Anda di halaman 1dari 89

Skrining

Penyulit Medis Obstetri dan Non-Obstetri

Dr. dr. Arietta Pusponegoro, SpOG (K) – POKJA PAKI - POGI

Pelatihan Peningkatan Kapasitas Bagi Dokter Dalam Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Bayi Di
120 Kab/Kota Lokus Percepatan Penurunan AKI & AKB Melalui Metode Blended Learning
Ditkesga Kemenkes RI - September 2020
Tujuan Pembelajaran

Pendahuluan
Tujuan Pembelajaran Umum
• Peserta mampu melakukan pelayanan
antenatal sesuai standar
Preeklampsia dan
Eklampsia

Tujuan Pembelajaran Khusus


Perdarahan
Antepartum dan • Peserta melakukan tata laksana
Plasenta Previa
mampu
penyulit medis obstetri pada asuhan
Kesimpulan /Take antenatal
Home Message

Referensi
Penyulit Medis Obstetri
• Preeklampsia dan Eklampsia
Pendahuluan • Perdarahan Antepartum dan Plasenta Previa
• Mual Muntah
Preeklampsia dan • Lewat Waktu
Eklampsia
• Parut Uterus
• Kehamilan Ganda
Perdarahan
Antepartum dan • Makrosomia
Plasenta Previa
• Hidramnion
• Presentasi Bokong
Kesimpulan /Take
Home Message • Letak Lintang

Referensi
Skrining Preeklampsia

Pendahuluan • Pencatatan tekanan darah selama kehamilan


sangat penting dilakukan untuk skrining dan
Preeklampsia mencegah preeklampsia
dan Eklampsia
• Bila ditemukan tekanan darah tinggi (≥140/90
Perdarahan mmHg) pada ibu hamil :
Antepartum dan
Plasenta Previa • Pemeriksaan kadar protein urin dengan tes
celup urin atau protein urin 24 jam
Kesimpulan /Take
Home Message • Tentukan diagnosis

Referensi
Preeklampsia
• TD ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu
dengan tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau
Pendahuluan pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil >300
mg/24 jam
• Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20
Preeklampsia minggu tanpa melihat proteinuria dan/atau tanpa
dan Eklampsia
disertai keterlibatan organ lain:
• Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis
Perdarahan mikroangiopati
Antepartum dan • Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen
Plasenta Previa
kanan atas kuadran
• Sakit kepala,
Kesimpulan /Take skotoma
Home Message penglihatan
• Pertumbuha
n janin
Referensi terhambat,
oligohidram
Jenis Hipertensi selama Hamil
Muncul sebelum 20 minggu atau
sejak sebelum hamil
Muncul setelah 20 minggu

Hipertensi Superimposed Pre-


Hipertensi dalam Pre-Eklampsia Eklampsia
Kronik eklampsia
Kehamilan

Proteinuria (-) Proteinuria (+) Tensi Tinggi


Proteinuria (-) Proteinuria (+)
Kejang (+)
Peran Dokter
Anamnesis :
Adanya riwayat penyakit
Pendahuluan sebelumnya

Pemeriksaan :
Preeklampsia Adanya komplikasi
dan Eklampsia keterlibatan organ2 lain
(ginjal, mata, hepar dll)
Perdarahan
Antepartum dan Tatalaksana :
Plasenta Previa Jika Preeklampsia
• Cegah kejang →
Kesimpulan /Take MgSO4
Home Message • Turunkan TD →
antihipertensi
• Rujuk ke RS dengan
Referensi fasilitas lengkap
Terminasi Kehamilan

Muncul sebelum 20 minggu


Muncul setelah 20 minggu
atau sebelum hamil

Hipertensi
Hipertensi Superimposed
dalam Pre-eklampsia Eklampsia
Kronik Pre-
Kehamilan
eklampsia

Pengawasan
Ketat dan
Pengawasan Pengawasan Bayi harus
ekspektan
Ketat (belum Ketat (belum segera
(belum cukup
Pengawasan cukup cukup dilahirkan
bulan)
Ketat bulan) bulan) dalam 12
Induksi (cukup Induksi (cukup jam sejak
Induksi /
bulan) bulan) kejang
operasi Sesar
(cukup bulan)
Plasenta Previa
• Plasenta yang berimplantasi pada atau mendekati ostium
serviks interna
Pendahuluan
• 4 macam plasenta previa berdasarkan lokasi, yaitu:
• Plasenta previa totalis - ostium internal ditutupi seluruhnya oleh
plasenta
Preeklampsia • Plasenta previa parsialis - ostium interal ditutupi sebagian oleh
dan Eklampsia
plasenta
• Plasenta previa marginalis - tepi plasenta terletak di tepi ostium
Perdarahan internal
Antepartum dan • Plasenta previa letak rendah - plasenta berimplantasi di segmen
Plasenta Previa bawah uterus sehingga tepi plasenta terletak dekat dengan ostium

Kesimpulan /Take
Home Message

Referensi
Faktor Risiko
• Multiparitas
• Riwayat seksio sesarea sebelumnya
Pendahuluan • Riwayat plasenta previa sebelumnya
• Riwayat penggunaan alat-alat dalam rahim
Preeklampsia dan misalnya riwayat kuretase, riwayat operasi pada
Eklampsia
mukosa rahim
Perdarahan • Kehamilan pada ibu usia >35 tahun
Antepartum dan
Plasenta Previa • Merokok dan penyalahgunaan obat

Kesimpulan /Take
Home Message

Referensi
Diagnosis

• Perdarahan tanpa nyeri, usia kehamilan>20 minggu


• Darah segar yang keluar sesuai dengan beratnya
Pendahuluan anemia
• Syok
Preeklampsia dan • Tidak ada kontraksi uterus
Eklampsia
• Bagian terendah janin tidak masuk pintu atas
Perdarahan panggul
Antepartum dan
Plasenta Previa • Kondisi janin normal atau terjadi gawat janin
• Penegakkan diagnosis dibantu dengan
Kesimpulan /Take pemeriksaan
Home Message
USG

Referensi
Tatalaksana Umum
• Rujuk ke Rumah Sakit dengan fasilitas lengkap
• Tidak dianjurkan melakukan dalam sebelum
pemeriksaan
tersedia kesiapan untuk seksio sesarea
• Pemeriksaan inspekulo dilakukan secara hati-hati,
untuk menentukan sumber perdarahan
Pendahuluan • Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan infus cairan
intravena (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat).
• Lakukan penilaian jumlah perdarahan.
Preeklampsia dan 1. Jika perdarahan banyak dan berlangsung, persiapkan seksio
Eklampsia sesarea tanpa memperhitungkan usia kehamilan.
2. Jika perdarahan sedikit dan berhenti, dan janin hidup tetapi
prematur, pertimbangkan terapi ekspektatif
Perdarahan • Berikan tokolitik bila ada kontraksi:
Antepartum dan • Nifedipin 3 x 20 mg/hari, atau
Plasenta Previa
• MgSO4 4 g IV dosis awal
dilanjutkan 4 g/6 jam
Kesimpulan /Take • Pematangan paru: pada kehamilan 24 – 34 minggu berikan dosis
Home Message pertama injeksi deksametason 6 mg IM
• Tatalaksana khusus hanya dilakukan di RS

Referensi
Pendahuluan

Preeklampsia dan
Eklampsia

Perdarahan
Antepartum dan
Plasenta Previa

Kesimpulan /Take
Home Message

Referensi
Perdarahan Post Partum

• Perdarahan ≥ 500 ml setelah bayi lahir atau yang


berpotensi mempengaruhi hemodinamik ibu
Pendahuluan
• Perdarahan post partum berdasarkan waktu
dibagi menjadi:
Preeklampsia dan
Eklampsia • Perdarahan pasca persalinan primer →
24 ajm
Perdarahan Post pertama setelah persalinan
Partum
• Perdarahan pasca persalinan sekunder →
Kesimpulan /Take
perdarahan pervaginam yang lebih banyak dari
Home Message normal antara 24 jam hingga 12 minggu setelah
persalinan
Referensi
Faktor Predisposisi
Kelainan implantasi dan pembentukan plasenta
• Trauma saat kehamilan dan persalinan: episiotomi, persalinan
per vaginam dengan instrumen (forsep di dasar panggul atau
Pendahuluan bagian tengah panggul), bekas SC atau histerektomi
• Volume darah ibu yang minimal, terutama pada ibu berat
badan kurang, preeklampsia berat/eklampsia, sepsis, atau
Preeklampsia dan gagal ginjal
Eklampsia
• Gangguan koagulasi

Perdarahan Post Pada atonia uteri, penyebabnya antara lain uterus overdistensi
Partum (makrosomia, kehamilan kembar, hidramnion atau bekuan darah),
induksi persalinan, penggunaan agen anestetik (agen halogen
Kesimpulan /Take atau anastesia dengan hipotensi), persalinan lama,
Home Message korioamnionitis, persalinan terlalu cepat dan riwayat atonia uteri
sebelumnya

Referensi
PENYEBAB GEJALA DAN TANDA

TONE Atonia uteri  Perdarahan segera setelah anak lahir


 Uterus tidak berkontraksi atau lembek

Retensio plasenta  Plasenta belum dilahirkan dalam 30 menit


setelah kelahiran bayi

 Plasenta atau sebagian selaput


TISSUE (mengandung pembuluh darah) tidak
Sisa plasenta lengkap
 Perdarahan dapat muncul 6-10 hari
Pendahuluan pascasalin disertai subinvolusi uterus

Robekan Jalan  Perdarahan segera


 Darah segar yang mengalir segera setelah
Preeklampsia dan lahir bayi lahir
Eklampsia
TEAR  Perdarahan segera (perdarahan intra-
abdominal dan/ataupervaginam)
Ruptur Uteri  Nyeri perut yang hebat
Perdarahan Post  Kontraksi yang hilang
Partum
 Perdarahan tidak berhenti, encer, tidak
terlihat gumpalan darah
 Kegagalan terbentuknya gumpalan pada uji
Gangguan Pembekuan pembekuan darah sederhana
Kesimpulan /Take THROMBIN Darah  Terdapat faktor predisposisi: Solusio
Home Message plasenta, kematian janin dalam uterus,
eklampsia, emboli air ketuban

