Anda di halaman 1dari 22

NATURAL HISTORY OF DISEASE & A-H-

E INTERACTION

Oleh :
Oliva Virvizat Prasastin, M.P.H
NATURAL HISTORY OF DISEASE
 Agent  penyebab
 Host  pejamu

 Environment lingkungan

 Riwayat alamiah penyakit (natural history of disease)


adalah deskripsi tentang perjalanan waktu dan
perkembangan penyakit pada individu, dimulai sejak
terjadinya paparan (eksposured) dengan agen kausal
hingga terjadinya akibat penyakit (kesembuhan, cacat
atau kematian) tanpa terinterupsi oleh suatu intervensi
preventif maupun terapetik (CDC, 2010)
 Proses perjalanan penyakit dilihat dari gambar diatas :
1. Tahap Pre – Patogenesis/Fase Rentan (Stage of
Susceptibility)
2. Fase Sub Klinis (Asimptomatis)
3. Fase Klinis (stage of Clinical Disease)
4. Fase Akhir (Penyembuhan, Kecacatan atau Kematian)
1. TAHAP PRE – PATOGENESIS/FASE
RENTAN (STAGE OF SUSCEPTIBILITY)
 Terjadi interaksi antara host (pejamu), bibit penyakit (agent)
dan lingkungan (environment). Interaksi di luar tubuh manusia.

 Dimulai dg terpaparnya individu sebagai pejamu yg rentan


(suseptibel) oleh agen kausal (penyebab).

 Penyakit belum ditemukan, daya tahan tubuh host (pejamu)


masih kuat meskipun sudah terancam dengan adanya interaksi
tersebut (kondisi masih sehat).

 Meliputi orang-orang sehat, tetapi mempunyai faktor risiko atau


predisposisi terkena penyakit.
 Paparan (exposure) adalah kontak atau kedekatan (proximity) dengan sumber agen
penyakit. Konsep paparan berlaku untuk penyakit infeksi dan non infeksi.

 Contoh :
1. Paparan viris Hepatitis B (HBV) dapat menginduksi terjadinya hepatitis B.
2. Paparan stres terus menerus dapat menginduksi terjadinya neurosis.
3. Paparan radiasi menginduksi terjadinya mutasi DNA dan meyebabkan kanker

 Induksi merupakan aksi yang mempengaruhi terjadinya tahap awal suatu hasil (proses
patologis).

 Jika terdapat tempat penempelan (attachment) dan jalan masuk sel (cell entry) yang tepat
maka paparan agen infeksi dapat menyebabkkan invasi age infeksi dan terjadi infeksi.

 Agen infeksi melalkukan multiplikasi yg mendorong terjadinya proses perubahan


patologis tanpa penjamu menyadarinya.

 Periode waktu sejak infeksi hingga terdeteksinya infeksi melalui tes


laboratorium/skrining disebut dengan “window period”. Selama dalam proses ini maka
individu telah terinfeksi sehingga dapat menularkan penyakit meski secara lab belum
etrdeteksi. Contoh : HIV
2. FASE SUB KLINIS (PRE-SYMPTOMATIC)

 Disebut juga tahap inkubasi/laten (Stage of pre


symtomatic disease)

 Telah terjadi infeksi, akan tetapi belum menunjukkan


gejala (symptom) dan belum terjadi gangguan fungsi
organ.

 Time of inkubasi adalah  dimulainya dan masuknya


bibit penyakit (agent) hingga sesaat sebelum timbulnya
gejala.
 Selanjutnya terjadi proses promosi pada tahap pre-klinis 
keadaan patologis yg irreversibel dan asimtomatis
ditingkatkan derajatnya menjadi keadaan dengan manifestasi
klinis.

 Waktu yang dibutuhkan sejak penyakit terdeteksi oleh


skrining sampai dengan timbulnya manifestasi klinik disebut
“ Sojourn Time” atau “Detectable Preclinical Period”

 Waktu yang diperlukan mulai dari paparan agen kausal


hingga timbulnya manifestasi klinis disebut masa inkubasi
(penyakit infeksi) atau masa laten (penyakit kronis). Pada
fase ini belum menampakkan tanda dan gejala klinis disebut
fase sub klinis (asimtomatis)
3. FASE KLINIS (STAGE OF CLINICAL DISEASE)

 Adalah kondisi ketika telah tejadi perubahan fungsi organ yang


terkena dan menimbulkan gejala.

 Manifestasi klinis bervariasi spektrum penyakit yaitu variasi


tingkatan simptom dan gejala penyakit menurut intensitas
infeksi atau penyakit pada penderitanya (ringan, sedang,
berat)biasanya disertai dengan komplikasi pada organ vital.

 Dilihat dari munculnya gejala penyakit, host sudah merasa sakit


(masih ringan)  penderita masih dapat melakukan aktivitas
(tidak berobat)  kemungkinan2 : (1) Jika tigkat pengetahuan
dan pendidikan rendah maka akan memperparah kesakitannya
(2) bahaya meluas di masyrakat (wabah atau KLB).
 Tahap selanjutnya merupakan tahap saat akibat dari penyakit
mulai terlihat
 Penyakit bertambah hebat.

 Penderita tidak bisa lagi melakukan pekerjaan.

 Jika menjalani pengobatan diharuskan untuk badrest.

Fase Akhir (Penyembuhan, Kecacatan atau Kematian)


 Manifestasi klinis kemudian diekspresikan yang
menghasilkan hasil akhir bahwa penyakit tersebut baik,
sembuh, remisi, perubahan berat penyakit, komplikasi,
rekurens, relaps, sekuele, disfungsi sisa, cacat atau kematian.

 Periode waktu untuk mengekspresikan penyakit klinis hingga


terjadi hasil akhir penyakit disebut durasi penyakit.
 Ukuran yg menunjukkan kemampuan agen penyakit
untuk mempengaruhi riwayat alamiah penyakit sebagai
berikut :
 1) Infektivitas  kemampuan agen penyakit untuk
menyebabkan terjadinya infeksi.
 2) Patogenesis  kemampuan agen penyakit untuk
menyebabkan penyakit klinis.
 3) Virulensi  kemampuan agen infeksi menyebabkan
keparahan (severety)
A-H-E INTERACTION
 Salah satu dari konsep atau model untuk menerangkan
Riwayat Alamiah Penyakit adalah Triad Epidemiologi.

 Faktor utama yg berperan :


1. Agent (Penyebab)
2. Host (Pejamu)
3. Environment (Lingkungan)
1. FAKTOR AGENT (PENYEBAB)
 Menjadi agent karena keberadaannya yang berlebihan atau kekurangan
dari jumlah normal.

 Berupa unsur (elemen), zat (substance)atau kekuatan (force) baik hidup


(animate) maupun tak hidup (inanimate).

 Macam-macam agent (5) :


1. Penyebab Biologi  metazoa, protozoa, fungi, bakteria riketsia dan
virus
2. Penyebab bahan makanan  karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral, dan air
3. Penyebab bahan kimiawi  defisiensi iodium dan flour
4. Penyebab fisik  tekanan atmosfir udara, suhu, kelembaban, cahaya,
radiasi, getaran,dll
5. Penyebab mekanik luka tumpul, luka tusuk, dislokasi, fraktur
2. FAKTOR HOST (PEJAMU)
 Ciri pejamu yang berperan penting dalam natural history
of disease :
1. Ciri Biologis  dibawa sejak lahir atau pembawaan :
umur, jenis kelamin, ras, keturunan, kondisi biologis,
dlsb.
2. Ciri Sosiologis  lingkungan dimana pejamu berada :
tingkat sosila, pendidikan, pekerjaan, adat istoadat,
kebiasaan, perilaku, dlsb.
3. FAKTOR ENVIRONMENT
(LINGKUNGAN)
 Lingkungan  kumpulan dari segala kondisi dan
pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan dari organisme (manusia, perilaku dan
masyarakatnya)

 Konsep ekologis  memandang bahwa suatu penyakit


timbul sebagai akibat ketidak seimbangan antara
organisme yg hidup dg lingkungan yg ada.

 Lingkup definisi lingkungan : fisik, biologik,


sosiokultural dan ekonomik.
INTERAKSI AGENT-ENVIRONMENT
 Dipengaruhi langsung oleh keadaan lingkungan tanpa
memperhatikan ciri atau kondisi host-nya (pre-pathogenese
bahkan ke pathogenese).
 Contoh : viabilitas (daya tahan hidup) kuman ---suhu, cahaya,
dll

INTERAKSI AGENT-HOST
 Dalam kondisi agent berhasil masuk dan secara efektif
bertambah baik secara kuantitas ataupun powernya dan
memasuki masa inkubasi, sign dan symptoms muncul
tergantung dari daya tahan host (kematian, kronis, komplikasi,
squelle, latent, carrier, convalescence, sembuh total).
INTERAKSI HOST-ENVIRONMENT

 Dipengaruhi langsung oleh faktor lingkungan pada fase


pre-pathogenese.
 Contoh : kondisi lingkungan fisik yg tidak ramah, suhu yg
sangat tinggi atau rendah,dll
INTERAKSI AGENT-HOST-ENVIRONMENT
 Di dalam situasi dan kondisi seperti ini penyebab
(agent), pejamu (host) dan lingkungan (environment)
berinteraksi dan saling mempengaruhi yang satu
terhadap yg lainnya untuk memulai terjadinya proses
penyakit (terbentuknya stimulus dalam fase2 pre-
pathogene) dan bisa berlanjut sampai penyakit.

Anda mungkin juga menyukai