Anda di halaman 1dari 19

AUTOIMUN 1

Amelia Devitha Ovestiani 1911E1047


Dzikra Wafa Yulianawati 1911E1036
Karmillah Septiani 1911E1051
Kusrini Dwi Putri 1911E1044
Verro Wanimbo 2011E1046
D3B ANALIS KESEHATAN
AUTOIMUN
✘ Autoimunitas adalah respon imun terhadap antigen tubuh sendiri yang disebabkan oleh mekanisme normal
yang gagal berperan untuk mempertahankan self-tolerance sel B, sel T atau keduanya.
✘ Respon imun terlalu aktif menyebabkan disfungsi umum, menyerang bagian dari tubuh tersebut dan
merupakan kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh yang membuat badan menyerang bagiannya sendiri.
✘ Sistem imunitas menjaga tubuh melawan pada apa yang terlihatnya sebagai bahan asing atau berbahaya.
Bahan seperti itu termasuk mikro-jasad, parasit (seperti cacing), sel kanker, dan malah pencangkokan
organ dan jaringan.

2
PENYAKIT AUTOIMUN
✘ Penyakit autoimun adalah penyakit dimana sistem kekebalan yang terbentuk salah mengidentifikasi benda
asing, dimana sel, jaringan atau organ tubuh manusia justru dianggap sebagai benda asing sehingga dirusak
oleh antibodi.
✘ Jadi adanya penyakit autoimun tidak memberikan dampak peningkatan ketahanan tubuh dalam melawan
suatu penyakit, tapi justru terjadi kerusakan tubuh akibat kekebalan yang dibentuk.
✘ Bahan yang bisa merangsang respon imunitas disebut antigen. Antigen adalah molekul yang mungkin
terdapat dalam sel atau diatas permukaan sel (seperti bakteri, vitus atau sel kanker). Beberapa antigen,
seperti serbuk sari atau makanan.
✘ Sistem imunitas bereaksi hanya terhadap antigen dari bahan asing atau berbahaya, tidak terhadap antigen
dari orang yang memiliki jaringan sendiri.
✘ Sistem imunitas kadang-kadang rusak, menterjemahkan jaringan tubuh sendiri sebagai antibodi asing
(disebut autoantibodi) atau sel imunitas menargetkan dan menyerang jaringan tubuh sendiri. Respon ini
disebut reaksi autoimun.

3
ETIOLOGI AUTOIMUN
1. Teori tentang terjadinya penyakit autoimun berubah-ubah.
a. Teori forbidden clones menurut Jerne dan Burnett.
Menurut teori Jerne dan Burnett, self antigen dalam sirkulasi yang sampai di sistem limfoid yang belum matang akan dikenal sebagai self
dan selanjutnya tidak terjadi respons imun terhadapnya (proses self tolerance). Menurut teori clonal selection dari Burnett, limfosit
autoreaktif yang kontak dengan self antigen selama ontogeny dihancurkan (clonal abortion).
Mekanisme tersebut merupakan pertahanan terhadap autoimunitas. Namun pada kenyataannya orang normal memiliki limfosit yang dapat
bereaksi dengan self–antigen, jika ada sel–sel yang lepas dari clonal abortion. Limfosit imunokompeten tersebut dapat dirangsang oleh
antigen tertentu sehingga berploriferasi dan berdiferensiasi menjadi klon sel yang dapat membentuk antibodi dan sel-sel memori. Klon
yang dapat meloloskan diri dari proses self tolerance atau timbul kembali akibat mutasi disebut Forbidden clones.

b. Rangsangan molekul Poliklonal


Autoimunitas dapat terjadi oleh karena molekul poliklonal seperti virus Epstein–Bar (EBV) atau lipopolisakarida (LPS) dapat
merangsang sel B secara langsung dan menimbulkan autoimunitas. Beberapa reaksi autoimun diduga terjadi akibat respons terhadap
antigen yang mempunyai reaksi silang dengan mikroorganisme yang masuk badan. Antibodi yang dibentuk terdiri atas berbagai
autoantibodi.