Referensi
Tata Laksana Umum
1. Panggil bantuan
2. Primary survey: Nilai sirkulasi, jalan napas, dan
pernapasan pasien
3. Bila menemukan tanda-tanda syok, lakukan
penatalaksanaan syok
Pendahuluan
4. Berikan oksigen
5. Pasang infus intravena dengan kanul berukuran besar (16
Preeklampsia dan atau 18) mulai pemberian cairan kristaloid sesuai dengan
Eklampsia kondisi ibu

Perdarahan Post
Partum

Kesimpulan /Take
Home Message

Referensi
Atonia Uteri

1) Lakukan pemijatan uterus


2) Pastikan plasenta lahir lengkap
3) Berikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9%
Pendahuluan atau Ringer Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menit dan 10
unit oksitosin IM. Lanjutkan infus oksitosin 20 unit dalam 1000
ml larutan NaCl 0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40
Preeklampsia dan tetes/menit hingga perdarahan berhenti
Eklampsia 4) Bila tidak tersedia oksitosin atau bila perdarahan tidak berhenti,
berikan ergometrin 0,2 mg IM atau IV (lambat), dapat diikuti
pemberian 0,2 mg IM setelah 15 menit, dan pemberian 0,2 mg
Perdarahan Post
Partum IM/IV (lambat) setiap 4 jam bila diperlukan

Kesimpulan /Take JANGAN BERIKAN LEBIH DARI 5 DOSIS


Home Message OKSITOSIN (1 mg)

Referensi
Atonia Uteri

• Jika perdarahan berlanjut, berikan 1 g asam traneksamat IV


(bolus selama 1 menit, dapat diulang setelah 30 menit)
• Lakukan kompresi bimanual internal selama 5 menit atau pasang
Pendahuluan kondom kateter
• Rujuk ke FKRTL yang lebih memadai sebagai antisipasi bila
perdarahan tidak berhenti
Preeklampsia dan • Jangan berikan lebih dari 3 liter larutan intravena yang
Eklampsia mengandung oksitosin!!
• Jangan berikan ergometrin kepada ibu dengan hipertensi
berat/tidak terkontrol, penderita sakit jantung dan penyakit
Perdarahan Post pembuluh darah tepi!
Partum

Kesimpulan /Take
Home Message

Referensi
Retensio Plasenta

1. Berikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9%


atau Ringer Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menit dan 10
unit oksitosin IM
Pendahuluan 2. Infus oksitosin 20 unit dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9% atau
Ringer Laktat dengan kecepatan 40 hingga
Preeklampsia dan tetes/menit
Eklampsia perdarahan berhenti
3.
4. Lakukan tarikan
Manual plasentatalidapat
pusat dilakukan
terkendali bila terjadi perdarahan
Perdarahan Post banyak sementara menunggu 30 menit PTT atau sementara
Partum sedang menjalankan proses rujukan
5. Berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal (ampisilin 2g IV
Kesimpulan /Take DAN metronidazol 500 mg IV). Segera atasi atau rujuk ke
Home Message fasilitas yang lebih lengkap bila terjadi komplikasi perdarahan
hebat atau infeksi

Referensi
Sisa Plasenta

1. Berikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl


0,9%/Ringer Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menit dan 10
unit IM. Lanjutkan infus oksitosin 20 unitdalam 1000 ml
Pendahuluan larutan NaCl 0,9%/Ringer Laktat dengan kecepatan 40
tetes/menit hingga perdarahan berhenti
2. Lakukan eksplorasi digital (bila serviks terbuka) dan keluarkan
Preeklampsia dan bekuan darah dan jaringan (lihat lampiran A.2). Bila serviks
Eklampsia hanya dapat dilalui oleh instrumen, lakukan evakuasi sisa
plasenta dengan aspirasi vakum manual atau dilatasi dan
kuretase
Perdarahan Post 3. Berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal (ampisillin 2g IV
Partum
dan metronidazole 500 mg)
4. Jika perdarahan berlanjut, Tata Laksana seperti kasus atonia
Kesimpulan /Take uteri
Home Message

Referensi
Robekan Jalan Lahir

1. Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi


sumber perdarahan.
Pendahuluan
2. Lakukan irigasi pada tempat luka dan
bersihkan dengan antiseptik.
Preeklampsia dan 3. Hentikan sumber perdarahan dengan klem
Eklampsia kemudian ikat dengan benang yang dapat
diserap.
Perdarahan Post 4. Lakukan penjahitan.
Partum
5. Bila perdarahan masih berlanjut, berikan
1g asam traneksamat IV (bolus selama 1
Kesimpulan /Take menit, dapat diulang setelah 30 menit) lalu
Home Message rujuk pasien.

Referensi
Algoritma Penanganan Perdarahan
Persalinan

Pendahuluan

Preeklampsia dan
Eklampsia

Perdarahan Post
Partum

Kesimpulan /Take
Home Message

Referensi
Abortus

• Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi


sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
Pendahuluan • Batas usia kehamilan kurang dari 22 minggu,
namun beberapa acuan terbaru menetapkan
Preeklampsia dan
batas usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau
Eklampsia berat janin kurang dari 500 gram.

Abortus

Kesimpulan /Take
Home Message

Referensi
Abortus
• Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum ibu termasuk tanda-
tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, suhu).
• Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan darah sistolik <90
mmHg). Jika terdapat syok, lakukan Tata Laksana awal syok. Jika tidak terlihat tanda-
Pendahuluan tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi
mengenai kondisi ibu karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat.
• Bila terdapat tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komplikasi, berikan
Preeklampsia dan kombinasi antibiotika sampai ibu bebas demam untuk 48 jam:
Eklampsia
• Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam.
• Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam.
• Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam.
Abortus
• Segera rujuk ibu ke rumah sakit.
• Semua ibu yang mengalami abortus perlu mendapat dukungan emosional dan
Kesimpulan /Take konseling kontrasepsi pasca keguguran.
Home Message
• Bila tegak diagnosis abortus imminens, abortus insipiens, missed abortion dan
gejala sepsis, pasien dirujuk.

Referensi
Abortus Iminens

1. Abortus Iminens
2. Pertahankan kehamilan
3. Tidak perlu pengobatan khusus
Pendahuluan
4. Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau
hubungan seksual
Preeklampsia dan 5. Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu
Eklampsia
selanjutnya pada pemeriksaan antenatal termasuk
pemantauan kadar Hemoglobin (Hb) dan USG
Abortus panggul serial setiap 4 minggu. Lakukan penilaian
ulang bila perdarahan terjadi lagi
Kesimpulan /Take
6. Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin
Home Message dengan USG. Nilai kemungkinan adanya penyebab
lain

Referensi
Abortus Insipiens
1. Lakukan konseling untuk menjelaskan kemungkinan risiko dan rasa tidak
nyaman selama tindakan evakuasi
2. Jika usia kehamilan kurang dari 16 minggu: lakukan evakuasi isi uterus.
Jika evakuasi tidak dapat dilakukan segera:
• Berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian
Pendahuluan bila perlu)
• Rencanakan evakuasi segera
3. Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu:
Preeklampsia dan • Tunggu pengeluaran hasil konsepsi secara spontan dan evakuasi
Eklampsia sisa
hasil konsepsi dari dalam uterus
• Bila perlu, berikan infus 40 IU oksitosin dalam 1 liter NaCl 0,9% atau
Abortus Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes per menit
• Lakukan pemantauan pasca tindakan setiap 30 menit selama 2 jam.
Bila kondisi ibu baik, pindahkan ibu ke ruang rawat
4. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk
Kesimpulan /Take pemeriksaan patologi ke laboratorium
Home Message 5. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut
abdomen, dan produksi urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar
hemoglobin setelah 24 jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8
Referensi g/dl, ibu dapat diperbolehkan pulang
Abortus Inkomplit

1. Lakukan konseling
2. Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan usia kehamilan kurang
dari 16 minggu, gunakan jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil
konsepsi yang mencuat dari serviks
Pendahuluan 3. Jika perdarahan berat dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu, lakukan
evakuasi isi uterus. Aspirasi vakum manual (AVM) adalah metode yang
dianjurkan. Kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan bila AVM tidak
Preeklampsia dan tersedia. Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan, berikan ergometrin
Eklampsia 0,2 mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu)
4. Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu, berikan infus 40 IU oksitosin
dalam 1 liter NaCl 0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes per
menit untuk membantu pengeluaran hasil konsepsi
Abortus 5. Lakukan evaluasi tanda vital pasca tindakan setiap 30 menit selama 2 jam.
Bila kondisi ibu baik, pindahkan ibu ke ruang rawat. Lakukan pemeriksaan
jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk pemeriksaan patologi ke
Kesimpulan /Take laboratorium.
Home Message

Referensi
Abortus Komplit

• Tidak diperlukan evakuasi lagi


• Lakukan konseling untuk memberikan dukungan
Pendahuluan
emosional dan menawarkan kontrasepsi pasca
keguguran. Observasi keadaan ibu
Preeklampsia dan
Eklampsia • Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet
sulfas ferosus 600 mg/hari selama 2 minggu, jika
Kehamilan anemia berat berikan transfusi darah
Ektopik
Terganggu • Evaluasi keadaan ibu setelah 2 minggu

Kesimpulan /Take
Home Message

Referensi
Kehamilan Ektopik Terganggu

• Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang


terjadi di luar rahim (uterus). Hampir 95%
Pendahuluan kehamilan ektopik terjadi di berbagai segmen
tuba Falopii, dengan 5% sisanya terdapat di
ovarium, rongga peritoneum atau di dalam
Preeklampsia dan serviks
Eklampsia
• Apabila terjadi ruptur di lokasi implantasi
Kehamilan kehamilan, akan terjadi keadaan perdarahan
Ektopik masif dan nyeri abdomen akut yang disebut
Terganggu kehamilan ektopik terganggu
Kesimpulan /Take
Home Message

Referensi
Kehamilan Ektopik Terganggu

• Anamnesis:
• Amenorea, perdarahan pervaginam (biasanya lebih
sedikit), mual dan muntah, rasa nyeri di bagian kanan
Pendahuluan atau kiri perut ibu, nyeri seluruh lapang perut, demam
• Apabila terjadi ruptur di lokasi implantasi kehamilan,
akan terjadi keadaan perdarahan masif dan nyeri
Preeklampsia dan
Eklampsia abdomen akut yang disebut kehamilan ektopik
terganggu.
Kehamilan • Pemeriksaan Fisik
Ektopik • Penurunan tekanan darah, nadi meningkat, demam
Terganggu • Nyeri seluruh lapang perut
• VT : Nyeri goyang portio + , Massa pada adnexa
Kesimpulan /Take • RT : Buldging
Home Message

Referensi
Kehamilan Ektopik Terganggu
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
• Amenorea • Penurunan tekanan
• Perdarahan darah
Pendahuluan
pervaginam (biasanya • Nadi meningkat
lebih sedikit)
• Demam
Preeklampsia dan • Mual dan muntah
Eklampsia • Nyeri seluruh lapang
• Rasa nyeri di bagian perut
Kehamilan kanan atau kiri perut
ibu • VT: Nyeri goyang
Ektopik
Terganggu portio
• Nyeri seluruh lapang +, Massa pada
perut adnexa
Kesimpulan /Take
Home Message • Demam • RT: Bulging

Referensi
Kehamilan Ektopik Terganggu
Diagnosis
Tatalaksana
1. Trias klasik (nyeri perut 1. Periksa kondisi umum
Pendahuluan mendadak, riwayat dan hemodinamik
amenorrhea, 2. Cairan kristaloid (NaCl
perdarahan 0,9% atau RL) IV 500
reeklampsia dan
Eklampsia pervaginam) cc
2. Keadaan klinis pasien dalam 15 menit
Kehamilan tidak sesuai dengan
pertama, atau 2L dalam
Ektopik jumlah perdarahan.
Terganggu 3. Pemeriksaan tambahan: 2 jam pertama, dan
nyeri goyang portio dan dilanjutkan selama
esimpulan /Take tes bHCG (+). merujuk
Home Message
3. Pasang 2 jalur IV
4. Siapkan donor keluarga
Referensi
KEHAMILAN LEWAT WAKTU

Kehamilan usia ≥ 42 minggu penuh (294 hari)


terhitung sejak hari pertama haid terakhir,
Pendahuluan penelitian terkini menganjurkan tatalaksana lebih
awal
Preeklampsia dan
Eklampsia
Peran Dokter
• Rujuk pasien ke rumah sakit sedini mungkin untuk
Kehamilan Lewat menegakkan diagnosis usia kehamilan
Waktu • Tawarkan induksi persalinan mulai usia kehamilan
41
minggu.
Kesimpulan /Take • Observasi dilakukan di rumah sakit karena meliputi non-
Home Message
stress test dan pemeriksaan volume cairan amnion.
• Jika sudah mencapai 42 minggu, lahirkan bayi.

Referensi
KEHAMILAN DENGAN PARUT UTERUS

• Kehamilan pada pasien yang pernah mengalami


seksio sesarea pada kehamilan sebelumnya atau
Pendahuluan pernah mengalami operasi pada dinding rahim (mis.
miomektomi)
Preeklampsia dan
Eklampsia

Kehamilan Peran Dokter


Dengan Parut
Uterus Persalinan pervaginam (vaginal birth after cesarean section,
VBAC) kehamilan dengan parut uterus hanya dapat
Kesimpulan /Take dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas lengkap dan
Home Message mampu melakukan seksio sesarea dalam waktu 30 menit

Referensi
KEHAMILAN GANDA

• Kehamilan dengan jumlah janin 2 atau lebih


• Besar uterus melebihi usia kehamilan atau
Pendahuluan lamanya amenorea
• Hasil palpasi abdomen mengarah ke kehamilan ganda:
• Teraba lebih dari 2 balotemen atau lebih
Preeklampsia dan
Eklampsia • Terdengar lebih dari satu denyut
jantung bayi dengan stetoskop fetal
• Setiap ada kecurigaan pada kehamilan ganda, wajib
Kehamilan
Ganda dilakukan konsultasi dan melakukan asuhan antenatal
pada dokter spesialis obstetri dan ginekologi
• Persalinan untuk kehamilan ganda sedapat mungkin
Kesimpulan /Take dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas yang lengkap
Home Message

Referensi
Makrosomia

• Bayi baru lahir dengan berat badan > 4000 gram


• Diagnosis makrosomia tidak dapat ditegakkan hingga bayi
dilahirkan dan ditimbang berat badannya.
Pendahuluan
• Dapat dilakukan perkiraan sebelum bayi dilahirkan, untuk
mengantisipasi risiko distosia bahu, fraktur klavikula, atau
Preeklampsia dan cedera pleksus brakialis
Eklampsia • Berat janin dapat diperkirakan dengan penilaian faktor risiko
ibu, pemeriksaan klinis, atau pemeriksaan USG
• Jika ditemukan taksiran berat janin lebih dari 4000 gram, maka
Makrosomia lakukan rujukan untuk :
• Memastikan taksiran berat janin dengan pemeriksaan USG
Kesimpulan /Take • Mencari penyebab makrosomia
Home Message • Melakukan perencanaan persalinan
• Persalinan dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas lengkap

Referensi
Hidramnion

Terdapatnya cairan amnion dalam jumlah berlebihan


Hidramnion berhubungan dengan peningkatan mortalitas dan
morbiditas perinatal, serta komplikasi maternal seperti abrupsio
Pendahuluan plasenta, disfungsi uterus, dan perdarahan pascasalin.
Diagnosis
Preeklampsia dan • Jumlah cairan amnion lebih dari 2000 ml.
Eklampsia
• Ukuran uterus yang besar dan tegang disertai dengan kesulitan
meraba bagian janin atau mendengarkan denyut jantung janin.
Pada keadaan berat, ibu dapat mengalami kesulitan bernapas,
Hidramnion pembengkakan tungkai, dan oliguria.
• Diagnosis pasti dilakukan dengan pemeriksaan USG.
Kesimpulan /Take Tatalaksana
Home Message
• Pasien dengan kecurigaan hidramnion dirujuk ke RS
untuk mendapatkan tatalaksana yang memadai

Referensi
MALPRESENTASI BOKONG

Presentasi Bokong yang menetap hingga kehamilan 36


Pendahuluan
minggu harus sudah diketahui penyebabnya
Preeklampsia dan dengan melakukan pemeriksaan USG
Eklampsia
sebelumnya → penatalaksanaan selanjutnya
Malpresentasi adalah di Rumah Sakit Peran Dokter
Bokong
• Melakukan konfirmasi pemeriksaan dan diagnosis
Kesimpulan /Take
Home Message • Rujuk ke RS dengan fasilitas lengkap

Referensi
Letak Lintang

• Diagnosis
Pendahuluan
• Diagnosis • Pemeriksaan abdominal: sumbu panjang janin
teraba melintang, TIDAK teraba bagian pada
Preeklampsia dan pelvis inlet sehingga terasa kosong
Eklampsia • Pemeriksaan USG sangat dianjurkan bila
ditemukan kehamilan letak lintang yang
Letak Lintang
menetap hingga 36 minggu
• Tatalaksana
• Rujuk ke Rumah Sakit dengan fasilitas lengkap
Kesimpulan /Take
Home Message untuk tatalaksana selanjutnya

Referensi
Mual Dan Muntah Pada Kehamilan

• Terjadi karena:
• Peningkatan hormon-hormon pada kehamilan
• Asam lambung naik
Pendahuluan • Peristaltik usus turun
• Jika berlebihan, dapat berakibat pada dehidrasi, gangguan asam-basa
dan elektrolit dan ketosis → hiperemesis gravidarum
Preeklampsia dan • Mual dan muntah hebat
Eklampsia
• Berat badan turun > 5% dari berat badan sebelum hamil
• Dehidrasi
Hiperemesis • Ketidakseimbangan elektrolit
Gravidarum • Terdapat KETON pada urin (Ketonuria)
• Peran Dokter
• Pastikan hiperemesis
Kesimpulan /Take • Ganti cairan Intravena
Home Message • Berikan obat-obatan
• Pertahankan kecukupan nutrisi ibu, termasuk suplementasi vitamin
dan asam folat di awal kehamilan
Referensi
Medikamentosa Mual Muntah
Jenis Obat Keamanan / Kategori FDA
Antasida Aman
Pyridoxine / vitamin B6 Aman
Sukralfat FDA Kategori C
Cimetidine, Ranitidine FDA Kategori C
Metoclopramide FDA Kategori C
Lansoprazole, Pantoprazole FDA Kategori C
Ondansetrone FDA Kategori B / C
TIDAK BOLEH DIBERIKAN
Omeprazole FDA Kategori C
Chlorpromazine FDA Kategori C
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B
Anemia
KEK
MALARIA
Kekurangan hemoglobin (< 11 g/dl)
TRIKOMONIASIS

