Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN


COVID 19
NAMA KELOMPOK:

 1.NI MADE MITA LESTARI ( 203213206 )


 2.DEWA AYU PUTU SERI YUNITA DEWI ( 203213208 )
 3.IDA AYU KADE INTAN CAHYANI ( 203213211 )
 4.NI MADE UDIYANI LESTARI ( 203213234 )
1. PENGERTIAN CORONA VIRUS DISEASE

Corona virus (CoV) adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan penyakit, mulai dari flu biasa
hingga penyakit yang lebih parah, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Corona virus 2019 (COVID-19) merupakan corona virus jenis baru yang
dapat menyebabkan penyakit pernapasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti
pneumonia dan pada akhirnya dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok yang rentan seperti
orang tua, ana-anak, dan orang-orang dengan kondisi kesehatan yang kurang adekuat. Sebagian besar
coronavirus adalah virus yang tidak berbahaya. Virus corona pada manusia pertama kali ditemukan pada
tahun 1960 dalam hidung pasien yang terkena flu biasa (common cold). Virus ini diberi nama
berdasarkan struktur mirip mahkota di permukaannya. “Corona” dalam bahasa Latin berarti “halo” atau
“mahkota”.
2. PENYEBAB CORONA VIRUS DISEASE

Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan
sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan
berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS).
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun,
kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
1.Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19
batuk atau bersin
2.Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda
yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19
3. Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19
3. ETIOLOGI

Beberapa jenis corona virus adalah penyebab penyakit serius. Berbagai penyakit yang mungkin bisa disebabkan oleh
coronavirus adalah sebagai berikut:
1. MERS
Sekitar 858 orang meninggal dunia karena MERS, yang pertama kali muncul pada 2012 di Arab Saudi dan di negara lain
di Timur Tengah, Afrika, Asia, dan Eropa. Pada April 2014, orang Amerika pertama mendapat perawatan khusus di
rumah sakit karena MERS di Indiana dan kasus lain dilaporkan juga terjadi di Florida.
2. SARS
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV. Penyakit ini
biasanya mengakibatkan pneumonia yang mengancam jiwa. Virus itu awalnya muncul di Provinsi Guangdong di
Tiongkok Selatan pada November 2002, hingga akhirnya tiba di Hong Kong. SARS-CoV kemudian mulai menyebar
dengan cepat ke seluruh dunia dan menginfeksi orang di 37 negara. Pada 2003, sebanyak 774 orang meninggal dunia
karena kejadian luar biasa SARS.
4. JENIS-JENIS CORONA VIRUS DISEASE

Corona virus adalah virus yang memiliki banyak jenis. Namanya biasanya dibedakan berdasarkan tingkat
keparahan penyakit yang disebabkan dan seberapa jauh penyebarannya. Sejauh ini ada enam jenis virus
corona yang diketahui menginfeksi manusia. Empat di antaranya adalah:
1. 229E
2. NL63
3. 0C43
4. HKU1
5. PATOFISIOLOGI CORONA VIRUS DISEASE

Sama seperti flu, COVID-19 dimulai di paru-paru dan menyebar melalui tetesan air ketika
seseorang bersin atau batuk. WHO melaporkan bahwa SARS menyerang tubuh dalam tiga
fase, yaitu replikasi virus, hiperaktif imun, dan perusakan paru-paru, yang tampaknya mirip
dengan bagaimana COVID-19 menyerang tubuh manusia.
Penelitian awal menunjukkan COVID-19 bereplikasi secara efisien di saluran pernapasan
bagian atas. Orang yang terinfeksi menghasilkan sejumlah besar virus pada awal infeksi dan
penelitian baru mengungkapkan bahwa masa inkubasi infeksi adalah 5,1 hari.
6. PENULARAN CORONA VIRUS DISEASE

. Pada awal Januari 2020, pemerintah Tiongkok melaporkan kasus infeksi corona virus jenis baru yang
menyebabkan gejala mirip pneumonia. Virus tersebut tidak memiliki kesamaan dengan tipe coronavirus
manapun. Virus tersebut mulanya dikenal sebagai novel coronavirus 2019 (2019-nCoV).
Penularan antar-manusia juga bisa terjadi walau belum diteliti secara khusus. Secara umum, penularan
corona virus terjadi melalui:
1.Melalui udara (virus keluar dari mereka yang batuk dan bersin tanpa menutup mulut).
2.Sentuhan atau jabat tangan dengan pasien positif.
3.Menyentuh permukaan benda yang terdapat virus kemudian menyentuh wajah (hidung, mata, dan mulut)
tanpa mencuci tangan.
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pada saat ini, pengujian diagnostik untuk COVID-19 hanya dapat dilakukan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk oleh pemerintah,
jika di Amerika, ada yang namanya CDC (Center for Disease Control and
Prevention). Untuk meningkatkan kemungkinan mendeteksi infeksi, CDC merekomendasikan pengumpulan tiga jenis spesimen:
pernapasan bawah, pernapasan atas, dan spesimen serum untuk pengujian. Peran CDC antara lain:
1.CDC telah mengirimkan tim multidisiplin ke Washington, Illinois, California, dan Arizona untuk membantu departemen
kesehatan dengan manajemen klinis, pelacakan kontak, dan komunikasi.
2.CDC telah mengembangkan tes Reaksi-Polymerase Chain Reaction (rRT-PCR) real-time yang dapat mendiagnosis COVID-19
dalam sampel serum pernapasan dari spesimen klinis.
3.Saat ini, pengujian untuk virus ini harus dilakukan di CDC, tetapi dalam beberapa hari dan minggu mendatang, CDC akan
berbagi tes ini dengan mitra domestik dan internasional.
4.CDC mengunggah seluruh genom virus dari kelima kasus yang dilaporkan di Amerika Serikat ke GenBank.
5.CDC juga menumbuhkan virus dalam kultur sel, yang diperlukan untuk penelitian lebih lanjut, termasuk untuk karakterisasi
genetik tambahan.
8. Penatalaksanaan

pasien dengan hasil pemeriksaan RT antibodi positif yang dirawat di rumah sakit akan dibelikan obat sebagai berikut sampai hasil
pemeriksaan spesifik terbukti negatif :
1. Satu antibiotik empiris
a. makrolida yaitu azitromisin 1x500 mg selama 5 - 7 hari
b. Fluoroquinolone yaitu levofloxasin 1x750 MG sela 7 hari
2. Anti-virus
3 vitamin c dosis tinggi selama 14 hari
4 cholorquine phosphate dapat ditambahkan pada pasien dengan kondisi berat
5 terapi simtomatik sesuai dengan gejala
6 hepatoprotektor bila SGOT dan SGPT meningkat
7 obat-obat lain sesuai penyakit penyerta.
Pasien dengan hasil pemeriksaan positif yang dirawat dirumah dan difasilitasi khusus/RS darurat maka obat diberikan secara oral.
Dilarang menggunakan kortikosteroid, kecuali pada kasus dengan komorbit tertentu. untuk pasien anak dosis obat disesuaikan
9. PENCEGAHAN CORONA VIRUS DISEASE 2019

Untuk mencegah infeksi virus ini adalah dengan cara menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Diantaranya yaitu mengonsumsi makanan bergizi untuk mempertahankan sistem imun. Pasalnya, penyakit
akibat virus umumnya dapat dicegah dengan ketahanan tubuh yang baik. Beberapa hal yang dapat
dilakukan, antara lain:
1.Kebersihan tangan. Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik; jika air dan
sabun tidak tersedia, gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
2.Jauhkan tangan dari wajah. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci.
3.Tidak ada kontak dekat dengan orang sakit. Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit, dan tinggal di
rumah saat merasa sakit.
4.Etiket batuk dan bersin yang tepat. Tutupi batuk atau bersin dengan tisu, lalu buang tisu ke tempat sampah.
5.Perawatan suportif. Orang yang terinfeksi COVID-19 harus menerima perawatan suportif untuk membantu
meringankan gejala.
6.Kasus yang parah. Untuk kasus yang parah, perawatan harus mencakup perawatan untuk mendukung fungsi organ
vital.
7.Hindari daerah di mana infeksi/wabah terjadi.
8.Bersihkan barang yang sering disentuh.
9.Jaga dan tingkatkan daya tahan tubuh tidak hanya dengan mengonsumsi vitamin C, tetapi juga kombinasi beberapa
vitamin dan mineral. Jenis vitamin yang diperlukan contohnya vitamin A, E, serta B kompleks.
10.Selain itu, mineral yang dibutuhkan seperti selenium, zinc, dan zat besi. Selenium menjaga kekuatan sel dan
mencegah kerusakan DNA. Lalu zinc memicu respons kekebalan tubuh. Selain itu, zat besi membantu penyerapan
vitamin C.
11.Seluruh dunia saat ini juga sedang menerapkan social distancing dengan membatasi aktivitas di luar rumah serta
kontak dengan orang lain. Ini adalah cara yang efektif untuk mengurangi risiko penularan dan meratakan kurva pandemi
COVID-19.
10.PENGOBATAN CORONA VIRUS DISEASE

