Asuhan Keperwatan Komunitas Pada Balita
Asuhan Keperwatan Komunitas Pada Balita
PADA
BALITA
Kelompok 4
Nuramelia datuela
Rahmatia A Ali
Meysi mahmmud
Renaldy pampaile
Konsep Komunitas
Balita atau anak bawah umur lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun
sehingga bagi usia di bawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun faal
(kerja alat tubuh semestinya) bagi usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia di
atas satu tahun, maka anak di bawah satu tahun tidak termasuk ke dalam golongan yang
dikatakan balita.
Pada masa toddler (1 s.d. 3 tahun), pertumbuhan fisik anak lebih lambat dibandingkan
dengan masa bayi, tetapi perkembangan motoriknya berjalan lebih cepat.
Tumbuh Kembang Balita
Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda, namun prosesnya senantiasa
melalui tiga pola yang sama, yakni:
Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju bagian bawah (sefalokaudal).
Pertumbuhannya dimulai dari kepala hingga ke ujung kaki, anak akan berusaha
menegakkan tubuhnya, lalu dilanjutkan belajar menggunakan kakinya.
Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar. Contohnya adalah anak akan lebih
dulu menguasai penggunaan telapak tangan untuk menggenggam, sebelum ia mampu
meraih benda dengan jari.
Setelah dua pola di atas dikuasai, barulah anak belajar mengeksplorasi keterampilan-
keterampilan lain. Seperti melempar, menendang, berlari dan lain-lain.
Menurut Sigmun Freud tahap perkembangan manusia terdiri dari lima fase, yaitu fase oral, fase anal,
fase phallic, fase laten, dan fase genital. Dari kelima fase ini, tiga fase awal yaitu fase oral, anal dan laten
dilalui saat masa balita. (Wong, 2009)
Fase Oral
Fase Anal
Fase Phallic
Lingkungan Fisik
Perumahan dan lingkungan: antar rumah berdekatan, tipe rumah permanen, pembangunan gorong- gorong
di sungai sehingga air di bendung dan tidak mengalir lancar, selokan di depan rumah warga banyak yang
tersumbat, jalan di depan rumah kotor, banyak kardus basah sisa sampah banjir yang di buang sembarangan
Lingkungan terbuka : mayoritas tidak mempunyai halaman rumah yang luas
Kebiasaan: balita yang berumur 36 – 60 bulan sering mengkonsumsi makanan ringan (snack) yang biasa
di beli di warung- warung terdekat. Serta sering mengkonsumsi mie instant
Transportasi: ibu mengantarkan balita ke posyandu dengan jalan kaki sedangkan untuk beraktivitas
biasanya menggunakan sepeda motor
Pusat pelayanan: terdapat 1 posyandu dan 1 puskesmas
Tempat belanja: dipasar tradisional dan mini market
Tempat ibadah: 1 masjid dan 1 gereja
Lanjuuuutzzz say. . .
1. - Data dari kader terdapat 6 balita yang Sanitasi lingkungan yang Risiko terjadinya peningkatan
diare akibat pemberian susu formula. kurang baik penyakit akibat lingkungan yang
kurang bersih (Diare) di
- pembangunan gorong- gorong di
kelurahan Simomulyo.
sungi, sehingga air di bendung dan tidak
mengalir lancar, selokan di depan rumah
warga banyak yang ttersumbat, jalan di
depan rumah kotor, banyak kardus basah
sisa sampah banjir yang di buang
sembarangan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Risiko terjadinya peningkatan penyakit akibat lingkungan yang kurang bersih (Diare) di Kelurahan Simomulyo berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan terhadap sanitasi lingkungan yang kurang baik.
Diagnosa keperawatan Pentingnya penyelesaian Perubahan (+) untuk Penyelesaian untuk Total score
komunitas masalah penyelesaian di komunitas peningkatan kualitas hidup
Rendah 1. Tidak ada 1. Tidak ada
Sedang 2. Rendah 2. Rendah
Tinggi 3. Sedang 3. Sedang
4. Tinggi 4. Tinggi
Risiko terjadinya peningkatan 2 2 2 6
penyakit akibat lingkungan
yang kurang bersih (Diare) di
Kelurahan Simomulyo
berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan
terhadap sanitasi lingkungan
yang kurang baik.
INTERVENSI
Intervensi Rasional
1. Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk 1. Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental
pengetahuan tentang penyakit dan perawatan anaknya. serta latar belakang pengetahuan sebelumnya.
1. Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan 1. Pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan
akibatnya terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari partisipasi keluarga klien dan keluarga dalam proses perawatan klien
aktivitas sehari-hari.
1. Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi dan cara 1. Meningkatkan pemahaman dan partisipasi keluarga klien dalam
pemberian serta efek samping yang mungkin timbul pengobatan.
1. Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi 1. Meningkatkan kemandirian dan kontrol keluarga klien terhadap
kebutuhan perawatan diri anaknya
1. Anjurkan pada ibu-ibu untuk melakukan pemilihan makanan 1. Untuk menghindari terjadinya penyebaran kuman/bakteri pada
dari segi kesehatan makanan yang tidak sehat
1. Berikan penyuluhan pada warga untuk melakukan kerja bakti 1. Supaya lingkungan bersih dan sanitasi lingkungan menjadi lebih baik
pada lingkungan rumah dan desa