Anda di halaman 1dari 15

FISTULA GENETALIA

KELOMPOK II
JUSMIANTI RINOO AMEL NANARIAIN
ARNAWATI NONSIATA REFWUTU
ROSALINA LUTURMAS YULIANA YULIET WELIKIN
MARIA MASRIAT ENDANG S.B WENI
Pengertian
• Fistula adalah suatu ostium abnormal, berliku-liku antara dua organ berongga
internal atau antara organ berongga internal dan dengan tubuh bagian luar.
Nama fistula menandakan kedua area yang berhubungan secara abnormal
9Suzanne C. Smeltzer. 2001).
• Fistula Adalah terjadinya hubungan antara rongga alat dalam dengan dunia luar.
• Fistula Genetalis Adalah terjadinya hubungan antara traktus genitalia dengan
traktus urinarius atau, gastrointestinal dan dapat ditemukan satu atau gabungan
dua kelainan secara bersamaan.
Etiologi
• Sebab Obstetrik
Terjadinya penekanan jalan lahir oleh kepala bayi dalam waktu lama, seperti pada partus lama  iskemi kemudian
nekrosis lambat, atau akibat terjepit oleh alat pada persalinan buatan  kejadian ini sering ditemukan di negara
berkembang, dengan pelayanan rujukan yang sulit dijangkau, terbanyak berupa fistula urogenital.
• Sebab Ginekologik
• Proses keganasan, radiasi, trauma operasi atau kelainan kongenital.
• Lebih jarang, kecuali di negara maju, fistula akibat prosesginekologis  tersering paling banyak adalah fistula vesikovaginal pasca
histerektomi.
• Lokasi terbanyak pada apeks vagina ukuran 1-2 mm terjadi akibat terjepit oleh klem atau terikat oleh jahitan.
• Sebab trauma
• Terjadinya karena trauma 9abortus kriminalis)
Klasifikasi
• Fistula enterocutaneous
• Fistula enterovesicular ( vesikovaginal dan uretrovaginal
• Fistula rektovaginalis
• Fistula enterocolic
• Fistula multiple
Manifestasi klinis
• Gejala tergantung pada kekhususan efek. Pus atau feses dapat bocor
secara konstan dari lubang kutaneus. Gejala ini mungkin pasase flatus
atau feses dari vagina atau kandung kemih, tergantung pada saluran
fistula. Fistula yang tidak teratasi dapat menyebabkan infeksi sistemik
disertai gejala yang berhubungan.
patofisiologi
• Salah satu etiologi dari terbentuknya fistel adalah dari pembedahan.
Biasanya karena terjadi kurangnya kesterilan alat atau kerusakan
intervensi bedah yang merusak abdomen. Maka kuman akan masuk
kedalam peritoneum hingga terjadinya peradangan pada peritoneum
sehingga keluarnnya eksudat fibrinosa (abses), terbentuknya abses
biasanya disertai dengan demam dan rasa nyeri pada lokasi abses.
Tanda dan gejala
• Gangguan yang dihasilkan biasanya mencakup :
a) Inkontinensia urine
b) Infeksi parah dan ulserasi pada saluran vagina
c) Sering terjadinya kelumpuhan yang disebabkan oleh kerusakan
d) Wanita merasa tidak nyaman
e) Haid terganggu, amenorhoe sekunder
f) Infeksi pada jalan lahir
g) Pada pemeriksaan speculum terlihat dinding vesika menonjol keluar
h) Flatus dari vagina, keluar cairan dari rectum
Pencegahan
• Pencegahan dapat dilakukan dengan cara :
a) Pemeriksaan secara rutin keperawatan kandungan
b) Dukungan dari professional perawatan kesehatan terlatih selama kehamilan
c) Menyediakan akses kekeluarga berencena
d) Mempromosikan praktek jarak antar kelahiran
e) Mendukung perempuan dalam bidang pendidikan
f) Menunda pernikahan dini
Penatalaksanaan
1) Medis
pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara operasi. Operasi untuk kasus ini tanpa komplikasi
memiliki tingkat keberhasilan 90%. Operasi ini sukses dapat memungkinkan perempuan untuk hidup normal
dan memiliki anak lagi. Perawatan pasca operasi sangat penting untuk mencegah infeksi.
2) Keperawatan
• Pra operasi : persiapan fisik, lab, antibiotika profilaksi, persiapan kolon bila perlu
• Waktu reparasi, tergantung sebab :
• Trauma operasi segera, saat operasi tsb, atau ditunda jika diketahui pasca op
• Obstetrik 3 bulan pascasalin, kecuali fistula fekalis dilakukan setelah 3-6 bulan
• Pasca operasi : drainase urin kateter terpasang
Komplikasi
• Infeksi
• Gangguan fungsi reproduksi
• Gangguan dalam berkemih
• Gangguan dalam defekasi
• Reptur / perforasi organ yang terkait
Pemeriksaan penunjang
• Darah lengkap
• Ct
• Bt
• Golongan darah
• Urium creatiumi
• Pritein
• Albumin
Diagnosa

• 1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa, proses inflamasi


• 2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh,
proses pembedahan.
Intervensi

No Diagnosa NOC NIC


1 Nyeri b.d iritasi Kriteria hasil 1. lakukan pengkajian nyeri
mukosa, proses a. Mampu mengontrol nyeri 2. observasi reaksi komunikasi
inflamasi b. Melaporkan bahwa nyeri teraputik untuk mengetahui
berkurang dengan mengunakan pengalaman nyeri pasien.
manajemen nyeri 3. Kaji kultur nyeri pasien yang
c. Mampu mengenali nyeri mempengaruhi nyeri
d. Menyatakan rasa nyaman 4. Evaluwasi pengalaman nyeri
setelah nyeri berkurang 5. Evaluwasi bersama pasien dan
kesehatan lain
6. Bantu pasien dan keluarga untuk
mencari dukungan
7. Evaluwasi keefektifan control
nyeri
NEXT

2 Resiko tinggi infeksi b.d Kriteria hasil: 1. Bersikan lingkungan setelah


penurunan daya tahan a. Klien bebas dari tanda dan dipakai pasien lain
tubuh. Proses pembedahan gejala infeksi 2. Pertahankan teknik isolasi
b. Mendeskripsikan proses 3. Batasi pengunjung bila perlu
penularan penyakit 4. Cuci tangan sesudah dan
c. Menunjukan kemampuan sebelum melakukan tindakan
untuk mencegah timbulnya 5. Perhatikan lingkungan asptik
infeksi selama pemasangan alat
d. Menunjukkan perlaku hidup 6. Monitor tanda dan gejala
sehat infeksi sistemik dan lokal
Kesimpulan
• Jadi pelayanan asuhan keperawatan pada ibu post FISTULA GENETALIA atas
indikasi fistula vesiko vaginalis harus sesuai dengan instruksi dokter.
Asuhan yang diberikan kepada ibu tersebut, seperti mengontrol keadaan
umum ibu dan tanda-tanda vital, menganjurkan ibu untuk bed res total dan
banyak minum air putih sesuai dngan yang diinsruksikan dokter,
menganjurkan ibu untuk makan yang cukup dan menginggatkan ibu untuk
rutin minum obat yang diresepkan dokter.

Anda mungkin juga menyukai