Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERWATAN KOMUNITAS

PADA
BALITA
Kelompok 4

Nuramelia datuela

Rahmatia A Ali

Vira arista bambela

Meysi mahmmud

Renaldy pampaile
Konsep Komunitas

Menurut Kontjaraningrat Komunitas adalah


sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau
dengan istilah lain saling berinteraksi (Mubarak,
2007).
Konsep Balita

Balita atau anak bawah umur lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun
sehingga bagi usia di bawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun faal
(kerja alat tubuh semestinya) bagi usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia di
atas satu tahun, maka anak di bawah satu tahun tidak termasuk ke dalam golongan yang
dikatakan balita.
Pada masa toddler (1 s.d. 3 tahun), pertumbuhan fisik anak lebih lambat dibandingkan
dengan masa bayi, tetapi perkembangan motoriknya berjalan lebih cepat.
Tumbuh Kembang Balita

Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda, namun prosesnya senantiasa
melalui tiga pola yang sama, yakni:
 Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju bagian bawah (sefalokaudal).
Pertumbuhannya dimulai dari kepala hingga ke ujung kaki, anak akan berusaha
menegakkan tubuhnya, lalu dilanjutkan belajar menggunakan kakinya.
 Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar. Contohnya adalah anak akan lebih
dulu menguasai penggunaan telapak tangan untuk menggenggam, sebelum ia mampu
meraih benda dengan jari.
 Setelah dua pola di atas dikuasai, barulah anak belajar mengeksplorasi keterampilan-
keterampilan lain. Seperti melempar, menendang, berlari dan lain-lain.
Menurut Sigmun Freud tahap perkembangan manusia terdiri dari lima fase, yaitu fase oral, fase anal,
fase phallic, fase laten, dan fase genital. Dari kelima fase ini, tiga fase awal yaitu fase oral, anal dan laten
dilalui saat masa balita. (Wong, 2009)
 Fase Oral
 Fase Anal
 Fase Phallic

Masalah Kesehatan pada Kelompok Balita di Indonesia


Pada usia ini, anak rawan dengan berbagai gangguan kesehatan, baik jasmani maupun rohani.
 Gizi kurang dan Gizi buruk
 Diare
 ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)
Indikator Kesehatan Kelompok Balita

Dalam menentukan derajat kesehatan di Indonesia, terdapat beberapa indikator yang


dapat digunakan, antara lain
1. angka kematian bayi,
2. angka kesakitan bayi,
3. status gizi, dan
4. angka harapan hidup waktu lahir
Usia harapan hidup juga dapat menunjukkan baik atau buruknya status kesehatan anak
yang sangat terkait dengan berbagai faktor, sperti factor social, ekonomi, budaya, dan lain-lain.
Program dan Kebijakan Pemerintah untuk
Kesehatan Balita
 Meningktakan mutu pelayanan kesehatan dan pemerataan pelayanan kesehatan.
 Meningkatkan status gizi masyarakat
 Meningkatkan peran serta masyarakat
 Meningktakan manajemen kesehatan
Adapun kegiatan-kegiatan yang menunjang kebijakan tersebut antara lain :
 Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
 BKB (Bina Keluarga Balita)
 Program PAUD
 Ruang Lingkup Asuhan Keperawatan Kelompok Khusus Balita
upaya-upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan resosilitatif

 Peran Perawat Komunitas pada Kelompok Khusus Balita


• Pelaksana Pelayanan Keperawatan (care provider)
• Pendidik (health educator)
• Konselor
• Pemantau Kesehatan (health monitor)
• Koordinator Pelayanan Kesehatan (coordinator of service)
• Pembaharu (inovator)
• Panutan (role model)
• Fasilitator
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
AGREGAT BALITA
 Di  kelurahan simomulyo posyandu pelangi III terdapat 66 balita yang terdiri diri dari : 0-12 bulan = 21, 13- 36 bulan
= 15, 37- 60 bulan = 30. Berdasarkan informasi dari kader posyandu Balita yang gizi buruk 3 orang, Balita yang diare
karena tidak cocok dengan susu formula 6 orang, Balita yang berat badannya tidak sesuai dengan umur (Berat badan
balita yang berada digaris kuning  dan digaris merah ) 5 orang. Sebagian besar ibunya bekerja sebagai ibu rumah
tangga dan kepala keluarganya sebagian bekerja di pabrik sebagai buruh pabrik dan sebagian lagi di pemerintahan.
Antar rumah saling berdekatan sehingga jika terjadi kebaran sangat sulit buat petugas pemadam kebakaran untuk
memadamkan api, pembangunan gorong- gorong di sungai, sehingga air di bendung dan tidak mengalir lancar,
selokan di depan rumah warga banyak yang tersumbat, jalan di depan rumah kotor, banyak kardus basah sisa sampah
banjir yang di buang sembarangan, mayoritas warga beragama islam. Di wilayah ini memiliki 1 masjid, 1 gereja, 1
paud , 1 TK, 1 Atap SDN simomulyo, untuk beraktivitas warga menggunakan sepeda  motor untuk alat transportasi.
Biasanya  ibu- ibu sering mengajak balitanya naik mobil aneka warna yang diputarkan lagu- lagu anak untuk
berkeliling di sekitar kampung dengan biaya Rp.1000 untuk 1x putaran, serta setiap minggu pagi, ibu yang memilki
balita, sering membawa balitanya jalan-jalan di pasar pagi dadakan yang ada di sepanjang pintu gerbang jalan tol
surabaya – malang dekat kampung warga.
  
1. PENGKAJIAN
Di kelurahan simomulyo posyandu pelangi III
 DATA INTI

Di kelurahan simomulyo posyandu pelangi terdapat 66 balita


Umur     : 0-12 bulan = 21
: 13- 36 bulan = 15
: 37- 60 bulan = 30
Pekerjaan      : sebagian besar ibu yang memiliki balita bekerja sebagai ibu rumah tangga sedangkan
kepala keluarganya sebagian bekerja di pabrik sebagai buruh pabrik dan sebagian lagi di pemerintahan
Agama          : mayoritas islam
Data statistik:   Berdasarkan informasi dari kader setempat
 Balita yang gizi buruk 3 orang,
 Balita yang diare karena tidak cocok dengan susu formula 6 orang
 Balita yang berat badannya tidak sesuai dengan umur (Berat badan balita yang berada digaris kuning 
dan digaris merah ) 5 orang
DATA  SUBSISTEM

Lingkungan Fisik
 Perumahan dan lingkungan: antar rumah berdekatan, tipe rumah permanen, pembangunan gorong- gorong
di sungai sehingga air di bendung dan tidak mengalir lancar, selokan di depan rumah warga banyak yang
tersumbat, jalan di depan rumah kotor, banyak kardus basah sisa sampah banjir yang di buang sembarangan
 Lingkungan terbuka : mayoritas tidak mempunyai halaman rumah yang luas
 Kebiasaan: balita yang berumur 36 – 60 bulan sering mengkonsumsi makanan ringan  (snack) yang biasa
di beli di warung- warung terdekat. Serta sering mengkonsumsi mie instant
 Transportasi: ibu mengantarkan balita ke posyandu dengan jalan kaki sedangkan untuk beraktivitas
biasanya menggunakan sepeda motor
 Pusat pelayanan:  terdapat 1 posyandu dan 1 puskesmas
 Tempat belanja: dipasar tradisional dan mini market
 Tempat ibadah: 1 masjid dan 1 gereja
Lanjuuuutzzz say. . .

 Pelayanan Kesehatan Dan Sosial


Pelayanan kesehatan terdapat 1 posyandu dan 1 puskesmas.
 Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara, penghasilan rata- rata kepala keluarga perbulan Rp. 900.000- 1.500.000.
 Keamanan Dan Transportasi
Bila terjadi kebakaran, mobil pemadam kebakaran kesulitan untuk masuk di pemukiman warga karena jarak antar
rumah berdekatan dan gangnya sangat sempit. Mayoritas warga menggunakan alat transportasi sepeda motor untuk pergi
beraktivitas.
 Pemerintahan
Posyandu pelangi III merupakan RT 03 dan RW 09 di kelurahan simomulyo.Kader yang dimiliki sebanyak 5 orang.
 Politik
Pemerintah sudah memberikan pelatihan kepada kader, untuk mengajarkan kepada ibu balita, agar segera
memberikan oralit pada balitanya yang terkena diare dan lansung di bawa ke puskesmas untuk tindakan lebih lanjut.
 Komunikasi
Komunikasi ibu yang dilakukan pada balitanya dengan komuniaksi verbal maupun non verbal.
Informasi dari RT/RW setempat dialkuakn dengan menggunakan pengeras suara melalui siaran
di masjid.
 Pendidikan
Tingkat pendidikan orang tua balita 20 orang lulusan  SD,18 orang SMP dan selebihnya SMA/
SMK.Terdapat 1 TK, 1 Paud, 1 atap SDN simomulyo.
 Rekreasi
Dari hasil wawancara, ibu sering mengajak balitanya naik mobil aneka warna yang diputarkan
lagu- lagu anak untuk berkeliling di sekitar kampung dengan biaya Rp.1000 untuk 1x putaran,
serta setiap minggu pagi, ibu yang memilki balita, sering membawa balitanya jalan-jalan di
pasar pagi dadakan yang ada di sepanjang pintu gerbang jalan tol surabaya – malang dekat
kampung warga.                                 
ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah

1. - Data dari kader terdapat 6 balita yang Sanitasi lingkungan yang Risiko terjadinya peningkatan
diare akibat pemberian susu formula. kurang baik penyakit akibat lingkungan yang
kurang bersih (Diare) di
- pembangunan  gorong- gorong di
kelurahan Simomulyo.
sungi, sehingga air di bendung dan tidak
mengalir lancar, selokan di depan rumah
warga banyak yang ttersumbat, jalan di
depan rumah kotor, banyak kardus basah
sisa sampah banjir yang di buang
sembarangan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Risiko terjadinya peningkatan penyakit akibat lingkungan yang kurang bersih (Diare) di Kelurahan Simomulyo berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan terhadap sanitasi lingkungan yang kurang baik.

Diagnosa keperawatan Pentingnya penyelesaian Perubahan (+) untuk Penyelesaian untuk Total score
komunitas masalah penyelesaian di komunitas peningkatan kualitas hidup
Rendah 1. Tidak ada 1. Tidak ada
Sedang 2. Rendah 2. Rendah
Tinggi 3. Sedang 3. Sedang
4. Tinggi 4. Tinggi
Risiko terjadinya peningkatan 2 2 2 6
penyakit akibat lingkungan
yang kurang bersih (Diare) di
Kelurahan Simomulyo
berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan
terhadap sanitasi lingkungan
yang kurang baik.
 
INTERVENSI
Intervensi Rasional
1. Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk 1. Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental
pengetahuan tentang penyakit dan perawatan anaknya. serta latar belakang pengetahuan sebelumnya.

1. Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan 1. Pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan
akibatnya terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari partisipasi keluarga klien dan keluarga dalam proses perawatan klien
aktivitas sehari-hari.

1. Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi dan cara 1. Meningkatkan pemahaman dan partisipasi keluarga klien dalam
pemberian serta efek samping yang mungkin timbul pengobatan.

1. Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi 1. Meningkatkan kemandirian dan kontrol keluarga klien terhadap
kebutuhan perawatan diri anaknya

1. Anjurkan pada ibu-ibu untuk melakukan pemilihan makanan 1. Untuk menghindari terjadinya penyebaran kuman/bakteri pada
dari segi kesehatan makanan yang tidak sehat

1. Berikan penyuluhan pada warga untuk melakukan kerja bakti 1. Supaya lingkungan bersih dan sanitasi lingkungan menjadi lebih baik
pada lingkungan rumah dan desa

Anda mungkin juga menyukai