Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN HIV

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. Anastasya Lutfi 0432950319045


2. Dinda Permata Sari 0432950319002
3. Enka Mutiara Diraeni 0432950319013
4. Mawadatussobah 0432950319008
5. Nurlaila 0432950319016
6. Virgiani 0432950319043
Pengertian HIV/AIDS

HIV (Human ImmunodeficiencyVirus) merupakan virus yang menyebabkan infeksi HIV, sedangkan AIDS
(Acquired Immunodeficiency Syndrom) adalah tahap infeksi HIV yang paling tinggi. Dengan kata lain, HIV
adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS jika tidak diobati. Tidak seperti beberapa virus yang lain, tubuh
manusia tidak dapat menyingkirksn HIV sepenuhnya, bahkan dengan pengobatan sekalipun. Jadi, jika seseorang
sudah terinfeksi HIV, maka HIV tersebut akan selamanya (seumur hidup) berada didalam tubuh.
HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel CD4 (sel T) yang membantu sistem kekebalan melawan
infeksi. Jika tubuh tidak diobati, HIV akan mengurangi jumlah sel CD4 (sel T) dalam tubuh sehingga membuat
seseorang lebih mungkin untuk terkena infeksi lain atau kanker terkait infeksi. Seiring berjalan nya waktu, HIV
dapat menghancurkan sel sel tubuh sehingga tubuh tidak dapat melawan infeksi dan penyakit. Infeksi
oportunistik atau kanker ini memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah. Hal ini menjadi penanda
bahwa seseorang tersebut mengidap AIDS, yaitu tahap terakhir infeksi HIV.
Etiologi

Penyebab AIDS adalah infeksi oleh HIV. HIV merupakan retrovirus manusia dan termasuk dalam
keluarga lentivirus. Saat ini, terdapat 5 retro manusia yang telah terdeteksi: HTLV-1, HTLV-2,
HTLV-5, HTLV-1, HTLV-2, HTLV-2 belum di pastikan memiliki hubungan dengan penyakiy pada
manusia. HTLV-1 dan HTLV-5 berhubungan dengan leukemia sel T dan limfoma pada manusia yang
di tandai dengan poliferasi sel T4 helper CD4+, HIV-1 dan HIV-2 keduanya menyebabkan
penurunan sel T4 helper., yang menyebabkan hilangnya imunitas selular, yang ditandai dengan
AIDS, HIV-1 merupakan penyebab dominan AIDS di Amerika Serikat.
Faktor Risiko Penyakit HIV / AIDS

1. Infeksi HIV Akut


Infeksi akut atau primer merupakan tahap awal penyakit HIV yang dapat menyebabkan gejala demam dan ruam,
hal ini terjadi karena virus menggandakan diri secara cepat di dalam tubuh dan menulari sel kekebalan.
Sebagian penderita mengalami gejala mirip dengan flu, demam, ruam, sakit tenggorokan, dan pembengkakan
kelenjar getah bening serta batuk. Pada tahap ini umumnya bertahan beberapa minggu.
2. Jarum Suntik
Jarum suntik berperan dalam penyebaran virus HIV/ AIDS dari tubuh penderita ke tubuh manusia lain. Hal ini
dikarenakan penggunaan jarum suntik yang tidak hanya sekali pakai. Sebaiknya, jarum suntik digunakan hanya
untuk sekali pakai.
Klasifikasi

KS-AIDS (juga disebut KS epidemis) biasanya ditandai dengan lesi multifokal yang menyebar pada tahap permulaan penyakit.
Penyakit ini memiliki rentang virulensi yang besar pada pasien HIV, mulai dari penyakit stabil yang terbatas sampai penyakit
yang parah dengan pembentukkan lesi-lesi baru yang sangat cepat dan terus menerus. KS-AIDS biasanya di klasifikasikan
menurut tempat lesi. KS noduler di tandai dengan lesi nodular subkutan yang bervariasi ukurannya dari diameter beberapa
milimeter sampai dengan beberapa sentimeter. KS limfadenopati terutama menyerang kelenjar getah bening perifer.
Menurut KPA (2007) gejala klinis terdiri dari 2 gejala yaitu gejala mayor (umum terjadi) dan gejala minor (tidak umum terjadi):
Gejala mayor:
a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan

b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan

c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan

d. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis

e. Demensia/ HIV ensefalopati


Gejala minor:

a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan

b. Dermatitis generalisata

c. Adanya herpes zoster multisegmental dan herpes zoster berulang

d. Kandidias orofaringeal

e. Herpes simpleks kronis progresif

f. Limfadenopati generalisata

g. Retinitis virus Sitomegalo


Menurut Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFMER) (2008), gejala klinis dari
HIV/AIDS dibagi atas beberapa fase.

1.Fase awal
2.Fase lanjut
3.Fase akhir
Patofisiologi

HIV masuk ke dalam darah dan mendekati sel T-helper dengan melekatkan dirinya pada protein
CD4. Sekali ia berada didalam, materi viral (jumlah virus dalam tubuh penderita) turunan yang
disebut RNA (ribonuclcic acid) berubah menjadi viral DNA (deoxyribonuclcicacid) dengan suatu
enzim yang disebut reverse transcriptase. Viral DNA tersebut menjadi bagian dari DNA manusia,
yang mana daripada menghasilkan lebih banyak sel jenisnya, beda tersebut mulai menghasilkan
virus-virus HI.
Enzim lainnya, protease, mengatur viral kimia untuk membentuk virus-virus yang baru. Virus-virus
baru tersebut keluar dari sel tubuh dan bergerak bebas dalam aliran darah, dan berhasil menulari
lebih banyak sel. Ini adalah sebuah proses yang sedikit demi sedikit dimana akhirnya merusak sistem
kekebalan tubuh dan meninggalkan tubuh menjadi mudah diserang oleh infeksi dan penyakit-
penyakit yang lain. Dibutuhkan waktu untuk menularkan virus tersebut dari orang ke orang.
Cara Penularan

1. Seksual
2. Melalui transfusi darah atau produk darah yang sudah tercemar dengan virus HIV.
3. Melalui jarum suntik atau alat kesehatan lain yang ditusukkan atau tertusuk ke dalam tubuh yang
terkontaminasi dengan virus HIV, seperti jarum tato atau pada pengguna narkotik suntik secara bergantian.
4. Melalui silet atau pisau, pencukur jenggot secara bergantian hendaknya dihindarkan karena dapat
menularkan virus HIV kecuali benda-benda tersebut disterilkan sepenuhnya sebelum digunakan.
5. Melalui transplantasi organ pengidap HIV
6. Penularan dari ibu ke anak Kebanyakan infeksi HIV pada anak didapat dari ibunya saat ia dikandung,
dilahirkan dan sesudah lahir melalui ASI.
7. Penularan HIV melalui pekerjaan: Pekerja kesehatan dan petugas laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai