Anda di halaman 1dari 19

KONTRAK PERKULIAHAN :

 Tepat waktu, toleransi terlambat 20 menit


 Bagi yg terlambat dari ketentuan, tdk diperbolehkan masuk
ruangan kelas.
 Kehadiran minimal 80%, artinya dari 16x TM, boleh 3 x tdk
masuk. 80% kehadiran adalah syarat ikut ujian.
 Mengerjakan tugas mingguan
 Tidak curang (ujian bukan satu-satunya syarat kelulusan, yang
dihargai juga adalah proses, serta sikap dan perilaku.
 Menampilkan budaya keIslaman, pakaian menutup aurat dan
rapi. Wanita memakai minimal rok panjang, pria dilarang
memakai kaos oblong dan celana jeans. Semuanya dilarang
memakai sandal.
 Harus bersungguh-sungguh, dan menunjukkan kesungguhan
dalam belajar. (kisah Ibn Hajar Al Asqalani).
 MotivAction….> The Mother of Learning is Repetition.
 Meneladani ulama dalam menuntut ilmu
PENDAHULUAN
USHUL FIQIH
Pokok Bahasan
“Pendahuluan Ushul Fiqih” :

 -Pengertian Ushul Fiqih


 -Objek kajian Ushul Fiqih
 -Perbedaan Ushul Fiqih dan Fiqih
 -Tujuan Belajar Ushul Fiqih
PENGERTIAN
USHUL FIQIH
DEFINISI USHUL

Kata “ushul” menurut bahasa Arab


adalah bentuk jamak (plural) dari
kata “ashl” (asal)

‫األصول هي األسس أو القواعد التي يبنى عليها غيرها‬

Kata “ushul” berarti asas-asas atau dasar-


dasar yang di atasnya dibangun
sesuatu yang lain.
DEFINISI FIQIH

‫الفقه لغة الفهم‬


Kata “fiqih” menurut bahasa Arab adalah “al
fahmu” (pemahaman)

‫الفقه اصطالحا هو العلم باألحكام الشرعية العملية‬


‫المستفادة من أدلتها التفصيلية‬
“Fiqih” menurut istilah adalah ilmu tentang
hukum-hukum syara’ yang amaliyah yang
diperoleh dari dalil-dalilnya yang terperinci.
DEFINISI USHUL FIQIH
-Ushul fiqih intinya adalah metodologi yang dipakai
mujtahid dalam rangka menggali hukum syara’
(istinbath) dari sumber-sumber hukum syara’ (al-
Qur’an, hadits, ijma sahabat, qiyas syar’i).
(Hafidz abdurrahman, 2003:12)

-Ushul fiqh adalah kaidah berfikir bagi seorang Muslim


dalam menggali hukum, yang menjadi solusi bagi
seluruh problem kehidupan manusia. (Hafidz abdurrahman,
2003:2)
GAMBARAN USHUL FIQIH
-Islam seperti pohon yang rindang dan manis buahnya,
untuk menikmati buahnya dibutuhkan pemetik dan
alat untuk memetik buah. (al-Ghazali, w. 505 H).

-pemetik itu adalah mujtahid

-alat untuk memetik buah adalah ushul fiqh

*maka yang penting bukan hanya keberadaan mujtahid


yang bisa menggali hukum dari sumbernya, tapi
juga adanya ushul fiqh merupakan hal yg sama
pentingnya.
(Hafidz abdurrahman, 2003:1)
OBJEK KAJIAN
USHUL
OBJEK KAJIAN (maudhuu’)
USHUL FIQIH
(1) Dalil-dalil Ijmali, atau disebut juga Dalil Syara’
(sumber hukum), seperti Al Qur`an, As Sunnah,
Ijma’ Shahabat, & qiyas syar’i, yg dibahas dari segi
pembuktian kehujjahannya sebagai dalil dan
kedudukannya dalam istidlal (pengambilan
kesimpulan dari dalil)

(2) Hukum Syara’, dan hal-hal yang terkait dengannya,


seperti pembahasan apa itu hukum syara’, macam-
macam hukum syara’, rukun hukum (pembuat
hukum/hakim, sasaran hukum, obyek yg dihukumi)
OBJEK KAJIAN USHUL
FIQIH
(3) Dalalah lafazh (pengertian/makna yang
ditunjukkan dalil) dari Al Qur`an dan As
Sunnah, atau disebut juga Fahmu Dalil
(pemahaman terhadap dalil), spt manthuq,
mafhum, umum, khusus, mutlak, muqayyad,
dsb.

(4) Ijtihad dan Taqlid, spt pembahasan ttg


definisi, hukum, dan syarat Ijtihad atau
Taqlid. Juga pembahasan ttg Ta’adul dan
Tarajih.
OBJEK KAJIAN USHUL
FIQIH

HUKUM SYARA’

IJTIHAD

DALIL SYARA’
PERBEDAAN USHUL
FIQIH DAN FIQIH
PERBEDAAN USHUL FIQIH DAN FIQIH

USHUL FIQIH FIQIH

PEMBAHASAN DALIL MEMBAHAS DALIL MEMBAHAS DALIL


IJMALI (global) JUZ`IY / TAFSHIILY
(rinci)
FAKTA ILMU KAIDAH UNTUK ILMU TENTANG
MENGISTINBATH HUKUM SYARA’
HUKUM SYARA’
ASPEK BAHASA MEMBAHAS ASPEK TIDAK MEMBAHAS
BAHASA ASPEK BAHASA

TUJUAN MENERAPKAN MENJELASKAN


KAIDAH UNTUK HUKUM SYARA’
MENGISTINBATH
HUKUM SYARA’
(Hafidz Abdurrahman,
2003:11-12)
TUJUAN BELAJAR
USHUL FIQIH
TUJUAN BELAJAR USHUL
FIQIH
(1) Untuk menetapkan (itsbat) secara pasti (qath’i)
bahwa suatu dalil ijmali/global (misal Al
Qur`an dan As Sunnah) adalah benar-benar
wahyu dari Allah SWT.

Dalil ijmali / dalil syar’i termasuk masalah


masalah ushul (aqidah) yang wajib ditetapkan
berdasarkan dalil qath’i, bukan dalil zhanni.
(Lihat QS Yunus : 36, QS Al Isra` : 36.)
M. Husain Abdullah, Al Wadhih fi Ushul Al Fiqh, hlm. 20-21

(Hafidz Abdurrahman, 2003: 14-17)


TUJUAN BELAJAR USHUL
FIQIH
(2) Bagi mujtahid : untuk menerapkan kaidah-
kaidah ushul fiqih pada dalil-dalil tafshili untuk
mengistinbath hukum syara’ yang mutlak
diperlukan oleh kaum muslimin dalam
kehidupan mereka.
Ini tujuan yg amat mulia, karena akan
membantu manusia beribadah, sbg tujuan
diciptakannya manusia oleh Allah SWT (QS
Adzariyat : 56), yang tak mungkin ibadah itu
terlaksana tanpa mengetahui hukum syara’. (M.
Husain Abdullah, Al Wadhih fi Ushul Al Fiqh, hlm. 20-21)
TUJUAN BELAJAR USHUL
FIQIH
(3) Bagi muqallid : untuk memahami kaidah-kaidah
yang digunakan oleh mujtahid dalam mengistinbath
( menggali) hukum syara’ dari dalil syara’.
Ini penting, karena di samping menjadi satu
tahapan kompetensi pra ijtihad, juga untuk
memantapkan hati bahwa para mujtahid terdahulu
adalah ulama yang layak untuk diikuti dan
pendapat mereka adalah hukum syara’ yang sahih.
(Wahbah Zuhaili, Ushul Al Fiqh Al Islami, hlm. 30)
sumber
KH. M. Shiddiq al-Jawi, M.S.I.

Anda mungkin juga menyukai