Tidak ada pengobatan antivirus khusus yang direkomendasikan untuk infeksi COVID-19, dan tidak ada vaksin saat
ini untuk mencegahnya. Sebagian besar penyakit akibat virus termasuk COVID-19 adalah self- limiting disease.
Artinya, penyakit tersebut bisa sembuh dengan sendirinya. Walau demikian, ada hal-hal yang dapat meredakan
gejala penyakit akibat corona virus, antara lain:
1. Minum obat flu atau pereda nyeri yang disarankan.
2. Gunakan pelembap ruangan atau mandi dengan air panas untuk melegakan sakit tenggorokan dan batuk.
3. Jika mengalami sakit ringan, minum banyak air dan beristirahat di rumah.
A. KONSEP TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan COVID-19 harus mencakup:


Sejarah perjalanan: Penyedia layanan kesehatan harus mendapatkan riwayat perjalanan yang terperinci untuk pasien yang
dievaluasi dengan demam dan penyakit pernapasan akut.
Burnner & Suddarth, 2013) dalam (Iswandi, 2017)
1.PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien COVID – 19 meliputi :
1.Pengkajian
a.Identitas Klien
Meliputi : nama, tempat/ tanggal lahir, jenis kelamin, status kawin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis, No.
MR
b.Keluhan utama
Dapat ditemukan pada pasien COVID-19 dengan manifestasi respiratori ditemui keluhan utama sesak nafas. Keluhan utama
lainnya ditemui pada pasien COVID-19 yaitu, demam yang berkepanjangan, batuk yang lama
c. Riwayat kesehatan sekarang
Dapat ditemukan keluhan yang biasanya disampaikan pasien COVID-19 adalah : pasien akan mengeluhkan napas sesak
bagi pasien yang memiliki manifestasi respiratori, batuk-batuk, nyeri dada dan demam,
d. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pasien pernah dirawat karena penyakit yang sama. Adanya riwayat Kesehatan sesak nafas (Asma).
e.Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya pada pasien COVID-19 tidak memiliki bawaan dari lahir, lmun penyakit COVID-19 dapat ditularkan
f.Pola aktivitas sehari-hari (ADL)
2. Pemeriksaan Fisik

a.Gambaran Umum : ditemukan pasien tampak lemah.


b.Kesadaran pasien : Compos mentis cooperatif, sampai terjadi penurunan
tingkat kesadaran, apatis, samnolen, stupor bahkan coma.
c.Vital sign :
TD : Biasanya ditemukan dalam batas normal
Nadi : Terkadang ditemukan frekuensi nadi meningkat
Pernafasan :Biasanya ditemukan frekuensi pernafasan
Suhu : Biasanya ditemukan Suhu tubuh menigkat karena demam.
d. BB : Biasanya mengalami penurunan (bahkan hingga 10% BB)
TB : Biasanya tidak mengalami peningkatan (tinggi badan tetap)
e. Kepala : Biasanya ditemukan kulit kepala kering karena dermatitis seboreika
f. Mata : Biasanya ditemukan konjungtiva anemis, sclera tidak ikhterik, pupil isokor, reflek pupil terganggu,
g. Hidung : Biasanya ditemukan adanya pernafasan cuping hidung.
h. Gigi dan Mulut: tidak ditemukan ulserasi dan adanya bercak-bercak putih seperti krim yang menunjukkan kandidiasi.
i. Leher : kaku kuduk ( penyebab kelainan neurologic karena infeksi jamur Cryptococcus neoformans), biasanya ada
pembesaran kelenjer getah bening,
j. Jantung : Biasanya tidak ditemukan kelainan
k. Paru-paru : Biasanya terdapat yeri dada, Napas pendek (cusmaul), sesak nafas (dipsnea).
l. Abdomen : Biasanya terdengar bising usus yang Hiperaktif
m. Kulit : TIdak ditemukan turgor kulit jelek,
n. Ekstremitas : Biasanya terjadi kelemahan otot, tonus otot menurun, akral dingin.
Analisa Data
No Data fokus Etiologi M as alah
1 Ds : Virus Covid-19 Ketidak
Pasien jatuh dari kamar ↓ Efektifan
mandi dan tidak sadarkan dir i Terkontaminasi covid- perfusi
Do: 19 dari orang/benda jaringan
 Kesadaran : Sopor yang positif Covid-19 perifer
 GCS 6 (E2,V2,M2) ↓
 Terdapat hematoma di Masuk dan terjadi
dahi infeksi saluran

 Konjungtiva tampak pernafasan bawah


anemis ↓

 Nadi karotis teraba Parenkim paru


lemah, ↓
 Akral hangat Koloni organisme

 CRT > 2 detik patogen

 TD: 80/60 mmHg, R: ↓

118cx/menit Suhu: 41oC antigen patogen

 Uji diagnos tik analis a berkaitan dengan

darah: pCO2: 29,4 antibodi dan berikatan

mmHg, pO 2: 76 mmHg dengan molekul


komplemen

kemotaksis netrofil dan
makrofag

pelepasan histamin
aktifasi bradikinin

vasodilator kapiler dan
penebalan kapiler
meningkat

perpindahan eksudat
plasma ke intertisiel

edema ruang kapiler
alveoli

penurunan difusi
oksigen

gangguan pertukaran
gas

penurunan saturasi
oksigen

hipoksia jaringan
ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer
Ds: Virus Covid-19 Gangguan
Pasien jatuh dari kamar ↓ pertukaran
mandi dan tidak sadarkan Terkontaminasi covid- gas
diri 19 dari orang/benda
Do: yang positif Covid-19
 Terdapat bunyi stridor ↓
Masuk dan terjadi
 RR: 34 x/menit, infeksi saluran
 Ada retraksi dinding pernafasan bawah
dada ↓
 pH: 7, 28, P arenkim paru
 pCO 2: 29,4 mmHg, ↓
 pO2: 76 mmHg Koloni organisme

 Saturasi O 2: 80%. patogen


 P asien memiliki riwaya t ↓

perjalanan pulang dar i antigen patogen


bisnisnya di Singapore 2 berkaitan dengan
minggu yang lalu. antibodi dan berikatan
 EKG sinus takikardia dengan molekul
 Klien terpasang komplemen

rebreathing mask 10 L ↓

 Radiologi : ada gambaran kemotaksis netrofil dan

GGO bilateral, Penebalan makrofag

Septum, adanya ↓

Gambaran Crazy Mozaik pelepasan histamin


aktifasi bradikinin

vasodilator kapiler dan
penebalan kapiler
meningkat

perpindahan eksudat
plasma ke intertisiel

edema ruang kapiler
alveoli

penurunan difusi
oksigen

gangguan pertukaran
gas
Ds : Virus Covid-19 Hipertermia
Pasien jatuh dari kamar ↓
mandi dan tidak sadarkan dir i Terkontaminasi covid-
19 dari orang/benda
Do: yang positif Covid-19
 Suhu: 41oC ↓
 akral teraba hangat Masuk dan terjadi
 kulit tampak berkeringa t infeksi saluran
(diaporesis) pernafasan bawah
 klien terpasang infus ↓
asering 500 ml/24 jam, Parenkim paru
RL 500 ml/24 jam, ↓

 terpasang DC dengan Koloni organisme


jumlah urine 2000 ml patogen

antigen patogen
berkaitan dengan
antibodi dan berikatan
dengan molekul
komplemen

kemotaksis netrofil dan
makrofag

pelepasan histamin
aktifasi bradikinin

vasodilator kapiler dan
penebalan kapiler
meningkat

aktifasi proses
fagositosis oleh netrofil
dan makrofag

penumpukan
fibrin,eksudat ,
ritrosit,dan leukosit

pelepasan pirogen
endogen(Sitokin)

interleukin1 dan
interleukin-6

menembus sawar otak
pembentukan
prostagladin otak

merangsang
hipotalamus
meningkatkan suhu

menggigil,
meningkatkan suhu
basal

hipertermia
3. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
saturasi oksigen.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoksia jaringan
3. Hipertermia berhubungan dengan penyakit
4 Intervensi

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Ketidakefektifan Tekanan sistol 1 . Monitor adanya 1. Mengetahui
perfusi jaringan dan diastol berada daerah tertentu keefektifan
berhubungan dalam rentang yang hanya peka fungsi saraf.
dengan yang diharapkan. terhadap 2. Mempermudah
penurunan Tidak ada tanda- panas/dingin/ta jam memberikan
saturasi oksigen tanda peningkatan /tumpul intervensi
tekanan 2 . Monitor adanya selanjutnya.
intrakranial. paretese 3. Mencegah
3 . Batasi gerakan terjadinya
kepala, leher dan komplikasi
punggung 4. Untuk
4 . Kolaborasi menahan rasa
pemberian sakit berlebih
analgesik
Gangguan Memelihara 1. Posisikan pasien 1. Memaksimalka
pertukaran gas kebersihan paru- untuk n asupan
berhubungan paru dan bebas memaksimalkan oksigen dalam
dengan hipoksia dari tanda-tanda ventilasi tubuh.
jaringan. distress 2. Lakukan fisioterapi 2. Mengetahui
pernafasan dada jika perlu fungsi otot-otot
Tanda tanda vital 3. Auskultasi suara pernafasan
dalam rentang nafas, catat adanya 3. Mengetahui
normal suara tambahan adanya suara
Status neurologis 4. Monitor respirasi gangguan
dalam batas dan status O2 saluran
normal 5. Catat pergerakan pernafasan
dada, amati 4. Mengetahui
kesimetrisan, adanya
penggunaan otot perubahan
tambahan, retraksi respirasi dan
otot supraclavicular status O 2
dan intercostal pasien
6. Monitor pola nafas 5. Mengetahui
bradipena/takipenia adanya
7. Auskultasi bunyi kelainan pada
jantung, jumla h, otot pernafasan
irama dan denyut 6. Mengetahui
jantung pola nafas
pasien
7. Mengetahui
adanya
kelainan pada
jantung pasien
Hipertermi Suhu dalam nilai 1. Monitor suhu setiap 1. Untuk
berhubungan normal yaitu 36 – 2jam sekali mengetahui
dengan penyakit 370C 2. Monitor warna dan perubahan
Nadi dan RR suhu kulit suhu tubuh
dalam rentang 3. Monitor tekanan pasien.
normal darah, nadi dan RR 2. Mengetahui
Tidak ada 4. Monitor penurunan perfusi pada
perubahan w arna kesadaran kulit pasien.
kulit dan tidak ada 5. Selimuti pasien 3. Untuk
pusing, merasa 6. Kompres pasien memantau
nyaman pada lipat paha dan kondisi klien
aksila atau
7. Kolabora s i mengidentif ika
pemberian si masalah dan
antipiretik mengevaluasi
respon pasien
terhadap
intervensi.
4. Mengetahui
kesadaran
pasien
5. Menyesuaikan
suhu tubuh
pasien
6. Membantu
mengembalika
n suhu tubuh
pasien
7. Untuk
menurunkan
hipertermi
.IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan berdasarkan
dari rencana atau intervensi keperawatan yang dibuat, tujuan melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan intervensi keperawatan agar kriteria hasil dapat tercapai.

.EVALUASI KEPERAWATAN
Pembuatan evaluasi keperawatan berdasarkan buku Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019). Pada bagian ini menjelaskan bagaimana
perubahan kesehatan pasien setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3x24 jam.
Biasanya pada bagian evaluasi menggunakan SOAP
TERIMAKASIH……………

Anda mungkin juga menyukai