Anda di halaman 1dari 10

PR TINJAUAN PUSTAKA

EXTENDED PHENOTYPING PADA


PELAYANAN DARAH
Divisi Hematologi Klinik
dr. Khairunnissa
dr. Leni Lismayanti, Sp.PK(K)
1. Bagaimana cara interpretasi hasil pemeriksaan extended
phenotyping? (dr. Nina Tristina, Sp.PK(K), MKM)

a. Skrining Antibodi

Positif: terdapat antibodi dalam serum


Negatif: tidak terdapat antibodi dalam serum

Contoh Sel Panel Primer


L A N G K A H - L A N G K A H CA RA M EL A K U K A N
I N T E RP RETA SI H A S I L E XT EN D E D P H E NO T Y PI NG

• Melakukan eksklusi atau rule-out


• Tandai atau lingkari jenis antigen yang tidak ada coretan, lihat
kolom E, K, Kpa (Kell), Jka (Kidd), Fya (Duffy) dan Lua
(Lutheran)
• Pertimbangkan jenis antibodi yang mungkin reaktif pada masing-masing fase pemeriksaan.
Pada kasus ini, antibodi reaktif pada fase AHG (perhatikan kolom AHG). Antibodi yang
bereaksi baik pada fase AHG adalah antibodi kelas IgG. Termasuk antibodi kelas IgG adalah
antibodi Rhesus, Kell, Kidd, Duffy dan Ss
• Lakukan teknik inklusi dengan mencocokkan pola reaksi yang positif pada hasil pemeriksaan
dengan pola antigen pada panel. Pada contoh ini reaksi yang sesuai dengan hasil pemeriksaan
adalah antigen Fya (Duffy)
• Lakukan pengecekan apakah The 3 and 3 rule atau rule of three terpenuhi. Artinya
minimal ada 3 sel yang positif dan 3 sel yang negatif pada pola antigen sel panel. Pada
contoh ini untuk antigen Fya (Duffy) ada 7 sel yang positif dan 4 negatif, antinya The 3
and 3 rule terpenuhi.
• Melakukan uji statistik untuk memastikan bahwa pola reaksi yang didapatkan
bukan hanya suatu kebetulan saja. Uji statistik yang bisa dilakukan adalah The
Fischer Exact Test untuk menentukan P value (Probability). Nilai P< 0,05
menyatakan hasil valid.
Kesimpulan: P< 0,05 sehingga hasil dinyatakan valid. Pasien
memiliki antigen Fya (Duffy)
2. Berapa persen hasil extended phenotyping yang positif dari proses skrining antibodi ? (Dr. Agnes
Rengga Indrati, dr., SpPK(K), M.Kes)
• Menurut jurnal “The Impact of Extended Typing on Red Blood Cell Alloimmunization in Transfused
Patients” yang melakukan penelitian secara retrospektif observasional kejadian alloimmunization yang
diakibatkan transfusi pada tahun 2005-2008 dan 2013-2015. Pada tahun 2005-2008 dari total 138 pasien
dengan hasil skrining antibodi positif hasil extended phenotyping menunjukan positif pada 126 (52,3%)
pasien, terdapat 9 (7,1%) dari 126 pasien yang teridentifikasi multiple antibodies. Sedangkan pada tahun
2013-2015 dari total 116 pasien dengan hasil skrining antibodi positif hasil extended phenotyping
menunjukan positif pada 96 (82%) pasien, terdapat 22 (18,9%) dari 96 pasien yang teridentifikasi multiple
antibodies.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai