Anda di halaman 1dari 34

“KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS”

 
DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Yessi Fadriyanti, S.Kep., M.Kep
 
1.KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN
A. Struktur sistem muskuloskletal dan persyarafan yang mempengaruhi
pergerakan
1. Tulang
1. Bagian-bagian utama tulang rangka
Tulang rangka orang dewasa terdiri atas 206 tulang. Tulang adalah jaringan hidup yang akan suplai
saraf dan darah.
Fungsi utama tulang-tulang rangka adalah:
-Sebagai kerangka tubuh yang menyokong dan memberi bentuk dalam tubuh
-Untuk memberikan suatu system pengungkit yang digerakan oleh kerja otot-otot yang melekat
pada tulang tersebut
-Sebagai reservoir kalsium,fosfor,natrium,dan elemen-elemen lain
-Untuk menghasilakn sel-sel darah merah dan putih dan trombosit dalam sumsum merah tulang
tertentu
2. struktur tulang
Dilihat dari bentuknya tulang dapat dibagi menjadi :
- tulang panjang ditemukan di ekstremitas
- tulang pendek terdapat di pergelangan kaki dan tangan
- tulang pipih pada tengkorak dan iga
- tulang ireguler (bentuk yang tidak beraturan) pada vertebra, tulang-tulang wajah, dan
rahang.
3. perkembangan dan pertumbuhan tulang
perkembangan dan pertumbuhan pada tulang panjang tipikal :
> tulang didahului oleh model kartilago.
> kolar periosteal dari tulang baru timbul mengelilingi model korpus
> sarang lebah dari kartilago yang berdegenerasi dimasuka oleh sel-sel pembentuk
tulang (osteoblast),oleh pembuluh darah, dan oleh sel-sel pengikis tulang (osteoklast).
2. Sendi
artikulasi atau sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang.
a. sendi fibrosa (sinartrodial)
merupakan sendi yang tidak dapat bergerak.
b. sendi kartilaginosa (amfiartrodial)
permukaan tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan dihubungkan oleh jaringan
fibrosa kuat yang tertanam kedalam kartilago misalnya antara korpus vertebra
dan simfisis pubis.
c. sendi synovial (diartrodial)
sendi ini adalah jenis sendi yang paling umum. sendi ini biasanya
memungkinkan gerakan yang bebas (mis., lutut, bahu, siku, pergelangan tangan,
dll.) tetapi beberapa sendi sinovial secara relatif tidak bergerak (mis., sendi
sakroiliaka).
jenis sendi synovial :
a. sendi peluru, missal pada persendian panggul dan bahu, memungkinkan gerakan bebas
penuh.
b. sendi engsel memungkinkan gerakan melipat hanya pada satu arah dan contohnya
adalah siku dan lutut.
c. sendi pelana memungkinkan gerakan pada dua bidang yang saling tegak lurus. sendi
pada dasar ibu jari adalah sendi pelana dua sumbu.
d. sendi pivot contohnya adalah sendi antara radius dan ulna. memungkinkan rotasi untuk
melakukan aktivitas seperti memutar pegangan pintu.
e. sendi peluncur memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah dan contohnya adalah
sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan.
3. Otot Rangka
a. pengertian otot ( musculus)
otot (musculus) merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak.
ini adalah suatu sifat penting bagi organisme.
b. ciri-ciri otot
1. kontraktilitas
serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau mungkin juga tidak melibatkan
pemendekan otot. serabut akan terolongasi karena kontraksi pada setiap diameter sel berbentuk
kubus atau bulat hanya akan menghasilkan pemendekan yang terbatas.
2. eksitabilitas
serabut otot akan merespon dengan kuat jika distimulasi oleh implus saraf.
3. ekstensibilitas
serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebihi panjang otot saat relaks.
4. elastilitas
serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah berkontraksi atau meregang.
 OTOT DAN KERJA OTOT
otot rangka merupakan setengah dari berat badan orang dewasa. fungsi utamanya adalah untuk
menggerakan tulang pada artikulasinya.

bisep adalah otot fleksor; otot ini menekuk sendi, mengangkat lengan saat ia memendek. otot ini
juga cenderung memutar lengan untuk memposisikan telapak tengadah karena titik insersinya.
otot trisep pada punggung lengan atas adalah otot ekstensor; otot ini meluruskan sendi,
mempunyai aksi yang berlawanan dengan otot bisep.

selama fleksi sederhana (menekuk) siku :


> bisep kontraksi ? ini adalah penggerak utama
> trisep rileks secara refleks ? ini adalah antagonis
> otot tertentu pada lengan berkontraksi untuk mencegah gerakan berguling
> otot di sekitar bahu berkontaksi untuk memantapkan sendi bahu
 STRUKTUR OTOT RANGKA
otot rangka tersusun atas sejumlah besar serat-serat otot. sel-sel silindris tidak
bercabang. otot ini disokong oleh jaringan ikat dan mempunyai banyak suplai
darah dan saraf. setiap sel mempunyai banyak nuklei dan mempunyai
penampilan lurik.

 HISTOLOGY  OTOT
ada tiga jenis jaringan otot yang dapat dibedakan atas dasar strukturnya dan ciri
fiologis yaitu:
- otot polos
- otot lurik, dan
- otot jantung.
PERSARAFAN OTOT RANGKA
otot dipersarafi oleh 2 serat saraf pendek :
1. saraf sensorik yang membawa impuls dari otot, terutama dari reseptor regangan
khusus, gelondong otot
2. saraf motorik yang membawa impuls ke otot untuk memicu kontraksi otot
4. Tendon

tendon merupakan berkas (bundel) serat kolagen yang melekatkan otot ke tulang. tendon menyalurkan
gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot ke tulang. serat kolagen dianggap sebagai jaringan ikat dan
dihasilkan oleh sel-sel fibroblas.
5. Ligament

ligament adalah taut fibrosa kuat yang menghubungkan tulang ke tulang, biasanya di sendi. ligament
memungkinkan dan membatasi gerakan sendi.
6. Bursae
adalah  kantong kecil dari jaringan ikat. dibatasi oleh membran sinovial dan mengandung
cairan sinovial.
B. Mekanisme tubuh dalam fisiologi pergerakan
proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu disebut lengkung refleks.
komponen-komponen yang dilalui refleks :
1. reseptor rangsangan sensorik yang peka terhadap suatu rangsangan misalnya
kulit
2. neuron aferen (sensoris) yang dapat menghantarkan impuls menuju kesusunan
saraf pusat (medula spinalis-batang otak)
3. pusat saraf (pusat sinaps) tempat integrasi masuknya sensorik dan dianalisis
kembali ke neuron eferen
4. neuron eferen (motorik) menghantarkan impuls ke perifer
5. alat efektor merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu serat
otot atau kelenjar.
C. Mobilisasi dan Imobilisasi serta Efeknya terhadap Tubuh.
1.MOBILITAS
Pengertian Mobilitas / Mobilisasi :
merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan
teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankankesehatannya.
Jenis Mobilitas:
1. Mobilitas Penuh :
a. merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas penuh
sehingga dpt melakukan interaksisosial.
b. mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik & sensorik u/
mengotrol areatubuh
2. Mobilitas Sebagian :
merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak
mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik
dan sensorik. mobilitas sebagian ini terbagia dlm :
1.Mobilitas sebagian temporer:
merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya
sementara.
2.Mobilitas sebagian permanen :
merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya
menetap, hal tersebut diakibatkan oleh kerusakan sistem syaraf yang sifatnya
menetap.
Faktor yg mempengaruhi Mobilitas:
- gayahidup
- prosespenyakit/cedera
- kebudayaan
- tingkatenergi
- usia dan statusperkembangan
2. IMMOBILITAS

pengertian immobilitas / immobilisasi:


merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara
bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas).
a. Jenis Immobilitas:
a. imobilitas fisik
b. imobilitas intelektual
c. imobilitas emosional
d. imobilitas sosial

Perubahan Sistem tubuh akibat Imobilitas :


a. Perubahan metabolisme
b. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
c. Gangguan perubahan zat gizi
d. Gangguan fungsigastroitestinal
e. Perubahan sistempernafasan
f. Perubahankardiovaskuler
h. perubahan sistem integumen
i. Perubahan eliminasi
j. Perubahan perilaku
D. Respon fisiologis dan psikologis klien terhadap imobilisasi
1. Respon fisiologis
a.    Perubahan metabolisme
-ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
-gangguan pengubahan zat gizi
-gangguan fungsi gastrointestinal
-perubahan sistem pernafasan
-perubahan kardiovaskuler.

 
- perubahan sistem muskuloskeletal.
1. gangguan muskular : menurunnya massa otot sebagai dampak immobilisasi dapat
menyebabkan turunnya kekuatan otot secara langsung
2.gangguan skeletal : akan mudah terjadi kontraktur sendi dan osteoporosis.
3.perubahan sistem integumen
- perubahan eliminasi
- terjadi vertigo

2. Respon psikologis
beberapa pasien mengalami kemunduran dalam memecahkan masalah yang dihadapi
dan sering kali mengekspresikan emosi dalam berbagai cara misalnya menarik diri,
apatis atau agresif. pada keadaan lebih lanjut pasien mengalami perubahan konsep
diri serta memberikan reaksi emosi yang sering tidak sesuai dengan situasi.
E. Prinsip-prinsip mekanika tubuh
prinsip yang digunakan dalam mekanik tubuh adalah sebagai berikut :
1. Gravitasi
2. Keseimbangan
3. Berat
2. ASKEP PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS
a. Pengkajian keperawatan
1) Riwayat kesehatansekarang.
- Meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi keluhan/ggn , spt : adanya nyeri,
kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilitas dan imobilitas
- daerah terganggunya mobilitas danimobilitas
- lamanya terjadi gangguan.
2) Riwayat keperawatan penyakit yg pernahdiderita
- penyakit neurologis : trauma kepala, ↑ tek intrakranial,dll.
- Penyakit kardiovaskuler : IMA, gagal jantungdll.
- Penyakit muskuloskeletal : osteoporosis, fraktur, artritis,dll.
- Penyakit pernafasan : PPOM, pneumonia, dll.
3). Kemampuan fungsi motorik (derajat kekuatanotot)
pengkajiannya meliputi : tangan dan kaki bagian kiri dan kanan dinilai apakah ada / tidaknya
kelemahan, kekuatan dan spasme.
a. Adapun cara untuk memeriksa kekutan otot dengan menggunakan derajat kekuatan otot
tersebut sebagai berikut:
a. Periksa kekuatan otot ekstremitas atas:
1.) Pemeriksaan kekuatan otot bahu caranya:
- Minta pasien melakukan fleksi pada lengandan beritahanan
- Lakukan prosedur yang sama untuk gerakan ekstensi lengan, lalu beritahanan.
- Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala 0-5
2.) Pemeriksaan kekuatan otot siku
caranya :
- Minta pasien melakukan gerakan fleksi pada siku dan beri tahanan
- Lakukan prosedur yang sama untuk gerakan ekstensi siku, lalu beritahanan.
- Nilai kekuatan otot dengan mengguankan skala 0-5
3). Pemeriksaan kekuatan otot pergelangan tangan
caranya:
- Minta pasien meletakan lengan bawahnya diatas meja dengan telapak tangan
menghadapkeatas
- Minta pasien melakukan gerakan fleksi pada telapak tangan dengan
melawantahanan
- Nilai kekuatan otot dengan mengguankan skala 0-5
4). Pemeriksaan kekuatan otot jari-jaritangan
Caranya :
- Minta pasien meregangkan jari-jari dengan melawantahan
- Nilai kekuatan otot dengan mengguankan skala0-5
b. Periksa kekuatan otot ekstremitas bawah:
1) Pemeriksaan kekuatan otot panggul
caranya:
- Atur posisi tidur pasien, lebih baik pemeriksaan dilakukan dalam posisisupine.
- Minta pasien untuk melakukan gerakan fleksi tungkai dengan melawantahanan
-Minta pasien untuk melakukan gerakan abduksi dan adduksi tungkai dengan
melawantahanan.
- Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala 0-5
2). Pemeriksaan kekuatan otot lutut
caranya :
- Minta pasien melakukan gerakan fleksi pada lutut dengan melawantahanan
- Nilai kekuatan otot dengan mengguankan skala 0-5
 3). Pemeriksaan kekuatan otottumit
Caranya :
- Minta pasien melakukan gerakan plantarfleksi
dan doorsifleksi dengan melawantahanan
- Nilai kekuatan otot dengan mengguankan skala 0-5
4). Pemeriksaan kekuatan otot jari-jarikaki
Caranya :
- Minta pasien untuk melakukan gerakan fleksi dan ekstensi pada jari-
jari kaki dengan melawantahanan
- Nilai kekuatan otot dengan mengguankan skala0-5
b. Diagnosis keperawatan
diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah immobilitas, antara
lain :
1. gangguann mobilitas fisik berhubungan dengan trauma tulang belakang, frakturdll
2. gangguan penurunan curah jantung berhubungan denganimobilitas
3. resiko cedera berhubungan dengan ortostatikpneumonia
4. intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan tonus atau kekuatanotot
5. tidak efektifnya pola napas berhubungan dengan menurunnya ekspansiparu.
6. Gangguan eliminasi berhubungan dengan imobilitas (penurunan peristaltikusus)
7. retensi urine berhubungan dengan ggn mobilitas fisik
8. perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan napsumakan
9. gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kurangintake
10. gangguan interaksi sosial berhubungan denganimobilitas
11. gangguan konsep diriimobilitas
c. PerencanaanKeperawatan
Tujuan :
1. meningkatkan kekuatan, ketahanan otot dan fleksibilitassendi
2. meningkatkan fungsi kardiovaskuler(jantung)
3. meningkatkan fungsi respirasi(pernafasan)
4. meningkatkan fungsi gastroitestinal(pencernaan)
5. meningkatkan fungsi perkemihan(ginjal)
6. memperbaiki gangguanpsikologis
 
d. ImplementasiKeperawatan
1) Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot dan fleksibilitas sendi:
a. pengaturan posisi dengan cara mempertahankan posisi dalam postur tubuh yangbenar.
b. Ambulasi dini merupakan salah satu tindakan yang dapat meningkatkan kekuatan dan
ketahan otot. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melatih posisi duduk dari tempat
tidur, turun dari tempat tidur, berdiri disamping tempat tidur, bergerak kekursi rodadll.
c. Melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri untuk melatih kekuatan dan ketahanan
serta kemampuan sendi agar mudah bergerak.
d. Latihan isotonik dan isometrik, latihan ini juga dapat digunakan untuk melatih
kekuatan dan ketahanan otot dengan cara mengangkat beban yang ringan, kemudian
beban yangberat.
e. Latihan ROM baik secara aktif maupun pasif. ROM merupakan tindakan untuk
mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan padaotot.
2) Meningkatkan fungsikardiovaskuler
a) ambulasi dini
b) latihanaktif
pelaksanaan kegiatansehari-hari.
Meningkatkan fungsirespirasi
c) ambil nafas dalam dan batukefektif
d) mengubah posisi pasien setiap 1-2 jam
e) lakukan postural drainage, perkusi dada danvibrasi.
3) Meningkatkan fungsigastrointestinal
a) atur diet tinggi kalori, protein danmineral
b) latihanambulasi
4) Meningkatkan fungsiperkemihan
a) anjurkan pasien minum lebih dari 2500cc/hr
b) menjaga kebersihanperineal.
5) Memperbaiki gangguanpsikologi
a) melakukan komunikasi terpeutik denganperasaan
b) membantu pasien untuk mengekspresikankecemasanya
c) meningkatkan privacypasien
d) menganjurkan utuk melakukan interaksisosial
e. Pelaksanaan tindakan keperawatan:
1) Pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhanpasien
pengaturan posisi dalam mengatasi masalah kebutuhan mobilitas dapat
disesuaikan dengan tingkat gangguan.
a) Posisi fowler/ semi fowler.
Posisi fowler adalah posisi duduk/ setengah duduk dimana bagian kepala tempat
tidur ditinggikan atau dinaikan, posisi ini dilakukan untuk memberikan
kenyamanan pada pasien dan memfasilitasi fungsi pernafasan pasien.
Dengancara:
-jelaskan prosedur yang akandilakukan.
-Dudukanpasien.
-Berikan sandaran/ bantal pada tempat tidur pasien atau atur tempat
tidur, untuk posisi semifowler (30-45 derajat) dan untuk fowler (90derajat).
-Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengahduduk.
b) PosisiSims
Posisi ini adalah posisi miring kiri atau miring kanan. Posisi ini dilakukan untuk
memberikan kenyamanan dan memberikan obat peranus (supositoria). Dengan cara :
- Jelaskan prosedur yang akandilakukan
- Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri dengan posisi badan
setengah telungkup dan kaki kiri lurus dengan lutut. Paha kanan ditekuk kearahdada.
- Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan diatas
tempattidur.
- Bila pasien miring kekanan dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki kanan
lurus dengan lutut, paha kiri ditekuk kearahdada.
- Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kiri diatas
tempattidur.
c) Posisi Trendelenburg
Pada posisi ini pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah
daripada kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak,
dengan cara ;
- Jelaskan prosedur yang akandilakukan
- Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, letakan bantal diantara kepala dan
ujung tempat tidur pasien dan berikan bantal dibawah lipatanlutut.
- Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat tidur
khusus dengan meninggikan bagiankaki.
d) Posisi DorsalRecumbent
Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau
direnggangkan)diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan
memeriksa genitalia serta pada proses persalinan. Dengan cara :
- Jelaskan prosedur yang akandilakukan
- Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, pakaian bawah dibuka.
- Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menhadap ketempat tidur, dan
renggangkan kedua kaki dan pasang selimut
e) Posisi Lithotomi
Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan mengankat kedua kaki
dan meriknya keatas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk pemeriksaan
genitalia pada proses persalinan dan memasang alat kontrasepsi. Dengan
cara:
-Jelaskan prosedur yang akandilakukan
-Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, kemudian angkat kedua
pahanya dan tarik kearahperut
-Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadappaha
-Letakan bagian lutut/kaki pada tempet tidur khusus untuk posisilithotomic
-Pasangselimut.
F. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan kepera-watan untuk megatasi
gangguan mobilitas adalah sebagai berikut :
1) peningkatan fungsi sistem tubuh
2) peningkatan kekuatan dan ketahana dan kekuatanotot
3) peningkatan fleksibilitas sendi
4) peningkatan fungsi motorik, perasaan nyaman pada pasien dan ekspresi pasien
menunjukan keceriaan.
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai