Anda di halaman 1dari 56

SPONDILITIS TB

Pembimbing : Dr. dr. Endang Kustiowati, Sp.S(K), M.Si.Med


Presentan : Mayang Kautsarita Permata
PENDAHULUAN

• Merupakan penyakit tertua yang diketahui pada manusia

• Sir Percivall Pott (1779)

• Remarks on that Kind of Palsy of the Lower Limbs


(gibbus, abses paravertebral dan paralisis)

• Merupakan infeksi sekunder dengan fokus infeksi


ditempat lain dan tidak selalu berasal dari paru

• Masih banyak ditemukan di negara berkembang

Rajasekaran et al. Spinal Tuberculosis : Current Concepts. Global Spine Journals. 2018
EPIDEMIOLOGI

• Indonesia merupakan negara


dengan pasien TB terbanyak ke-3
di dunia setelah India dan Cina
(WHO, 2013)

• Jumlah pasien TB di Indonesia


sekitar 5,8% dari total jumlah
pasien TB di dunia

• TB extraparu <3% dan 10% dari


TB extraparu adalah skeletal TB
(50% merupakan spinal TB)

Khanna et al. Spinal Tuberculosis : A Comperhensive Review For The modern Spine Surgeon. The Spine Journal. 2019
ETIOLOGI

• Mycobacterium tuberculosis

• Kuman batang lurus atau bengkok, berukuran panjang


1 sampai 4 µ dan lebar 0,2 sampai 0,8 µ

• Bakteri tahan asam (BTA) yang bersifat tidak bergerak,


tidak berspora, dan tidak bersimpai

• Kuman bersifat aerob


• Sifat pertumbuhan lambat (waktu generasi  2 sampai 6
minggu)

• Suhu optimum pertumbuhan pada 37˚C

• Tahan terhadap desinfektan kimia dan pengeringan

• Pada dahak kuman ini dapat bertahan 20 sampai 30


jam walaupun disinari matahari

Rajasekaran et al. Spinal Tuberculosis : Current Concepts. Global Spine Journals. 2018
Khanna et al. Spinal Tuberculosis : A Comperhensive Review For The modern Spine Surgeon. The Spine Journal. 2019
Ravindra et al. Spinal Tuberculosis : A ReView. Journal of Spinal Cord. 2020
PATOGENESIS

Tulang
Limfogen a.
M. TBC Hematogen Vertebra Vertebralis
vertebrae
sekitar

Khanna et al. Spinal Tuberculosis : A Comperhensive Review For The modern Spine Surgeon. The Spine Journal. 2019
PATOGENESIS

Khanna et al. Spinal Tuberculosis : A Comperhensive Review For The modern Spine Surgeon. The Spine Journal. 2019
PREDILEKSI

Peridiskal / Sentral Anterior Atipikal


paradiskal • Tersebar luas dan fokus
• 11,6% • 2,1%
• 33% primernya tidak dapat
• Terbatas pada bagian • Dimulai dan menyebar
• Infeksi dimulai dari diidentifikasikan
tengan corpus vertebra melalui lig. anterior • Insidensi tuberkulosa
metafisis tulang (sekitar longitudinal
diskus) • Sering disalah artikan yang melibatkan elemen
sebagai tumor • Gambaran radiologis posterior tidak diketahui
• Menyebar melalui lig.
• >> Anak mencakup adanya tetapi diperkirakan
longitudinal scalloped karena erosi berkisar antara 2%-10%.
• >> Regio Lumbal
• >> Dewasa

Ravindra et al. Spinal Tuberculosis : A Reiview. Journal of Spinal Cord. 2020


STADIUM

Kumar :
1. Stadium implantasi/pre
destructive
2. Stadium destruktif awal/early
destructive
3. Stadium destruktif lanjut/mild
angular kyphosis
4. Stadium gangguan neurologik /
moderate angular kyphosis
- Derajat I
- Derajat II
- Derajat III
5. Stadium deformitas residual /
severe kyphosis (humpback)

Jain AK, Kumar J. Tuberculosis of spine: neurological deficit. Eur Spine J. 2013


STADIUM

Seddo
n&
Butler

Butler RW (1935) Paraplegia in Pott’s disease, with special reference to the pathology and etiology. Br J Surg 22(88):738–768
STADIUM

Tuli’s Classification

Jain AK, Sinha S. Evaluation of systems of grading of neurological deficit in tuberculosis of spine. Spinal Cord. 2005 Jun;43(6):375-80
STADIUM

Klasifikasi Oguz

Klasifikasi Mehta Bhojraj Tipe IA


Lesi terbatas pada satu vertebrae tanpa adanya abses dan defisit
Kelompok A neurologis. Tipe ini dapat diatasi hanya dengan fine needle biopsy
• Pasien dengan lesi anterior yang stabil dan tidak dan terapi farmakologis
didapatkan adanya kifosis yang dilakukan
debridemen anterior dan grafting tulang Tipe IB
Terdapat abses pada satu vertebrae sehingga membutuhkan
Kelompok B depridemen dengan pendekatan endoskopi anterior maupun
• Pasien dengan lesi global, kifosis, dan instabilitas posterior. Tipe ini tidak dijumpai adanya abses dan defisit neurologis
vertebrae yang dilakukan pemasangan sublaminar
Tipe II
wire dan grafting anterior Terdapat satu atau dua level diskus yang mengalami degeratif,
abses, dan kifosis yang dapat ditangani dengan pembedahan. Pada
Kelompok C tipe ini tidak didapatkan adanya instabilitas. Terapi meliputi
• Pasien dengan lesi anterior, global dengan resiko debridemen dengan pendekatan anterior dan pemasangan graft
tinggi untuk operasi transthoracic
Tipe III
Kelompok D Degenerasi pada satu atau dua diskus intervertebralis dengan
• Pasien dengan lesi posterior terisolir yang hanya pembentukan abses, instabilitas, dan deformitas yang harus
membutuhkan dekompresi posterior ditangani dengan pemasangan instuymen. Tipe ini membutuhkan
dekompresi dan stabilisasi menggunakan pendekatan anterolateral,
posterior, maupun kombinasi keduanya
MANIFESTASI KLINIS

Trecarichi et al. Tuberculosis Spondylitis : Clinical Features And Treatment. Eur Rev Med Pharmacol J. 2012
PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium
• Laju endap darah meningkat (tidak spesifik), dari 20 sampai
lebih dari 100mm/jam

• Tuberculin skin test / Mantoux test / Tuberculine Purified Protein


Derivative (PPD) positif

• Kultur cairan serebrospinal. Adanya basil tuberkel merupakan


tes konfirmasi yang absolute tetapi hal ini tergantung dari
pengalaman pemeriksa dan tahap infeksi

Rajasekaran et al. Spinal Tuberculosis : Current Concepts. Global Spine Journals. 2018
PENUNJANG

Pemeriksaan Radiologis

• Gambarannya bervariasi tergantung tipe patologi dan kronisitas infeksi

• Foto rontgen dada  bukti adanya tuberkulosa di paru (2/3 kasus mempunyai
foto rontgen yang abnormal)

• Foto polos seluruh tulang belakang juga diperlukan untuk mencari bukti adanya
tuberkulosa di tulang belakang

• Tanda radiologis baru dapat terlihat setelah 3-8 minggu onset penyakit
• Jika mungkin lakukan rontgen dari arah antero-posterior dan lateral

Rajasekaran et al. Spinal Tuberculosis : Current Concepts. Global Spine Journals. 2018
PENUNJANG

CT - Scan

• Terutama bermanfaat untuk memvisualisasi regio torakaldan


keterlibatan iga yang sulit dilihat pada foto polos

• Keterlibatan lengkung syaraf posterior seperti pedikel tampak lebih


baik dengan CT Scan

MRI

• Mempunyai manfaat besar untuk membedakan komplikasi yang


bersifat kompresif dengan yang bersifat non kompresif pada
tuberkulosa tulang belakang

• Membantu memutuskan pilihan manajemen apakah akan bersifat


konservatif atau operatif, membantu menilai respon terapi

Rajasekaran et al. Spinal Tuberculosis : Current Concepts. Global Spine Journals. 2018
TATALAKSANA

NON FARMAKOTERAPI :
• Fisioterapi
• Pembedahan

FARMAKOTERAPI :
• WHO & PNPK Kemenkes RI : OAT
• Tatalaksana nyeri ( Anti inflamasi non steroid, Inhibitor COX-
2, Opioid lemah ( kodein, tramadol ), opioid kuat ( morfin,
oksikodon )
TATALAKSANA
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
 Nama : Tn. S
 Umur : 40 tahun
 Status : Menikah
 Alamat : Purwodadi
 Pendidikan : tamat SD
 Pekerjaan : Tidak bekerja
DAFTAR
MASALAH
No Masalah Aktif Tanggal
1. Paraparesis inferior spastik  6 24/04/2021
2. Hipestesi dari ujung jari kaki sampai sesuai dermatome Th11  6 24/04/2021
3. Gibbus  6 24/04/2021
4. Nyeri tekan lamina 6 24/04/2021
5. Hipokalemi 24/04/2021
6. Lesi transversal parsial MS Th 10-11 ec suspek Spondilitis TB dd 24/04/2021
Extradural tumor MS
ANAMNESIS

Keluhan utama : kelemahan anggota gerak bawah

Onset : sejak 8 bulan SMRS

Lokasi : anggota gerak bawah

Kualitas : kedua tungkai terasa berat, tidak mampu diangkat,

hanya bisa digeser


Kuantitas : ADL sepenuhnya dibantu oleh keluarga
KRONOLOGIS
Sejak 8 bulan SMRS pasien merasa lemah pada kedua kaki. Kaki
terasa berat untuk berjalan. Pasien masih dapat berjalan sendiri dengan
merambat. Nyeri di punggung bawah (+), nyeri tidak menjalar dan
dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan hilang timbul dan dapat
hilang dengan beristirahat. Rasa tebal (-), kesemutan (-), rasa terikat
sabuk (-). Pasien tidak mengalami penurunan kesadaran, bicara pelo (-),
mulut merot (-). Pasien dibawa ke tukang pijat untuk terapi. Tidak ada
keluhan BAK maupun BAB.
KRONOLOGIS
Kurang lebih 5 bulan SMRS, pasien merasa kedua tungkai semakin
lemah, pasien perlu dipapah jika berjalan. Pasien sudah tidak bisa
menggunakan sandal jepit karena selalu terlepas. Nyeri pada punggung
bawah (+), nyeri dirasakan semakin memberat, tidak menjalar, dirasakan
sepanjang hari dan hanya hilang dengan minum obat. Rasa baal (+)
dirasakan dari ujung kaki hingga daerah di bawah pusat. Penurunan berat
badan mulai dirasakan sekitar 5kg. Demam (-), batuk lama (-), batuk
darah (-). BAB dan BAK dbn. Pasien kemudian berobat ke puskesmas.
Pasien disarankan untuk menjalani fisioterapi. Setelah fisioterapi, nyeri
berkurang namun kelemahan kedua tungkai masih ada.
KRONOLOGIS
1 bulan SMRS, kelemahan kedua tungkai semakin bertambah. Pasien
sudah tidak dapat berdiri sendiri. Duduk harus dibantu. Pasien sudah
tidak bisa menjalani aktivitas secara mandiri dan seluruhnya dibantu
keluarga, Nyeri pinggang bawah (+), nyeri dirasakan menjalar hingga ke
kedua tungkai, rasa tebal (+) dari ujung jari kaki hingga daerah di bawah
pusat, rasa terikat sabuk (-). BAB, BAK dan kemampuan ereksi dbn.
Pasien merasa berat badan semakin turun, demam (-), batuk (-), keringat
dingin di malam hari (-). Pasien kemudian berobat ke RSUD di
Purwodadi, pasien dirawat selama 3 hari, tetapi keluhan tidak berkurang
sama sekali, pasien akhirnya meminta pulang.
KRONOLOGIS

Pasien dan keluarga memutuskan untuk menjalani


pengobatan di RS Kariadi karena keluhan tidak juga
membaik.
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Riwayat trauma punggung (-)

• TBC (-)

• DM (-)

• Riwayat tumor (-)


• Riwayat perokok (+), tetapi sudah lama berhenti, pasien tidak ingat
kapan pertama kali merokok
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Ayah pasien tinggal 1 rumah dengan pasien yang didiagnosa
dengan TBC 1 th yll, menjalani pengobatan selama 2 bulan
dan tidak dilanjutkan

RIWAYAT SOSIAL EKONOMI


Pasien merupakan lulusan SD. Sebelum sakit, pasien bekerja sebagai petani.
Pasien memiliki seorang istri yang bekerja di toko pulsa dan dua orang anak yang
belum mandiri. Pembiayaan pengobatan pasien menggunakan BPJS. Kesan
sosioekonomi kurang
PEMERIKSAAN
FISIK
Keadaan umumSTATUS
: tampak sakit GENERALIS
sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital :
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nadi : 92 x/ menit
Frekuensi napas : 18 x/ menit
Suhu : 36.8 ºc
SpO2 : 98% room air
NPRS :5–6
Status gizi : TB : 170 cm, BB : 65kg, BMI : 22.5kg/m2
(normoweight)
PEMERIKSAAN
FISIK
STATUS GENERALIS
Kepala : simetris, mesocephal, nyeri
tekan (-) Paru :
Inspeksi : simetris statis dinamis
Mata : konjungtiva anemis (-/-), Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
sklera ikterik (-/-) Perkusi : sonor seluruh lapangan
paru
Leher : pembesaran Nn. Ll (-), JVP Auskultasi : suara dasar vesikuler,
tak meningkat ronkhi (-), wheezing (-)

Jantung : Abdomen : supel, hepar dan lien


Inspeksi : ictus cordis tak tampak tak teraba, bising usus (+).
Palpasi : ictus cordis teraba di SIC IV
Perkusi : konfigurasi jantung dalam Ekstremitas: oedem (-), turgor
batas normal cukup
Auskultasi : BJ I-II murni, bising (-)
PEMERIKSAAN
FISIK
STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : GCS E4M6V5=15
Kepala : simetris, nyeri tekan daerah kepala (-)
Mata : Pupil bulat isokor ø 3 mm/3 mm

refleks cahaya (+/+)

Leher : kaku kuduk (-), kuduk kaku (-)


Nn. craniales : dalam batas normal
PEMERIKSAAN
FISIK
MOTORIK
STATUS NEUROLOGIS
SUPERIOR INFERIOR
GERAK N/N MENURUN / MENURUN
KEKUATAN 55555 / 55555 22222 / 22222
TONUS N/N MENINGKAT / MENINGKAT
TROFI E/E E/E
REFLEK FISIOLOGIS ++ / ++ ++++ /++++
REFLEK PATOLOGIS -/- B/B
KLONUS +/+
SENSIBILITAS Hipestesi setinggi dermatom Th11
STATUS VEGETATIF BAB dan BAK dbn

STATUS LOKALIS
- Gibbus (+)
- Nyeri tekan lamina (+)
LABORATORIUM
23/04/2021

HEMATOLOGI Hitung Jenis


Hematologi Paket Eosinofil 1 %
Hemoglobin 14.7 g/dL Basofil 0 %
Hematokrit 44.3 % Batang 0 %
Eritrosit 5.13 106/uL Segmen 60
MCH 28.7 Pg %
Limfosit 31
MCV 86.4 fL %
MCHC 33.2 g/dL Monosit 8 %
Leukosit 10.7 103/uL Lain-lain - -
Trombosit 422 103/uL
RDW 13.1 % NLR 1.31
MPV 9.8 fL
LABORATORIUM
23/04/2021

KIMIA KLINIK
GDS 92 mg/dL
Ureum 17 mg/dL
Kreatinin 0.83 mg/dL
Magnesium 1.02 mmol/L
Calcium 2.84 mmol/L
Elektrolit
Natrium 145 mmol/L
Kalium 3.0 mmol/L
Chlorida 106 mmol/L

Osm 303
FD 1.18
X FOTO THORAX
23/04/2021

- Cor tak membesar


- Gambaran
bronchopneumonia
- Fraktur kompresi corpus
vertebra Th.11-12
RESUME
Seorang laki-laki usia 40 tahun mengeluh kelemahan anggota gerak
bawah sejak 8 bulan yang lalu. Pasien hanya mampu menggeser kedua
kakinya. Nyeri punggung bawah (+)menjalar hingga ke kedua tungkai, rasa
tebal (+) dari ujung kaki hingga di daerah bawah pusat. Rasa terikat sabuk
(-), demam (-), batuk (-), riwayat trauma (-), penurunan berat badan (+)
dirasakan sekitar 5-6 bulan terakhir, keringat pada malam hari (-). BAB dan
BAK dbn.
Pasien kemudian berobat ke RSUD Purwodadi, menjalani rawat inap
selama 3 hari. Karena tidak ada perbaikan, pasien meminta untuk pulang..
RESUME
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : GCS E4M6V5=15

Tekanan darah : 120/90 mmHg Nadi : 92 x/ menit

Frekuensi napas : 18 x/ menit Suhu : 36.8 ºC

SpO2 : 98% room air NPRS :5–6

Nn. craniales : dalam batas normal

Motorik Paraparesis inferior spastik

Sensibilitas : hipestesi setinggi dermatom Th11

Status lokalis : Gibbus (+) Nyeri tekan lamina (+)


RESUME

Laboratorium : Hipokalemi

X Foto Thorax : - Fraktur kompresi corpus vertebra Th.11-12

- Bronkopneumonia
DIAGNOSIS
1. Diagnosis Klinik :
• Paraparesis inferior spastik
• Hipestesi dari ujung jari kaki sampai sesuai
dermatome Th11
• Gibbus
Diagnosis Topis : MS setinggi Th11-12
Diagnosis Etiologis : Lesi transversal parsial MS Th11-
12 ec Spondilitis TB dd Extradural tumor MS
2. Hipokalemi
TATALAKSANA AWAL
Lesi transversal parsial MS Th 10-11 ec suspek Spondilitis TB dd Extradural tumor MS
Dx :
 Konsul TS Bedah Saraf
 Konsul TS Paru
 Konsul TS Rehab Medik
Tx :
 IVFD RL 20 tpm
 Inj. Methylprednisolon 125 mg/8 jam IV
 Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam IV
 Inj. Ketorolac 30mg/8jam iv
 Inj. Vit B12 1 amp/12 jam iv
 IV drip Gabapentin 100 mg/12 jam PO
Mx : KU, TTV, defisit neurologis, VAS
Ex : Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang diagnosis, pengelolaan, dan prognosis

Hipokalemia
Tx : KSR 600mg/8jam po
CATATAN PERKEMBANGAN
24 April 2021 (HP-2) – R5A
S Anggota gerak bawah hanya dapat di geser, rasa tebal (+), nyeri punggung bawah (+)
O KU Tampak sakit sedang GCS E4M6V5 = 15 NPRS 4-5
BP 120/90 mmHg HR 92 x/menit RR 18 x/menit
T 36.4⁰C SpO2 98% room air
Mata PBI, Ø 3mm / 3mm, RC +/+ Nn. Kr Dalam batas normal
Leher Kaku kuduk (-)
Motor Paraparesis inferior spastik (22222/22222, ↑/↑, ++++/++++, B/B, +/+)
Sens hipestesi dari kedua ujung jari kaki sampai setinggi dermatom Th11 Vegt. BAB (-), BAK dbn

A Lesi transversal parsial MS Th11-12 etcausa susp. spondilitis TB dd/ extradural tumor, Hipokalemi
P IP Dx : IP Tx :
- MRI Thorakolumbal kontras IVFD RL 20 tpm
- Konsul TS RM Inj. Methylprednisolon 125 mg/8 jam IV (H2)
- Konsul TS Paru Inj. Ketorolac 30mg/8jam iv jika VAS >5
Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam IV
Drip Vit B12 1 amp/12 jam
Gabapentin 100 mg/12 jam PO
KSR 600 mg/8 jam PO

TS Sp.P :
-
25 April 2021 (HP-3) – R5A
S Anggota gerak bawah hanya dapat di geser, rasa tebal (+), nyeri pinggang belakang (+)
O KU Tampak sakit sedang GCS E4M6V5 = 15 NPRS 2-3
BP 118/88 mmHg HR 87 x/menit RR 18 x/menit
T 36.4⁰C SpO2 100% room air
Mata PBI, Ø 3mm / 3mm, RC +/+ Nn. Kr Dalam batas normal
Leher Kaku kuduk (-)
Motor Paraparesis inferior spastik (22222/22222, ↑/↑, ++++/++++, B/B, +/+)
Sens hipestesi dari kedua ujung jari kaki sampai setinggi dermatom Th11 Vegt. BAB (-), BAK dbn

A Lesi transversal parsial MS Th11-12 etcausa spondilitis TB dd/ extradural tumor, Hipokalemi
P IP Dx : IP Tx :
- MRI Thorakolumbal kontras IVFD RL 20 tpm
- TS Sp.P : Tunggu hasil MRI Inj. Methylprednisolon 125 mg/8 jam IV (H3)
Inj. Ketorolac 30mg/8jam iv jika VAS >5
Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam IV
Drip Vit B12 1 amp/12 jam
Gabapentin 100 mg/12 jam PO
KSR 600 mg/8 jam PO

TS Sp.P :
-
MRI THORAKOLUMBAL
KONTRAS
23/04/2021
MRI THORAKOLUMBAL
KONTRAS
23/04/2021
MRI THORAKOLUMBAL
KONTRAS
KESAN : 23/04/2021
 Lesi ireguler rim enhanced pada endplate
inferior corpus vertebra Th.11, endplate
superior corpus vertebra Th.12, yang meluas
ke pedicle dan paravertebra, disertai retropulsi
dan kompresi corpus vertebra Th.11, Th.12
(grade 3) mendesak medulla spinalis ke
posterior, menyebabkan stenosis canalis
spinalis, penyempitan foramen neuralis kanan
kiri, penyempitan diskus intervertebralis dan
edema medulla spinalis setinggi level
tersebutà mendukung gambaran spondylitis
TB
 Spondylosis lumbalis
 Bulging posterosentral dan posterolateral
kanan kiri diskus intervertebralis L.2-3, L.3-4,
L.4-5 dan L.5-S.1 disertai pendesakkan thecal
sac dan penyempitan foramen neuralis kanan
kiri setinggi level tersebut
 Facet joint effusion setinggi L.2-3 kanan, L.4-5
kanan kiri dan L.5-S.1 kiri
28 Oktober 2021 (HP-6) – R5A
S Anggota gerak bawah hanya dapat di geser, rasa tebal (+) perbaikan, nyeri pinggang belakang (+), BAB (-) 5 hr
O KU Tampak sakit sedang GCS E4M6V5 = 15 NPRS 2-3
BP 115/84 mmHg HR 88 x/menit RR 20 x/menit
T 36.4⁰C SpO2 100% room air
Mata PBI, Ø 3mm / 3mm, RC +/+ Nn. Kr Dalam batas normal
Leher Kaku kuduk (-)
Motor Paraparesis inferior spastik (22222/22222, ↑/↑, ++++/++++, B/B, +/+)
Sens hipestesi dari kedua ujung jari kaki sampai setinggi dermatom Th11 perbaikan Vegt. BAB (-), BAK dbn

A Lesi transversal parsial MS Th11-12 etcausa suspek spondilitis TB


P IP Dx : IP Tx :
- Konsul TS Bedah Saraf IVFD RL 20 tpm
- TS Sp.P : Inj. Methylprednisolon 1255 mg/12 jam IV (H6 tapp off H1)
Jika akan dilakukan operasi, konsul Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam IV
SpMK durante operasi untuk Drip Vit B12 1 amp/12 jam
pengambilan sampel pemeriksaan Gabapentin 100 mg/12 jam PO
TCM jaringan dan pengecatan BTA Parasetamol 500mg/8jam
jaringan cek darah rutin, SGOT, Dulcolax supp 10mg extra
SGPT, ureum, kreatinin, albumin Lactulac syr 15cc/8jam
TS Sp.P :
INH 400 mg/24 jam
rifampisin 600 mg/24 jam
etambutol 1500 mg/24 jam
pirazinamid 1500 mg/24 jam
inj. metoklopramid 10 mg/8 jam iv
vit B6 10 mg/12 jam po
LABORATORIUM
01/05/2021
1 Mei 2021 (HP-9) – R5A
S Pasien bisa mengangkat kaki, belum bisa melawan tahanan ringan. rasa tebal (+) perbaikan, nyeri dipunggung (+) minimal
O KU Tampak sakit sedang GCS E4M6V5 = 15 NPRS 1-2
BP 121/88 mmHg HR 72 x/menit RR 18 x/menit
T 36.8⁰C SpO2 100% room air
Mata PBI, Ø 3mm / 3mm, RC +/+ Nn. Kr Dalam batas normal
Leher Kaku kuduk (-)
Motor Paraparesis inferior spastik (22333/22333, ↑/↑, ++++/++++, B/B, +/+)
Sens hipestesi dari kedua ujung jari kaki sampai setinggi dermatom T11 perbaikan Vegt. BAK dan BAB dbn

A Lesi transversal parsial MS Th11-12 etcausa suspek spondilitis TB


P IP Dx : IP Tx :
TS Sp.P : IVFD RL 20 tpm
Jika akan dilakukan operasi, konsul Inj. Methylprednisolon 62.5 mg/12 jam IV (H9 tapp off H1)
SpMK durante operasi untuk Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam IV
pengambilan sampel pemeriksaan Drip Vit B12 1 amp/12 jam
TCM jaringan dan pengecatan BTA Gabapentin 100 mg/12 jam PO
jaringan cek darah rutin, SGOT, Parasetamol 500mg/8jam
SGPT, ureum, kreatinin, albumin
TS Sp.P :
TS Bedah Saraf etambutol 1500 mg/24 jam
Laminektomi + PSRS 4/5/2021 inj. metoklopramid 10 mg/8 jam iv
vit B6 10 mg/12 jam po
4 Mei 2021 (HP-12) – R5A
S Post op H-0. nyeri (+) di tempat op. Mual (-), muntah (-), BAK terpasang DC
O KU Tampak sakit sedang GCS E4M6V5 = 15 NPRS 2-3
BP 128/98 mmHg HR 88 x/menit RR 22x/menit
T 36.8⁰C SpO2 100% room air
Mata PBI, Ø 3mm / 3mm, RC +/+ Nn. Kr Dalam batas normal
Leher Kaku kuduk (-)
Motor Paraparesis inferior spastik (22333/22333, ↑/↑, ++++/++++, B/B, +/+)
Sens hipestesi dari kedua ujung jari kaki sampai setinggi dermatom Th11 perbaikan Vegt. BAK on DC dan BAB dbn

A Lesi transversal parsial MS Th11-12 etcausa suspek spondilitis TB post op H-0


P IP Dx : IP Tx :
TS Sp.P : IVFD RL 20 tpm
- Tunggu hasil TCM jaringan dan Inj. Methylprednisolon 125 mg/12 jam IV (H12)
PA jaringan Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam IV
- cek LFT/3hr Drip Vit B12 1 amp/12 jam
TS Sp.P :
TS Bedah Saraf etambutol 1500 mg/24 jam
- inj. metoklopramid 10 mg/8 jam iv
vit B6 10 mg/12 jam po
Terapi Bedah Saraf
Paracetamol 500mg/8jam oral
Asam Tarnexamat 500mg/8jam iv
Terapi Anestesi
Analgetik post op :
SP morphin dalam spuit 20 cc jalan 1 mg/ jam (bawa dari IBS)
inj. ketorolac 30 mg/8 jam iv
MIKROBIOLOGI
04/05/2021
LABORATORIUM
06/05/2021
8 Mei 2021 (HP-16) – R5A
S Nyeri di tempat op (-), nyeri pinggang bawah (-), pasien sudah bisa duduk dengan dibantu, tebal (+)
O KU Tampak sakit sedang GCS E4M6V5 = 15 NPRS -
BP 124/82 mmHg HR 92 x/menit RR 20x/menit
T 36.4⁰C SpO2 100% room air
Mata PBI, Ø 3mm / 3mm, RC +/+ Nn. Kr Dalam batas normal
Leher Kaku kuduk (-)
Motor Paraparesis inferior spastik (33333/33333, ↑/↑, ++++/++++, B/B, +/+)
Sens hipestesi dari kedua ujung jari kaki sampai setinggi dermatom Th11 perbaikan Vegt. BAK on DC dan BAB dbn

A Lesi transversal parsial MS Th 11-12 etcausa suspek spondilitis TB post op H-4


P IP Dx : IP Tx :
TS Sp.P : IVFD RL 20 tpm
Tunggu hasil PA jaringan Inj. Methylprednisolon 62.5 mg/24 jam IV (H16 tapp off H1)
Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam IV
TS Bedah Saraf Drip Vit B12 1 amp/12 jam
- TLSO Lactulax syr 15cc/8jam
- Bladder training – aff DC TS Sp.P :
- Undur rawat INH 400 mg/24 jam
rifampisin 300 mg/24 jam
etambutol 1500 mg/24 jam
inj. metoklopramid 10 mg/8 jam iv
vit B6 10 mg/12 jam po
MIKROBIOLOGI
08/05/2021
9 Mei 2021 (HP-17) – R5A
S Nyeri di tempat op (-), nyeri pinggang bawah (-), pasien sudah bisa duduk dengan dibantu, tebal (+)
O KU Tampak sakit sedang GCS E4M6V5 = 15 NPRS -
BP 118/82 mmHg HR 79 x/menit RR 20x/menit
T 36.4⁰C SpO2 100% room air
Mata PBI, Ø 3mm / 3mm, RC +/+ Nn. Kr Dalam batas normal
Leher Kaku kuduk (-)
Motor Paraparesis inferior spastik (33333/33333, ↑/↑, ++++/++++, B/B, +/+)
Sens hipestesi dari kedua ujung jari kaki sampai setinggi dermatom Th11 perbaikan Vegt. BAK on DC dan BAB dbn

A Lesi transversal parsial MS Th11-12 etcausa suspek spondilitis TB post op H-5


P IP Dx : IP Tx :
Neuro IVFD RL 20 tpm
Observasi KU, TTV, deficit Inj. Methylprednisolon 62.5 mg/24 jam IV (H17 tapp off H2)
neurologis, skala nyeri Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam IV
Tunggu hasil PA jaringan Drip Vit B12 1 amp/12 jam
Aff infus, rawat jalan
TS Sp.P :
TS Sp.P : INH 400 mg/24 jam
Tunggu PA jaringan, acc rawat jalan rifampisin 300 mg/24 jam
sesuai DPJP etambutol 1500 mg/24 jam
inj. metoklopramid 10 mg/8 jam iv
vit B6 10 mg/12 jam po
DECISSION MAKING
TERIMA KASIH DOKTER

MOHON ARAHAN DAN BIMBINGANNYA

Anda mungkin juga menyukai