Minggu 3 Psikologi Komunikasi
Minggu 3 Psikologi Komunikasi
KOMUNIKASI
Komunikasi adalah suatu proses informasi agar bisa saling terhubung
dengan orang lain.
Psikologi Komunikasi :
– Bagaimana manusia berpikir dan bagaimana pikiran kita bekerja,
– bagaimana membujuk orang,
– apa yang membuat kita
– membantu memahami manusia dan lebih mudah berempati terhadap setiap aspek yang dimiliki manusia.
Dengan cara :
– Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti dalam sistem saraf atau
penyampaian gelombang-gelombang suara.
– Penyampaian atau penerimaan sinyal atau pesan oleh organisme.
– Pesan yang disampaikan
1. Teori Komunikasi Lasswel
– Siapa (Who), berbicara apa (Says what), dalam saluran yang mana (in which channel),
kepada siapa (to whom) dan pengaruh seperti apa (what that effect).
2. Teori Psikologi Komunikasi Dua Tahap dan Pengaruh Antar Pribadi
– Efek media massa ternyata rendah dan asumsi stimulus respon tidak cukup
menggambarkan realitas audience media massa dalam penyebaran arus informasi dan
menentukan pendapat umum.
3. Teori Informasi atau Matematis
– Komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif: komunikasi
sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan media
komunikasi.
– Melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan menerjemahkannya
(encoding dan decoding).
– Titik perhatiannya terletak pada akurasi dan efisiensi proses, sehingga akan
mempengaruhi tingkah laku atau state of mind pribadi yang lain.
– Misalnya, dalam suatu sistem telepon, faktor yang terpenting dalam keberhasilan
komunikasi adalah bukan pada pesan atau makna yang disampaikan seperti pada
mazhab semiotika, tetapi lebih pada berapa jumlah sinyal yang diterima dam proses
4. Teori Pengharapan Nilai (The Expectacy-Value Theory)
– Kepuasan yang Anda cari dari media ditentukan oleh sikap Anda terhadap media
kepercayaan Anda tentang apa yang suatu medium dapat berikan kepada Anda dan
evaluasi Anda tentang bahan tersebut.
5. Teori Ketergantungan (Dependency Theory) Sandra Ball-Rokeach dan Melvin Defleur.
– Khalayak tergantung kepada informasi yang berasal dari media massa. Tujuannya adalah
dalam rangka memenuhi kebutuhan khalayak bersangkutan serta mencapai tujuan
tertentu dari proses konsumsi media massa. Sumber ketergantungan adalah kondisi
sosial.
–
6. Teori Agenda Setting. McCombs dan DL Shaw (1972).
– Jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi
khalayak untuk menganggapnya penting.
– Media diasumsikan memiliki efek yang sangat kuat, terutama dengan proses belajar
bukan dengan perubahan sikap dan pendapat.
7. Teori Uses and Gratifications (Kegunaan dan Kepuasan) Herbert Blumer dan Elihu Katz
(1974)
– Pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media
berusaha mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenhi
kebutuhannya.
8. Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa. Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. DeFluer (1976)
– Media massa diangap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses memelihara,
perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat, kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial.
– Kognitif: menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, agenda-setting, perluasan
sistem keyakinan masyarakat, penegasan/ penjelasan nilai-nilai.
– Afektif: menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan atau menurunkan dukungan moral.
– Behavioral: mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan, pembentukan isu tertentu atau
penyelesaiannya, menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas serta menyebabkan
perilaku dermawan.
RUANG LINGKUP
Kelman
1. Internalisasi
– Internalisasi terjadi bila orang menerima pengaruh karena perilaku yang
dianjurkan itu sesuai dengan sistem nilai yang dimilikinya. Kita menerima
gagasan, pikiran, atau anjuran orang lain karena gagasan, pikiran, atau anjuran
orang lain itu berguna untuk memecahkan masalah, penting dalam
menunjukkan arah, atau dituntut oleh sistem nilai kita.
– Internalisasi terjadi ketika kita menerima anjuran orang lain atas dasar rasional.
Misalnya kita berhenti merokok, karena kita ingin memelihara kesehatan kita
karena merokok tidak sesuai nilai-nilai yang kita anut.
2. Identifikasi
– Identifikasi terjadi bila individu mengambil perilaku yang berasal dari orang atau
kelompok lain karena perilaku itu berkaitan dengan hubungan yang mendefinisikan diri
secara memuaskan (satisfying self-defining relationship) dengan orang atau kelompok
itu. Hubungan yang mendefinisikan diri artinya memperjelas konsep diri.
– Individu mendefinisikan perannya sesuai dengan peranan orang lain, ia berusaha seperti
atau benar-benar menjadi orang lain. Dengan mengatakan apa yang ia katakan,
melakukan apa yang ia akukan, mempercayai apa yang ia percayai, individu
mendefinisikan dirinya sesuai dengan orang yang mempengaruhinya.
– Dimensi ethos yang paling relevan dengan identifikasi ialah atraksi (daya tarik
komunikator).
3. Ketundukan
– Ketundukan terjadi bila individu menerima pengaruh dari orang atau kelompok
lain karena ia berharap memperoleh reaksi yang menyenangkan dari orang atau
kelompok lain tersebut. Ia ingin memperoleh ganjaran atau menghindari
hukuman dari pihak yang mempengaruhinya.
– Orang menerima perilaku yang dianjurkan bukan karena mempercayainya,
tetapi karena perilaku tersebut membantunya untuk menghasilkan efek sosial
yang memuaskan.