mana 21 (25,6%) balita
mempunyai riwayat ISPA dan hanya 5 (6,1%) balita saja yang tidak mempunyai riwayat
ISPA.
E. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian ISPA
Dari hasil penelitian seperti yang terlihat pada tabel 5.9 dari 82 balita didapatkan 49 (59,8%)
balita tidak diberikan ASI eksklusif yang mana mempunyai riwayat ISPA ada 42 (51,2%)
balita dan yang tidak mempunyai riwayat ISPA 7 (8,5%) balita, sedangkan balita yang telah
diberikan ASI eksklusif diketahui ada 33 (40,2%) balita yang mana hanya 10 (12,2%) balita
mempunyai riwayat ISPA dan 23 (28,0%) balita yang tidak mempunyai riwayat ISPA.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada balita di Puskesmas Kayu Tangi Banjarmasin
tahun 2014 dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Status Imunisasi balita di Puskesmas Kayu Tangi Banjarmasin sebagian besar balita sudah diberikan
imunisasi yang lengkap dan ada sekitar 31,3% dengan status imunisasi yang tidak lengkap.
Pemberian ASI eksklusif pada balita di Puskesmas Kayu Tangi Banjarmasin dari 82 balita lebih dari 50%
balita tidak diberikan ASI eksklusif sedangkan yang diberikan ASI eksklusif hanya 33 balita (40,2%) saja.
Riwayat ISPA pada balita di Puskesmas Kayu Tangi Banjarmasin lebih dari 50% balita mempunyai riwayat
ISPA dan yang tidak mempunyai riwayat ISPA sebanyak 30 balita (36,6%)
Ada hubungan yang bermakna antara status imunisasi dengan kejadian ISPA pada balita dengan hasil uji
statistik dan probabilitas uji dua pihak P (0,026) < α (0,05). Sehingga jika balita dengan imunisasi yang tidak
lengkap maka resiko terjadinya ISPA juga semakin besar.
Ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian ISPA pada balita dengan
hasil uji statisik P (0,000) < α (0,01). Sehingga dapat disimpulkan balita yang diberikan ASI eksklusif resiko
terjadinya ISPA semakin sedikit.
Saran
 Bagi Responden
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya mengatasi masalah ISPA. Diharapkan
pada keluarga terutama ibu dengan anak yang menderita ISPA agar dapat meningkatkan upaya
pencegahan terjadinya ISPA, serta memiliki kesadaran dan motivasi untuk berperan aktif
dalam mengatasi faktor yang dapat mengganggu kesehatan yang ada di lingkungan sekitar.
 Bagi Peneliti
Dapat dijadikan sarana untuk meningkatkan wawasan dan menerapkan pengetahuan peneliti
tentang metodologitentang ISPA dengan variabel yang lain dan sebagai bahan referensi koleksi
perpustakaan Akademi Keperawatan Pandan Harum Banjarmasin Tahun 2014. penelitian
dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
 Bagi Masyarakat
Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya tentang
pentingnya pemberian imunisasi dan pemberian ASI eksklusif pada balita.
 Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang
berkeinginan untuk melakukan penelitian
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai