Anda di halaman 1dari 30

ETHICAL ISSUE

KEPERAWATAN PALIATIF
Rinda Intan
STIKES Telogorejo Semarang
Review : Keperawatan
Paliatif
Meningkatkan kualitas hidup
Mengurangi penderitaan pasien
Memberikan dukungan bagi keluarga
Aktivitas dan Tujuan
Kep.Paliatif
• Memberikan bantuan dari rasa sakit dan gejala-gejala “penderitaan” yang
lainnya;
• Menegaskan hidup dan menganggap kematian sebagai proses normal;
• Tidak bermaksud mempercepat atau menunda kematian;
• Mengintegrasikan aspek psikologis dan spiritual dari perawatan pasien;
• Menawarkan sistem pendukung untuk membantu pasien hidup seaktif
mungkin hingga kematian;
• Menawarkan sistem pendukung untuk membantu keluarga mengatasi
selama pasien sakit dan dalam kesedihan/dukacita (bereavement);
• Menggunakan pendekatan tim untuk memenuhi kebutuhan pasien
dan keluarga, termasuk konseling, jika diindikasikan;
• Meningkatkan kualitas hidup, dan juga dapat secara positif
memengaruhi perjalanan penyakit;
• Dapat diaplikasikan pada awal perjalanan penyakit, bersamaan
dengan terapi lain yang dimaksudkan untuk memperpanjang hidup,
seperti kemoterapi atau terapi radiasi, dan intervensi lain untuk lebih
memahami dan mengelola komplikasi klinis yang “membuat
menderita”  komunikasi/pemberian informasi

(sources : WHO)
• Autonomy
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan
pasien yang menuntut haknya diri sendiri. Kita dalam tim
pelayanan paliatif harus menghargai hak-hak pasien
dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya
sendiri.
Prinsip • Non Maleficence
Etik Pelayanan paliatif tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik
dan psikologis pasien. Melakukan suatu tindakan agar
jangan sampai merugikan orang lain. Prinsip ini
nampaknya sama dengan salah satu prinsip dari
Hippocrates, yaitu Premium non nocere yang berarti
bahwa yang terpenting adalah jangan sampai merugikan.
• Veracity
Prinsip ini berarti penyampaian dengan kejujuran dan
kebenaran dengan bahasa dan tutur kata yang baik dan
sopan, tidak berkesan menggurui dan yakinkan bahwa
pasien sangat mengerti. Kebenaran adalah dasar dalam
membangun hubungan saling percaya.
Prinsip • Beneficience
Etik Beneficience berarti, mengerjakan segala sesuatu dengan
baik atas dasar kepentingan pasien dan memberikan
keuntungan bagi pasien. Terkadang, dalam situasi
pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini
dengan otonomi.
• Justice
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan
adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip
moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam
praktek profesional ketika tim perawatan paliatif bekerja
untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan
Prinsip keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan.
Etik • Confidentiality
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa
informasi tentang pasien harus dijaga privasi-nya. Apa yang
terdapat dalam dokumen catatan kesehatan pasien hanya
boleh dibaca dalam rangka pengobatan pasien. Tak ada satu
orangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika
diijin kan oleh pasien dengan bukti persetujuannya.
• Accountability
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti yang mana
tindakan dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau
Prinsip tanpa terkecuali. Secara moral kita memulai sesuatu yang
baik dengan melihat pada situasi untuk menentukan apa
Etik yang harus dilakukan, berdasarkan konsekwensi apa yang
akan dialami orang yang terlibat jika tindakan tersebut
dilakukan.
Needs:

• Patient or/and Family centered care approach


• Good communication skills
• Honesty
• Emphasizing the importance of QoL
• Access to phsycological, social and spiritual support patient n family
• Pengambilan keputusan yg cepat dan tepat
• Penanganan komplikasi
• Mengontrol gejala pasien sampai perawatan selesai (dying person)
Dilema
Etik
• Sesuatu yang sulit untuk diputuskan
• Tidak ada benar atau salah
• Situasi dimana alternative yang memuaskan dan yang tidak
memuaskan sebanding
• Sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan namun dengan beberapa
pertimbangan harus dilakukan seolah-olah diluar etik profeisonal
• Pengambilan keputusan berdasarkan rasional bukan emosional
Dilema
etik
• Sumber :
 Konflik dengan pasien dan keluarga
 Konflik dengan tenaga kesehatan lain
 Konflik dengan Institusi

Hal yang perlu diperhatikan :


• Sumber dilemma
• Landasan profesi dan prinsip etik
• Hak pasien
Ethical Issue Keperawatan
Paliatif