KLAMIDIA DAN GONOREA Diagnosis


Hb < 11 g/dl (pada trimester I dan III) atau < 10,5 g/dl (pada
KONDILOMA AKUMINATA
trimester II)
TUBERKULOSIS
GAGAL JANTUNG Faktor Predisposisi Kondisi khusus
DMG
DD dan DBD
• Diet rendah zat besi, B12, • Anemia mikrositik hipokrom:
DEMAM TIFOID dan asam folat defisiensi besi atau talasemia
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER • Kelainan gastrointestinal • Anemi normositik
ASMA AKUT normokrom
PNEUMONIA
• Penyakit kronis
• Anemia makrositik
APENDISITIS AKUT • Riwayat keluarga
HIPERTIROIDISME
hiperkrom
HIPOTIROIDISME • Anemia akibat penyakit
TUMOR ADNEKSA
khusus
MIOMA UTERI

EPILEPSI (malaria, kecacingan)


ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B
Tatalaksana
KEK
MALARIA • Tablet Tambah Darah (TTD): 60 mg besi elemental dan
TRIKOMONIASIS

KLAMIDIA DAN GONOREA 400 μg asam folat) diberikan sebanyak 2 (dua) tablet/hari
KONDILOMA AKUMINATA
•Bila kadar Hb < 10 gr/dl harus dirujuk ke FKRTL
TUBERKULOSIS
GAGAL JANTUNG
DMG
•Konseling tentang pola makan:
DD dan DBD
• Gizi seimbang
DEMAM TIFOID
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER • Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
ASMA AKUT
PNEUMONIA • Pemberian contoh bahan makanan yang tinggi zat
APENDISITIS AKUT
HIPERTIROIDISME
besi
HIPOTIROIDISME
TUMOR ADNEKSA
MIOMA UTERI

EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS Bahan Makanan Yang Tinggi Zat Besi
HEPATITIS B
KEK
MALARIA
TRIKOMONIASIS

KLAMIDIA DAN GONOREA

KONDILOMA AKUMINATA

TUBERKULOSIS
GAGAL JANTUNG
DMG
DD dan DBD
DEMAM TIFOID
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER

ASMA AKUT
PNEUMONIA
APENDISITIS AKUT
HIPERTIROIDISME
HIPOTIROIDISME
TUMOR ADNEKSA
MIOMA UTERI

EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B
Tatalaksana Khusus
KEK
MALARIA
TRIKOMONIASIS
1. Anemia mikrositik hipokrom dapat ditemukan
KLAMIDIA DAN GONOREA
pada kondisi defisiensi besi atau talasemia
• Harus dilakukan pemeriksaan feritin
KONDILOMA AKUMINATA
• Bila kadar feritin < 15 ng/ml, berikan terapi
TUBERKULOSIS besi
GAGAL JANTUNG
dengan dosis setara 180 mg besi elemental per
DMG
hari
DD dan DBD
DEMAM TIFOID
• Bila kadar feritin normal, harus periksa serum
VARICELLA dan HERPES iron
ZOSTER
(SI) dan total iron binding capacity (TIBC)
ASMA AKUT
• Bila dicurigai talasemia, maka pasien perlu dirawat
PNEUMONIA
APENDISITIS AKUT
bersama dengan dokter spesialis penyakit dalam
HIPERTIROIDISME
2. Anemia normositik normokrom ditemukan pada
HIPOTIROIDISME
TUMOR ADNEKSA
kondisi perdarahan atau infeksi kronik
MIOMA UTERI • Riwayat perdarahan atau gangguan perdarahan seperti
EPILEPSI aborsi, mola, kehamilan ektopik harus ditanyakan
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
Tatalaksana Khusus
HEPATITIS B
KEK 3. Anemia makrositik hiperkrom
MALARIA
TRIKOMONIASIS
ditemukan pada kondisi defisiensi asam folat dan
KLAMIDIA DAN GONOREA
vitamin B12
• Berikan asam folat dengan dosis 2 mg dan vitamin B12
KONDILOMA AKUMINATA
dengan dosis 250-1000 μg
TUBERKULOSIS
GAGAL JANTUNG 4. Anemia berikut memerlukan transfusi
DMG
DD dan DBD
darah:
DEMAM TIFOID
• Kadar Hb < 7 g/dL ATAU kadar hematokrit < 20 %
VARICELLA dan HERPES • Kadar Hb > 7 g/dL dengan gejala klinis: pusing, pandangan
ZOSTER

ASMA AKUT
berkunang-kunang, atau takikardia (frekuensi nadi
PNEUMONIA
>100x/mnt)
APENDISITIS AKUT 5. Anemia akibat malaria dan manifestasi
HIPERTIROIDISME
HIPOTIROIDISME
cacing
TUMOR ADNEKSA TTD sebaiknya diberikan pada ibu hamil yang pernah menderita
MIOMA UTERI malaria dan yang terinfeksi cacing sebagai upaya pencegahan
EPILEPSI
anemia yang lebih berat
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B
Triple Eliminasi
KEK (HIV, Sifilis dan Hepatitis B)
MALARIA
TRIKOMONIASIS
• Infeksi HIV, Sifilis, dan Hepatitis B • Pencegahan penularan HIV, sifilis
KLAMIDIA DAN GONOREA
pada anak lebih dari 90% tertular dan hepatitis dapat dilakukan
KONDILOMA AKUMINATA
dari ibunya dengan intervensi sederhana dan
TUBERKULOSIS
GAGAL JANTUNG
• Prevalensi infeksi HIV, Sifilis dan efektif
DMG
• Pencegahan infeksi pada
DD dan DBD Hepatitis B pada ibu hamil
masyarakat usia reproduktif
DEMAM TIFOID
berturut-turut 0,3%, 1,7% dan 2,5% • Pencegahan kehamilan yang tidak
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER diinginkan
ASMA AKUT • Risiko penularan dari ibu ke anak • Skrining antenatal
PNEUMONIA
untuk • Pengobatan dan vaksinasi
APENDISITIS AKUT
HIPERTIROIDISME • HIV: 20%-45%

HIPOTIROIDISME • Sifilis: 69-80%


TUMOR ADNEKSA • Hepatitis B: lebih dari 90%.
MIOMA UTERI

EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
Indikator eliminasi penularan HIV,
HEPATITIS B Sifilis dan Hepatitis B:
KEK
MALARIA
1. HIV : Pengurangan jumlah kasus infeksi baru HIV pada bayi baru
TRIKOMONIASIS lahir dengan tolok ukur ≤50 kasus anak terinfeksi HIV per 100.000
KLAMIDIA DAN GONOREA kelahiran hidup
KONDILOMA AKUMINATA 2. Sifilis : Pengurangan jumlah kasus infeksi baru Sifilis pada bayi
TUBERKULOSIS baru
GAGAL JANTUNG lahir dengan tolok ukur ≤50 kasus anak terinfeksi Sifilis per
DMG
100.000 kelahiran hidup
DD dan DBD
DEMAM TIFOID 3. Hepatitis B : Pengurangan jumlah kasus infeksi baru Hepatitis B
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER
pada bayi baru lahir dengan tolok ukur ≤50 kasus anak terinfeksi
ASMA AKUT Hepatitis B per 100.000 kelahiran hidup
PNEUMONIA Deteksi dini paripurna penyakit HIV, Sifilis dan Hepatitis B
APENDISITIS AKUT
HIPERTIROIDISME
3. Deteksi dini kehamilan dalam pelayanan antenatal terpadu
HIPOTIROIDISME
berkualitas dan lengkap dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di
TUMOR ADNEKSA
setiap fasilitas pelayanan kesehatan
MIOMA UTERI 4. Deteksi dini risiko infeksi HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dilakukan
EPILEPSI melalui pemeriksaan darah paling sedikit 1 (satu) kali pada masa
kehamilan
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS Kapan memeriksakan penularan HIV,
HEPATITIS B
KEK Sifilis dan Hepatitis dari ibu ke anak?
MALARIA
TRIKOMONIASIS
1. Infeksi HIV → PCR DNA kualitatif menggunakan
KLAMIDIA DAN GONOREA
sediaan darah (serum) atau Dried Blood Spot
(DBS) pada bayi usia 6 minggu
KONDILOMA AKUMINATA
• Hasil positif: bayi terinfeksi
TUBERKULOSIS
GAGAL JANTUNG 2. Infeksi Sifilis → titer Reagen Plasma Reagin
DMG R
(PR) bayi pada usia 3 bulan dan ibu.
DD dan DBD
DEMAM TIFOID
dinyatakan terinfeksi Sifilis jika:
VARICELLA dan HERPES • Titer bayi lebih dari 4 kali lipat titer ibunya, misal jika
ZOSTER
titer ibu 1:4 maka titer bayi 1:16 atau lebih; atau
ASMA AKUT
• Titer bayi lebih dari 1:32.
PNEUMONIA
APENDISITIS AKUT 3. Infeksi Hepatitis B → pemeriksaan HBsAg
HIPERTIROIDISME
pada
HIPOTIROIDISME
TUMOR ADNEKSA
saat bayi berusia 9 bulan ke
MIOMA UTERI • atas dinyatakan terinfeksi Hepatitis B jika HBsAg
EPILEPSI positif
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
Penanganan pada ibu hamil terinfeksi HIV,
HEPATITIS B Sifilis, dan Hepatitis B untuk mencegah
KEK
MALARIA
penularan
TRIKOMONIASIS

KLAMIDIA DAN GONOREA

KONDILOMA AKUMINATA

TUBERKULOSIS
GAGAL JANTUNG
DMG
DD dan DBD
DEMAM TIFOID
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER

ASMA AKUT
PNEUMONIA
APENDISITIS AKUT
HIPERTIROIDISME
HIPOTIROIDISME
TUMOR ADNEKSA
MIOMA UTERI

EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS HIV-AIDS
HEPATITIS B
KEK • HIV (human immunodeficiency virus)
MALARIA • AIDS (acquired immune deficiency syndrome)
TRIKOMONIASIS
merupakan sekumpulan gejala dan tanda akibat
KLAMIDIA DAN GONOREA
kerusakan sistem imun oleh infeksi HIV.
KONDILOMA AKUMINATA
Faktor predisposisi
TUBERKULOSIS • Kontak seksual atau darah dengan penderita HIV
GAGAL JANTUNG
positif
DMG
DD dan DBD Diagnosis
DEMAM TIFOID
• Diagnosis HIV ditegakkan dengan pemeriksaan serologis
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER menggunakan 3 rapid test HIV atau ELISA secara serial.
ASMA AKUT
PNEUMONIA
Tata Laksana
APENDISITIS AKUT • Antiretroviral kombinasi dosis tetap (KDT) (TDF+3TC+EFV)
HIPERTIROIDISME diberikan pada semua ibu hamil dengan HIV memperhatikan
HIPOTIROIDISME
stadium klinis ataupun CD4 dan dilanjutkan seumur hidup.
TUMOR ADNEKSA
• Pemberian ARV lebih dari 6 bulan terbukti menurunkan
MIOMA UTERI
kadar viral load sampai tidak terdeteksi dan menurunkan
EPILEPSI
risiko penularan dari ibu ke bayi sehingga kurang dari 1%
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B Sifilis
KEK
MALARIA
TRIKOMONIASIS • Infeksi menular seksual disebabkan Treponema
KLAMIDIA DAN GONOREA

KONDILOMA AKUMINATA
pallidum.
TUBERKULOSIS
GAGAL JANTUNG • Menyebabkan preterm, kematian janin, gangguan
DMG
DD dan DBD plasenta, abortus, persalinan, gangguan hati,
DEMAM TIFOID
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER limfadenopati, dan miokarditis
ASMA AKUT
PNEUMONIA
• Faktor predisposisi
APENDISITIS AKUT • Pasangan seksual multipel,
• Hubungan seksual tidak terlindungi,
HIPERTIROIDISME
HIPOTIROIDISME
TUMOR ADNEKSA • HIV/AIDS
MIOMA UTERI

EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B
• Diagnosis
KEK
• Pemeriksaan cairan serum dari ulkus genital melalui
MALARIA
TRIKOMONIASIS
pemeriksaan treponemal, yaitu pemeriksaan fluorescent
KLAMIDIA DAN GONOREA
treponemal antibody absorption tests (FTA-ABS)
KONDILOMA AKUMINATA

TUBERKULOSIS • Microhemagglutination assay for antibodies to


GAGAL JANTUNG
DMG
T.Pallidum (MHA-TP)
DD dan DBD
• T.passive particle agglutination (TPPA), atau T.pallidum
DEMAM TIFOID
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER
hemoagglutination (TPHA).
ASMA AKUT
• Pemeriksaan dilakukan pada K1
PNEUMONIA
APENDISITIS AKUT
HIPERTIROIDISME • Tata Laksana Umum
HIPOTIROIDISME
TUMOR ADNEKSA • Injeksi IM benzatin penisilin G 2,4 juta IM
MIOMA UTERI

EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B
Hepatitis B
KEK
Hepatitis B merupakan infeksi menular serius pada hati yang
MALARIA
TRIKOMONIASIS disebabkan oleh virus hepatitis B. Infeksi akut dapat terjadi pada saat
KLAMIDIA DAN GONOREA
tubuh terinfeksi untuk pertama kalinya. Infeksi akut ini dapat berubah
menjadi kronis setelah beberapa bulan sejak infeksi pertama kali.
KONDILOMA AKUMINATA
Faktor Predisposisi
TUBERKULOSIS
GAGAL JANTUNG • Kontak lesi atau sekret dengan penderita Hepatitis B
DMG • Transfusi darah
DD dan DBD
• Belum mendapat vaksinasi hepatitis B
DEMAM TIFOID
VARICELLA dan HERPES Diagnosis
ZOSTER

ASMA AKUT Adanya infeksi kronik Hepatitis B ditentukan dengan hasil pemeriksaan
PNEUMONIA skrining HbsAg (+) yang diperiksa pada trimester I.
APENDISITIS AKUT
HIPERTIROIDISME
Tata Laksana pada Ibu Hamil
HIPOTIROIDISME Pemilihan regimen terapi ditentukan oleh dokter Obsgin dan dokter
TUMOR ADNEKSA
KGEH di RS rujukan
MIOMA UTERI

EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B
Kurang Energi Kronik (KEK)
KEK
MALARIA
TRIKOMONIASIS
• Definisi
KLAMIDIA DAN GONOREA
Kekurangan energi kalori dan protein
KONDILOMA AKUMINATA dalam jangka waktu yang lama
TUBERKULOSIS
GAGAL JANTUNG • Diagnosis
DMG
DD dan DBD Pemeriksaan lingkar lengan atas (LiLA) <23,5 cm
DEMAM TIFOID
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER • Faktor Predisposisi
ASMA AKUT
PNEUMONIA Asupan nutrisi yang kurang
APENDISITIS AKUT
HIPERTIROIDISME
Faktor medis (misalnya penyakit kronik)
HIPOTIROIDISME
TUMOR ADNEKSA
MIOMA UTERI

EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B Tata Laksana Umum
KEK
MALARIA
• Pengkajian gizi
• KEK (+) bila LiLA < 23,5 cm ATAU IMT prahamil/trimester I < 18,5 kg/m2
TRIKOMONIASIS
• Kadar Hb < 11 g/dL
KLAMIDIA DAN GONOREA • Pasien tampak kurus dan konjungtiva pucat
KONDILOMA AKUMINATA • Penetapan diagnosis gizi
TUBERKULOSIS • Intervensi Gizi
GAGAL JANTUNG • Kebutuhan energi per individu berdasarkan aktivitas dan status gizi ibu
DMG • Kebutuhan energi pada trimester I, II, dan III adalah: 30-35 kkal/kg BB
DD dan DBD Ideal sebelum hamil + 500
DEMAM TIFOID • Tambahan energi 500 kkal diberikan melalui pemberian makanan
VARICELLA dan HERPES
tambahan (PMT) → pangan lokal atau pabrikan dan minuman padat
ZOSTER gzi.i
ASMA AKUT • Konseling/edukasi gizi
PNEUMONIA
APENDISITIS AKUT
• Monitoring dan Evaluasi
 Kenaikan BB
HIPERTIROIDISME
 Perbaikan nilai laboratrium
HIPOTIROIDISME
 Perbaikan tanda klinis
TUMOR ADNEKSA
 Asupan makanan termasuk asupan makanan dari PMT
MIOMA UTERI

EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B
KEK Malaria
MALARIA
TRIKOMONIASIS

KLAMIDIA DAN GONOREA


• Penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik
KONDILOMA AKUMINATA

TUBERKULOSIS • Penyebab protozoa genus Plasmodium


GAGAL JANTUNG
DMG
DD dan DBD
• Gejala demam, anemia dan splenomegali
DEMAM TIFOID
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER
• Faktor predisposisi:
ASMA AKUT
PNEUMONIA
• Faktor lingkungan (endemis)
APENDISITIS AKUT
HIPERTIROIDISME • Kontak dengan vektor malaria
HIPOTIROIDISME
TUMOR ADNEKSA
MIOMA UTERI

EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS Tanda dan gejala malaria Tanda dan gejala malaria
HEPATITIS B
tanpa komplikasi berat
KEK
 Kelemahan umum (tidak
MALARIA
bisa
duduk / berdiri)
TRIKOMONIASIS
 Diare  Demam sangat tinggi > 40 C
 Mulas seperti his
KLAMIDIA DAN GONOREA  Ikterik
palsu
 Oliguria
KONDILOMA AKUMINATA (kontraksi uterus)
 Pembesaran limpa  Urin berwarna coklat
TUBERKULOSIS
GAGAL JANTUNG  Pembesaran hati Demam kehitaman (black water fever)
DMG  Menggigil / kedinginan / kaku  Penurunan kesadara dalam
DD dan DBD  Sakit kepala berbagai n derajat,
DEMAM TIFOID
 Nyeri otot/ Persendian manifestasi seperti: kebingungan,
dengan
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER  Kehilangan selera makan mengantuk, sampai
ASMA AKUT  Mual dan muntah penurunan
kesadaran yang dalam
PNEUMONIA  Tidak dapat makan dan minum
APENDISITIS AKUT
 Pucat di bagian dalam kelopak
HIPERTIROIDISME
mata, bagian dalam mulut, lidah
HIPOTIROIDISME
TUMOR ADNEKSA
dan telapak tangan
MIOMA UTERI
Diagnosis : rapid diagnostic test (RDT)
EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B

KEK
Pemeriksaan penunjang untuk malaria berat:
MALARIA • Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit
TRIKOMONIASIS
• Hitung jumlah leukosit dan trombosit
KLAMIDIA DAN GONOREA
• Kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin, SGOT & SGPT,
KONDILOMA AKUMINATA alkali fosfatase, albumin/globulin, kreatinin,
TUBERKULOSIS ureum,
GAGAL JANTUNG
natrium dan kalium, analisis gas darah, laktat)
DMG
DD dan DBD
• Urinalisis
DEMAM TIFOID
Tatalaksana (untuk malaria tanpa komplikasi)
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER • Pengobatan malaria pada ibu hamil sama
ASMA AKUT dengan
pengobatan pada orang dewasa lainnya
PNEUMONIA
APENDISITIS AKUT • Pada ibu hamil tidak diberikan Primakuin
HIPERTIROIDISME
HIPOTIROIDISME • Pada usia trimester I-III diberikan Tablet ACT selama 3 hari
TUMOR ADNEKSA
MIOMA UTERI
EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B
Trikomoniasis
KEK
Infeksi vagina yang disebabkan Trichomonas vaginalis
MALARIA
TRIKOMONIASIS Diagnosis
KLAMIDIA DAN GONOREA Tanda dan gejala yang muncul pada trikomoniasis adalah:
KONDILOMA AKUMINATA • Edema atau eritema vagina
TUBERKULOSIS • Strawberry cervix
GAGAL JANTUNG • Vagina bau dan gatal
DMG
• Duh tubuh vagina kuning kehijauan dan berbusa
DD dan DBD
DEMAM TIFOID Diagnosis dilakukan dengan melihat trikomonas hidup pada
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER
sediaan langsung duh tubuh dalam larutan NaCl fisiologik
ASMA AKUT Tata Laksana
PNEUMONIA
APENDISITIS AKUT
Metronidazole 2 gram peroral dosis tunggal, ATAU
HIPERTIROIDISME 2 x 500 mg peroral selama 7 hari
HIPOTIROIDISME
Selama pengobatan diberikan, anjurkan pasien dan pasangan
TUMOR ADNEKSA
MIOMA UTERI
untuk abstinens sementara
EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B Klamidia dan Gonorea
KEK
MALARIA
TRIKOMONIASIS Klamidia disebabkan Chlamydia trachomatis, sedangkan
KLAMIDIA DAN GONOREA
Gonore disebabkan Neisseria gonorrhoeae.
KONDILOMA AKUMINATA

TUBERKULOSIS
Diagnosis
GAGAL JANTUNG
• duh tubuh abnormal (dijelaskan dengan jumlah,
DMG
DD dan DBD
warna dan bau) dengan atau tanpa nyeri perut bagian
DEMAM TIFOID
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER
bawah
ASMA AKUT
• Ditemukannya Diplokokus Gram negatif intraselular
PNEUMONIA
APENDISITIS AKUT
pada sediaan apus duh tubuh uretra/serviks dengan
HIPERTIROIDISME
HIPOTIROIDISME pewarnaan Gram
TUMOR ADNEKSA
MIOMA UTERI

EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
Klamidia bakteri obligat intaseluler yang menginfeksi urethra
HEPATITIS B
KEK
dan serviks sulit dibedakan dari Gonore, dan hanya dapat
MALARIA
TRIKOMONIASIS dibedakan dengan kultur sel, deteksi antigen, deteksi asam
KLAMIDIA DAN GONOREA
nukleat, pemeriksaan serologi.
KONDILOMA AKUMINATA

TUBERKULOSIS
GAGAL JANTUNG
Tatalaksana
DMG
• Cefixim 400 mg/hari dosis tunggal per oral BERSAMA
DD dan DBD
DEMAM TIFOID
Azitromisin 1 g, dosis tunggal, per oral yang disebut
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER

ASMA AKUT
KOMBIPAK. Kombinasi obat ini diminum didepan petugas,
PNEUMONIA
ATAU
APENDISITIS AKUT
HIPERTIROIDISME • Azitromisin diganti dengan Doksisiklin* 2x100 mg/hari,
HIPOTIROIDISME
TUMOR ADNEKSA per oral, 7 hari
MIOMA UTERI

EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS Kondiloma Akuminata
HEPATITIS B
KEK Kondiloma akuminata adalah infeksi menular seksual
MALARIA umumnya disebabkan oleh human papillomavirus risiko
yang
TRIKOMONIASIS rendah, terutama HPV 6 dan 11
KLAMIDIA DAN GONOREA
Diagnosis
KONDILOMA AKUMINATA Terdapat lesi khas di genitalia eksterna sewarna kulit atau keabuan,
TUBERKULOSIS hiperkeratotik, eksofitik, dengan permukaan yang tidak rata dan
GAGAL JANTUNG ukuran yang bervariasi
DMG
DD dan DBD
Faktor predisposisi Tatalaksana
DEMAM TIFOID
• Pasangan seksual multipel, • TCA 80-90 % dioleskan pada
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER • Memiliki infeksi menular lesi seminggu sekali
ASMA AKUT seksual lainnya, • Bedah
PNEUMONIA • Berhubungan seksual aktif listrik/elektrokauterisasi
APENDISITIS AKUT sejak usia muda • Krioterapi dengan nitrogen
HIPERTIROIDISME cair
HIPOTIROIDISME • Krioterapi dengan CO2
TUMOR ADNEKSA
padar dapat dipertimbangkan
sesarea
MIOMA UTERI
• Pembedahan
Tatalaksana nyeri
(bedah
EPILEPSI
skapel)
• Persalinan dengan
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B
Tuberkulosis
KEK
MALARIA
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
TRIKOMONIASIS Mycobacterium tuberculosis complex
KLAMIDIA DAN GONOREA
Faktor predisposisi Gejala
KONDILOMA AKUMINATA
•Kontak dengan •Batuk berdahak selama 2-3
TUBERKULOSIS
penderita tuberkulosis minggu atau lebih
GAGAL JANTUNG
•Nutrisi kurang •Dahak bercampur darah
DMG
DD dan DBD •Faktor sosioekonomi atau
DEMAM TIFOID
batuk darah
VARICELLA dan HERPES •Sesak nafas
ZOSTER
•Badan lemas
ASMA AKUT
•Nafsu makan menurun
PNEUMONIA
APENDISITIS AKUT
•Berat badan menurun
HIPERTIROIDISME •Malaise
HIPOTIROIDISME •Berkeringat malam hari
TUMOR ADNEKSA tanpa
MIOMA UTERI kegiatan fisik
EPILEPSI
•Demam meriang lebih dari
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B
KEK
Diagnosis
MALARIA • Pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung
TRIKOMONIASIS
• Pemeriksaan dahak dengan pewarnaan BTA dilakukan
KLAMIDIA DAN GONOREA dengan metode SPS (sewaktu-pagi-sewaktu) sebanyak
KONDILOMA AKUMINATA tiga kali pengambilan
TUBERKULOSIS
• Foto radiologi dianggap positif bila ditemukan
GAGAL JANTUNG gambaran infiltrat atau kavitas.
DMG
DD dan DBD
Tata Laksana pada Ibu Hamil
DEMAM TIFOID • Pengobatan TB tidak berbeda dengan pengobatan TB
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER
pada umumnya.
ASMA AKUT • Streptomisin TIDAK BOLEH diberikan karena
PNEUMONIA dapat
APENDISITIS AKUT menyebabkan cacat bawaan pada janin
HIPERTIROIDISME
HIPOTIROIDISME
TUMOR ADNEKSA
MIOMA UTERI

EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B
Gagal Jantung
KEK
MALARIA Gagal jantung adalah sindrom klinis akibat kelainan
TRIKOMONIASIS
struktural maupun fungsional jantung yang
KLAMIDIA DAN GONOREA menyebabkan terganggunya fungsi pengisian dan
KONDILOMA AKUMINATA pengosongan ventrikel
TUBERKULOSIS Diagnosis
GAGAL JANTUNG
DMG
Tanda dan gejala:
DD dan DBD
•Dispneu atau ortopneu yang •Murmur sistolik grade 3/6
DEMAM TIFOID memberat atau lebih
VARICELLA dan HERPES •Batuk di malam hari •Murmur diastolik
ZOSTER
•Hemoptisis •Kardiomegali
ASMA AKUT
PNEUMONIA
•Pingsan •Aritmia yang menetap
APENDISITIS AKUT
•Nyeri dada •Split bunyi jantung kedua
HIPERTIROIDISME •Sianosis yang menetap
HIPOTIROIDISME •Distensi vena leher yang •Jari tabuh
TUMOR ADNEKSA menetap
MIOMA UTERI

EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B
KEK Pemeriksaan penunjang
 Elektrokardiogram
MALARIA
TRIKOMONIASIS
PENDAHULUA
N
KLAMIDIA DAN GONOREA  Ekokardiografi
KONDILOMA AKUMINATA  Foto rontgen dada (harus dilakukan
SUB JUDUL
TUBERKULOSIS
MATER
dengan
GAGAL JANTUNG
I pelindung radiasi untuk melindungi janin)
SUB
DMG
JUDUL
Faktor predisposisi
DD dan DBD
MATER
DEMAM TIFOID
Faktor predisposisi terjadinya jantung
I
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER gagal
bergantung pada kelainan struktural
SUB JUDUL
ASMA AKUT
MATER
PNEUMONIA
maupun
fungsional yang mendasari. Gagal jantung
I
APENDISITIS AKUT
KESIMPULAN/ juga dapat terjadi secara idiopatik.
HIPERTIROIDISME
TAKE HOME
HIPOTIROIDISME
MESSAGE Tata Laksana : Rujuk
TUMOR ADNEKSA
S
MIOMA UTERI
REFERENSI
EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B
Diabetes Melitus Gestational
KEK
MALARIA
Diabetes melitus gestasional adalah keadaan
TRIKOMONIASIS intoleransi karbohidrat yang memiliki awitan atau
KLAMIDIA DAN GONOREA pertama kali ditemukan pada kehamilan
KONDILOMA AKUMINATA
Faktor Risiko:
TUBERKULOSIS
GAGAL JANTUNG • obesitas
DMG
• riwayat diabetes melitus gestasional
DD dan DBD
• glukosuria
DEMAM TIFOID
VARICELLA dan HERPES
• riwayat keluarga dengan diabetes
ZOSTER
• abortus berulang
ASMA AKUT
• riwayat melahirkan cacat bawaan atau bayi > 4000 gram
PNEUMONIA
APENDISITIS AKUT
• riwayat preeklampsi
HIPERTIROIDISME • Pasien dengan faktor risiko tersebut perlu diperiksa lebih lanjut
HIPOTIROIDISME sesuai standar diagnosis diabetes melitus di kunjungan antenatal
TUMOR ADNEKSA
pertama
MIOMA UTERI

EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS Diagnosis
HEPATITIS B
KEK  Bila kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl (disertai gejala klasik
MALARIA hiperglikemia) ATAU
TRIKOMONIASIS  Hasil kadar glukosa darah puasa > 126mg/dl ATAU
KLAMIDIA DAN GONOREA  Kadar glukosa 2 jam setelah TTGO > 200 mg/dl ATAU
KONDILOMA AKUMINATA
 Kadar HbA1C > 6,5 %
TUBERKULOSIS
 Hasil yang lebih rendah perlu dikonfirmasi dengan
GAGAL JANTUNG melakukan pemeriksaan TTGO di usia kehamilan antara 24 – 28
DMG minggu.
DD dan DBD
 Pemeriksaan konfirmasi dan pemeriksaan untuk ibu hamil tanpa
DEMAM TIFOID
faktor risiko dilakukan pada usia kehamilan 24-28 minggu.
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER  Diagnosis diabetes mellitus gestational ditegakkan
ASMA AKUT apabila ditemukan:
PNEUMONIA o Kadar gula darah puasa > 92 mg/dl, ATAU
APENDISITIS AKUT
o Kadar gula darah setelah 1 jam > 180 mg/dl, ATAU
HIPERTIROIDISME
o Kadar gula darah setelah 2 jam > 153 mg/dl
HIPOTIROIDISME
TUMOR ADNEKSA
MIOMA UTERI Tatalaksana: Rujuk
EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B
Demam Dengue dan Demam
KEK
MALARIA
Berdarah Dengue (DBD)
TRIKOMONIASIS

KLAMIDIA DAN GONOREA Demam dengue disebabkan oleh virus dengue


KONDILOMA AKUMINATA
Faktor Predisposisi
 Faktor lingkungan dan kebersihan
TUBERKULOSIS
GAGAL JANTUNG
DMG  Kontak
DD dan DBD
DEMAM TIFOID Gejala Klinis
 Demam terus-menerus 2-7 hari, diikuti
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER

ASMA AKUT
PNEUMONIA
oleh fase afebril (demam mereda)
APENDISITIS AKUT
HIPERTIROIDISME
HIPOTIROIDISME
TUMOR ADNEKSA
MIOMA UTERI

EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS Demam Dengue Demam Berdarah
HEPATITIS B
KEK
Dengue
MALARIA • Demam mendadak dan • Gejala awal tampak seperti
TRIKOMONIASIS
berkesinambungan demam dengue, namun dapat
KLAMIDIA DAN GONOREA
• Sakit kepala timbul
KONDILOMA AKUMINATA • Nyeri orbita petekie/ekimosis/purpura,
TUBERKULOSIS • Mual dan muntah perdarahan (pada gusi,
GAGAL JANTUNG • Nyeri otot, sendi epistaksis, hematemesis, melena,
DMG
dan tulang belakang hematuria), efusi pleura, dan
DD dan DBD
DEMAM TIFOID
• Nyeri perut asites
VARICELLA dan HERPES • Leukopenia • Tes tourniquet positif
ZOSTER

ASMA AKUT • Laboratorium menunjukkan:


PNEUMONIA • Nilai trombosit ≤ 100.000
APENDISITIS AKUT
• Hematokrit terdapat
HIPERTIROIDISME
HIPOTIROIDISME peningkatan ≥ 20% ATAU
TUMOR ADNEKSA penurunan hematokrit ≥ 20%
MIOMA UTERI
setelah terapi cairan
EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS Tatalaksan
HEPATITIS B •a Pemantauan suhu, hemodinamik, hematokrit (dilakukan
KEK
sebelum terapi cairan), leukosit, dan trombosit
• Pemantauan tanda-tanda bahaya:
MALARIA
TRIKOMONIASIS
• muntah menetap
KLAMIDIA DAN GONOREA
• perdarahan mukosa
KONDILOMA AKUMINATA • nyeri pada perut
TUBERKULOSIS
• letargi
GAGAL JANTUNG
• pembesaran hepar > 2 cm
DMG • peningkatan hematokrit disertai dengan penurunan jumlah
DD dan DBD platelet secara berkala
DEMAM TIFOID • Pengobatan yang diberikan: Parasetamol 500 mg per
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER
oral setiap 6 jam bila suhu ≥ 39˚C
ASMA AKUT
• Indikasi pulang:
PNEUMONIA
• bebas demam 48 jam
APENDISITIS AKUT
• Terdapat perbaikan klinis
HIPERTIROIDISME • Trombosit meningkat
HIPOTIROIDISME • hematokrit stabil tanpa pemberian cairan intravena
TUMOR ADNEKSA
MIOMA UTERI
Jika diperlukan: transfusi trombosit dalam jumlah besar
EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
Demam Tifoid
HEPATITIS B
Penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh bakteri
KEK
MALARIA
Salmonella typhi. S.typhi dapat masuk dalam tubuh manusia
TRIKOMONIASIS melalui makanan yang tercemar
KLAMIDIA DAN GONOREA Faktor Predisposisi Tanda dan Gejala
KONDILOMA AKUMINATA  Faktor kebersihan makanan  Demam > 38oC
TUBERKULOSIS
 Faktor kebersihan lingkungan  Sakit kepala
GAGAL JANTUNG
DMG
 Imunitas tubuh buruk  Nyeri perut
DD dan DBD
Diagnosis  Nafsu makan berkurang
DEMAM TIFOID
 Diare atau konstipasi
VARICELLA dan HERPES  Uji Widal
ZOSTER  Coated tongue
 Kultur darah
ASMA AKUT
 Nyeri otot
PNEUMONIA Tata Laksana
APENDISITIS AKUT
HIPERTIROIDISME
 Sefotaksim 200 mg/kgBB IV per 24 jam dibagi 3-4 dosis, ATAU
HIPOTIROIDISME  seftriakson 100 mg/kgBB IV per 24 jam (maksimal 4 g/24 jam)
TUMOR ADNEKSA dibagi menjadi 1-2 dosis
MIOMA UTERI
 Berikan parasetamol 3x500 mg per oral bila demam
EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B Varicella dan Herpes Zoster
KEK
MALARIA Varicella zoster virus (VZV) merupakan famili
TRIKOMONIASIS
human (alpha) herpes virus.
KLAMIDIA DAN GONOREA

KONDILOMA AKUMINATA
Faktor Predisposisi
TUBERKULOSIS
•Kontak dengan penderita cacar
GAGAL JANTUNG •Belum mendapat vaksinasi cacar
DMG
sebelumnya
DD dan DBD
DEMAM TIFOID
•Nutrisi kurang baik
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER Diagnosis
ASMA AKUT •lesi kulit berupa vesikel kemerahan dan gatal yang
PNEUMONIA
APENDISITIS AKUT
khas di seluruh tubuh serta seringkali disertai
HIPERTIROIDISME demam
HIPOTIROIDISME
TUMOR ADNEKSA
Tatalaksana → Rujuk
MIOMA UTERI

EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B
KEK
Asma Akut
MALARIA
TRIKOMONIASIS • Penyakit pernapasan yang disertai
KLAMIDIA DAN GONOREA
dengan episode sesak dan mengi
KONDILOMA AKUMINATA
berulang akibat inflamasi akut pada
TUBERKULOSIS
GAGAL JANTUNG saluran nafas.
DMG
DD dan DBD
DEMAM TIFOID Diagnosis
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER
• Sesak/sulit bernapas
ASMA AKUT
PNEUMONIA • Mengi (wheezing)
APENDISITIS AKUT
HIPERTIROIDISME
• Batuk berdahak
HIPOTIROIDISME
TUMOR ADNEKSA
• Ronkhi
MIOMA UTERI

EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS Tata Laksana
 Stabilisasi jalan napas dengan pemberian oksigen dan pasang kanul
HEPATITIS B
KEK
MALARIA
intravena
TRIKOMONIASIS  Hindari penggunaan obat penekan batuk, sedatif, dan antihistamin
KLAMIDIA DAN GONOREA  Berikan cairan Ringer Laktat atau NaCl 0,9%
 Berikan terbutalin secara subkutan dengan dosis 0,25 mg per 15
KONDILOMA AKUMINATA
menit dalam 3 dosis atau oral 2,5 mg tiap 4-6 jam
 Berikan 40-60 mg metilprednisolon intravena setiap 6 jam, atau
TUBERKULOSIS
GAGAL JANTUNG
DMG
hidrokortison secara intravena 2 mg/kgBB tiap 4 jam atau setelah
DD dan DBD loading dose 2 mg/kgBB dilanjutkan denganinfus 0,5
DEMAM TIFOID mg/kgBB/jam.
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER
 Jika ada tanda infeksi, beri ampisilin 2 g IV tiap 6 jam.
ASMA AKUT
 Rujuk ke fasilitas yang memadai. Di rumah sakit
PNEUMONIA rujukan,
pertimbangkan foto thoraks, laboratorium, alat monitor fungsi vital,
APENDISITIS AKUT dan rawat intensif bilamana perlu.
HIPERTIROIDISME
HIPOTIROIDISME
Tata laksana selanjutnya dapat ditentukan dengan berkonsultasi
TUMOR ADNEKSA
dengan dokter spesialis paru atau penyakit dalam dan dokter
MIOMA UTERI spesialis obstetri dan ginekologi
EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B
Pneumonia
KEK Inflamasi jaringan paru akibat infeksi bakteri, virus, jamur,
MALARIA maupun parasit.
TRIKOMONIASIS
Diagnosis Faktor predisposisi
KLAMIDIA DAN GONOREA
 Sesak napas, demam, batuk  Penyakit kronik penyert
KONDILOMA AKUMINATA berdahak, ronki basah kasar, (asma, PPOK, a
TUBERKULOSIS nyeri dada jantung) penyaki
GAGAL JANTUNG  Foto toraks  Status imunitas rendaht
DMG
menunjukkan
polos konsolidasi  Perokok
DD dan DBD
DEMAM TIFOID Tata Laksana Umum
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER  Berikan oksigen
ASMA AKUT  Berikan inhalasi uap
PNEUMONIA
Tata Laksana Khusus
APENDISITIS AKUT
HIPERTIROIDISME  Berikan eritromisin 4x500 mg per oral selama 7 hari
HIPOTIROIDISME  Bila selama masa terapi tidak terdapat perbaikan, rujuk
TUMOR ADNEKSA ke
MIOMA UTERI
FKRTL
EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B
Apendisitis Akut
KEK
MALARIA
Peradangan pada usus
TRIKOMONIASIS
Diagnosis Tata Laksana
KLAMIDIA DAN GONOREA
Diagnosis pada ibu hamil sulit  Pasang jalur intravena
KONDILOMA AKUMINATA
ditegakkan karena gejala mual dan berikan cairan
TUBERKULOSIS muntah yang mirip. Ringer Laktat atau
GAGAL JANTUNG
• Nyeri perut yang terus menerus
DMG
• Nyeri Nacl 0.9%
perut di kuadran
kanan meskipun nyeri bermigrasi  Segera rujuk ke FKRTL
DD dan DBD
DEMAM TIFOID
bawah
VARICELLA dan HERPES ke atas sesuai dengan perpindahan
ZOSTER
apendik
ASMA AKUT
• Demam
PNEUMONIA
APENDISITIS AKUT
• Perut kaku
HIPERTIROIDISME
• Nafsu makan berkurang
HIPOTIROIDISME • Mual dan muntah
TUMOR ADNEKSA • Leukositosis
MIOMA UTERI • Ileus paralitik
EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B Hipertiroidisme
KEK
MALARIA Penyakit yang diakibatkan oleh hormon
TRIKOMONIASIS
tiroksin yang berlebih dalam tubuh
KLAMIDIA DAN GONOREA
Tanda dan gejala
KONDILOMA AKUMINATA

TUBERKULOSIS • Takikardia dan palpitasi


GAGAL JANTUNG
• Peningkatan abnormal denyut jantung saat tidur
DMG
DD dan DBD
• Pembesaran kelenjar tiroid
DEMAM TIFOID • Tidak mengalami obesitas asupan
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER
meskipun makanan cukup atau berlebih
ASMA AKUT • Merasa panas atau berkeringat berlebihan
PNEUMONIA • Suhu tubuh meningkat
APENDISITIS AKUT
• Tremor
HIPERTIROIDISME
HIPOTIROIDISME
• Eksoftalmus
TUMOR ADNEKSA • Berat badan tidak naik pada wanita
MIOMA UTERI

EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
Faktor predisposisi
 Jenis kelamin perempuan
HEPATITIS B
KEK
MALARIA  Riwayat hipertiroidisme pada keluarga
TRIKOMONIASIS

KLAMIDIA DAN GONOREA Diagnosis


KONDILOMA AKUMINATA  Pemeriksaan kadar TSH, T3 dan FT4.
TUBERKULOSIS
GAGAL JANTUNG
 Peningkatan kadar tiroid bebas atau indeks FT4
DMG mengkonfirmasi diagnosis ini.
 Bila tersedia, USG tiroid sebaiknya dilakukan.
DD dan DBD
DEMAM TIFOID
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER Tata Laksana
ASMA AKUT
PNEUMONIA  Stabilisasi
APENDISITIS AKUT
HIPERTIROIDISME
 Tirah baring dianjurkan mengurangi
HIPOTIROIDISME untuk
TUMOR ADNEKSA
aktifitas dan menstabilkan emosi
MIOMA UTERI

EPILEPSI  Rujuk
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B
Hipotiroidisme
KEK
Kekurangan hormon tiroksin dalam tubuh
MALARIA
TRIKOMONIASIS Faktor predisposisi: Defisiensi iodin
KLAMIDIA DAN GONOREA Diagnosis Tanda dan gejala
KONDILOMA AKUMINATA  Pemeriksaan TSH, T3, dan T4  Kelelahan, anoreksia,
TUBERKULOSIS  Ditemukan peningkatan berat
badan menurun
GAGAL JANTUNG
kadar TSH dengan kadar  Refleks fisiologis, daya
DMG
hormon tiroid bebas normal pikir
dan bicara lambat
DD dan DBD
atau menurun  Retensi cairan pada
DEMAM TIFOID
VARICELLA dan HERPES
jaringan longgar
ZOSTER
 Kulit terasa kasar, kering dan
ASMA AKUT
PNEUMONIA Tata Laksana : Rujuk dingin
APENDISITIS AKUT  Suara serak
HIPERTIROIDISME  Lidah tebal
HIPOTIROIDISME
 Tekanan darah tinggi
 Kadang terdapat ronkhi
TUMOR ADNEKSA
MIOMA UTERI

EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B
Tumor Adneksa
KEK Definisi
MALARIA
TRIKOMONIASIS  Pembesaran pada organ adneksa, paling banyak
KLAMIDIA DAN GONOREA ovarium. Dapat berupa tumor jinak (kista ovarium) atau
KONDILOMA AKUMINATA tumor ganas (neoplasma ovarium kistik/padat)
TUBERKULOSIS
Diagnosis
GAGAL JANTUNG
DMG  Diagnosis ditegakkan dengan USG
DD dan DBD
DEMAM TIFOID
 Nyeri perut sampai akut abdomen, umumnya
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER
pada trimester awal atau masa nifas
ASMA AKUT  Dapat menyebabkan ruptur, sering trimester
PNEUMONIA pada
APENDISITIS AKUT
HIPERTIROIDISME
lanjut atau pascamanipulasi
HIPOTIROIDISME  Teraba massa pada pemeriksaan dalam
TUMOR ADNEKSA
MIOMA UTERI Tata Laksana : Rujuk
EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B
Mioma Uteri
KEK  Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari
MALARIA
otot uterus dan jaringan ikat yang menopangnya.
TRIKOMONIASIS

KLAMIDIA DAN GONOREA Faktor Predisposisi


KONDILOMA AKUMINATA  Nulipara
TUBERKULOSIS  Infertilitas
 Riwayat keluarga
GAGAL JANTUNG
DMG
DD dan DBD
Diagnosis
DEMAM TIFOID
VARICELLA dan HERPES
ZOSTER
 Adanya massa yang terlihat menonjol atau teraba seperti
ASMA AKUT
bagian janin
PNEUMONIA  Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan USG abdominal
APENDISITIS AKUT
atau transvaginal
HIPERTIROIDISME
HIPOTIROIDISME Tata Laksana Umum: Rujuk
TUMOR ADNEKSA
MIOMA UTERI

EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS
HEPATITIS B
Epilepsi
KEK
Epilepsi adalah gangguan kronik otak yang disebabkan
MALARIA
TRIKOMONIASIS
oleh muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak dan
PENDAHULUA bersifat reversibel
N
KLAMIDIA DAN GONOREA

KONDILOMA AKUMINATA Epilepsi dan Kehamilan


SUB JUDUL
TUBERKULOSIS
MATER  Kejang pada epilepsi umumnya tidak dipengaruhi
GAGAL JANTUNG
I
DMG oleh kehamilan
SUB JUDUL
DD dan DBD
 Kehamilan pada wanita dengan riwayat epilepsi
MATER
DEMAM TIFOID
I
VARICELLA dan HERPES mempunyai kecenderungan:
ZOSTER
SUB JUDUL
ASMA AKUT
 Hipertensi
MATER
PNEUMONIA  Persalinan prematur
I
APENDISITIS AKUT
KESIMPULAN/  Bayi berat badan lahir rendah
HIPERTIROIDISME
TAKE HOME
HIPOTIROIDISME  Bayi dengan kelainan bawaan
MESSAGE
TUMOR ADNEKSA
S  Kematian perinatal
MIOMA UTERI
REFERENSI
EPILEPSI
ANEMIA
HIV-AIDS
SIFILIS Faktor Predisposisi

HEPATITIS B
KEK
Idiopatik
MALARIA  Faktor keturunan, genetik, kelainan kongenital

TRIKOMONIASIS
PENDAHULUA Gangguan metabolik, infeksi, trauma, neoplasma
N
KLAMIDIA DAN GONOREA
 Kelainan pembuluh darah, keracunan, dll
KONDILOMA AKUMINATA
SUB JUDUL Diagnosis
TUBERKULOSIS
MATER
GAGAL JANTUNG
I  Kejang
DMG
SUB JUDUL
DD dan DBD  Riwayat kejang sebelumnya
MATER
DEMAM
I
TIFOID
 Tekanan darah normal
VARICELLA dan HERPES

SUB
ZOSTER
JUDUL
 Protein urin normal
ASMA AKUT
MATER
PNEUMONIA Tatalaksana
I
 Tangani kejang
APENDISITIS AKUT
KESIMPULAN/
HIPERTIROIDISME
TAKE HOME
HIPOTIROIDISME
MESSAGE  Rujuk
TUMOR ADNEKSA
S
MIOMA UTERI
REFERENSI
EPILEPSI
Kesimpulan/
Take Home Messages
• Deteksi dini penyulit medis obstetri dan non
obstetri dalam pelayanan antenatal terpadu
berkualitas dan lengkap perlu dilakukan untuk
mencegah komplikasi dalam kehamilan
• Berbagai penyulit non obstetri dapat ditemukan
pada ibu hamil, diagnosis dan tatalaksana yang
tepat diperlukan untuk menjaga kehamilan ibu
• Pada kondisi abnormal, kehamilan dengan
penyulit perlu ditangani di FKRTL → rujuk
Kesimpulan
/Take Home
Message

Referensi
Referensi
1. Materi Orientasi SDM dalam Pelayanan Kesehatan
Maternal Bagi Pelayanan Kesehatan Maternal Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer
2. World Health OrganizationBuku saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.
3. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Rujukan. dan Kementrian Kesehatan Republik
WHO, 2013Indonesia,
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor
Immunodeficiency
52 Tahun 2017 Tentang
Virus, Sifilis,
Eliminasi
Dan Hepatitis
Penularan
B Dari
Human
Ibu
Ke Anak, 2017
Kesimpulan /Take 5. Petunjuk Kerja Pelayanan Antenatal Terpadu, Persalinan,
Home Message dan Pasca Persalinan Terpadu. MCHIP-USAID, 2012

Referensi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai