Anda di halaman 1dari 17

Sekretariat Daerah

Kabupaten Majalengka

MATERI KEPROTOKOLAN
Rafi Kusman, S.STP. “Berangkat dengan penuh
NIP. 19952511 201708 1 001
keyakinan,
Kepala Sub Bagian Protokol
Sekretariat Daerah Berjalan dengan penuh “
SD NEGERI CIGONDANG 1 keikhlasan
2007

SMP NEGERI 1 LABUAN


2010

Pandeglang, 25 November 1995


SMA NEGERI DARMARAJA
2013

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


2017
DASAR HUKUM
• UU No. 9/2010 tentang Keprotokolan
• PP No. 39/2018 tentang Pelaksanaan UU No 9/2010 ttg Keprotokolan
• Keppres No. 32/1971 tentang Protokol Negara
• Perpres No 71/2018 tentang Tata Pakaian dalam Acara Kenegaraan dan Acara Resmi

DEFINISI
Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan
aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi
Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai
bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan
dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau
masyarakat.

(Pasal 1 UU No. 9 Tahun 2010 Tentang Keprotokolan)


TUJUAN
1. Memberikan penghormatan kepada Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan,
perwakilan negara asing dan/atau organisasi internasional, serta Tokoh Masyarakat
Tertentu, dan/atau Tamu Negara sesuai dengan kedudukan dalam negara,
pemerintahan, dan masyarakat;
2. Memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara agar berjalan tertib, rapi,
lancar, dan teratur sesuai dengan ketentuan dan kebiasaan yang berlaku, baik secara
nasional maupun internasional; dan
3. Menciptakan hubungan baik dalam tata pergaulan antarbangsa.
KOORDINASI
perihal mengatur suatu organisasi atau
kegiatan sehingga peraturan dan
tindakan yang akan dilaksanakan tidak
saling bertentangan atau simpang siur.
Tata Tempat
RUANG LINGKUP dalam Acara Resmi di kabupaten/kota ditentukan dengan urutan:
a) bupati/walikota;
TATA TEMPAT b) wakil bupati/wakil walikota;
Aturan mengenai urutan tempat c) mantan bupati/walikota dan mantan wakil
bagi pejabat negara, pejabat d) bupati/wakil walikota;
pemerintah dan tokoh masyarakat
e) Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota atau nama lainnya;
tertentu dalam acara kenegaraan
atau acara resmi f) Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota atau nama lainnya;
g) sekretaris daerah, komandan tertinggi Tentara Nasional Indonesia semua angkatan,
kepala kepolisian, ketua pengadilan semua badan peradilan, dan kepala kejaksaan
TATA UPACARA negeri di kabupaten/kota;
h) pemimpin partai politik di kabupaten/kota yang memiliki wakil di Dewan
Aturan untuk melaksanakan
upacara dalam acara kenegaraan
Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota;
atau acara resmi i) anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota atau nama lainnya;
j) pemuka agama, pemuka adat, dan Tokoh Masyarakat Tertentu tingkat
kabupaten/kota;
TATA PENGHORMATAN k) asisten sekretaris daerah kabupaten/kota, kepala badan tingkat kabupaten/kota,
kepala dinas tingkat kabupaten/kota, dan pejabat eselon II, kepala kantor
Aturan untuk melaksanakan
pemberian hormat bagi Subyek perwakilan Bank Indonesia di tingkat kabupaten, ketua komisi pemilihan umum
Keprotokolan (pejabat negara, kabupaten/kota;
pejabat pemerintahan dan tokoh l) kepala instansi vertikal tingkat kabupaten/kota, kepala unit pelaksana teknis instansi
masyarakat tertentu) dalam acara vertikal, komandan tertinggi Tentara Nasional Indonesia semua angkatan di
kenegaraan atau acara resmi kecamatan, dan kepala kepolisian di kecamatan;
m) kepala bagian pemerintah daerah kabupaten/kota, camat, dan pejabat eselon III;
dan
n) lurah/kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dan pejabat eselon IV.
Pasal 11 UU No. 9 Tahun 2010
RUANG LINGKUP Tata Upacara
dalam Acara Resmi di kabupaten/kota ditentukan dengan urutan:
TATA TEMPAT 1. Untuk melaksanakan upacara bendera dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi,
Aturan mengenai urutan tempat diperlukan kelengkapan dan perlengkapan.
bagi pejabat negara, pejabat 2. Kelengkapan upacara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain, meliputi:
pemerintah dan tokoh masyarakat a) inspektur upacara;
tertentu dalam acara kenegaraan b) komandan upacara;
atau acara resmi c) perwira upacara;
d) peserta upacara;
e) pembawa naskah;
TATA UPACARA
f) pembaca naskah; dan
Aturan untuk melaksanakan g) pembawa acara.
upacara dalam acara kenegaraan (3) Perlengkapan upacara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain, meliputi:
atau acara resmi h) bendera;
i) tiang bendera dengan tali;
j) mimbar upacara;
TATA PENGHORMATAN
k) naskah Proklamasi;
Aturan untuk melaksanakan l) naskah Pancasila;
pemberian hormat bagi Subyek m) naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Keprotokolan (pejabat negara,
1945; dan
pejabat pemerintahan dan tokoh
masyarakat tertentu) dalam acara
n) teks doa.
kenegaraan atau acara resmi
Pasal 24 UU No. 9 Tahun 2010
RUANG LINGKUP Tata Penghormatan
1. Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau organisasi
TATA TEMPAT internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu dalam Acara Kenegaraan atau Acara
Aturan mengenai urutan tempat Resmi mendapat penghormatan.
bagi pejabat negara, pejabat 2. Penghormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
pemerintah dan tokoh masyarakat a) penghormatan dengan bendera negara;
tertentu dalam acara kenegaraan b) penghormatan dengan lagu kebangsaan; dan/atau
atau acara resmi c) bentuk penghormatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3. Tata penghormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai
TATA UPACARA
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Aturan untuk melaksanakan
upacara dalam acara kenegaraan
atau acara resmi
Pasal 31 UU No. 9 Tahun 2010

TATA PENGHORMATAN
Aturan untuk melaksanakan
pemberian hormat bagi Subyek
Keprotokolan (pejabat negara,
pejabat pemerintahan dan tokoh
masyarakat tertentu) dalam acara
kenegaraan atau acara resmi
TATA TEMPAT
TATA TEMPAT
TATA TEMPAT
TATA UPACARA
TATA UPACARA
Sekretariat Daerah
Kabupaten Majalengka

Keberadaan kita antara ada dan tiada.


Ketika kita berbuat sesuatu yang benar, bagus tapi kita dianggap tidak ada.
Tapi ketika, acara tersebut terdapat kesalahan sedikit, disanalah protokol sangat terlihat.
PRINSIP KERJA PROTOKOL

BENAR
Berdasarkan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku;

BAIK
Berdasarkan Norma, Adat Istiadat
atau Kebiasaan;

INDAH
Berdasarkan Kondisi, Situasi dan
Selera;
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai