Anda di halaman 1dari 14

Teori investasi

JELITA NOVITASARI
JIHANIA KHAIRUNISA
Pengertian investasi

 investasi merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana dan penundaan


konsumsi selama periode waktu tertentu untuk mendapatkan sejumlah
keuntungan di masa yang akan datang.
 Investasi adalah pengeluaran atau perbelanjaan penanaman modal atau
perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan
untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang
tersedia dalam perekonomian.
 Investasi merupakan pengeluaran perusahaan untuk membeli/memperoleh
faktor-faktor produksi yang akan digunakanoleh perusahaan untuk menghasilkan
barang dan jasa/ pengeluaran untuk membeli faktor produksi untuk membangun
usaha dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
 Berdasarkan teori ekonomi, investasi memiliki arti bahwa pembelian (produksi) dari modal
barang yang tidak di konsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang
produksi). Investasi adalah suatu komponen dari Produk Domestik Bruto atau GDP (Gross
Domestic Product), dengan rumus sebagai berikut :
 GDP = C + I + G + (X-M)
 Keterangan :
 I : Investasi C : Konsumsi G : Pengeluaran Pemerintah
 X : Ekspor M : Impor GDP: Produk Domestik Bruto
  
 Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, sebagai berikut :
 I = f(Y,i)
 Keterangan :
 Y : Pendapatan i : Tingkat Bunga
Gross Domestic Product (GDP) atau Produk
Domestik Bruto (PDB)
 Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB)
merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-
unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu
tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan
jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah
negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang
modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang
didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor
 karena PDB merupakan salah satu instrumen penting untuk dapat
menghitung pendapatan nasional. PDB merupakan nilai dari akhir
keseluruhan barang/jasa yang dihasilkan oleh semua unit ekonomi dalam
suatu negara, termasuk barang dan jasa yang dihasilkan warga negara lain
yang tinggal di negara tersebut.
Gross National Product (GNP) atau Produk Nasional
Bruto (PNB)

 Gross National Product (GNP) atau Produk Nasional Bruto (PNB) adalah jumlah
barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara
baik yang tinggal di dalam negeri maupun di luar negeri, tetapi tidak termasuk
warga negara asing yang tinggal di negara tersebut, atau dengan kata lain
PNB/GNP adalah jumlah Produk Domestik Bruto ditambah dengan pendapatan
neto dari luar negeri (penghasilan neto) adalah penghasilan dari warga negara
yang bekerja di luar negeri dikurangi penghasilan warga negara lain yang bekerja
di dalam negeri.
JENIS INVESTASI
 1. Investasi dalam bentuk aktiva rill (real asset) berupa aktiva berwujud seperti
emas, perak, intan, barang-barang seni dan real estate.
 2. Investasi dalam bentuk surat-surat berharga (financial asset) berupa surat-
surat Berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva rill yang di
kuasai oleh entitas. Pilihan aktiva financial dalam rangka invetasi pada sebuah
entitas dapat di lakukan dengan du acara:
 a. Investasi langsung (direct investment)
 investasi langsung dapat di artikan sebagai suatu pemilikan surat-surat berharga
secara langsung dalam suatu entitas yang secara resmi telah go public dengan
harapan akan mendapatkan keuntungan berupa penghasilan dividend an capital
gains.
 b. Investasi tidak langsung (indirect investment)
 investasi tidak langsung terjadi bilamana surat-surat berharga yang di miliki di
perdagangkan kembali oleh perusahaan investasi yang berfungsi sebagai
perantara.
JENIS – JENIS PENGELUARAN INVESTASI

 1. Investasi Tetap Bisnis (Business Fixed


Investment)
 2. Investasi Residensial (Residential Investment)
 3. Investasi Persediaan (Inventory Investment)
KRITERIA INVESTASI
 Payback Period
Payback period adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat
dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu
yang dibutuhkan makin pendek, maka proposal investasi dianggap makin baik. Namun,
harus berhati-hati menafsirkan kriteria payback period. Karena, ada investasi yang baru
menguntukkan dalam jangka panjang (> 5 tahun).
 Net Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio)
Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan NPV negativf.Net B/C
mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibandingkan dengan hasil
(output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan sebagai C (cost). Output
yang dihasilkan dinotasikan sebagai B (benefit). Jika nilai B/C sama dengan 1, maka B
= C, output yang dihasilkan sama dengan biaya yang dikeluarkan. Bila nilai B/C < 1
maka B < C berarti output yang dihasilkan lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan,
begitu pula sebaliknya. Proposal investasi akan diterima jika B/C > 1, berarti ouput
yang dihasilkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.
 Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV)sering diterjemahkan sebagai nilai bersih sekarang. NPV dari suatu
proyek atau gagasan usaha merupakan nilai sekarang (Present Value) dari selisih antara
benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate tertentu. NPV merupakan kelebihan
benefit (manfaat) dibandingkan dengan cost (biaya).
 Menurut A. Choliq dkk, (1994), NPV merupakan manfaat yang diperoleh pada suatu masa
proyek yang diukur pada tingkat suku bunga saat ini yang relevan. Selain itu, NPV juga
dapat diartikan sebagai nilai saat ini dari suatu investasi yang dilakukan.
indikator NPV :
Jika NPV > 0 ( positif ), maka proyek layak untuk dilaksanakan
Jika NPV < 0 ( negatif ), maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan

 Internal Rate of Return (IRR)


Internal rate of return adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV
sama dengan nol. Keputusan untuk menerima/menolak rencana investasi dilakukan
berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan
(r).
Faktor – faktor yang mempengaruhi laju
investasi
1. Tingkat keuntungan yang diramalkan
2. Tingkat bunga (interest rate)
3. Ramalan mengenai ekonomi di masa depan
4. Kemajuan teknologi
5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahannya
6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan
7. Situasi politik
8. Pengeluaran yang dilakukan pemerintah.
9. Kemudahan yang diberikan oleh pemerintah setempat.
10. Pengaruh nilai tukar (kurs)
Sumber – sumber dana investasi

Kendati banyak sumber-sumber pendanaan investasi, namun pada


umumnya sumber dana investasi hanya di lihat melalui:
 Investasi oleh masyarakat swasta nasional/Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN)
 Investasi oleh pihak Asing/Penanaman Modal Asing (PMA)
Penanaman modal dalam negeri
 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah kegiatan
menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara
Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam
negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.Ketentuan
mengenai Penanaman Modal diatur didalam Undang-Undang No.
25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Penanam modal Negeri
dapat dilakukan oleh perseorangan warga negara Negeri, Badan
Usaha Negeri, dan/atau Pemerintah Negeri yang melakukan
penanaman modal; di wilayah negara Republik Indonesia.
Penanaman modal asing

 Dalam literatur ekonomi makro, investasi asing dapat dilakukan


dalam dua bentuk, yaitu investasi portofolio dan investasi langsung
atau foreign direct investment (FDI). Investasi portofolio ini
dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat berharga
seperti saham dan obligasi. Sedangkan investasi langsung yang
dikenal dengan Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan bentuk
investasi dengan jalan membangun, membeli total atau
mengakuisisi perusahaan.
PENUTUP

SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai