Anda di halaman 1dari 56

3.

Memahami laporan
4. Mengolah laporan
KOMPETENSI DASAR
3.2 Memahami laporan ( kutipan ).
Indikator
3.2.1 Mencatat nama sumber, tahun,dan nomor
halaman dari sumber tulisan ( kutipan dan daftar
pustaka)
Tujuan
Setelah mempelajari kompetensi dasar ini peserta didik
diharapkan dapat:

1.Mencatat nama sumber, tahun, dan nomor halaman


dari sumber tulisan dengan tepat!
Pengertian kutipan
Pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang
pengarang atau ucapan seseorang yang terkenal baik
terdapat dalam buku maupun majalah.
Konsep
Bila kita ingin menyusun karya tulis tentu yang ditulis
bukan hanya pendapat kita atau data-data yang
diperoleh saja.
Namun perlu mengutip pernyataan-pernyataan orang
yang dianggap ahli sebagai dasar yang menguatkan
tulisan kita.
Aturan mengutip
1.Jika nama pengarang ditulis
sebelum kutipan maka tulis
nama akhir pengarang,
kemudian dalam kurung tulis
tahun terbit, titik dua, dan
nomor halaman.
Contoh:
Keraf (1989: 3) menjelaskan bahwa
argumentasi adalah suatu retorika yang
berusaha untuk mempengaruhi sikap
dan pendapat orang lain, agar mereka
itu percaya dan akhirnya bertindak
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
penulis atau pembicara.
Nama asli= Gorys Keraf
Tahun = 1989 ,halaman : 3
Contoh:
Hans ( 2006:123) harapkan kesulitan sebagai
bagian dari kehidupan, dan ketika ia
datang, tegakkan kepalamu. Pandangi
dengan penuh percaya diri, dan katakan, “
Saya lebih besar daripadamu. Kamu tidak
mungkin dapat mengalahkanku”. Inilah
sikap yang akan menjamin kesuksesan.

Nama asli= Jen Z.A.Hans


Nomor 2
Jika nama pengarang ditulis
sesudah kutipan, maka tuliskan
pernyataan yang dikutip
kemudian dalam kurung
tuliskan nama akhir pengarang,
tanda koma, tahun terbit, titik
dua, dan nomor halaman.
Contoh:
Argumentasi merupakan dasar yang
paling fundamental dalam ilmu
pengetahuan. Dan dalam dunia ilmu
pengetahuan, argumentasi itu tidak
lain daripada usaha untuk mengajukan
bukti-bukti atau menentukan
kemungkinan-kemungkinan untuk
menyatakan sikap atau pendapat
mengenai suatu hal ( Keraf, 1989: 3)
Contoh: 2
Alangkah bahagia apabila setiap
manusia saling berlomba melayani,
membantu, menghormati
, dan membahagiakan orang lain
( Gymnastiar,2006:123)

Nama asli: KH Abdullah Gymnastiar


Nomor. 3
Jika nama pengarang terdiri
dari dua orang maka
ketentuan nomor satu dan
dua tetap berlaku.
Contoh: 1
Menjadi bodoh tidak begitu memalukan
apabila dibandingkan dengan tidak
memiliki keinginan untuk belajar
melakukan sesuatu dengan benar
( Franklin dan Hedges, 2006: 62)

Nama asli: Benjamin Franklin dan Burke


Hedges
Tahun=2006
Halaman=62
Contoh : 2
Kita tidak dapat memaksa orang lain
untuk memahami diri kita, tapi kita
dapat memaksa diri kita sendiri untuk
belajar memahami orang lain dengan
sikap terbaik ( Gymnastiar dan Hans,
2006:161)
Nama asli= KH Abdullah Gymnastiar dan Jen
Z.A.Hans
Tahun = 2006
Halaman = 161
Nomor.4
Jika di akhir nama pengarang
ditulis dan kawan-kawan ( dkk )
maka setelah dkk. Diberi tanda
koma, dan yang lain mengikuti
ketentuan nomor satu dan dua.
Contoh: 1
“Kata kesusastraan berasal dari Sansekerta,
terbentuk dari kata susastra dan mendapat
imbuhan ke-an. Kata susastra masih dapat
dipecah lagi menjadi kata su dan sastra. Su
berarti baik atau indah, sedangkan sastra
berarti tulisan atau karangan. Susastra berarti
tulisan yang baik dan indah sedangkan
imbuhan ke-an berarti segala sesuatu yang
berhubungan ( dalam hal ini berhubungan
dengan sastra)” ( Raui dkk,1999: 11)
Nama : Ahmad Raui dkk.
Nomor.5
Jika penulis mengutip pendapat
yang sama dari berbagai sumber
maka antara nomor halaman
dan nama pengarang
berikutnya diberi tanda titik
koma.
Contoh:
“Personifikasi ialah majas
yang menggambarkan
benda-benda tak bernyawa
seolah-olah memiliki sifat-
sifat insani seperti
manusia”. (Soedjito, 1992:
115 ; Raui dkk, 1999:11)
Cara pelaksanaan mengutip:
1.Mengutip secara langsung
Digunakan penulis dengan cara memindahkan
pendapat ahli atau pakar dalam bidang ilmu tertentu
secara langsung ke dalam tulisannya.
Kutipan langsung memiliki dua pola penulisan
yang masing-masing pola ditentukan oleh banyaknya
teks yang dikutip.
Untuk teks yang tidak lebih dari 4 baris, maka dapat
dilakukan langkah berikut:
a. Kutipan terintegrasi dengan teks.
b. Kutipan diawali dan diakhiri oleh tanda kutip.
c. Jika teks utama ditulis dengan 2 atau 1,5 spasi,
maka kutipan pun ditulis 2 atau 1,5 spasi. Hal yang
sama terjadi jika teks utama 1 spasi, maka ditulis 1
spasi.
d. Mencantumkan sumber referensi.
Contoh:
pembelajaran sebagai suatu yang bersifat
sistematis tersebut, dinyatakan pula oleh
Dimyati dan Mudjono ( 1999: 297) yang
menyatakan bahwa”pembelajaran merupakan
kegiatan guru secara terprogram dalam desain
intruksional untuk membuat siswa belajar secara
aktif, yang menekankan pada penyediaan
sumber belajar.”
Adapun kutipan yang lebih dari empat baris
memiliki cara penulisan sebagai berikut.
a. Kutipan dipisahkan dari teks utama.
b. Kutipan tidak diawali dengan tanda kutip.
c. Kutipan ditulis 1 spasi walaupun teks utama 2 atau
1,5 spasi.
d. cantumkan sumber referensi
Contoh:
Pola keterampilan pembelajaran yang ditulis
pengajar untuk melaksanakan program
pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia.
Program tersebut dirancang dapat menciptakan
situasi pembelajaran yang memungkinkan peserta
didik melakukan aktivitas mental dan intelektual
secara optimal untuk mencapai tujuan
keterampilan berbahasa Indonesia yang terdiri atas
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengutipan
langsung adalah ketika mengutip langsung, apapun
yang terdapat dalam teks harus ditulis apa adanya,
meskipun dalam teks sumber terdapat kesalahan.
Untuk menyiasati agar tidak terjadi kesalahpemahaman
mengenai mana yang salah, maka hal itu dapat
ditandai dengan menggunakan simbol buka kurung
siku dengan berisi tulisan sich!.
Secara lengkap bentuk itu akan tercermin sebagai
berikut [ sich! ].
Contoh:
Indonesia berasil [sich! ] meraih emas.
Setiap hari Rahmat pergi keperpustakaan [ sich! ]
bersama teman-temannya.
Seharusnya:
Indonesia berhasil meraih emas.
Setiap hari Rahmat pergi ke perpustakaan bersama
teman-temannya.
Selanjutnya, hal lain yang perlu diperhatikan dalam
pengutipan langsung adalah teknik menghilangkan
bagian yang tidak perlu.
Dalam kutipan seringkali justru gagasan yang ingin
dikutip terletak di akhir atau bahkan di tengah.
Menulis semua teks dapat mengganggu konsentrasi
pembaca selain membuat halaman lebih banyak.
Untuk menyiasati hal ini, maka yang harus dilakukan
adalah memberikan titik elipsis atau tiga titik ( … )
pada bagian yang akan dihilangkan.
Contoh:
Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar
menurut Aunurrahman ( 2009: 34) adalah,” ditandai
dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa.
Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar
apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi
mengerti.”
Karena ada bagian yang tidak terlalu penting untuk
keterangan tersebut, maka dilakukan penghilangan
seperti ini:
Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar
menurut Aunnurahman ( 2009: 34 ) adalah, “ … telah
terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak mengerti menjadi mengerti.”
2. Kutipan Tak Langsung
Karakteristik kutipan tak langsung berbeda
dengan kutipan langsung. Hal ini bisa dilihat
dari teknis penulisannya berikut.
a. Terintegrasi dengan teks utama.
b. Tidak diapit oleh tanda kutip
c. teks kutipan sesuai dengan teks utama. Jika 1
spasi, maka 1 spasi, begitupun jika 1,5 atau 2
spasi.
d. mencantumkan sumber kutipan.
Untuk memahami teknis tersebut, perhatikan contoh
berikut:
Majas menurut Nurgiyantoro ( 1987 : 297 ) merupakan
kata-kata yang tidak menunjuk pada makna harfiah
melainkan pada makna yang ditambah atau makna
yang tersirat.
Jika dibandingkan dengan kutipan langsung, maka
terlihat perbedaannya.
Perhatikan contoh berikut:
Nurgiyantoro menyatakan bahwa,” permajasan ( figure
of thought ) merupakan teknik pengungkapan bahasa,
penggaya bahasa yang maknanya tidak menunjuk pada
makna harfiah kata-kata yang mendukung, melainkan
pada makna yang ditambah, makna yang tersirat.
Teknik Mengutip Berdasarkan Penulisan Sumber
Baik kutipan langsung maupun tidak langsung,
keduanya harus disertai dengan sumber rujukan.
Dalam menyampaikan sumber rujukannya paling
tidak ada dua variasi, yaitu catatan tubuh karangan
( body note ) dan catatan kaki ( foot note).
1. Catatan dalam Tubuh Karangan ( Body Note ).
Dalam body note terdiri dari tiga unsur, yaitu nama
pengarang, tahun terbit, dan halaman.
Untuk nama pengarang, cukup ditulis nama
akhirnya dan ditulis tanpa gelar.
Untuk tahun terbit yang ditulis adalah tahun terbit
yang ada pada katalog buku yang lazim ada pada
awal sebuah buku.
Halaman yang ditulis halaman teks yang dijadikan
rujukan bukan halaman karangan kita sendiri.
Cara penulisan body note selalu menggunakan tanda
kurung dan tahun serta halaman yang dipisah dengan
titik dua.
Adapun, jika nama di dalam, maka di dalam tanda
kurung tersebut berisi nama ditambah koma, untuk
kemudian ditulis tahun serta halaman yang dijeda
dengan titik dua.
Perhatikan contoh:
haryanto ( 2009:15) dan Ismail ( 2008:5)
2. Catatan Kaki ( Foot Note )
Unsur catatan kaki, meliputi:
a) Nomor penunjuk
Nomor penunjuk letaknya di awal dengan bentuk
angka Arab yang menggantung di atas dan berurutan
secara berkesinambungan.
Dalam perurutan ini, ada dua cara. Ada yang
mengabaikan bab sehingga nomor penunjuk
berurutan dari bab 1 sampai bab terakhir. Ada juga
yang nomor penunjuknya setiap berganti bab
dimulai dari nomor satu.
b) Nama pengarang
Nama pengarang ditulis seperti biasa, tidak
dibalik dan dengan gelar yang tidak dicantumkan.
c) Judul karangan
Judul jika bersumber dari buku, maka judul
tersebut dicerak miring dan jika bersumber dari
majalah, koran, atau internet maka diapit dengan
kutip.
d) Data kepustakaan
Data kepustakaan meliputi, kota terbit, penerbit,
dan tahun terbit.
Ketiga hal itu berada di dalam tanda kurung dengan
nama kota diawal yang diikuti oleh titik dua untuk
kemudian ditulis nama penerbitnya.
Setelah nama penerbit, barulah tahun terbit dengan
nama penerbit yang dipisahkan dengan koma.
Sumber yang berasal dari jurnal, majalah,koran, dicetak
miring diikuti oleh tanggal penerbitan.
e) Halaman
Halaman ditulis di akhir catatan kaki. Ada
yang menyingkat kata halaman ini dengan hlm
atau hal., yang kemudian diikuti halaman
referensi yang dirujuk. Setelah itu, baru diakhiri
dengan tanda titik.
Contoh dari buku
1 Hendry Guntur Tarigan. Menulis: Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa ( Bandung: Angkasa, 2008)
hlm.5.
2 Lamuddin Finoza. Komposisi Bahasa Indonesia: untuk
Mahasiswa Nonjurusan Bahasa( Jakarta: Diksi Insan
Mulia, 2009) hlm.15.
Contoh nonbuku
1Syarif Hidayatullah,” Apa Itu Bahasa: Sepuluh
Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli,” Dikutip
dari http://wismasastra.wordpress.com pada 5
Januari 2013.
2 Arifin.”Bahasa Kita Bahasa Indonesia.”
Republika,12Desember 2018.
Kasus lain yang sering terjadi ketika melakukan
pengutipan dari internet adalah nama pengarang
dalam laman yang kita kunjungi tidak ada.
Jika tetap ingin dijadikan sebagai sumber rujukan, maka
pada nama pengarang cukup ditulis dengan istilah
anonim.
Dalam penulisan cacatan kaki tidak selamanya
sumber rujukan mencantumkan seluruh unsur
catatan kaki. Hal ini akan terjadi jika sumber
kutipan yang dikutip lebih dari sekali.
Maka, kutipan selanjutnya cukup diwakili dengan
istilah ibid., loc.cit., op.cit.
Ibid merupakan singkatan dari ibidem yang
memiliki arti pada tempat yang sama.
Penulisan ibid dilakukan jika kutipan telah dikutip
berasal dari sumber rujukan yang sama tanpa
dijeda kutipan lain.
Contoh :
Pembelajaran kooperatif menurut Slavin adalah
salah satu metode pengajaran di mana siswa
bekerja di dalam kelompok kecil sehingga mereka
saling membantu antara satu dengan lainnya
dalam mempelajari suatu pokok bahasan.1
Selanjutnya Slavin menyatakan bahwa kelompok
tersebut memiliki latar yang heterogen.2
Maka dalam catatan kaki, akan tertulis demikian.
-----------------------
1Slavin.Cooperative Learning (USA: A Simon & Schuster
Company, 1995) hlm.2.
2Ibid.,hlm.5.

Catatan:
Penulisan Ibid. di atas menggunakan halaman
karena halaman tersebut berbeda. Jika halamannya
sama, maka cukup ditulis dengan Ibid.
Op.Cit. yang memiliki arti pada karya yang telah
dikutip.
Loc. Cit. berarti pada tempat yang telah dikutip.
Op . Cit. digunakan jika ada kutipan yang berasal dari
buku dengan sumber yang sama, akan tetapi telah
dijeda oleh kutipan lain.
Loc. Cit. digunakan jika ada kutipan yang sama dan
berasal dari bukan buku yakni bisa jurnal, majalah,
koran, maupun internet, akan tetapi telah dijeda
oleh kutipan lain.
1Isjani, Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran
Kelompok ( Bandung: Alfabeta,2009) hlm.17.
2Kiranawati,”Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)” diunduh dari
http://gurupkn.wordpress.com pada tanggal 13
Januari 2019.
3Isjoni,Op.Cit., hlm.19.
4Kiranawati, Loc.Cit.
Catatan:
Contoh nomor 3 merupakan rujukan yang
bersumber dari buku dan merujuk pada buku
Isjoni.
Nama dalam Op. Cit. maupun Loc. Cit. harus ada
agar tidak tertukar dengan rujukan lain.
Sebab bisa saja hal ini terjadi pada kutipan kedua
puluh lima, maka jika ditulis hanya Op. Cit. atau
Loc. Cit. saja tentu pembaca akan kebingungan.
Adapun Loc. Cit. mengapa tidak ada halamannya,
ini disebabkan karena memang dalam internet
tidak ada jumlah halaman.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengutipan
catatan kaki adalah letak catatan kaki yang
berada di bawah harus dipisah dengan sebuah
garis.
Dalam program komputer hal ini secara otomatis
muncul. Perhatikan di program MS.Word.
Sebelum meng-klik pilih ‘references’ pada toobal
tersebut yang harus dilakukan adalah meletakkan
cursor pada tempat yang hendak diletakkan
sumber rujukan, yakni di akhir kutipan. Setelah itu,
barulah klik pilihan ‘ InsertFootnote.’ Setelah semua
dilakukan, maka muncul garis serta angka secara
otomatis.
Setelah itu, barulah klik pilihan ‘ InsertFootnote.’
Jika pendapat ahli tidak lebih dari lima baris, disebut
kutipan langsung pendek .
Contoh:
Berdasarkan Kamus Umum Bahasa
Indonesia”Bahasa merupakan satu sistem dari
lambang ( tanda yang berupa bunyi bahasa) yang
dipakai orang untuk melahirkan pikiran”.
( Poerwadarminta, 1984:75)
Nama asli= W.JS. Poerwadarminta.
Tahun : 1984
Halaman : 75
Jika lebih dari lima baris, disebut kutipan langsung
panjang .
Cara penulisannya terpisah dari pendapat penulis
dalam jarak 2,5 spasi.
Contoh:
Dalam pengertian umum penerapan berarti
pemanfaatan ilmu pengetahuan untuk merencanakan
dan membuat desain-desain bagi kegiatan-kegiatan
praktis dan sehari-hari umpamanya membuat
jembatan,membuat mobil dan lain-lain. Pengajaran
bahasa merupakan satu kegiatan praktis dan sehari-
hari. Penerapan bahasa berarti penggunaan
pemanfaatan ilmu pengetahuan bahasa untuk
kepentingan pengajaran dan pelajaran bahasa
(Parera,1982: 28)
Penjelasan:
Kata dalam kurung merupakan rujukan yang
digunakan penulis. Paragraf di atas dikutip dari
buku Pengantar Linguistik Umum Bidang
Sintaksis Seri C. Karya Jos Daniel Parera dengan
kota penerbit Ende Flores atau penerbit Nusa
Indah tahun 1982. Kutipan tersebut diambil dari
halaman 28.
2.Mengutip secara tidak langsung

Kutipan ini digunakan jika penulis mengutip


pendapat dari ahli atau pakar dengan jalan
meringkas atau merangkum.

Cara penulisannya digabungkan dengan pendapat


penulis.
Contoh:
Dr.Gorys Keraf dalam bukunya yang berjudul Eksposisi
dan Deskripsi mengemukakan bahwa ilustrasi atau
eksemplikasi adalah suatu metode untuk
mengadakan gambaran yang khusus dan konkret atas
suatu prinsip umum(Keraf,1986:26).
SOAL!
1. Apakah yang dimaksud dengan kutipan?
2.Tuliskan aturan-aturan mengutip beserta
contohnya!

Anda mungkin juga menyukai