Course of
• Truth telling and Therapy • Withdrawal and
Disclosure (patient withholding
and family) • Determining Goals of • Euthanasia
Therapy
• Determining patient’s
capacity to decide
• Futility (when to stop?)
Diagnosis and
Near Death
Prognosis
Diagnosis and
Prognosis
Menceritakan dan Mengungkap
Kebenaran
• Cara pasien (dan keluarga) menangani kanker atau penyakit kronis
dan yang mengancam jiwa berbeda-beda antar budaya. Beberapa
meminta informasi yang lengkap dan benar, yang lain lebih memilih
untuk membuka informasi ke org lain, atau menutupi.
• Pasien kanker di beberapa bagian Italia, misalnya, takut bahwa
pengungkapan sifat alami dan implikasi penyakit mereka dapat
menyebabkan "kematian sosial" (Gordon).
• Demikian pula menakutkan, beberapa imigran Latin dan Jepang di
Amerika Serikat menganggap gaya pengungkapan dan prognosis
Amerika kejam dan tidak perlu disampaikan ke pasien (Good et al.).
• Bagi mereka yang lebih suka mengungkapkan informasi kepada pasien
kanker, beberapa faktor harus dipertimbangkan:
• Apakah pasien telah didiagnosis menderita kanker untuk pertama
kalinya?
• "Kebenaran" harus seimbang dengan fakta bahwa seorang klinisi
dapat berbagi secara terbuka dengan pasien hanya apa yang secara
klinis dapat diketahui.
• Tanggapan pasien tidak dapat diprediksi pada saat diagnosis, oleh
karena itu pengungkapan kebenaran harus dilakukan berdasarkan
kasus per kasus.
Course of
Therapy Tujuan Terapi vs Pilihan Pasien
• Tujuan yang ditetapkan oleh tim medis tidak selalu sejalan dengan
tujuan yang ditetapkan oleh individu.
• Dalam berurusan dengan setiap pasien, harus mempertimbangkan:
 Tujuan pribadi dalam kehidupan
 Kepercayaan dan nilai-nilai pribadi
 Posisi sosial individu

• Autonomy sihh… tapi harus dapat menentukan juga apakah pasien


memiliki kapasitas untuk memutuskan sendiri.
• Kapasitas pasien dan keluarga dalam mengambil keputusan :
tentang kondisi pasien saat ini, prognosis, intervensi utama maupun
alternatif yang dilakukan, risiko dan potensi manfaatnya  autonomy
• Kapasitas medis/keperawatan :
perlu juga secara medis benar-benar mengetahui prognosisnya dan
apakah benar-benar tidak bisa diselamatkan lagi (futility dalam
treatment apabila diteruskan)  beneficence, non maleficience
• Intervensi yang sia-sia dapat meningkatkan rasa sakit dan
ketidaknyamanan pasien di hari-hari dan minggu-minggu terakhir
kehidupan; memberi pasien dan keluarga harapan salah; menunda
perawatan paliatif dan kenyamanan; dan mengeluarkan sumber daya
medis yang terbatas
Near Death
Withdrawal ‘n Withholding +
Euthanasia
Withdrawal means stopping treatment : menghentikan memberikan nutrisi dan
hidrasi
Withholding means never starting treatment : tidak melakukan RJP
Berikut ini adalah alternatif untuk mengatasi dilema etika di WD dan WH:
• Untuk pasien yang kompeten, arahan lanjut adalah keputusan yang paling
mendasar
• Untuk pasien yang tidak kompeten, pembuat keputusan pengganti harus
diidentifikasi. Ingat bahwa untuk membuat keputusan hrs berdasarkan penilaian
yang benar sesuai hukum, etik, nilai-nilai tentang kehidupan dan cara hidup, serta
sikap pasien terhadap penyakit, penderitaan, prosedur medis, dan kematian.
• Jika tidak ada bukti yang memadai tentang pilihan tsb dan pasien tidak kompeten,
keputusan harus didasarkan pada kepentingan terbaik pasien (hasil apa yang
kemungkinan besar akan meningkatkan kesejahteraan pasien).
Resusitasi Jantung Paru

• Keluarga tidak menyerah • Membiarkan proses alamiah


• Denial bahwa pasien akan Allow Natural Death (AND)
meninggal • Keluarga merasa pasien sangat
• Penolakan terhadap tidak ada menderita
harapan hidup • Keluarga atau pasien tidak
menginginkan intervensi
lanjutan
Euthanasia
Contoh : Pasien dengan penyakit kronis, seperti kanker stadium akhir -
dapat berada dalam situasi di mana rasa sakitnya tidak tertahankan. Mereka
kehilangan kehidupan social dan kondisi ini dapat membuat pasien
memutuskan untuk mengakhiri penderitaannya.
Nama lain :
• Mercy Killing
• Good death

• Active Euthanasia : “looks like assisted suicide”


• Passive Euthanasia : “omission yang bisa memperpanjang sekarat”
melepas NGT, melepas ventilator, tidak memberikan obat-obatan
Suryadi, T., & Kulsum, K.
(2018). ASPEK ETIKA DAN
LEGAL EUTHANASIA.
Jurnal Kedokteran Syiah
Kuala, 18(3).
Beberapa pertanyaan penting yang perlu kita diskusikan :
• Apakah kita memiliki hak untuk mati karena kita memiliki hak untuk
hidup?
• Jika manusia adalah penguasa tubuh mereka, apakah itu memberi
kita hak untuk menentukan apa yang terjadi pada tubuh kita?
• Manakah dari situasi berikut ini yang secara moral dapat dibenarkan,
untuk membiarkan pasien meninggal karena penyakit alami dengan
penderitaan atau membiarkan pasien meninggal secara damai dengan
bunuh diri yang dibantu dokter?
Perawat

• Membina Hubungan Saling Percaya


• Menghubungkan keinginan pasien dan keluarga
• Mewujudkan harapan
• Manajemen emosi diri
Pasien dan
Keluarga

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3043602/kisah-lia-putuskan-beri-perawatan-paliatif-untuk-putrinya-yang-
idap-kanker
DISKUSI
Berikan tanggapan terhadap etik dan dilema etik dalam “keperawatan
paliatif” ini?

Berikan pendapat ANDA


Lebih bagus lagi disertakan kasus nyata yang pernah dihadapi atau
dalam berita online

We start to discuss this topic, NOW!


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai