Anda di halaman 1dari 21

REFERAT

RETINOPATI DIABETIK

Disusun Oleh:
Maria Agavina Septy Putri, S. Ked
NIM. FAA 118 009

Pembimbing:
dr. Rosmaryati Manalu, Sp.M

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya
Bagian Kesehatan Mata RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
2019
Pendahuluan
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronik
degeneratif, yang ditandai dengan tingginya kadar gula
dalam darah (hiperglikemia).

Komplikasi DM yang paling sering terjadi salah satunya


adalah Retinopati Diabetik (RD).

Retinopati Diabetik (RD)  salah satu komplikasi


kronis DM yang merupakan penyebab utama gangguan
penglihatan dan kebutaan pada penderita DM.
Tinjauan Pustaka
Anatomi
Retina
Lapisan
Retina
Retinopati diabetik  kelainan retina
Definisi yang ditemukan pada penderita
diabetes melitus, yang merupakan suatu
mikroangiopati progresif yang
ditandai dengan kerusakan dan
sumbatan pembuluh darah halus
Etiologi
yang meliputi arteriol, prekapiler
retina, kapiler dan vena.
Epidemiologi
Retinopati diabetik menempati urutan ke-4 penyebab kebutaan
secara global setelah katarak, glaukoma, dan degenerasi makula
Prevalensi RD di seluruh dunia pada pasien dengan DM tipe 1
adalah 77,3% dan dengan tipe 2 adalah 25,1%.
Di Indonesia, prevalensi RD dan kebutaan pada orang dewasa
Indonesia dengan diabetes tipe 2 pada 2017 adalah 42%.
Resiko mengalami retinopati pada pasien diabetes meningkat
sejalan dengan lamanya diabetes.
Faktor Resiko

 Durasi Diabetes
 Hipertensi
 Hiperlipidemia
 Kehamilan
Patofisiologi
Tanda dan gejala Tanda dan gejala
subjektif objektif
• Penglihatan kabur • Mikroaneurisma
• Penglihatan ganda • Dilatasi vena
• Penglihata tiba-tiba • Retinal nerve fiber layer haemorrhage
menurun (flame shapped),Intraretinal
• Melihat lingkaran-lingkaran haemorrhages, Dot-blot haemorrhage.
cahaya • Hard exudates
• Melihat bintik gelap dan • Soft exudates (cotton wool patches)
cahaya kelap-kelip • Edema macula
• Neovaskularisasi
Klasifikasi Retinopati Proliferatif

• Retinopati non proliferatif dapat


Retinopati Non Proliferatif
berkembang menjadi retinopati
proliferatif
Merupakan stadium awal dari
• Retinopati diabetik proliferatif
proses penyakit ini ditandai
ditandai dengan neovaskularisasi
dengan timbulnya tonjolan kecil
(pertumbuhan) pembuluh darah
pada pembuluh darah
baru yang rapuh
(mikroaneurisma), perdarahan
• .Pembuluh darah yang abnormal ini
intraretina, gambaran
mudah pecah, sehingga dapat
manik-manik pada vena (venous
terjadi perdarahan vitreus yang
beading), dan bercak-bercak
nantinya dapat menggangu
cotton wool.
penglihatan.
Funduskopi pada NPDR.
Mikroneurisma, hemorrhages
intraretina (kepala panah
terbuka), hard exudates
merupakan deposit lipid pada
retina (panah), cotton-wool
spots menandakan infark
serabut saraf dan eksudat
halus (kepala panah hitam).
Diagnosis
Anamnesis
• Pada tahap awal retinopati DM tidak didapatkan keluhan.
• Pada tahap lanjut dari perjalanan penyakit ini, pasien dapat
mengeluhkan penurunan ketajaman penglihatan serta
pandangan yang kabur.
• Lamanya menderita diabetes
• Keadaan medis lain (misalnya obesitas, gangguan ginjal,
hipertensi sistemik, pemeriksaan serum lipid, kehamilan)
Pemeriksaan Penunjang ...diagnosis
01 Ophtalmoscopy

02 Fundus photograpy

03 Optical coherence tomography (OCT)

Angiografi fluoresensi fundus (Fundus


04
Fluorescein Angiography (FFA)

05 B-scan Ultrasonografi

Pemeriksaan glukosa puasa dan


06 Hemoglobin A1c (HbA1c)
Tatalaksana
Kontrol Glukosa Darah dan Hipertensi
Pemeriksaan mata rutin
Terapi farmakologis:
 Triamcinolone
 Bevacizumab (Avastin)
 Ranibizumab

Terapi laser fotokoagulasi


Vitrektomi
Diet
Aktivitas
Komplikasi Prognosis
• Rubeosis iridis progresif • Kontrol optimum glukosa
• Glaukoma neovaskular darah (HbA1c < 7%) dapat
• Perdarahan vitreus rekuren mempertahankan atau
• Kebutaan menunda retinopati.
• Tanpa pengobatan,
Detachment retinal tractional
dan edema macula
dapat menyebabkan
kegagalan visual yang berat
atau kebutaan.
Kesimpulan
• Retinopati diabetik  kelainan retina (retinopati) yang ditemukan pada
penderita diabetes melitus.
• Retinopati diabetik dapat diklasifikasikan menjadi Retinopati Diabetika Non
Proliferatif (RDNP) dan Retinopati Diabetika Proliferatif (RDP).
• Untuk menegakan diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan yaitu dengan
menggunakan Ophtalmoscopy Optical coherence tomography (OCT),
funduscopy, Angiografi fluoresensi fundus (FFA) dan B-scan Ultrasonografi.
• Dengan kontrol optimum glukosa darah (HbA1c < 7%) dapat
mempertahankan atau menunda retinopati. Tanpa pengobatan,
Detachment retinal tractional dan edema macula dapat menyebabkan
kegagalan visual yang berat atau kebutaan.
Daftar Pustaka
• Cai X, McGinnis JF. Diabetic Retinopathy: Animal Models, Therapies, and
Perspectives. J Diabetes Res. 2016. 2016:3789217. [Medline]. [Full Text].
• Zhang X, Saaddine JB, Chou CF, Cotch MF, Cheng YJ, Geiss LS, et al.
Prevalence of diabetic retinopathy in the United States, 2005-2008. JAMA.
2010 Aug 11. 304(6):649-56. [Medline]. [Full Text].
• WHO, 2016. Global Report On Diabetes. Dikutip dari
www.who.int/diabetes/globalreport/
• Sasongko M.B., Widyaputri F, Agni AN, Wardhana FS, Kotha S, Gupta P,
Widayanti TW, Haryanto S, Widyaningrum R, Wong TY, Kawasaki R, Wang
JJ., 2017. Prevalence of Diabetic Retinopathy and Blindness in Indonesian
Adults With Type 2 Diabetes.
• Netter FH, Atlas of Neuroanatomy and Neurophysiology, 2002, Comtan: U.S.A
• Bragge P, Gruen RL, Chau M, Forbes A, Taylor HR. Screening for Presence or
Absence of Diabetic Retinopathy: A Meta-analysis. Arch Ophthalmol. 2011 Apr.
129(4):435-44. [Medline].
• Abdhish R Bhavsar, MD Adjunct Assistant Professor. Retinophaty Diabetic workup. 2018.
Department of Ophthalmology, University of Minnesota Medical School; Director of Clinical
Research, Retina Center, PA; Past Chair, Consulting Staff, Department of Ophthalmology,
Phillips Eye Institute. Available on : https://emedicine.medscape.com/article/1225122-overview
• Wu L, Loaiza PF, Sauma J, Bogantes EH, Masis M. Classification of diabetik retinopathy and
diabetik makular edema. World J Diabetes. 2013;4(6):290–294
• Ito A, Kunikata H, Yasuda M, et al. The Relationship between Peripheral Nerve Conduction
Velocity and Ophthalmological Findings in Type 2 Diabetes Patients with Early Diabetic
Retinopathy. J Ophthalmol. 2018. 2018:2439691. [Medline]. [Full Text].
• Lu L, Jiang Y, Jaganathan R, Hao Y. Current Advances in Pharmacotherapy and Technology for
Diabetic Retinopathy: A Systematic Review. J Ophthalmol. 2018. 2018:1694187. [Medline]. 
[Full Text].
• Baker CW, Jiang Y, Stone T. Recent advancements in diabetic retinopathy treatment from the
Diabetic Retinopathy Clinical Research Network. Curr Opin Ophthalmol. 2016 May. 27 (3):210-
6. [Medline]. [Full Text].
• Wells JA, Glassman AR, Ayala AR, et al. Aflibercept, bevacizumab, or ranibizumab for diabetic
macular edema. N Engl J Med. 2015 Mar 26. 372(13):1193-203. [Medline].
• Vaughan & Asbury. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC 2009.
• Ilyas HS. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2010.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai