Anda di halaman 1dari 28

TAUHID DAN URGENSINYA

BAGI KEHIDUPAN MANUSIA


A. PENGERTIAN TAUHID
Menurut bahasa :
“Menjadikan sesuatu itu satu”.
menurut istilah syar’i :
“Peng-esa-an terhadap Allah swt deg sesuatu yg
khusus bagi-Nya, baik dlm uluhiyyah-Nya,
rububiyyah-Nya, asma’ dan sifat-Nya”.
Dari definisi ini, tauhid dpt dibagi:
1. Tauhid Rububiyyah,
2. Tauhid Uluhiyyah,
3. dan Tauhid Asmaa’ wa Shifaat Allah.
1. Tauhid Rububiyyah
“Suatu keyakinan yang pasti bahwa Allah swt satu-
satunya pencipta, pemberi rizki, menghidupkan dan
mematikan, serta mengatur semua urusan makhluk-
makhluk-Nya tanpa ada sekutu bagi-Nya”.
Dalil yang menunjukkan Tauhid Rububiyyah ini
diantaranya firman Allah subhaanahu wa ta’ala :

َ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم‬


‫ين‬
”Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”
[QS. Al-Fatihah : 2].
2. Tauhid Uluhiyyah
“Pengesaan Allah swt dalam hal ibadah dengan
penuh ketaatan dan rendah diri serta cinta pada
setiap peribadatan tanpa menyekutukan-Nya dengan
sesuatu apapun”.
Dalil tentang Tauhid Uluhiyyah di antaranya adalah
firman Allah subhaanahu wa ta’ala:
‫ب ْال َعالَ ِمي‬
ِّ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َر‬
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”
[QS. Al-Fatihah : 2].
Lafadh Allah maknanya adalah Al-Ma’luh (yang
disembah) dan Al-Ma’bud (Yang diibadahi).
Firman Allah :
ُ ‫َّاك نَ ْستَ ِع‬
‫ين‬ َ ‫ك نَ ْعبُ ُد َوِإي‬ َ ‫ِإيَّا‬
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah
dan hanya kepada Engkaulah kami mohon
pertolongan”
[QS. Al-Fatihah : 5].
Kemudian juga firman-Nya :
َ ُ‫ين ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّق‬
‫ون‬ َ ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ ا ْعبُ ُدوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم َوالَّ ِذ‬
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah
menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa”.
[QS. Al-Baqarah : 21].
3. Tauhid Asmaa’ wa Shifat
“Berkeyakinan dng keyakinan yg pasti ttg nama
Allah, sifat dan perbuatan-Nya yg termuat dlm
Alquran dan As-Sunnah, tanpa merubah/
menolak/menanyakan bagaimana
hakekatnya/menyerupakan dng makhluk-Nya”.
Dalil tentang Tauhid Asmaa’ wa Shifaat :

‫قُ ِل ا ْد ُعوا هَّللا َ َأ ِو ا ْد ُعوا الرَّحْ َم َن َأيًّا َما تَ ْد ُعوا فَلَهُ األ ْس َما ُء ْال ُح ْسنَى‬
Katakanlah: "Serulah Allah/serulah Ar-Rahman.
Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia
mempunyai al asmaaulhusna (nama yg terbaik)”
[QS. Al-Israa’ : 110].
Juga firman-Nya :
‫هَلْ تَ ْعلَ ُم لَهُ َس ِميًّا‬
”Apakah kamu mengetahui ada seorang yang
sama dengan Dia)?”
[QS. Maryam : 65].
Juga firman-Nya :

‫هَّللا ُ ال ِإلَهَ ِإال هُ َو لَهُ األ ْس َما ُء ْال ُح ْسنَى‬

Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak


disembah) melainkan Dia, Dia mempunyai al
asmaulhusna (nama-nama yang baik)”
[QS. Thaha : 8].
B. MAKNA KALIMAT LAA ILAAHA ILLA ALLAH

DAN KONSEKUENSINYA DALAM KEHIDUPAN

Kalimat Laa ilaaha illallah  adalah pondasi islam


dimana bangunan islam dibangun diatasnya.
Kalimat ini memiliki makna agung dan
konsekuensi besar yang wajib ditunaikan oleh
setiap yg pengucapnya. Oleh karena itu, setiap
dari kita wajib mengetahui, memahami, dan
mengamalkan kandungannya.
Laa ilaaha illallah memiliki 2 rukun yaitu:
1. an nafyu (peniadaan)
2. al itsbat (penetapan).
1. An nafyu ditunjukkan pada kalimat ’Laa
ilaaha’, yang artinya meniadakan semua
peribadahan kepada selain Allah.
2. Al itsbat ditunjukkan pada kalimat
Illallah’, yang artinya menetapkan
bahwa hanya Allah saja yang berhak
diibadahi, tidak ada sekutu bagiNya.
makna Laa ilaaha illallah adalah laa
ma’buda bi haqqin illallah, yang artinya
tidak ada sesembahan yang benar dan
berhak diibadahi kecuali Allah semata. (QS.
Luqman:30)
Konsekuensi Syahadat Laa ilaaha illallah
Wajib bg setiap muslim utk mengikhlaskan
semua bentuk ibadah dan menggantungkan hati kpd
Allah semata serta mengingkari dan meninggalkan
semua bentuk peribadahan kpd selainNya, krn dia
telah mengucapkan syahadat Laa ilaaha illallah.
Siapa yg memalingkan sebagian ibadah kpd
selain Allah, spt berdo’a/menyembelih/bernadzar
kpd selain Allah/meminta pertolongan kpd selain
Allah pdhal yg mampu memberikan pertolongan itu
hanyalah Allah, mk dia telah terjatuh kpd syirik
akbar, yaitu dosa yg paling besar yang tdk diampuni
Allah kecuali dng taubat. Baik dia tujukan ibadah
tersbt kpd berhala, pohon, nabi, wali yg hidup/yg
sdh mati, sebgimana yg banyak terjd di zaman ini.
Keutamaan Laa ilaaha illa Allah.
1. Sebab Keberuntungan dan kebahagian
Hadist, dari Thariq Al Mahariby Ra berkata, :
“saya melihat Rasululloh Swa, berjalan di
pasar dzil madzaz (nama sebuat tempat),
memakai baju merah, dan beliau Swa
bersabda : “Wahai manusia katakanlah oleh
kalian Laa Ilaha Illallah supaya kalian
beruntung”.
(HR.Ibnu Khuzaimah di dalam shahihnya
dengan sanad shahih)
2. Hadist dari Anas bin Malik Ra,
bahwasanya Nabi SAW bersabda : “Di
keluarkan dr neraka bg org yg berkata
Laa ilaha illallah dan didlm hatinya
terdpt seberat biji sawi dari kebaikan
dan dikeluarkan dr neraka bg org yg
berkata Laa ilaha illallah dan didlm
hatinya ada kebaikan seberat biji
tepung dan dikeluarkan dr neraka bagi
orang yg didlm hatinya ada kebaikan
sebesar biji–bijian”. (HR. Bukhari dan
Muslim )
3. Dari Ubadah Bin Shamit Ra
berkata, saya mendengar
Rasulullah saw bersabda :
“Barangsiapa yang bersaksi Tidak
ada ilah (sesembahan) yang
berhak disembah kecuali Allah dan
Muhammad utusan Allah maka
diharamkan atasnya neraka .”
( HR. Muslim No : 29 )
4. sebab dimasukkan dalam
surga.
Hadist dari Usman Bin Affan Ra
berkata, Rasulullah Saw bersabda
: “Barangsiapa yang mati dan ia
mengetahui makna Laa ilaha
illallah maka ia masuk surga “
(HR. Muslim No : 26)
C. TAUHID SEBAGAI LANDASAN
BAGI SEMUA ASPEK KEHIDUPAN
Tauhid sangat bermanfaat bagi kehidupan
umat manusia.
Tidak hanya sekedar memberikan
ketentraman batin dan menyelamatkan
manusia dari kesesatan dan kemusyrikan,
tetapi juga berpengaruh besar terhadap
pembentukan sikap dan perilaku keseharian
seseorang.
Tidak hanya berfungsi sebagai akidah,
tetapi berfungsi pula sebagai falsafah
hidup.
Kehadiran tauhid sebagai ilmu
merupakn hasil pengkajian para
ulama terhadap apa yang tersurat
dan tersirat di dalam Alquran dan
hadits.
Kalimat tauhid merupakan esensi
dari ajaran Islam, fondasi dari
seluruh bangunan Islam.
Pandangan hidup tauhid bukan saja
mengesakan Allah, melainkan meliputi:
1. keyakinan kesatuan penciptaan
2. kesatuan kemanusiaan
3. kesatuan tuntunan hidup
4. kesatuan tujuan hidup
merupakan derivasi dari kesatuan
ketuhanan (unity of Godhead).
 karakteristik pertama manusia
tauhid adalah:
1. Sikap penolakannya terhadap
pedoman hidup yang datangnya
bukan dari Allah.
2. Berani melawan kebatilan,
kekufuran, kebobrokan,
keburukan
Muhammad Iqbal mempertegas
posisi manusia tauhid dengan
manusia kafir: “orang kafir selalu
tersesat dalam cakrawala
kehidupan, dan sebaliknya seorang
muslim berjiwa tauhid bakal
mampu melarutkan cakrawala
kehidupan itu dalam dirinya.
Pendek kata, orang kafir tak tahu
tujuan hidupnya”.
 Ia mudah terbujuk rayu godaan
harta, tahta, dan wanita.
Sedangkan, manusia tauhid memiliki
kepribadian kokoh, karakter kuat,
tak mudah terombang-ambing.
Manusia tauhid tak akan tergelincir.
Lewat tangan Allah,menyetir
kehidupan, bukannya kehidupan
yang menyetir dia.
Bagi siapa yang mampu
merealisasikan tauhid dengan
benar akan mendapat
beberapa  keistimewaan:
1. Ahli Tauhid Mendapat Keamanan
dan Petunjuk
Seseorang yang bertauhid dengan
benar akan mendapatkan rasa aman dan
petunjuk. (QS. Al-An’am:82)
2. Ahli Tauhid Pasti Masuk Surga
3. Ahli Tauhid Diharamkan dari Neraka
4. Ahli Tauhid Diampuni Dosa-dosanya
(QS. An Nisaa’:48)
Pengharaman dari neraka ada dua bentuk:
 Diharamkan masuk neraka secara mutlak 
dalam arti dia tidak akan pernah masuk neraka
sama sekali, boleh jadi dia mempunyai dosa
kemudian Allah mengampuninya atau dia
termasuk golongan orang-orang yang masuk
surga tanpa hisab dan tanpa azab.
 Diharamkan kekal masuk neraka dalam arti
dikeluarkan dari neraka setelah sempat
dimasukkan ke dalamnya selama beberapa
waktu.
JAMINAN  BAGI MASYARAKAT
YANG BERTAUHID
Jika suatu masyarakat
benar-benar merealisasikan
tauhid dalam kehidupan
mereka, Allah swt akan
memberikan jaminan bagi
mereka (QS. An-Nuur:45)
TINGKATAN MEREALISASIKAN TAUHID

Merealisasikan tauhid dapat dibagi menjadi dua


tingkatan:
1. Tingkat yang Wajib
Yaitu seseorang merealisasikan tauhid
dengan membersihkan dan memurnikannya dari
berbagai jenis kesyirikan, kebid’ahan dan dosa
besar yang dilakukan dengan terus-menerus.
Ini merupakan tingkat yang wajib bagi orang
yang ingin merealisasikan tauhid dengan
sempurna.
2. Tingkat yang Mustahab
Tingkat ini digapai setelah menunaikan tingkat
yang pertama.
tingkat ini lebih tinggi derajatnya dari tingkat yang
pertama. Seorang yang ingin menduduki tingkat ini
harus melepaskan seluruh wujud penghambaan diri,
keinginan, dan tujuan yang menghadap kepada selain
Allah.
Sehingga dirinya tidak menghadap, berkeinginan dan
bertujuan untuk selain Allah sedikit pun dan sekecil
apapun.
Maka hawa nafsu menjadi budaknya, sedangkan
dirinya menjadi hamba Allah secara total dan utuh.

Anda mungkin juga menyukai