Anda di halaman 1dari 133

Materi Bahan Ajar

PENGANTAR ILMU
EKONOMI
Oleh:
Tim Dosen
PENGANTAR ILMU EKONOMI
TIU:
TIU: Selesai
Selesai mengambil
mengambil mata
mata kuliah
kuliah ini
ini mahasiswa
mahasiswa diharapkan
diharapkan mampu
mampu atau
atau terampil
terampil
dalam
dalam mengaplikasikan
mengaplikasikan teori-toeri
teori-toeri dasar
dasar ekonomi
ekonomi khususnya
khususnya yang
yang berkaitan
berkaitan dengan
dengan
ekonomi
ekonomi mikro.
mikro.

Time Table Perkuliahan Pengantar Ilmu Ekonomi

1. Pengertian & Masalah Ekonomi


2. Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar
3. Perubahan Permintaan dan Penawaran
4. Teori Perilaku Konsumen
5. Teori Produksi dan Biaya
UTS (Ujian Tengah Semester)
6. Struktur Pasar
7. Pendapatan Nasional
Team work 8. Konsumsi dan Investasi
9. Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah
10. Pasar Barang dan Pasar Uang
11. Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter

Ujian Akhir Semester


BAB I

Pengertian dan Masalah


Ekonomi
Tatap
Tatap Muka
Muka 11
TIK:
TIK: Selesai
Selesai mengambil
mengambil materi
materi ini
ini mahasiswa
mahasiswa diharapkan
diharapkan memahami
memahami konsep
konsep dasar
dasar Ekonomi.
Ekonomi.

 Definisi Ilmu Ekonomi


 Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi
 Pendekatan Ilmu Ekonomi
 Masalah Ilmu Ekonomi
 Latihan

Main
Definisi Ilmu Ekonomi
 Ilmu Ekonomi didefinisikan sebagai Suatu studi tentang bagaimana
manusia, secara individu dan secara berkelompok (masyarakat),
membuat pilihan dalam menggunakan sumber yang terbatas
sehingga ia dapat digunakan untuk memenuhi keinginannya secara
semaksimal mungkin (mencapai kepuasan dan kemakmuran yang paling
maksimum)
 Masyarakat akan menghadapi berbagai masalah ekonomi. Hal ini timbul
sebagai akibat dari masalah kelangkaan.
 Kelangkaan menyebabkan ketidakseimbangan diantara kehendak
(keinginan) manusia – yang tidak terbatas jumlahnya, dengan
kemampuan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa
– yang jumlahnya terbatas.
 Faktor-faktor Produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam
atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi
barang dan jasa
 Faktor-faktor Produksi yaitu: tenaga kerja, tanah, modal dan keahlian
keusahawanan
Pengertian
Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi
 Teori-teori dasar dalam ilmu ekonomi dibedakan kepada dua golongan: Teori Mikroekonomi dan
Teori Makroekonomi.

 Teori Mikroekonomi menganalisa hal-hal berikut:


Interaksi penjual dan pembeli di pasar barang
Tingkah laku pembeli dan penjual dalam melakukan kegiatan ekonomi
Interaksi penjual dan pembeli di pasaran faktor

 Teori Makroekonomi analisis meliputi aspek berikut:


Penentuan kegiatan perekonomian dan faktor-faktor yg mempengaruhinya
Masalah inflasi dan pengangguran dan faktor yang menyebabkannya
Bentuk-bentuk kebijakan pemerintah dalam menghadapi masalah ekonomi yang timbul

 Teori Ekonomi biasanya menggunakan empat alat analisis:


Uraian mengenai sifat hubungan di antara dua atai beberapa variabel ekonomi
Data yang berbentuk angka-angka yang menggambarkan sifat hubungan tersebut
Gambaran secara grafik mengenai hubungan tersebut
Persamaan matematik yang menjelaskan sifat hubungan di antara berbagai variabel
 Untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas perlu Penentuan
Kebutuhan Prioritas, secara umum kebutuhan dibedakan atas
tingkatan, yaitu:
Kebutuhan Primer
Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan Tertier
 Motif Ekonomi, adalah alasan yang mendasari tindakan ekonomi
yaitu:
Meningkatkan kemakmuran
Hasrat menguasai kegiatan ekonomi (berkuasa)
Keinginan memperoleh penghargaan
Keinginan melakukan pekerjaan sosial
 Sasaran Ilmu Ekonomi, adalah kegiatan yang dilakukan dan apa yang
dipilih untuk pemenuhan kebutuhan manusia, yang meliputi:
Menentukan alternatif pilihan, tuntunan dalam pemilihan alternatif kebutuhan
Tindakan ekonomi, tindakan cermat dan hemat
Prinsip ekonomi, tuntunan dalam penggunaan sumber-sumber yang tersedia

Pengertian
Pendekatan Ilmu
Ekonomi
 Sumber informasi terhadap gejala yang timbul dalam perekonomian
membutuhkan dukungan data, yang diperoleh dengan 2 (dua) pendekatan:
Pendekatan Teoritis, sarat dengan pengembangan teori-teori ekonomi, pendekatan kuantitatif
dan pembentukan model-model yang rumit.
Pendekatan Praktis, dilakukan menggunakan metode Deduksi dan metode Induksi.
○ Metode Deduksi adalah berdasarkan kesimpulan umum untuk dapat mengetahui gejala ekonomi yang
terjadi
○ Metode Induksi (empiris) adalah berdasarkan gejala ekonomi yang disusun untuk memperoleh kesimpulan
yang lebih umum

 Tujuan analisis kegiatan ekonomi


Ilmu Ekonomi Deskriptif (descriptive economics), yaitu keadaan yang sebenarnya wujud
dalam perekonomian
Ilmu Ekonomi Teori (economics theory), yaitu menggambarkan sifat hubungan yang wujud
dalam kegiatan ekonomi dengan hubungan sebab-akibat
Ilmu Ekonomi Terapan (applied economics), yaitu menelaah kebijakan yang perlu dilakukan
untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi.

Pengertian
Perekonomian Pasar Bebas
 Berdasarkan fungsi kegiatan ekonomi yang dijalankannya, pelaku kegiatan ekonomi dalam
setiap negara dibedakan kepada tiga golongan: Perusahaan, Rumah tangga dan
Pemerintah

 Perusahaan berfungsi sebagai produsen barang dan jasa yang diperlukan rumah tangga,
pemerintah dan perusahaan lain.

 Rumah tangga merupakan penyedia faktor-faktor produksi dan konsumen dari barang
dan jasa.

 Pemerintah bertindak sebagai pengatur kegiatan ekonomi dan produsen barang yang
tidak dapat dihasilkan pihak swasta (perusahaan)

 Kegiatan ekonomi ditentukan oleh interaksi di antara perusahaan dan rumah tangga.
Perekonomian ini dinamakan Perekonomian Pasar Bebas. Dalam Perekonomian Pasar
Bebas, perusahaan dan rumah tangga berinteraksi di dua pasar: Pasar Barang dan Pasar
Faktor-Faktor Produksi
 Kebaikan Perekonomian Pasar Bebas:
Pasar memberikan informasi yang lebih tepat
Pasar merangsang kegiatan memproduksi
Pasar menggalakkan masyarakat untuk mengembangkan keahliannya
Pasar meningkatkan efisiensi penggunaan barang dan faktor-faktor produksi
Pasar memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menjalankan kegiatan yang
disukainya
 Kelemahan Perekonomian Pasar Bebas:
Kebebasan yang tidak terbatas menindas golongan tertentu
Kegiatan ekonomi sangat tidak stabil
Dapat menimbulkan ketidaksetaraan dan monopoli
Terdapat beberapa jenis barang yang tidak akan diproduksikan dalam sistem pasar
bebas
Kegiatan pasar dapat menimbulkan eksternalitas yang negatif
 Untuk mengatasi kelemahan sistem perekonomian pasar bebas, Pemerintah
melakukan campur tangan yang dapat dibedakan dalam tiga bentuk:
Membuat peraturan-peraturan
Menjalankan kegiatan ekonomi tertentu
Menjalankan kebijakan fiskal dan moneter

Perekonomian
Masalah Ilmu Ekonomi
 Masalah ilmu ekonomi timbul sebagai akibat ketidakseimbangan di
antara keinginan masyarakat dengan kemampuan faktor-faktor produksi
untuk memenuhi keinginan tersebut dapat diterangkan ke dalam tiga
masalah pokok dalam perekonomian sebagai berikut:
Apakah jenis barang dan jasa yang harus diproduksikan?
Bagaimanakah barang dan jasa tersebut diproduksikan?
Untuk siapakah barang dan jasa tersebut diproduksikan?

 Penyelesaian masalah tersebut bergantung kepada sistem ekonomi yang


digunakan:
Perekonomian pasar bebas
Perekonomian Perencanaan Pusat
Perekonomian Campuran
Setiap sistem ekonomi ini menyelesaikan tiga masalah pokok dalam perekonomian –
yaitu “Apa”, “Bagaimana”, dan “Untuk Siapa”- dengan cara yang berbeda
 Dalam Sistem Perekonomian Pasar Bebas, faktor-faktor produksi dimiliki
oleh pihak swasta dan mereka memiliki kebebasan untuk menggunakan.
Sistem perekonomian pasar bebas mencapai tujuan melalui interaksi di antara
pengusaha dan pembeli (perusahaan dan rumah tangga) di dalam pasaran.
Mekanisme pasar akan memberikan petunjuk dalam usaha masyarakat untuk
menyelesaikan masalah: “Apa”, “Bagaimana”, dan “Untuk Siapa”

 Dalam sistem Perencanaan Pusat, faktor-faktor produksi dan unit-unit


produksi dimiliki oleh pemerintah. Melalui pemilikannya ini persoalan “Apa”,
“Bagaimana”, dan “Untuk Siapa” diselesaikan oleh perencanaan pusat.
Konsumen (rumah tangga) tidak mempunyai hak dalam menentukan barang-
barang yang diinginkannya dan perlu diproduksikan

 Kebanyakan negara dalam praktinya menggunakan Sistem Perekonomian


Campuran, yaitu pengaturan kegiatan ekonomi sebagaian besar ditentukan
oleh pasar bebas (mekanisme pasar), dan sebagian lainnya diatur dan
dilakukan oleh Pemerintah.

Pengertian
Latihan
 Apakah yang biasanya diterangkan dalam grafik ekonomi?
 Terangkan perbedaan antara teori mikroekonomi dan teori
makroekonomi.
 Terangkan sifat-sifat dari pelaku-pelaku utama kegiatan ekonomi.
 Peranan yang bagaimanakah yang dapat dijalankan pemerintah
untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan sistem Mekanisme
Pasar?
 Apakah masalah-masalah pokok yang dihadapi oleh setiap
perekonomian? Adakah setiap masyarakat mengatasi masalah-
masalah pokok tersebut dengan cara sama?
 Terangkan ciri-ciri dari ketiga sistem perekonomian yang anda
ketahui. Adakah ketiga sistem ekonomi tersebut mengatasi
masalah-masalah ekonomi dengan cara yang sama?

Pengertian
BAB II

Permintaan, Penawaran dan


Keseimbangan Pasar
Tatap
Tatap Muka
Muka 22 &
& 33
TIK:
TIK: Selesai
Selesai mengambil
mengambil materi
materi ini
ini mahasiswa
mahasiswa diharapkan
diharapkan mampu
mampu dan
dan terampil
terampil dalam
dalam
memecahkan
memecahkan masalah
masalah Permintaan,
Permintaan, Penawran
Penawran dan
dan Kesesimbangan
Kesesimbangan Pasar
Pasar dalam
dalam Ekonomi.
Ekonomi.

 Teori Permintaan
 Teori Penawaran
 Keseimbangan Pasar
 Latihan
Teori Permintaan
 Permintaan (demand) adalah jumlah suatu barang yang mau dan dapat dibeli
konsumen pada berbagai kemungkinan harga dengan asumsi Cateris Paribus.
 Permintaan efektif jika paling tidak mempunyai unsur membutuhkan, mau dan
mampu, karena membeli tidak hanya tergantung dari kebutuhan tetapi tingkat
harga barang tersebut.
 Kurva Permintaan
 Faktor-faktor Mempengaruhi Permintaan:
Pengaruh Penghasilan (income effect)
Pengaruh substitusi (substitution effect)
Kegunaan Marginal (marginal utility)
 Faktor-faktor Mempengaruhi Harga:
Jumlah pembeli
Tingkat Penghasilan
Perubahan Harga Barang Lain
○ Barang Pelengkap (komplementer)
○ Barang Pengganti (substitusi)
○ Barang Bebas/Netral (independen)
Musim atau Selera
Harapan terhadap yang akan datang Permintaan
Cateris Paribus
 Cateris Paribus artinya hal-hal lain tidak mengalami perubahan.
 Teori harus membuat penyederhanaan ke atas kejadian yang
sebenarnya dalam masyarakat. Penyederhanaan itu dilakukan
dengan membuat pemisalan. Pemisalan inilah yang dikenal
sebagai Cateris Paribus.
 Suatu peristiwa dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, dan
menerangkan bagaimana berbagai faktor tersebut akan
mempengaruhi harus dibuat. Biasanya yang diterangkan ialah
bagaimana sifat hubungan antara peristiwa itu dengan faktor-
faktor terpenting yang mempengaruhinya.
 Misalkan: Teori Permintaan. Harga tinggi mengurangi
permintaan dan makin rendah harga makin banyak permintaan.
Faktor lain yang menjadi Cateris paribus: Pendapatan
Masyarakat, Harga Barang Lain, Cita Rasa Masyarakat.

T.Permintaan
Kurva Permintaan
 Gambar Kurva Permintaan (arah garis negatif)
P

P1
Q1 Q
 Hukum Permintaan, yaitu kenaikan harga barang
mengakibatkan permintaan barang turun, sebaliknya
penurunan harga mengakibatkan kenaikan permintaan
barang.

T.Permintaan
Teori Penawaran
 Penawaran (supply) adalah jumlah dari suatu barang tertentu
yang mau dijual pada tingkat harga tertentu, dalam jangka
waktu tertentu, Cateris Paribus.
 Kurva Penawaran
 Faktor-faktor Mempengaruhi Penawaran:
Pengaruh Penghasilan
Pengaruh Substitusi
Pengaruh Biaya Produksi
 Faktor-faktor Mempengaruhi Tingkat Harga:
Jumlah Produsen
Teknik Produksi
Harga Barang Lain
Pengaruh Perubahan di hari mendatang

Permintaan
Kurva Penawaran
 Gambar Kurva Penawaran (arah garis positif)
P

P1
Q1 Q
 Hukum Penawaran, yaitu makin tinggi harga, makin
banyak jumlah barang yang ditawarkan, sebaliknya, makin
rendah harga, makin sedikit jumlah yang ditawarkan.

T.Penawaran
Keseimbangan Pasar
 Agar dapat terjadi penyesuaian diantara Permintaan dan Penawaran
perlu disepakati tingkat harga dan kuantitas yang masing-masing
Permintaan dan Penawaran bersedia pada tingkat tersebut.
 Harga pasar dan jumlah yang diperjual belikan barang tertentu terjadi
kombinasi dan dipertemukan di pasar serta bersama-sama
menimbulkan tawar-menawar baik tingkat harga dan kuantitas.
 Pengertian Pasar lebih luas mencakup keseluruhan permintaan dan
penawaran, seluruh kontak antara penjual dan pembeli untuk
mempertukarkan barang dan jasa.
 Harga Pasar atau Harga Keseimbangan (equilibrium price) adalah
Penentuan tingkat harga dan kuantitas tertentu terjadi dalam interaksi
dan tawar-menawar antara pembeli dan penjual yang akan terjadi satu
harga tertentu, yaitu harga dimana jumlah yang mau dibeli (Qd) sama
dengan jumlah yang dijual (Qs).
 Gambar Keseimbangan Pasar

Permintaan
Gambar Keseimbangan Pasar
Tingkat Jumlah Jumlah Kelebihan/ Pengaruh Sifat Interaksi
Harga Permintaan penawaran Kekurangan Terhadap
(P) (Qd) (Qs) (Qs-Qd) Harga

950 0 400 400 Turun Kelebihan


Penawaran
650 100 300 200 Turun
450 200 200 0 Tetap Keseimbangan
300 300 100 -200 Naik Kelebihan
Permintaan
250 400 0 -400 Naik

Keseimbangan Pasar
1000
950 950
900
800
700
650 650
600
500
450
400
300 300 300
250 250
200
100
0

Keseimbangan
Latihan
 Terangkan hukum permintaan. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi permintaan? Mengapa kurva permintaan
berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan bawah?
 Apakah hukum penawaran? Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi penawaran? Mengapakah kurva penawaran
berbentuk menaik dari kiri bawah ke kanan atas?
 Apakah Cateris Paribus? Mengapa asumsi tersebut diperlukan dalam analisis permintaan dan penawaran?
 Terangkan bagaimana keseimbangan dalam sesuatu pasar barang tercapai. Apakah yang akan terjadi apabila perubahan-
perubahan berikut terjadi?
Permintaan bertambah tetapi penawaran tetap
Permintaan dan penawaran berkurang
Penawaran tetap tetapi permintaan bertambah
Permintaan dan penawaran bertambah
Penawaran berkurang dan permintaan bertambah
 Persamaan permintaan ke atas barang A (DA) dan persamaan penawaran barang tersebut (SA) adalah:
DA = 100 – 2P
SA = -20 + 6P
dimana PHarga (ributingkat
adalah Rp) harga. Permintaan (Unit) Penawaran (Unit)

6
1. Berdasarkan persamaan permintaan dan penawaran di atas lengkapkan tabel berikut
8

10

12

14

2. Tentukan harga keseimbangan dan jumlah barang yang diperjualbelikan. Apakah yang berlaku pada harga Rp.8ribu? Pada
harga Rp.4ribu?
3. Lukiskan keadaan keseimbangan di pasar tersebut.
Permintaan
BAB III

Perubahan Permintaan dan


Penawaran
Tatap
Tatap Muka
Muka 44 &
& 55
TIK:
TIK: Selesai
Selesai mengambil
mengambil materi
materi ini
ini mahasiswa
mahasiswa diharapkan
diharapkan mampu
mampu dan
dan terampil
terampil dalam
dalam
memecahkan
memecahkan masalah
masalah perubahan
perubahan Permintaan,
Permintaan, Penawran
Penawran dan
dan Kesesimbangan
Kesesimbangan Pasar
Pasar dalam
dalam
memecahkan
memecahkan masalah
masalah ekonomi.
ekonomi.

 Perubahan Harga terhadap Perubahan Permintaan dan


Perubahan Penawaran
 Elastisitas Permintaan
 Elatisitas Penawaran
 Pengaruh Elastisitas terhadap Keseimbangan
 Latihan
Perubahan Harga terhadap Perubahan
Permintaan dan Perubahan Penawaran
 Dalam analisis ekonomi, secara teori maupun dalam
praktek sehari-hari, adalah sangat berguna untuk
mengetahui sampai sejauhmana responsifnya
permintaan terhadap perubahan harga. Oleh sebab itu
perlu dikembangkan satu pengukuran kuantitatif.
 Elastisitas Permintaan yaitu besarnya pengaruh
perubahan harga terhadap perubahan permintaan.
 Elastisitas Penawaran yaitu besarnya pengaruh
perubahan harga yang menimbulkan akibat terhadap
jumlah barang yang ditawarkan.
Elastisitas Permintaan
 Apabila perubahan harga yang kecil menimbulkan perubahan yang
besar terhadap jumlah barang yang diminta maka dikatakan bahwa
permintaan barang tersebut bersifat responsif terhadap perubahan
harga, atau permintaan adalah elastis. Sebaliknya, apabila perubahan
harga relatif besar tetapi permintaannya tidak banyak berubah maka
permintaannya adalah tidak elastis.
 Elatisitas permintaan dibedakan kepada tiga konsep:
 Elastisitas permintaan harga
 Elastisitas permintaan pendapatan
 Elastisitas permintaan silang
 Dua Kasus Perubahan Penawaran
 Manfaat menaksir Elastisitas Permintaan
 Perusahaan, dapat menjadi landasan dalam menyusun kebijakan penjualan.
 Pemerintah, kedua kesimpulan dapat menjadi alat untuk meramalkan
kesuksesan dari kebijakan ekonomi yang akan dilaksanakan.
Koefisien Elastisitas Permintaan Harga
 Dalam analisis, elastisitas permintaan harga lebih kerap dinyatakan sebagai elastisitas
permintaan.
 Koefisien elastisitas permintaan adalah nilai perbandingan antara persentasi perubahan
jumlah diminta dengan persentasi perubahan harga. Nilai koefisien elastisitas berkisar di
antara nol dan tak terhingga.
 Rumus Penghitungan Koefisien Elastisitas

Ed= Persentasi perubahan jumlah barang yang diminta


Persentasi perubahan harga
Q1  Q
Q
Ed  P1  P
P

 Rumus Titik Tengah dan elastisitasnya dinamakan elastisitas arc

Q1  Q
( Q1  Q ) / 2
Ed  P1  P
( P1  P ) / 2
Kurva Permintaan dan Elastisitas
Permintaan
 Tingkat Elastisitas Permintaan
 Faktor Penentu Elastisitas Permintaan
 Ada beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas
permintaan berbagai barang:
○ Banyaknya barang pengganti yang tersedia
Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti,
permintaannya cenderung untuk bersifat elastis.
Permintaan terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang
pengganti adalah bersifat tidak elastis
○ Persentasi pendapatan yang dibelanjakan
Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli sesuatu
barang, semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.
○ Jangka waktu permintaan dianalisis
Semakin lama jangka waktu dimana permintaan itu dianalisis, semakin
elastis sifat permintaan suatu barang.
Tingkat Elastisitas Permintaan
 Jenis-jenis Elastisitas Permintaan

Tidak elastis Elastis Elastis Uniter Tidak elastis Elastis


sempurna sempurna
Elastis=1 Elastis antara 0 Elastis lebih besar
Elastis=0 Elastis= tidak
presentase perubahan dan 1 dari 1
Perubahan terhingga
harga tidak Berapapaun harga sama dengan Apabila Apabila harga
presentase perubahan persentasi berubah maka
akan mengubah banyaknya
kuantitas barang yang perubahan permintaan akan
jumlah yang barang yang
diminta. misalnya, jika harga adalah mengalami
diminta, yaitu ditawarkan oleh
harga suatu barang lebih besar perubahan dengan
jumlahyang para penjual
naik 10 % , maka daripada persentasi yang
diminta tetap pada harga
permintaannya akan persentasi melebihi
walaupun harga tersebut, semua
mengalami akan terjual. turun sebanyak 10% . perubahan persentasi
jumlah yang perubahan harga
kenaikan atau
diminta
penurunan
Jenis Elastisitas Yang Lain
 Elastisitas Permintaan Pendapatan
 Koefisien yang menunjukkan sampai dimana perubahan permintaan terhadap sesuatu
barang sebagai akibat daripada perubahan pembeli dinamakan elastisitas permintaan
pendapatan atau elastisitas pendapatan.

Ey= Persentasi perubahan jumlah barang yang diminta


Persentasi perubahan pendapatan

 Elastisitas Permintaan Silang


 Koefisien yang menunjukkan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap
sesuatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain dinamakan
elastisitas permintaan silang atau elastisitas silang.

Ey= Persentasi perubahan jumlah barang X yang diminta


Persentasi perubahan harga barang Y
Elastisitas Penawaran
 Perubahan harga akan mengubah jumlah
penawaran
 Elastisitas penawaran mengukur responsif
penawaran sebagai akibat perubahan
harga.
Koefisien Elastisitas Penawaran

 Koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dengan menggunakan


rumus berikut:

Ed= Persentasi perubahan jumlah barang yang ditawarkan


Persentasi perubahan harga

QB – QA
Es = QA
PB – PA
PA
Tingkat Elastisitas Penawaran
 Jenis-jenis Elastisitas Penawaran

Tidak elastis Elastis Elastis Uniter Tidak elastis Elastis


sempurna sempurna

Terwujud bila Penawaran elastis Penawaran normal Terjadi ketika Penawaran


penjual sama sempurna adalah (unitary) dengan perubahan elastis terjadi
sekali tidak perubahan penawaran notasi E = 1. E = 1 jumlah barang ketika jumlah
dapat dalam bentuk artinya perubahan yang ditawarkan barang yang
menambah persentase sebesar X% jumlah yang lebih kecil dari ditawarkan
penawaran dan perubahan harga ditawarkan sama perubahan harga. lebih besar
walaupun sebesar 0%. Artinya, dengan perubahan dari
harga saat harga tidak harga perubahan
bertambah mengalami perubahan harga
tinggi maka penawaran
mengalami perubahan
sebesar X%
Elastisitas Penawaran
 Dua faktor sangat penting di dalam menentukan elastisitas Penawaran,
yaitu: Sifat dari Perubahan Biaya Produksi dan Jangka waktu dimana
penawaran tersebut dianalisis.
○ Sifat Perubahan Biaya Produksi
Penawaran akan bersifat tidak elastis apabila kenaikan penawaran hanya
dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi.
Tetapi kalau penawaran dapat ditambah dengan mengeluarkan biaya
tambahan yang tidak terlalu besar, penawaran akan bersifat elastis.
○ Jangka waktu analisis
Biasanya dibedakan tiga jenis jangka waktu, yaitu: masa amat singkat,
jangka pendek, dan jangka panjang.
1. Masa amat singkat, jangka waktu dimana para penjual tidak dapat menambah
penawarannya dengan demikian penawaran bersifat tidak elastis sempurna
2. Jangka Pendek, kapasitas alat-alat produksi yang ada tidak dapat ditambah.
Tetapi perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang
tersedia.
3. Jangka Panjang, produksi dan jumlah barang yang ditawarkan dapat dengan
mudah ditambah dalam jangka panjang. Oleh karenanya penawaran bersifat
elastis.
Latihan
 Definisikan elastisitas permintaan. Apakah faktor-faktor yang
mempengaruhi elastisitas permintaan? Tunjukkan beberapa
barang yang elastisitas permintaannya tidak elastis. Barang-
barang apakah yang elastisitasnya bersifat elastis?
 Terangkan perbedaan dari ketiga-tiga pengertian berikut: (i)
elastisitas permintaan harga, (ii) elastisitas permintaan silang, (iii)
elastisitas permintaan pendapatan
 Definisikan elastisitas penawaran. Apakah faktor-faktor yang
mempengaruhi elastisitas penawaran?
 Tentukan elastisitas permintaan (Ed) dan elastisitas penawaran
(Es) pada setiap perubahan harga yang ditunjukkan dalam tabel
di bawah ini.
Harga (rupiah) Permintaan (unit) Penawaran (unit)
2.000 10.000 3.000
4.000 8.000 6.000
6.000 6.000 6.000
8.000 4.000 12.000
BAB IV

Teori Perilaku Konsumen


Tatap
Tatap Muka
Muka 66
TIK:
TIK: Selesai
Selesai mengambil
mengambil materi
materi ini
ini mahasiswa
mahasiswa diharapkan
diharapkan mampu
mampu dan
dan terampil
terampil dalam
dalam
mengaplikasikan
mengaplikasikan Perilaku
Perilaku Konsumen
Konsumen dalam
dalam memecahkan
memecahkan masalah
masalah ekonomi.
ekonomi.

 Teori Nilai Guna (Utiliti)


 Pendekatan Kurva Kepuasan Sama
 Latihan
Teori Tingkah Laku Konsumen
 Teori tingkah laku konsumen adalah Analisis yang mendalami lebih
lanjut tentang sifat permintaan masyarakat dengan menerangkan :
 Alasan para pembeli/konsumen untuk membeli lebih banyak barang pada harga yang
lebih rendah dan mengurangi pembeliannya pada harga yang tinggi.
 Bagaimana seorang konsumen menentukan jumlah dan komposisi dari barang yang
akan dibeli dari pendapatan yang diperolehnya.
 Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam
pendekatan:
 Pendekatan nilai guna (utiliti) kardinal, Manfaat atau kenikmatan yang diperoleh
seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif. Dengan anggapan bahwa
konsumen akan memaksimumkan kepuasan yang dapat dicapainya, diterangkan
bagaimana seseorang akan menentukan konsumsinya atas berbagai jenis barang yang
terdapat di pasar.
 Pendekatan nilai guna ordinal, Manfaat atau kenikmatan yang diperoleh masyarakat
dari mengkonsumsikan barang-barang tidak dikuantifikasi.
 Tingkah laku seorang konsumen untuk memilih barang-barang yang
akan memaksimumkan kepuasannya ditunjukkan dengan bantuan Kurva
Kepuasan Sama, yaitu kurva yang menggambarkan gabungan barang
yang akan memberikan nilai guna (kepuasan) yang sama.
Teori Nilai Guna (Utiliti)
 Nilai Guna (Utiliti), adalah kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh
seseorang dari mengkonsumsi barang-barang. Kalau kepuasan itu
semakin tinggi maka makin tinggilah nilai guna (utilitinya)
 Nilai guna perlu dibedakan diantara dua pengertian:
 Nilai guna total, artinya jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari
mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu.
 Nilai guna marjinal, artinya pertambahan (atau) pengurangan kepuasan
sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit
barang tertentu.
 CONTOH: Nilai guna total dari mengkonsumsi 10 buah mangga meliputi
seluruh kepuasan yang diperoleh dari memakan semua mangga tersebut.
Sedangkan nilai guna marjinal dari mangga yang kesepuluh adalah
pertambahan kepuasan yang diperoleh dari memakan buah mangga yang
kesepuluh.
Nilai Guna Total
 Tabel nilai guna total dan nilai guna marjinal dalam angka
Juml. Mangga yg Nilai Guna Total Nilai Guna
dimakan Marjinal
0 0 -
1 30 30
2 50 20
3 65 15
4 75 10
5 83 8
6 87 4
7 89 2
8 90 1 (Max.)
9 89 -1
10 85 -4
11 78 -7
Pemaksimalan Nilai Guna
 Pemisalan penting: Setiap orang akan berusaha untuk memaksimumkan kepuasan
yang dapat dinikmatinya. Dengan kata lain, Setiap orang akan berusaha untuk
memaksimumkan nilai guna dari barang-barang yang dikonsumsikannya.
Jika satu barang mudah, tingkat maksimum dicapai pada waktu nilai guna total
mencapai tingkat maksimum. Tetapi jika barang yang digunakan berbagai jenis,
cara untuk menentukan corak konsumsi barang-barang yang akan menciptakan
nilai guna yang maksimum menjadi lebih rumit.
 Cara Memaksimalkan Nilai Guna
 Kerumitan yang timbul bersumber dari perbedaan harga-harga berbagai barang.
 Jika harga setiap barang adalah bersamaan, nilai guna akan mencapai tingkat maksimum
apabila nilai guna marjinal dari setiap barang adalah sama besar.
 Jika harga berbagai jenis barang berbeda, disebabkan oleh perbedaan harga tersebut
pemaksimuman nilai guna tidak akan tercapai kalau digunakan syarat pemaksimuman
kepuasan.
 Syarat Pemaksimalan Nilai Guna
 Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan
memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya.

Mu barang A = MU barang B = MU barang C


PA PB PC
TEORI PERILAKU KONSUMEN

PERILAKU KONSUMEN
Proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian,
pemilihan,pembelian,penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa
demi
memenuhi kebutuhan dan keinginan

TEORI PERILAKU KONSUMEN


Deskripsi tentang bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatan
antara barang
dan jasa yang berbeda-beda untuk memaksimalkan kesejahteraan mereka
TIPE-TIPE PERILAKU KONSUMEN
Dikelompokkan menjadi 4 yaitu :
1. Pengalokasian Budget
Pilihan konsumen terhadap suatu barang
dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan
atau menyimpan dana yang tersedia, kapan
waktunya yang tepat untuk membelanjakan uang,
dan apakah perlu melakukan pinjaman untuk
melakukan pembelian .
2. Membeli Produk atau tidak
Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen berkenaan
dengan tiap kategori produk atau jasa itu sendiri
3. Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk
Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau dimana
Konsumen akan melaksanakan pembelian produk atau jasa tersebut.
4. Keputusan akan merk dan gaya
Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci mengenai produk apa sebenarnya
yang ingin dibeli.

SIFAT-SIFAT PERILAKU KONSUMEN ADA 3 YAITU :


1. Consumer Behavior Is Dynamic
Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi dari setiap individu
konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan konsumen besar konsumen yang selalu berubah
secara konstan.
2. Consumer Behavior Involves Interactions
Dalam perilaku konsumen terdapat interaksi antara pemikiran,perasaan,dan tindakan manusia serta
lingkungan.
3. Consumer Behavior Involves Exchange
Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia.
PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN ADA 2 YAITU :
1. PENDEKATAN MARGINAL UTILITY (KARDINAL)
Kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat dinyatakan
secara kuantitatif, sehingga konsumen berusaha memaksimumkan
kepuasannya.
2. PENDEKATAN INDIFFERENCE CURVE (ORDINAL)
Kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang tidak dapat
dinyatakan secara kuantitatif, sehingga perilaku konsumen dalam
memilih barang yang akan memaksimumkan kepuasan ditunjukkan
dalam kurva kepuasan sama.

ASUMSI DASAR :
Kepuasan konsumsen pada suatu barang dapat diukur dengan satuan
uang.
Bunyi Hukum Gossen I yaitu :
“Jika pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara
terus-menerus,maka utilitas yang dinikmati konsumen akan semakin
Bunyi Hukum Gossen II yaitu :
“Jika konsumen melakukan pemenuhan kebutuhan akan berbagai
jenis barang dengan tingkat pendapatan dan harga barang
tertentu,konsumen tersebut akan mencapai tingkat optimisasi
konsumsinya pada saat rasio Marginal Utility (MU) berbanding harga
sama untuk semua barang yang dikonsumsinya.”

MACAM-MACAM TEORI KEPUASAN KONSUMEN YAITU:


1. TOTAL UTILITY (NILAI GUNA TOTAL)
Nilai kepuasan secara keseluruhan yang didapat konsumen dari
mengkonsumsi suatu barang dan jasa tertentu.
Hukum yang berlaku untuk (TU):
“Increasing Total Utility Semakin banyak barang yang
dikonsumsi persatuan waktu,
semakin besar jumlah nilai guna (TU) yang diperoleh,sampai pada
satu titik tertentu (titik
kepuasan maksimum), setelah titik ini mencapai penambahan jumlah
2. MARGINAL UTILITY (NILAI GUNA MARGINAL)
Pertambahan nilai guna (kepuasan) yang diperoleh sebagai akibat
dari pertambahan satu
unit barang yang dikonsumsi
Hukum yang berlaku dalam (MU) :
“ The Law Of Diminishing Marginal Utility Semakin
banyak sesuatu barang yang dikonsumsi pertambahan nilai guna
(kepuasan) yang diperoleh dari setiap pertambahan 1 unit barang yang
dikonsumsi akan menurun.”
Bentuk kurva Total Utility (TU) dan Marginal Utility (MU)
TU MU
25 MAX 25
20 20
15 15
10 TU 10

5 5
Asumsi Dalam Model Utilitas Kardinal
 Keseimbangan konsumen tercapai jika konsumen memperoleh
kepuasan maksimum dari mengkonsumsi suatu barang.
Syarat Keseimbangan :
MUx MUy MUz
= =……
Px Py Pz
Keterangan :
MU = Marginal Utility
P = Harga Barang
Mux = Marginal Utility barang x
MUy = Marginal Utility barang y
Muz = Marginal Utility barang z
Px = Harga barang x
Py = Harga barang y
Pz = Harga barang z
 Penghitungan Total Utility (TU):
TU = f (Q)
 Penghitungan Marginal Utility (MU):
TU

MU =
Q

Dimana :
Q = Output
TU = Perubahan Total Utility
Q = Perubahan Output
FUNGSI KEPUASAN TOTAL
Q TU MU  Fungsi TU = 16Q – Q2
0 0 15  Fungsi MU = 16 – 2Q 
1 15 13

2 28 11
Hubungan TU dan MU
ditunjukkan dengan TU akan
3 39 9
meningkat bilamana MU>0
4 48 7
(positif) dan TU maksimum
5 55 5
pada saat MU = 0 selanjutnya
6 60 ….
TU akan menurun jika MU<0
….. …. -1 (negatif)
9 63 -3
10 60
 Tabel Hubungan antara jumlah
barang yang dikonsumsi (Q),
TU dan MU
Gambar Kurva TU dan MU
Tux TU Max
15

10

5 TU = 16-Q2

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Qx

MUx MU = 16 – 2Q
15

10

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Qx
Asumsi yang digunakan Pendekatan Ordinal (Indifference Curve)
1. Konsumen akan selalu memilih kombinasi barang yang akan dikonsumsi
yang akan mendatangkan
kepuasan maksimum.
2. Konsumen dianggap mempunyai informasi yang sempurna atas uang yang
tersedia baginya serta
informasi tentang harga pasar.
3. Konsumen perlu mempunyai preferensi yang disusun atas besarnya nilai
guna ,walaupun besarnya
nilai KURVA
guna ituINDIFFERENCE
secara absolute tidak perlu diketahui.
Y Kurva Indifference merupakan
Y1 A kurva yang
menunjukkan kombinasi dua
macam barang
dari seorang konsumen yang
Y2 B memberikan
tingkat kepuasan yang sama
Y3 C IC

0 X1 X2 X3 X
Ciri-ciri Kurva Indifference;
1. Semakin ke kanan atas (menjauhi titik origin), semakin tinggi
tingkat kepuasanya.
2. Kurva Indifference tidak berpotongan satu sama lain
3. Berslope negatif
4. Cembung terhadap titik origin.

BUDGET LINE (GARIS


ANGGARAN)

Garis yang menunjukkan jumlah barang yang


dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan atau anggaran
tertentu, pada tingkat harga tertentu
BENTUK KURVA GARIS ANGGARAN
 Konsumen hanya mampu membeli
sejumlah barang yang terletak pada
atau sebelah kiri garis anggaran.
 Y  Persamaan Garis Anggaran ;
I = X.Px + Y.Py
I/PY Ypy = 1 + XPx
1 Xp
Y= +
Py Py
Dimana :
I = besar dana/pendapatan yang
tersedia
0 I/PX X
Y = jumlah barang Y
X = jumlah barang X
Py = harga barang y
Px = harga barang x
LATIHAN SOAL
1. Krisna dalam mengkonsumsi barang X dan Y mempunyai fungsi
kepuasan Total :
TU = 17x + 20y -2x2-y2
Apabila diketahui penghasilan Krisna Rp. 22.000/bln, harga
barang X Rp.3000,-/unit, dan harga barang Y Rp.4000,-/unit.
Maka ,Tentukan :
a. Jumlah barang X dan barang Y yang harus Krisna konsumsi agar
mendapatkan
kepuasan yang maksimal
b. Pada Tingkat pembelian tersebut, berapa besarnya kepuasan
Total (TU), kepuasan
marginal dari barang X(MU), dan kepuasan marginal dari barang
Y (MU) yang Krisna
peroleh.
2. Pendapatan Septi sebagai seorang pegawai sebesar Rp.
2000.000,-,pada bulan ini
dibelanjakan 30% dari pendapatannya untuk membeli barang X
dengan harga Rp.
10.000,-per unitnya, dan barang Y dengan harga Rp. 20.000,-per
unitnya.
Jika Diketahui Fungsi Kepuasan :
TU=2x + 2y -x2 + y2
Maka Tentukan :
Berapa barang X dan barang Y agar mencapai titik kepuasan yang
maksimum/keseimbangan konsumen
3. Arto mengkonsumsi dua macam barang yaitu X dan Y, Total
kepuasan (TU) yang
diperoleh Arto dalam mengkonsumsi kedua macam barang
tersebut ditunjukkan
dalam persamaan sebagai berikut :
TU = 10x + 24 y-0,5x2 – 0,5 y2
Jika diketahui, Harga barang X adalah Rp. 2, Harga barang Y
adalah 6, dana Anggaran
yang tersedia untuk membeli barang X dan Y adalah Rp 44.-
Maka:
a. Tentukan berapa jumlah barang X dan jumlah barang Y yang
harus dikonsumsi agar mencapai/memperoleh kepuasan yang
maksimum (Total Utility Maksimum). Dan Tentukan kepuasan
total yang dapat diperoleh Arto dari mengkonsumsi barang X
dan barang Y.
b. Jika harga barang X turun dari 2, menjadi Rp 1, tentukan jumlah
BAB V

Teori Produksi dan Biaya


Tatap
Tatap Muka
Muka 77
TIK:
TIK: Selesai
Selesai mengambil
mengambil materi
materi ini
ini mahasiswa
mahasiswa diharapkan
diharapkan mampu
mampu dan
dan terampil
terampil dalam
dalam
mengaplikasikan Teori Produksi dan Biaya dalam memecahkan masalah ekonomi.
mengaplikasikan Teori Produksi dan Biaya dalam memecahkan masalah ekonomi.

 Pengertian Produksi
 Pengertian Biaya
 Untung, Rugi dan Pulang Modal
 Latihan
KISI-KISI UTS
 TOPIK
Essai
○ Penyebab Masalah dalam ekonomi
○ Pasar Bebas dan peranan pemerintah
○ Teori tingkah laku konsumen: teori nilai guna
(utiliti)
Hitungan:
○ Teori Permintaan dan Penawaran serta
Kesimbangan Pasar
○ Mengukur elastisitas permintaan dan penawaran
Pengertian Produksi
 Produksi adalah setiap kegiatan untuk menciptakan atau menambah
kegunaan (nilai) suatu barang atau jasa.
 Proses produksi adalah setiap kegiatan yang dihubungkan dengan
penyediaan barang-barang dan jasa kepada pemakai akhir.
 Kegiatan produksi adalah kegiatan mentransformasikan input menjadi
output.
 Produsen adalah orang atau organisasi yang melakukan kegiatan
tersebut.
 Total Produksi (TP, total product) adalah keseluruhan jumlah yang
dihsilkan dalam suatu masa tertentu dari faktor produksi yang
digunakan. Dalam bahasan ini diasumsikan bahwa input hanya
digunakan satu jenis yaitu tenaga kerja (L, labour)
 Produksi rata-rata (AP, average product) adalah produk keseluruhan
untuk setiap faktor variabel tenaga kerja.
AP = TP
L
 Produk Marginal (MP, marginal product) yaitu melihat dampak perubahan
dalam produk keseluruhan yang terjadi karena tambahan satu input tenaga
kerja (L, labour)

MP = TP
L
L TP AP MP

0 0 - -
1 52 52 52
2 112 56 60
3 170 56.7 58
4 220 55 50
5 258 51.6 38
6 286 47.7 28
7 304 43.4 18
8 314 39.3 10
9 318 53.3 4
10 316 31.6 -2

 Hukum tambahan hasil yang semakin menurun (the law of diminishing


return) menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang dapat diubah
jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada
mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah
mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang
dan akhirnya mencapai nilai negatif
 Hubungan di antara tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang
digunakan dapat dibedakan dalam tiga tahap, yaitu:
 Dari hasil produksi dilakukan penjualan. Dari harga barang dapat
diketahui jumlah penerimaan produsen (TR, total revenue) dan marjinal
pendapatan (MR, marginal revenue)

Hubungan di antara jumlah faktor produksi dengan tambahan produksi dan hasil penjualan

L Q MP P TR MR
0 0 - 100 0
1 24 24 100 2400 2400
2 44 20 100 4400 2000
3 60 16 100 6000 1600
4 72 12 100 7200 1200
5 80 8 100 8000 200
6 84 4 100 8400 400
7 86 2 100 8600 200
Pengertian Biaya
 Biaya diartikan dengan keseluruhan pengorbanan yang diperlukan untuk
sesuatu dalam produksi yang dinyatakan dalam uang menurut harga yang
berlaku.
 Jenis-jenis biaya dapat terdiri dari atas biaya produksi dan biaya operasi.
 Biaya produksi antara lain:
○ Bahan-bahan (pembelian, pengangkutan, penyimpanan, administrasi)
○ Tenaga kerja (upah dan tunjangan)
○ Bangunan dan alat-alat produksi yang tahan lama (pemeliharaan, penyusutan, bunga, asuransi,
sewa)
○ Tanah (sewa tanah)
○ pajak
 Biaya operasi antara lain:
○ Biaya umum dan administrasi yaitu biaya yang diperuntukkan untuk proses produksi sebagai
keseluruhan, seperti gaji direksi/biaya kantor administrasi, pos , telepon, penerangan,
keamanan
○ Biaya penjualan yaitu biaya promosi (iklan, transportasi, pembungkusan)
 Total Biaya (total cost) adalah biaya keseluruhan pembuatan setiap output
tertentu
 Total biaya dibagi dalam dua jenis
 Total biaya tetap (TFC, total fixed cost)
 Total biaya variable (TVC, total variable cost)
 Biaya Tetap adalah biaya yang tidak berubah dengan perubahan
kuantitas produksi, yaitu satuan untuk keseluruhan jumlah produksi,
misalnya biaya prasarana.
 Biaya Variabel adalah biaya yang berubah langsung mengikuti
perubahan kuantitas produksi (output)
TC = TFC + TVC
 Biaya Rata-Rata (AC, Average cost) adalah biaya per unit, yaitu biaya
total untuk menghasilkan output tertentu, dibagi jumlah unit yang
dihasilkan. Biaya rata-rata terdiri dari dua bagian, yaitu biaya tetap
rata-rata (ATC, average total cost) dan baiya varibel rata-rata (AFC,
average total cost)
TC/Q = TFC/Q + TVC/Q
atau
AC = AFC + AVC
 Biaya marginal (MC, marginal cost) atau biaya tambahan adalah
kenaikan total biaya yang disebabkan kenaikan produksi satu unit.
TC = TFC + TVC
Berbagai pengertian ongkos produksi dalam jangka pendek
L Q TFC TVC TC AFC AVC AC MC
0 0 50 0 50 - - - -
1 1 50 50 100 60 50 100 50
2 3 50 100 150 16.67 33.3 50 25
3 6 50 150 200 8.33 25 33.33 16.66
4 10 50 200 250 5 20 25 12.5
5 15 50 250 300 3.33 16.67 20 10
6 19 50 300 350 2.63 14.79 17.42 12.5
7 22 50 350 400 2.27 15.91 18.18 16.66
8 24 50 400 450 2.08 16.67 18.75 25
9 25 50 450 500 2 18 20 50
10 25.5 50 500 550 1.96 19.61 21.57 100

Kurva
BAB VI

Struktur Pasar
Tatap
Tatap Muka
Muka 99
TIK:
TIK: Selesai
Selesai mengambil
mengambil materi
materi ini
ini mahasiswa
mahasiswa diharapkan
diharapkan mampu
mampu dan
dan terampil
terampil dalam
dalam
mengaplikasikan
mengaplikasikan Struktur
Struktur Pasar
Pasar dalam
dalam memecahkan
memecahkan masalah
masalah ekonomi.
ekonomi.

 Pengertian Pasar
 Pasar Persaingan Sempurna
 Pasar Monopoli
 Pasar Tidak Sempurna
 Latihan
Pengertian Pasar
 Arti sempit: Pasar sebagai tempat barang dan jasa diperjualbelikan
 Arti luas: Pasar adalah proses dimana pembeli dan penjual saling
berinteraksi untuk menentukan harga dan jumlah barang.
 Pasar yaitu suatu tempat pertemuan antara penjual dan pembeli untuk
mengadakan transaksi jual beli, baik secara langsung maupun secara
tidak langsung.
 Pasar Konkret yaitu jenis barang terdapat dalam suatu pasar.
 Pasar abstrak adalah suatu pasar dimana barang yang diadakan
pertukaran tidak terdapat pada tempat interaksi.
 Struktur Pasar dibagi 3 bagian, yaitu Pasar Persaingan Sempurna, Pasar
Monopoli dan Pasar Persaingan Tidak Sempurna
 Untuk membedakan berbagai bentuk Pasar harus mengenal
karakteristik (ciri-ciri) pasar, yaitu:
 Jumlah penjual atau produsen
 Sifat barang
 Kesukaran atau kemudahan memasuki usaha bidang tertentu
Pasar Persaingan Sempurna
 Karakteristik:
 Terdapat banyak produsen (penjual) dan banyak pembeli
 Jenis barang yang diperjualbelikan adalah barang homogen
 Orang bebas masuk atau keluar dalam kegiatan usaha (industri)
 Keadaan pasar disebut sempurna, karena setiap orang yang terlibat dalam kegiatan
pasar mempunyai pengetahuan tentang keadaan pasar.
 Untuk menentukan tingkat keuntungan dalam pasar persaingan
sempurna dikenal dengan bentuk kurva yang horizontal, artinya setiap
perusahaan (produsen tidak dapat leluasa menentukan harga, tetapi
selalu diserahkan melalui mekanisme pasar dengan kata lain produsen
sebagai pengikut harga (price taker) yang terjadi di Pasar.
 Untuk menentukan perusahaan memperoleh keuntungan atau kerugian
dilakukan dua pendekatan, yaitu:
 Pendekatan Total Biaya (TC) dan Total Penjualan (TR)
 Pendekatan Biaya Marginal (MC) dan Penjualan Marginal (MR)
 Jumlah produksi, biaya dan hasil penjualan

Q TFC TVC TC AVC AC MC P= TR π


MR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0 20 - 20 - - - - 0 -20
1 20 8 28 8 28 8 10 20 -18
2 20 14 34 7 17 6 10 20 -14
3 20 18 38 6 12.7 4 10 30 -8
4 20 20 40 5 10 2 10 40 0
5 20 24 44 4.8 8.8 4 10 50 6
6 20 31 51 5.2 8.5 7 10 60 9
7 20 42 62 6 8.9 11 10 70 8
8 20 56 76 7 9.5 14 10 80 4
9 20 76 96 8.4 10.7 20 10 90 -6
10 20 108 128 10.8 12.8 32 10 100 -28
Pasar Monopoli
 Karakteristik
 Terdapat satu penjual atau produsen dalam pasar
 Karena perusahaan hanya satu (bukan berarti tidak ada perusahaan lain yang
bergerak di bidang tersebut) maka mempunyai kekuatan yang lebih besar dalam
penentuan harga (price,maker,leadership)
 Jenis barang dan jasa yang diperjual belikan adalah tidak mempunyai barang
pengganti yang dekat (baik)
 Bidang kegiatan atau pasarnya tak dapat (sulit sekali) dimasuki pihak lain
 Penyebab Pasar Monopoli adalah :
 Penetapan pemerintah
 Faktor skala ekonomi (economic of scale)
 Satu perusahaan telah menguasai pengadaan atau pasar sumber daya alam tertentu
 Pemerintah memberikan kedudukan sebagai monopoli
 Usaha kerjasama beberapa perusahaan yang ingin menguasai pasar dengan cara
menghilangkan persaingan di antara mereka, misalnya kartel
 Dengan adanya bentuk pasar monopoli dalam perekonomian, dapat
menimbulkan berbagai kemungkinan, antara lain :
 Jumlah produksi sangat terbatas
 Terjadinya ketidak adilan antara perusahaan yang memegang monopoli dan
perusahaan yang tidak mendapat fasilitas tersebut
 Timbulnya eksploitasi, antara lain :
○ Membayar pemilik faktor produksi yang lebih rendah dari harga pasar
○ Harga di pasar cenderung harga di atas rata-rata pasar

 Untuk mengatasi masalah ini, dibuat beberapa kebijakan antara lain :


 Pemerintah mengenakan penarikan pajak yang tinggi, sehingga perusahan cenderung
sedikit untuk melakukan praktek monopoli
 Pemerintah melakukan pengendalian harga dengan berbagai pertimbangan tertentu
 Pemerintah terlibat langsung dalam kegiatan mnopoli, khususnya yang menguasai
hajat hidup orang banyak
 Membuat peraturan agar tindakan monopoli tidak merugikan konsumennya
 Adanya kecenderungan pemerintah melakukan pendirian perusahaan yang bersifat
subtitusi barang monopoli
Pasar Tidak Sempurna
 Bentuk pasar persaingan tidak sempurna merupakan lawan dari pasar
persaingan sempurna, di mana terdapat ciri-ciri yang dimiliki persaingan
sempurna tidak seluruhnya berlaku.
Dalam pasar persaingan tidak sempurna dibedakan tiga jenis bentuk
pasar, yaitu pasar persaingan monopolistik, pasar oligopoli, dan pasar
duopoli ( dua penjual barang)
Pasar Persaingan Monopolistik
 Sifat:
 Ada beberapa penjual (produsen) yang masing-masing menguasai sebagian pasar
 Masing-masing produsen menghasilkan barang yang sejenis tetapi tidak begitu sama
karena telah disengaja dibedakan dalam hal nama, merk dagang, kualitas atau bentuk
sehingga kelihatan lain dari yang lain.
 Ada kemungkinan memasuki dalam bidang kegiatan lain, meskipun tidak selalu mudah.
 Bentuk persaingan monopolistik merupakan perpaduan antara
persaingan sempurna dan monopoli. Perbedaan terhadap kedua jenis
pasar terdahulu adalah perbedaan jumlah produsen, jenis barang dan
rintangan memasuki pasar.
Oligopoli
 Sifatnya:.
 Ada beberapa jumlah penjual
 Jenis barang homogen atau berbeda corak
 Mengalami kesukaran memasuki pasar
 Pengaruh terhadap harga adalah sedikit
 Di antara produsen mempunyai hubungan yang sangat saling
ketergantungan, sehingga menyebabkan dua kemungkinan dalam
penentuan harga, antara lain:
 Produsen akan mengadakan kerjasama dalam pembentukan harga
 Produsen bersaing dengan cara non harga, misalnya: kemasan barang menarik,
pemberian hadiah kepada konsumen.
 Setiap tindakan produsen dalam melakukan perubahan harga akan
mengakibatkan tindakan produsen lainnya.
Apabila salah satu produsen menurunkan harga, akan mengakibatkan
hilangnya sebagian konsumen produsen yang lain, karena konsumen
cenderung akan membeli produk yang tingkat harganya rendah,
produsen yang menaikkan harga akan kehilangan konsumennya
BAB VII

Pendapatan Nasional
Tatap
Tatap Muka
Muka 10
10
TIK:
TIK: Selesai
Selesai mengambil
mengambil materi
materi ini
ini mahasiswa
mahasiswa diharapkan
diharapkan mampu
mampu dan
dan terampil
terampil dalam
dalam
mengaplikasikan
mengaplikasikan hal-hal yang berkaitan dengan Pendapatan Nasional dalam memecahkan
hal-hal yang berkaitan dengan Pendapatan Nasional dalam memecahkan
masalah ekonomi.
masalah ekonomi.

 Pengertian Pendapatan Nasional


 Arus Perputaran Kegiatan Makro Ekonomi
 Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi
 Latihan
Pengertian Pendapatan Nasional
 Pendapatan Nasional (Y, national income) merupakan keseluruhan
nilai (value) barang dan jasa yang diciptakan dalam suatu
perekonomian dalam satu tahun.
 Untuk menghitung Pendapatan Nasional dilakukan tiga pendekatan:
 Pendekatan Pembelanjaan/Pengeluaran (expenditure approach)
Yaitu penjumlahan pengeluaran atas barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu
negara.
Pengelompokan pengeluaran ini dibedakan :
Pengeluaran yang dilakukan dalam negeri (domestik) , yang terdiri atas:
○ C (Consumption, konsumsi) yaitu Pengeluaran Konsumen (rumah tangga) untuk membeli
barang dan jasa
○ I (Investment, investasi) yaitu pengeluaran produsen untuk menghasilkan barang dan jasa
○ G (Government, pemerintah) yaitu pengeluaran yang dilakukan pemerintah untuk membeli
barang atau jasa
Pengeluaran karena terjadi Perdagangan Internasional, yang terdiri atas:
○ X (export, ekspor) yaitu pengeluaran luar negeri karena membeli barang dan jasa
○ M (Import, impor) yaitu pengeluaran domestik karena membeli barang luar negeri

Y =C + I +G +X - M
 Pendekatan Produksi (product approch/output approach)
yaitu menghitung besarnya pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan nilai
produksi atas barang dan jasa yang wujud dari berbagai sektor (lapangan usaha) dalam
perekonomian.
Jika disuatu perekonomian dibagi tiga sektor, misalnya sektor pertanian, industri, dan
jasa, maka penjumlahan hasil produksi di sektor tersebut merupakan pendapatan
nasional menurut cara produksi.
 Pendekatan Pendapatan (income approach)
Yaitu penjumlahan pendapatan yang diterima pemilik faktor-faktor produksi atas jasa
penjualan faktor dalam proses produksi yang wujud dalam perekonomian.
Jenis faktor-faktor produksi penggolongan tradisional dalam ilmu ekonomi, misalnya
dari penjumlahan sewa dari tanah, bunga dari modal, gaji dari tenaga kerja, dan
keuntungan dari kewirausahaan.
Pendapatan nasional (national income, NI) dihitung dengan penjumlahan berikut ini:

Ket:
w = jumlah upah (wages) atau penerimaan oleh
NI = w + n + r + i buruh/tenaga kerja
n = jumlah laba tau penerimaan pengusaha
r = sewa atau penerimaan kaum pemilik tanah
dan sumber alam lainnya
i = jumlah bunga atau penerimaan kaum pemilik
modal
Pendekatan Pengeluaran Pendekatan Pendapatan
Komponen GNP Pendapatan atau biaya sbg sumber GNP

Konsumsi rumah tangga (C) Upah (w)


Investasi ( I ) Sewa (r)
Pengeluaran Pemerintah (G) Bunga (i)
Ekspor netto (X _ M) Profit (n)

Total : Gross National Product (GNP) Total : Gross National Product (GNP)
 Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)
yaitu nilai barang dan jasa yang diproduksi pemilik faktor produksi negara tersebut dalam satu tahun
tertentu.
 Pendapatan Nasional dibedakan:
 Pendapatan Nasional Harga Berlaku
Adalah nilai barang dan dan jasa yang dihasilkan suatu negara yang berlaku dalam satu tahun
tertentu
 Pendapatan Nasional Harga Konstan
Adalah suatu penilaian atas harga barang berdasarkan tahun tertentu.

Ekspor netto Penyusutan

Pengeluaran
Pajak tdk lsg
Pemerintah
Investasi Pajak Lsg Penerimaan transfer
Tabungan Bisnis netto

Konsumsi Pendapatan
Rumah tangga Nasional Pendapatan Pendapatan
Nasional Nasional
Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi Dan
Inflasi
 Inflasi
Dalam istilah inflasi ada yang disebut “Suppressed Inflation” atau “Inflasi
yang ditutupi”, yaitu : harga-harga dari sebagian besar barang yang tidak diatur
atau ditentukan oleh pemerintah,dan tidak dijadikan barang patokan untuk
mengatur inflasi yang dilakukan oleh “Biro Pusat Statistik” dalam relitanya ada
kecenderungan harga-harganya terus menaik. Keadaan ini tercermin dari adanya
harga-harga “barang bebas” atau harga-harga “tidak resmi” mengalami kenaikan
yang tinggi sedangkan “harga barang-barang resmi” (untuk mengukur inflasi)
tidak mengalami kenaikan, Dalam hal ini masalah inflasi sebetulnya ada, tapi
tidak menunjukkan dirinya, karena yang dicatat adalah harga-harga “resmi”
pemerintah.

Dari pengertian diatas Inflasi memberikan arti :


a. Nilai uang turun/Daya beli uang turun
b. Harga-harga barang naik
c. Jumlah uang yang beredar melebihi kebutuhan
d. Jumlah barang relative lebih kecil/sedikit
 Adapun sebab-sebab terjadinya inflasi yaitu:
a. Demain full inflation
inflasi ini terjadi karena adanya kelebihan permintaan
terhadap barang yang dibutuhkan oleh masyarakat, dan jumlah
barang yang dibutuhkan tidak mencukupi, sehingga terjadi
ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran, dan
akibatnya harga barang naik.
b. Cost Push Inflation
inflasi ini terjadi karena naikmya biaya produksi, seperti Gaji
pegawai, BBM, Harga bahan mentah.
 Cara mengatasi inflasi adalah :
 Dengan Kebijaksanan Moneter
○ Kebijaksanaan moneter adalah kebijaksanaan yang berkaitan
dengan perputaran/peredaran uang.
 Dengan Kebijaksanaan Fiskal
○ Kebijaksanaan fiskal adakah kebijaksanaan pemerintah dalam
pengaturan penerimaan dan pengeluaran negara.
 Proses perhitungan tingkat inflasi
contoh :
ada dua jenis barang, yaitu buku dan sepatu yang kuantitas (q) dan harga
(p) berbeda dari dua tahun, yaitu tahun 1991 da 1995. andaikan tahun
1991 dijadikan sebagai tahun dasar, maka dapat dihitung sebagai
berikut,
Menggunakan tabel diatas, maka tingkat inflasi dapat dihitung,
yaitu rasio GDP tahun 1995 dengan GDP real tahun 1995, yaitu :
Rasio Nominal dan Real = 72.000= 1,16
62.000
Atau tingkat inflasi adalah = (116-100)persen. Dengan kata lain,
dari tahun 1991 dan 1995 terjadi kenaikan harga/inflasi secara
umum adalah 16 persen.
Pertumbuhan ekonomi (Gе) dapat dihitung berdasarkan
pendapatan nasional ral atai PDB Real. Jika diketahui bahwa
terdapat 3 tahun PDB real yang berbeda, yakni

Tahun PDB Real


1990 5600
1991 5980

1992 6100
Maka pertumbuhan ekonomi dari tahun 1990 ke 1991dan tahun
1991 ke 1992 dapat dihitung sebagai berikut,

Ge 1990 -1991 = 5.980 – 5.680 X 100 persen = 5,28 persen


5.680

Ge 1991 – 1992 = 6.100 – 5.980


X 100 persen = 2,00 persen
5.880

Sehingga rumus perhitungan di atas adalah :


Ge (t) = PDBt – PDB – 1
X 100 persen
PDBt – 1
Arus perputaran kegiatan
makro ekonomi
Dalam ilmu ekonomi, pembahasan tentang
perputaran produk dan pendapatan dibuat
beberapa pendekatan penyederhanaan yang ikut
terlibat dalam kegiatan itu.
Kegiatan yang terlibat dibagi dalam beberapa sektor,
antara lain :
 Perekonomian dua sektor, yaitu terdiri dengan:
rumah tangga (C) dan perusahaan (I)
 Perekonomian tiga sektor, yaitu rumah tangga (C),
perusahaan (I) dan pemerintah (G)
 Perekonomian empat sektor, yaitu rumah tangga
(C), perusahaan (I), pemerintah (G) dan hubungan
luar negeri (X-M).
Pendapatan nasional dapat dinilai berdasarkan dua
perbedaan, yaitu perbedaan nasional atas dasar harga
pasar dan pendapatan nasional berdasarkan harga
faktor.
Perbedaan penilaian ini disebabkan terjadinya pajak tidak
langsung dan subsidi.

 Pendapatan yang dinilai atas harga pasar, yaitu nilai


suatu barang yang didasarkan atas harga yang
dibayarkan pembeli, dimana telah termasuk subsidi
atau pajak tidak langsung.
 Pendapatan nasional berdasarkan harga faktor, yaitu
nilai dari penggunaan faktor – faktor produksi sampai
dihasilkan barang tersebut.

Dengan perkataan lain, harga pasar dapat didefinisikan


sebagai harga faktor ditambah dengan pajak tidak
langsung dan dikurangi dengan subsidi.
Hubungan antara harga pasar dan
harga faktor dapat dinyatakan
dalam bentuk persamaan berikut:

 Harga pasar = harga faktor + pajak tidak


langsung – subsidi

Berdasarkan pendapatan nasional bruto (GNP) dapat dihitung


pendapatan nasional neto (NNP, netto national product) jika
GNP dikurangi nilai penyusutan (depreciation). Penyusutan
ini terjadi akibat penggunaan barang-barang modal (mesin,
peralatan produksi, bangunan dan peralatan kantor), dan hal
ini merupakan ongkos produksi.
Berikut contoh perhitungan nilai
tambah
 Proses kegiatan produksi pakaian

Jenis kegiatan Nilai Nilai tambah


produksi (rupiah)
(rupiah)
1.Benang 1500 1500
2.Kain 4000 2500
3.pakaian 10000 6000
4.Pakaian di 25000 15000

label
25000
 Dari contoh diatas dapat dilihat, bahwa kalau nilai
tambah (value added) keseluruhan dijumlahkan akan
sama dengan nilai akhir suatu barang.
 Dari pendapatan yang diterima konsumen (rumah
tangga) dapat dibedakan dengan pendapatan pribadi
(personal income) dan pendapatan siap guna
(disposable income).
 Pendapatan pribadi adalah penjumlahan seluruh
pendapatan termasuk jenis pendapatan yang diterima
seseorang tanpa melakukan kegiatan seperti
penerimaan biaya sosial (dilakukan di negara yang
maju), sedangkan
 Pendapatan siap guna adalah pendapatan yang dapat
langsung digunakan konsumen setelah dikurangi
dengan pemotongan tertentu, seperti pajak dan
pensiun untuk hari tua.
BAB VIII

Konsumsi dan Investasi


Tatap
Tatap Muka
Muka 11
11 &
& 12
12
TIK:
TIK: Selesai
Selesai mengambil
mengambil materi
materi ini
ini mahasiswa
mahasiswa diharapkan
diharapkan mampu
mampu dan
dan terampil
terampil dalam
dalam
mengaplikasikan
mengaplikasikan hal-hal
hal-hal yang
yang berkaitan
berkaitan dengan
dengan Konsumsi
Konsumsi dan
dan Investasi
Investasi dalam
dalam
memecahkan
memecahkan masalah
masalah ekonomi.
ekonomi.

 Pengertian Konsumsi
 Pengertian Investasi
 Latihan
PENDAPATAN (INCOME) adalah jumlah balas jasa yang
diterima pemilik factor produksi selama 1 tahun.

Disimbolkan dengan Y
Menurut JM Keynes,
pendapatan suatu negara terdiri dari 2 hal :

PENDAPATAN PERSEORANGAN
yang dirumuskan Y = C + S

PENDAPATAN PERUSAHAAN
yang dirumuskan Y = C + I
KONSUMSI (CONSUMPTION) adalah bagian dari
pendapatan yang dibelanjakan

Disimbolkan dengan C
1. Besarnya pendapatan siap guna konsumen
2. Jumlah rumah tangga
3. Struktur keluarga
4. Faktor musim
5. Lingkungan tempat tinggal
6. Kebijakan dalam pengaturan uang rumah tangga
7. Pengaruh psikologis
8. Faktor kekayaan
Apabila pendapatan berubah, maka perubahan
tersebut akan berpengaruh terhadap
konsumsi dan tabungan.

Untuk mengetahui perubahan tingkat KONSUMSI dirumuskan

MARGINAL PROPENCITY TO CONSUME (MPC)


C
MPC 
Y
AVERAGE PROPENCITY TO CONSUME (APC)

C
APC 
Y
FUNGSI KONSUMSI

Adalah fungsi yang menunjukkan hubungan KONSUMSI (C) dengan


PENDAPATAN (Y)

C  a  b.Y
Dirumuskan :

Dimana :
a : besarnya konsumsi saat pendapatan nol. Keadaan ini disebut
dengan ‘konsumsi otonom’ yaitu konsumsi yang pasti ada
meskipun tidak mempunyai pendapatan
b : MPC
C  a  MPC.Y
Untuk mengetahu besarnya a, dirumuskan :

a  ( APC  MPC ).Y


MPC  MPS  1
APC  APS  1
TABUNGAN (SAVING) adalah bagian dari
pendapatan yang disimpan (tidak dibelanjakan).

Disimbolkan dengan S
Dengan mensubstitusikan
fungsi konsumsi maka :

C = a + b.Y ke S=Y–C

Maka :
S = Y – (a + b.Y)
S = Y – a - b.Y
S = ( 1 – b).Y – a
S = -a + (1 – b). Y
INVESTASI (INVESMENT) adalah bagian dari pendapatan
perusahaan yang ditanamkan atau sebagai penambah
modal kerja.

Disimbolkan dengan I
1. Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan
diperoleh.
2. Tingkat bunga.
3. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.
4. Kemajuan teknologi.
5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-
perubahannya.
1.Investasi Otonomi
2.Investasi Terpengaruh
1.Faktor Keamanan
2.Faktor hukum
3.Tidak sesuai target
I = I0 + I1 (Y)
BAB IX

Penerimaan dan Pengeluaran


Pemerintah
Tatap
Tatap Muka
Muka 13
13
TIK:
TIK: Selesai
Selesai mengambil
mengambil materi
materi ini
ini mahasiswa
mahasiswa diharapkan
diharapkan mampu
mampu dan
dan terampil
terampil dalam
dalam
mengaplikasikan
mengaplikasikan hal-hal
hal-hal yang
yang berkaitan
berkaitan dengan
dengan Penerimaan
Penerimaan dan
dan Pengeluaran
Pengeluaran Pemerintah
Pemerintah
dalam
dalam memecahkan
memecahkan masalah
masalah ekonomi.
ekonomi.

 Penerimaan Pemerintah
 Pengeluaran Pemerintah
 Latihan
Penerimaan Pemerintah
 Penerimaan pajak / restribusi
 Penerimaan dan penghasilan
(laba usaha) dari BUMN
 Pinjaman dalam negeri atau luar negeri
 Pengambilan / penjualan kekayaan Negara
 Penciptaan uang
 Bantuan luar negeri
Pajak
 Pengertian Pajak
 Ciri Pajak
1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang
2. Tidak mendapatkan jasa timbal balik yg dpt
dilihat secara langsung
3. Diperuntukan bagi keperluan pembiayaan
umum
4. Pemungutan pajak dapat dipaksakan
Pajak
 Fungsi Pajak
1. Fungsi anggaran (budgetair)
2. Fungsi mengatur (regulerend)
3. Fungsi stabilitas
4. Fungsi redistribusi pendapatan
 JenisPajak
- Pajak langsung
- Pajak tidak langsung
Penerimaan dan Penghasilan dari
BUMN

 Pengertian
Badan Usaha Milik
Negara (BUMN)

 Tujuan pendirian
BUMN
Pinjaman Dalam atau Luar Negeri

Undang-Undang
Nomor 25 tahun 2000
Penciptaan Uang

Dapat mempengaruhi
jumlah uang beredar
Pendapatan Negara dan
Hibah

Terdiri atas :
1. Penerimaan dalam negeri
- Penerimaan perpajakan
- Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

2. Hibah
Bantuan Luar Negeri
Sumber pembiayaan luar negeri dapat
dikelompokan sebagai berikut :
1. Consultative Groups on Indonesia
2. Non CGI terdiri:
- Bantuan Bilateral
- Bantuan multilateral

3. Pinjaman / hibah
Pengeluaran Pemerintah
Meliputi :
 Pengeluaran Rutin
 Pengeluaran Pembangunan
 Pengeluaran lainnya

Faktor-faktor yang mempengaruhi :


1. Faktor ekonomi
2. Faktor sosial dan politik
Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN)

 Pengertian APBN
 Fungsi APBN
- Fungsi Otoritas - Fungsi Alokasi
- Fungsi Perencanaan - Fungsi Distribusi
- Fungsi Pengawasan - Fungsi Stabilisasi
Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN)

APBN disusun berdasarkan azas-azas:


 Kemandirian
 Penghematan atau peningkatan efesiensi
dan produktivitas.
 Penajaman prioritas pembangunan
 Menitik beratkan pada azas-azas dan
undang-undang negara
Belanja Negara
Terdiri atas dua jenis :
1. Belanja Pemerintah Pusat
2. Belanja Daerah
meliputi :
- Dana Bagi Hasil
- Dana Alokasi Umum
- Dana Alokasi Khusus
- Dana Otonomi Khusus
BAB X

Pasar Barang dan Pasar Uang


Tatap
Tatap Muka
Muka 14
14
TIK:
TIK: Selesai
Selesai mengambil
mengambil materi
materi ini
ini mahasiswa
mahasiswa diharapkan
diharapkan mampu
mampu dan
dan terampil
terampil dalam
dalam
mengaplikasikan
mengaplikasikan hal-hal
hal-hal yang
yang berkaitan
berkaitan dengan
dengan Pasar
Pasar Barang
Barang dan
dan Uang
Uang dalam
dalam
memecahkan
memecahkan masalah
masalah ekonomi.
ekonomi.

 Pengertian Pasar Barang


 Pengertian Pasar Uang
 Perubahan dan Keseimbangan IS-LM
 Latihan
PASAR PASAR
BARANG UANG

PASAR BARANG
KURVA IS

PASAR UANG
KURVA LM
PASAR BARANG
 Pengertian Pasar Barang
Pasar barang adalah pasar yang menjual produk dalam bentuk barang
dimana pasar barang menggambarkan pertemuan antara permintaan
dan penawaran akan barang.. Pasar barang dapat dibagi lagi menjadi
tiga macam, yakni :
 a. Pasar Barang Nyata / Riil
Pasar barang nyata adalah pasar yang menjual produk dalam bentuk
barang yang bentuk dan fisiknya jelas. Contohnya adalah pasar
kebayoran lama, pasar senen, pasar malam, dan lain-lain.
 b. Pasar Barang Abstrak
Pasar barang abstrak adalah pasar yang menjual produk yang tidak
terlihat atau tidak riil secara fisik. Contoh jenis pasar ini adalah pasar
komoditas / komoditi yang menjual barang semu seperti pasar karet,
pasar tembakau, pasar timah, pasar kopi dan lain sebagainya.
 c. Pasar barang berjangka
Pasar barang berjangka yaitu Pasar yang menyelenggarakan jual beli
barang dengan pembayaran yang dilakukan secara bertahap berupa
angsuran atau tanpa bunga .
 Bentuk yang Diperdagangkan
 a. Pasar Barang Nyata / Riil yakni pasar kebayoran lama, pasar senen,
pasar malam, dan lain-lain
 b. Pasar Barang Abstrak yakni pasar karet, pasar tembakau, pasar timah,
pasar kopi dan lain sebagainya
 c. Pasar Barang Berjangka yakni rumah, mobil , sepeda, motor, televisi ,
pakaian, dan alat – alat rumah tangga jangka waktu misalkan 6 bulan, 1
tahun, 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun atau 20 tahun.
 Unsur – Unsur Pasar Barang
 Adanya permintaan dan penawaran ,dimana pertemuan antara
pembeli & penjual (dapat dilakukan tanpa tatap muka, seperti melalui
telepon/telegram/ internet). Apabila permintaan bertemu dengan
penawaran pada tingkat harga yang sama & dalam jumlah yang sama,
terjadilah transaksi jual beli.
 Adanya penjual dan beli.
 Ada barang yang diperjual belikan.
 Pelaku Pasar Barang yakni Pelaku ekonomi seperti rumah tangga.
PASAR UANG
 Pengertian Pasar Uang :
 Pasar dimana diperjual-belikan dana – dana dan
surat – surat berharga yang mempunyai jangka
waktu kurang dari satu tahun.
 Pelaku pasar uang yakni :
 Bank, yayasan dana pensiun, perusahaan asuransi,
dan lembaga keuangan lainnya
 Bentuk yang di perdagangkan :
 Pinjaman sewaktu – waktu (call money), surat
perbendaharaan negara (tanda bukti pinjaman
pemerintah), SPBU (surat berharga pasar uang), SBI
(surat bank Indonesia) dan sertifikat bank lainnya.
Teori Permintaan Uang
 Teori Kuantitas
Nilai uang didasarkan pada jumlah uang yang beredar dalam
masyarakat. Artinya Semakin banyak jumlah uang yang beredar dalam
masyarakat, semakin tinggi harga barang, dan sebaliknya.

 Teori Transaksi
Nilai uang didasarkan pada jumlah uang yang beredar
dalam masyarakat, jumlah barang yang diperdagangkan.

 Teori Persediaan Kas


Nilai uang tergantung pada jumlah uang yang ditahan untuk
persediaan kas dari sebagian pendapatan masyarakat.
(persediaan kas tergantung dari jumlah pendapatan
dan tingkat suku bunga di pasar)
Teori Pendapatan / motif Menyimpan
Uang oleh Keynes
1. Motif Transaksi/ motif berkonsumsi
Uang disimpan untuk membiayai konsumsi sehari – hari.
Mengapa disimpan? Dengan tersedianya uang, segala
kebutuhan atau keperluan usaha setiap hari dapat dipenuhi
dengan cepat. Semakin tinggi pendapatan maka keinginan
konsumsi pun semakin tinggi.
2. Motif Berjaga – jaga
Uang disimpan untuk membiayai keadaan darurat, misalnya
sakit mendadak. Besarnya motif berjaga –jaga tergantung
pada besarnya pendapatan.
3. Motif Spekulasi
Timbul karena adanya keinginan memperoleh keuntungan berdasarkan
ramalan dan perhitungan pada masa yang akan datang. Contoh : seseorang
membeli saham sekarang dan menjualnya pada masa akan datang, dengan
harapan harga saham akan naik.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Jumlah Uang Beredar
1. Pendapatan
2. Tingkat Suku Bunga
3. Selera Masyarakat
4. Harga Barang
5. Fasilitas Kredit
6. Kekayaan yang Dimiliki Masyarakat
KURVA IS

 Kurva IS adalah tempat kedudukan titik


keseimbangan di pasar barang, menggambarkan
kesamaan antara pengeluaran barang dan jasa
dengan penawaran agregat / output barang dan
jasa yang dihasilkan oleh masyarakat (kurva yang
menghubungkan jumlah barang dan jasa yang
diminta dengan suku bunga)
 Symbol I yakni investasi (investment)
 Symbol S yakni tabungan (Saving)
Keseimbangan Pendapatan Nasional dan
Tingkat Bunga
Y= AE

E1 AE1
AE0
E0
AE2
E2 R = tingkat bunga
Y = pendapatana nasional
0 Y E = investasi
r2 C

A
r0
B
r1
IS

0 Y
Y2 Y0 Y1
KURVA LM

 Kurva LM adalah tempat kedudukan titik


keseimbang di pasar uang.
Menggambarkan kesamaan antara
pengeluaran uang (Liquidity Preference)
dengan penawaran uang atau jumlah uang
yang beredar (money supply).
Gambar 1.2
Keseimbangan permintaan dan
penawaran uang.

M€

r2 E2

E1 Dm
r1
Dm
E0
r0
Dm

0
Dm M€ = Dm Dm2
Gambar 1. 3
Hubungan penawaran uang
dengan tingkat bunga

r
LM
N C
r2
Dm > M€

r1 m
B

r0
A

0 Y
Y0 Y1 Y2
Gambar 1. 4 Gambar 1. 5
Dampak Pertambahan Dampak pertambahan
Pengeluaran
Investasi
pemerintah
r
r
LM
LM
E2
E2 r2
r2
E1
E1
r1 r1
IS2 IS2

IS1 IS1
0 0
Y1 Y2 Y1 Y2
Gambar 1. 6
Dampak pertambahan pajak
r1 r

LM
E1
r1
E2
r2

IS1

IS2
0
Y2 Y1
BAB XI

Kebijakan Fiskal dan Kebijakan


Moneter
Tatap
Tatap Muka
Muka 15
15
TIK:
TIK: Selesai
Selesai mengambil
mengambil materi
materi ini
ini mahasiswa
mahasiswa diharapkan
diharapkan mampu
mampu dan
dan terampil
terampil dalam
dalam
mengaplikasikan hal-hal yang berkaitan dengan Kebijakan Fiskal dan Kebijakan
mengaplikasikan hal-hal yang berkaitan dengan Kebijakan Fiskal dan Kebijakan
Moneter
Moneter dalam
dalam memecahkan
memecahkan masalah
masalah ekonomi.
ekonomi.

 Pengertian Kebijakan Fiskal


 Pengertian Kebijakan Moneter
 Kebijakan Moneter
 Latihan
Kebijakan Fiskal
 Kebijakan ekonomi muncul sebagai akibat tidak tercapainya keseimbangan
antara produksi aktual dan produksi potensial.
 Produksi aktual adalah tingkat produksi yang tercapai dari penggunaan
berbagai sumber-sumber ekonomi.
 Produksi potensial adalah penggunaan sumber-sumber ekonomi secara
potensial yaitu full employment.
 Masalah yang sering terjadi atas kegiatan ekonomi sehingga tidak secara
potensial tercapai, umumnya disebabkan oleh 2 (dua) hal:
 Akibat Resesi (kemunduran)
 Akibat Inflasi
 Kuat lemahnya kegiatan ekonomi dikenal dengan istilah Gelombang
Konjunktur (business functions atau business cycles). Secara umum gelombang
ini dibagi dalam 4 tahapan, yaitu:
 Tahap ekspansi (prosperity)
 Tahap resesi (kemunduran)
 Tahap Depresi (kemerosotan)
 Tahap pemulihan (revival atau recover)
‘Perekonomian akan terjadi gangguan bila
tingkat produksi aktual tidak sama
dengan tingkat produksi potensial’
 Untuk penjelasan ketimpangan ini, diurai hanya Faktor Pengangguran dan
Inflasi
 Pengangguran
 Pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja
ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
 Pengangguran terjadi akibat:
 Kekurangan permintaan agregat (C,I,G,X dan M) sehingga banyak ekspansi perusahaan yang
terhambat sehingga mengakibatkan tidak tertampungnya angkatan kerja.
 Faktor lainnya seperti ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik, pengusaha menggunakan
peralatan modern sehingga terjadi pengurangan penggunaan tenaga kerja, ketidak sesuaian
ketrampilan dengan posisi kerja yang ada.
 Akibat Buruk Pengangguran terhadap ekonomi, antara lain:
 Mengurangi pendapatan masyarakat, sehingga kemakmuran yang ingin dicapai
akan berkurang.
 Menimbulkan masalah ekonomi dan sosial, misalnya: taraf kesehatan
masyarakat keluarga yang menurun, efek psikologis yang buruk serta prospek
pembangunan yang suram.
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus
menerus. Dalam praktek, Inflasi bisa diamati dengan mengamati gerak dari indek
harga. Tetapi harus diperhitungkan ada tidaknya “Suppressed inflation”
 Macam Inflasi
 Berdasarkan atas Laju Inflasi
○ Inflasi ringan (dibawah 10% setahun)
○ Inflasi sedang (antara 10 – 30% setahun)
○ Inflasi berat (antara 30 – 100% setahun)
○ Hiperinflasi (di atas 100% setahun)
 Berdasar sebab musabab awal dari inflasi
○ Demand inflation, inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang
terlalu kuat. Misalnya, karena bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan
pencetakan uang, atau kenaikan permintaan luar negeri akan barang-barang ekspor, atau
bertambahnya pengeluaran investasi swasta karena kredit yang murah.
○ Cost Push Inflation, Inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi. Misalnya, karena
kenaikan harga sarana produksi yang di datangkan dari luar negeri, atau karena kenaikan harga
bahan bakar minyak.
 Berdasar asal dari Inflasi
○ Inflasi yang berasal dari dalam negeri (Domestic Inflation), timbul karena defisit anggaran
belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, panenan yang gagal.
○ Inflasi yang berasal dari luar negeri (Imported Inflaton), timbul karena kenaikan harga di luar
negeri atau di negara langganan berdagang negara kita.
kembali
 Dampak Inflasi
 Masyarakat cenderung enggan menabung serta enggan memegang uang tunai
karena nilai riilnya cenderung turun. Masyarakat lebih cenderung memegang
kekayaan dalam bentuk barang, sehingga cenderung terjadi spekulasi dalam
perdagangan barang.
 Mengakibatkan kesulitan barang-barang ekspor suatu negara bersaing dalam pasar
internasional
 Orang yang berpendapatan tetap mengakibatkan daya belinya semakin merosot.
 Karena terjadi kenaikan harga yang terus menerus, maka barang yang ditahan lama
akan cenderung harganya tinggi.
 Untuk mengatasi hal tersebut, khususnya Inflasi, maka pemerintah
melakukan berbagai intervensi dalam kegiatan perekonomian yang
dikenal dengan Kebijakan Makroekonomi yaitu berbagai usaha untuk
mengendalikan dan mempengaruhi keadaan ekonomi, yang terdiri
dari perangkat Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter.
Daftar Pustaka

Anonim. “Pengantar Ilmu Ekonomi”.

Anda mungkin juga menyukai