Anda di halaman 1dari 13

Keselamatan dan kesehatan kerja

(K3)
Shinta Sumiarsih
outline
• Arti keselamatan dan kesehatan kerja
• Tujuan dan pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja
• Faktor penyebab kecelakaan kerja
• Strategi meningkatkan keselamatan dan
kesehatan ditempat kerja
Hakikat dari K3
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani. Dengan keselamatan dan
kesehatan kerja maka para pihak diharapkan
tenaga kerja dapat melakukan pekerjaan dengan
aman dan nyaman serta mencapai ketahanan
fisik, daya kerja dan tingkat kesehatan yang
tinggi.
Sejarah keselamatan dan kesehatan kerja
dunia
• Sejak zaman purba pada awal kehidupan manusia untuk memperoleh kebutuhan hidupnya
manusia bekerja.
• Zaman prasejarah di zaman batu dan goa, ketika itu manusia telah mulai membuat kapak dan
tombak untuk berburu
• Penerapan ilmu pengetahuan dimulai pada abad 18 dengan munculnya industri tenun,
penemuan ketel uap untuk keperluan industri
• Pemahaman paling tua tentang keselamatan kerja ditemukan pada bangsa mesir, ketika Ramses
II pada tahun 1500 sebelum masehi, membangun terusan dari mediterania ke laut merah dan
juga ketika membangun Rameseum, ketika itu Raja menyediakan tabib untuk menjaga
kesehatan para pekerjanya.
• Bernardine Ramazzini (1633-1714) dari Universitas Modena di Italia, dianggap sebagai bapak
kesehatan kerja. Beliau yang pertama menguraikan hubungan berbagai macam penyakit
dengan jenis pekerjaannya
• Pada tahun 1931, H. W. Heinrich dalam bukunya Industrial Accident Prevention, menulis
tentang upaya pencegahan kecelakaan di perusahaan, tulisan itu kemudian dianggap
merupakan permulaan sejarah baru bagi semua gerakan keselamatan kerja yang terorganisir
secara terarah
Sejarah keselamatan dan kesehatan kerja di
Indonesia
• Usaha K3 dimulai tahun 1847 ketika mulai dipakainya
mesin uap oleh Belanda di berbagai industri khususnya
industri gula. Tanggal 28 Pebruari 1852, Pemerintah
Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad No 20 yang
mengatur mengenai keselamatan dalam pemakaian
pesawat uap yang pengawasannya diserahkan kepada
lembaga Dienst Van Het Stoomwezen.
• Pada awal abad ke-20, sejalan dengan perkembangan di
Eropa, Pemerintah Hindia Belanda kemudian mengadakan
berbagai langkah perlindungan tenaga kerja dengan
menerbitkan Veilegheids Reglement (Undang-undang
Keselamatan) yang ditetapkan pada tahun 1905
Arti keselamatan dan kesehatan kerja
1. Keselamatan kerja
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,
pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat
kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.
Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut:
a. Sasarannya adalah lingkungan kerja
b. Bersifat tehnik
2. Kesehatan kerja
Definisi kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu
kesehatan/kedokteran beserta praktiknya yang bertujuan agar
pekerja/masyarakat beserta memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya baik fisik atau mental, maupun sosial dengan usaha-
usaha preventif fan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-
gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan
lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Tujuan dan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja

• Tujuan:
1. Melindungi tenaga kerja atas hak
keselamatan dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan
produksi dan produktivitas nasional
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang
berada di tempat kerja tersebut
3. Memelihara sumber produksi agar dapat
digunakan secara aman dan efisien.
Fungsi atau pentingnya K3
• Fungsi dari kesehatan kerja:
1. Identifikasi dan melakukan penilaian terhadap risiko dari bahaya kesehatan di
tempat kerja
2. Memberikan saran terhadap perencanaan dan pengorganisasian dan praktik kerja
termasuk desain tempat kerja
3. Memberikan saran, informasi, pelatihan dan edukasi tentang kesehatan kerja dan
APD
4. Melaksanakan survei terhadap kesehatan kerja
5. Terlibat dalam proses rehabilitasi
6. Mengelola P3K dan tindakan darurat
• Fungsi dari keselamatan kerja:
1. Antisipasi, identifikasi dan evaluasi kondisi serta praktik berbahaya
2. Buat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan program
3. Terapkan, dokumentasiakan dan informasikan rekan lainnya dalam hal pengendalian
bahaya dan program pengendalian bahaya
4. Ukur, periksa kembali keefektifan dan program pengendalian bahaya dan program
pengendalian bahaya
Peran kesehatan dan keselamatan kerja dalam
ilmu K3
• Peran kesehatan dan keselamatan kerja dalam
ilmu k3 berkontribusi dalam upaya perlindungan
kesehatan para pekerja dengan upaya promosi
kesehatan, pemantauan dan surveilans kesehatan
serta upaya peningkatan daya tahan tubuh dan
kebugaran pekerja. Menciptakan sistem kerja yang
aman atau yang mempunyai potensi risiko yang
rendah terhada terjadinya kecelakaan dan
menjaga perusahaan dari kemungkinan loss.
kecelakaan kerja
• Menurut Sumamur (1967), bahaya adalah sesuatu
yang berpotensi menyebabkan cedera atau luka,
sedangkan risiko adalah kemungkinan kecelakaan
akan terjadi dan dapat mengakibatkan kerusakan
• Kecelakaan merupakan sebuah kejadian tak
terduga yang dapat menyebabkan cedera atau
kerusakan. Kecelakaan dapat terjadi akibat
kelalaian dari perusahaan, pekerja, maupun
keduanya, dan akibat yang ditimbulkan dapat
memunculkan trauma bagi kedua pihak
Penyebab kecelakaan kerja
• Kecelakaan dapat dibagi menjadi 2 jenis, kecelakaan langsung dan
kecelakaan tidak langsung.
1. Kecelakaan langsung (Immediate Causes) adalah perbuatan atau
kondisi yang secara langsung berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja. Penyebab langsung, kecelakaan kerja akibat
perbuatan tidak aman dari pekerja (unsafe conditions). Unsafe
act atau perbuatan yang tidak amamn adalah segala kegiatan
yang dilakukan seseorang yang mana akan meningkatkan risiko
atau kemungkinan orang tersebut mendapatkan kecelakaan.
Contoh:
 tidak memakai APD,
 bahaya akibat kesalahan penggunaan material,
 kurang cakap dalam menggunakan peralatan,
 bahaya yang timbul akibat gerakan yang berbahaya
2. Kecelakaan tidak langsung adalah suatu kegiatan atau
kondisi yang secara tidak langsung dalam pelaksanaannya
dapat berisiko menimbulkan kecelakaan. Faktor pekerja
dapat ditinjau dari aspek:
 Mental pekerja, yang disebabkan tidak ada pelatihan
dan penghargaan keselamatan kerja, kurangnya
koordinasi, kurang cakap dalam berpikir, lambat
bereaksi terhadap suatu bahaya, kurang perhatian,
emosi yang tidak stabil, mudah gugup dan sebagainya.
 Fisik pekerja, yang disebabkan kelelahan karena harus
bekerja lembur, pendengaran yang kurang baik,
pandangan mata yang buruk, kesehatan jantung,
mempunyai tekanan darah tinggi, tidak memenuhi
klasifikasi untuk melakukan pekerjaan konstruksi.
Strategi meningkatkan keselamatan dan kesehatan ditempat kerja

• Membuat organisasi keselamatan kerja


1. Tujuan utama dibentuknya organisasi keselamatan kerja ialah untuk mengurangi tingkat kecelakaan, sakit, cacat,
dan kematian akibat kerja, dengan lingkungan kerja yang sehat, bersih, aman, dan nyaman.
2. Organisasi bisa dibentuk di tingkat pemerintah, perusahaan atau oleh kelompok atau serikat pekerja.
3. Di Indonesia, organisasi pemerintah yang menangani masalah keselamatan kerja di tingkat pusat dibentuk di bawah
Direktorat Pembinaan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Di samping itu, organisasi K3 dibentuk di
perusahaan-perusahaan dan ikatan ahli tertentu.
• Membuat regulasi K3
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan Kerja
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 mengenai Kesehatan
3. Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05 Tahun 1996 mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 04 Tahun 1967 mengenai Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja serta Tata Cara Penunjukkan Ahli Keselamatan Kerja
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/MEN/98 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 155 Tahun 1984 yang merupakan penyempurnaan Keputusan Menteri
Tenaga Kerja Nomor 125 Tahun1982 mengenai Pembentukan Susunan dan Tata Kerja DK3N, DK3W, dan P2K3,
pelaksanaan dari Undang-undang Keselamatan Kerja.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 mengenai Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 02 Tahun 1992 mengenai Tata cara Penunjukkan, Kewajiban, dan
Wewenang Ahli K3.
10. Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Akibat Hubungan Kerja.

Anda mungkin juga menyukai