4
c. Kegagalan Auroregulasi
Diketahui terdapat juga limfosit B yang self-reactive, namun kenyataannya penyakit autoimun merupakan lebih banyak kekecualian. Hal
ini ditunjang teori immunoregulation yang mempertahankan homeostasis. Sehingga terdapat anggapan bahwa gagalnya sistem
pengontrolan yang menimbulkan respons terhadap antigen sendiri. Pengawasan beberapa sel autoreaktif diduga bergantung pada sel Ts.
Bila terjadi kegagalan sel Ts atau bila autoantigen bergabung dengan molekulIa, maka sel Th dapat dirangsang sehingga mengakibatkan
autoimunitas. Penyakit autoimun baru terjadi bila reaksi autoimun mengakibatkan kerusakan jaringan patologik.

d. Sequstered Antigen
Sequstered antigen adalah antigen sendiri yang karena letak anatominya, tidak terpajan dengan sel B atau sel T dari sistem imun. Pada
keadaan normal sequestered antigen dilindungi dan tidak ditemukan untuk dikenal sistem imun. Perubahan anatomik dalam jaringan
seperti inflamasi, dapat memajankan sistem imun yang tidak terjadi pada keadaan normal. Sebagai contoh adalah protein lensa
intraocular, sperma dan Myelin Basic Protein.

5
2. Peran Genetik Pada Autoimunitas.
Peran genetik pada penyakit autoimun melibatkan gen multiple. Namun demikian defek sejumlah gen tunggal dapat juga menimbulkan
autoimunitas. Studi keluarga atau kembar menunjukkan kontribusi genetik dalam semua penyakit autoimun dan autoimunitas sub klinis
yang lebih sering ditemukan pada anggota keluarga.

3. Faktor Lingkungan Yang Berperan Pada Autoimunitas


Beberapa faktor lingkungan dapat memicu autoimunitas seperti mikroba, hormon, radiasi UV, obat dan logam.
a. Mikroba
Hubungan antara infeksi mikroba dapat berupa virus ataupun bakteri dengan autoimunitas disebabkan karena adanya kemiripan
(mimicracy). Berbagai virus berhubungan dengan berbagai penyakit autoimun yang mengenai sendi.

6
b. Hormon
Studi epidemiologi menemukan bahwa wanita lebih cenderung menderita penyakit autoimun dibanding pria. Selain itu, wanita
pada umumnya memproduksi antibodi lebih banyak dibandingkan pria yang biasanya merupakan respons proinfalmasi Th1.
Kehamilan sering disertai dengan memburuknya penyakit terutama artritis rheumatik dan relaps sering terjadi setelah melahirkan.

c. Radiasi UV
Pajanan dengan radiasi Ultraviolet (biasanya sinar matahari) diketahui merupakan pemicu inflamasi kulit dan kadang LES.
Radiasi UV dapat menimbulkan modifikasi struktur radikal bebas self antigen yang meningkatkan imunogenitas.

d. Logam
Berbagai macam logam seperti Zn, Cu, Cr,Pb, Cd,Pt, perak dan silikon diduga dapat menimbulkan efek terhadap sistem imun,
baik in vitro maupun in vivo dan kadang serupa autoimunitas.

7
MEKANISME AUTOIMUN
 Autoimun Terjadi Saat Respon Imun Adaptif Menyerang Sel-antigen.
 Mekanisme Autoimun Selanjutnya Diikuti Dengan Aktivitas Sejumlah Besar Sel T. Seluruh Sel T Teraktivasi
Dikontrol Oleh Sel T Regulators Atau Tregs. Tregs Memiliki Kelemahan Yaitu Selektivitas Dan Stabilitas Yang
Rendah
 Pada Umumnya, Sistem Kekebalan Tubuh Dapat Membedakan Antar Antigen Diri (Self Antigen) Dan Antigen Asing.
Apabila Sistem Kekebalan Gagal Membedakan Antara Antigen Asing, Maka Terjadi Pembentukan Sistem Kekebalan
(Limfosit T Dan B) Yang Membuat Respon Sistem Kekebalan Memakan Atau Melawan Antigen Self Yang
Seharusnya Dilindunginya (Reaksi Autoimun)

8
9
PENYEBAB AUTOIMUN
Reaksi autoimun dapat dicetuskan oleh beberapa hal :
a. Senyawa yang ada di badan yang normalnya dibatasi di area tertentu (disembunyikan dari sistem kekebalan tubuh) dilepaskan
kedalam aliran darah. Misalnya, pukulan ke mata bisa membuat cairan di bola mata dilepaskan ke aliran darah. Cairan merangsang
sistem kekebalan tubuh untuk mengenali mata sebagai benda asing dan menyerangnya.
b. Senyawa normal di tubuh berubah. Misalnya oleh virus, obat, sinar matahari, atau radiasi. Bahan senyawa yang berubah mungkin
kelihatannya asing bagi sistem kekebalan tubuh. Misalnya virus bisa menulari dan demikian mengubah sel di badan. Sel yang
ditulari virus merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menyerangnya.
c. Senyawa asing yang menyerupai senyawa badan alami mungkin memasuki badan. Sistem kekebalan tubuh dengan kurang hati-hati
dapat menjadikan senyawa badan mirip seperti bahan asing sebagai sasarannya. Misalnya, bakteri penyebab sakit kerongkongan
mempunyai beberapa antigen yang mirip dengan sel jantung manusia. Jarang terjadi, sistem kekebalan tubuh dapat menyerang
jantung sesudah sakit kerongkongan (reaksi ini bagian dari demam rheumatik).
d. Sel yang mengontrol produksi antibody. Misalnya limfosit B (salah satu sel darah putih) mungkin rusak dan menghasilkan antibodi
abnormal yang menyerang beberapa sel badan.
e. Keturunan mungkin terlibat pada beberapa kekacauan autoimun. Pada orang yang rentan, satu pemicu seperti infeksi virus atau
kerusakan jaringan, dapat membuat kekacauan berkembang. Fakor humoral juga mungkin dilibatkan, karena banyak kekacauan
autoimun lebih sering terjadi pada wanita.

10
GEJALA PENYAKIT
AUTOIMUN
✘ Kelelahan ✘ Pembengkakan Kehilangan koordinasi
✘ Depresi ✘ Ruam
✘ Kehilangan otot ✘ Tubuh sakit
✘ kram ✘ Tremor
✘ Irritability ✘ Kelelahan
✘ Keringat berlebihan ✘ Kehilangan nafsu makan
✘ Insomnia

11
berkontribusi pada
perkembangan penyakit
autoimun
1. Genetik, yaitu haplotipe HLA tertentu meningkatkan risiko penyakit autoimun.
2. Kelamin (gender), yaitu wanita lebih sering daripada pria.
3. Infeksi, yaitu virus Epstein-Barr, mikoplasma, streptokok, Klebsiella, malaria, dll, berhubungan dengan beberapa penyakit
autoimun;
4. Sifat autoantigen, yaitu enzim dan protein (heat shock protein) sering sebagai antigen sasaran dan mungkin bereaksi silang
dengan antigen mikroba;
5. Obat-obatan, yaitu obat tertentu dapat menginduksi penyakit autoimun;
6. Umur, yaitu sebagian besar penyakit autoimun terjadi pada usia dewasa.

12
KLASIFIKASI PENYAKIT
AUTOIMUN
1. Khas organ (organ specific) dengan pembentukan antibodi yang khas organ.
Contoh :
• Thiroiditis, dengan auto-antibodi terhadap tiroid;
• Diabetes Mellitus, dengan auto-antibodi terhadap pankreas
• Sclerosis multiple, dengan auto-antibodi terhadap susunan saraf
• Penyakit radang usus, dengan auto-antibodi terhadap usus.

2. Bukan khas organ (non-organ specific), dengan pembentukan auto antibodi melibatkan lebih dari satu organ.
Contoh :
Systemic lupus erythemathosus (SLE), arthritis rheumatika, vaskulitis sistemik dan scleroderma, dengan auto-antibodi terhadap
berbagai organ.

13
1. PENYAKIT AUTOIMUN DIMEDIASI OLEH ANTIBODI DAN KOMPLEKS
IMUN Organ-spesifik penyakit autoimun :
1) Autoimun hemolitikanemia
2) Autoimun trombositopenia
3) Myasthenia gravis
4) Penyakit Graves
5) GoodpastureSindrom  paru paru dan ginjal
 Sistemik penyakit autoimun : Lupus eritematosussistemik (SLE)
 Penyakit yang disebabkan oleh autoimunitas atau reaksi terhadap antigen mikroba : Polyarteritis nodosa

2. PENYAKIT AUTOIMUN
DIMEDIASI OLEH
 Organ-spesifik SELautoimun
penyakit T
1) Tipe 1 diabetes mellitus
2) Multiple sclerosis penyakit sistem saraf yang mempengaruhi otak dan sumsum tulang

14
 Sistemik penyakit autoimun
1) Rheumatoid arthritis
2) Sistemik sclerosispenyakit jaringan ikat yang tidak diketahui penyebabnya ditandai oleh fibrosis kulit & organ visceral
serta kelainan mikrovaskuler
3) Sjogren syndrome

 Penyakit yang disebabkan oleh autoimunitas atau reaksi terhadap antigen mikroba
1) Penyakit radang usus (penyakit Crohn, ulcerative colitis)
2. Inflamasi myopathiesgangguan endokrin, gangguan metabolik, infeksi otot atau inflamasi : obat-obatan karena Mutasi
dalam gen

15
GEJALA DAN JENIS PENYAKIT AUTOIMUN
Jenis Penyakit Jaringan Yang Terkena Gejala

Anemia Hemolitik Autoimun

• Merasa penat, lemah dan sakit kepala


ringan.
Sel darah merah
• Limfa mungkin membesar.
• Anemia hebat dan fatal.

Bulbus Pemhigoid

• Lepuh besar
Kulit
• Gatal biasa

16
Sindrom Goodpasture
• Napas pendek
• Batuk berdarah
Paru-paru dan ginjal • Merasa penat
• Bengkak
• Gatal

Rheumatoid arthris • Demam


• kepenatan
• rasa sakit nyeri sendi
• kekakuan sendi dan bentuk sendi
Sendi atau jaringan lain seperti
rusak
jaringan paru-paru, saraf, kulit dan
• Nafas pendek
jantung
• kehilangan sensasi
• kelemahan
• rasa sakit dada dan bengkak
dibawah kulit

17
Systemic Lupus Erythematosus (Lupus) Gelaja anemia, seperti :
• Sendi
• Kepenatan
• Ginjal
• Kelemahan
• Kulit
• Mengacaukan ginjal paru-paru dan
• Paru-paru
jantung
• Jantung
• Pendeknya nafas
• Otak
• Gatal
• Sel darah
• Rasa sakit dada

Penyakit graves
• Detak jantung cepat
• Tidak tahan panas
Kelenjar tiroid • Tremor
• Kehilangan berat badan
• Kecemasan

Multipe sclerosis
• Sel tidak bisa meneruskan sinyal syaraf
seperti biasanya
• Kelemahan
Otak dan spinal cord
• Sensasi abnormal
• Masalah dengan pandangan
• Kekejangan otot.

18
THANKS!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai