Anda di halaman 1dari 20

TARJAMAH, TAKWIL DAN

MACAM-MACAM TAFSIR

Zulkipli Nasution, MA
TAFSIR, TA’WIL DAN TERJEMAH

A. TAFSIR
- Etimologi: al-iydhoh wa al-tabyin, al-syarh.
- Terminologi: Usaha yang bertujuan menjelaskan

ayat-ayat Al-Qur’an dan lafaz-lafaznya agar yang

tidak jelas menjadi jelas, yang samar menjadi


terang, yang sulit dipahami menjadi gampang

dipahami sehingga hidayah Al-Qur’an benar-


benar dapat dirasakan oleh umat manusia

B. TA’WIL
- Etimologi: al-ruju’, al-sharf, al-siyasah.
- Terminologi: memalingkan lafaz-lafaz dari
makna lahirnya ke makna batinnya, jika makna
TERJEMAH
• Etimologi: tanqul (memindahkan).
• Terminologi: memindahkan makna pembicaraan
yang terkandung dalam suatu bahasa kepada
bahasa yang lain lengkap dengan makna dan
maksudnya.
- Terjemah ada dua:
1. Terjemah harfiah yaitu terikat kata per kata
sehingga kadang membingungkan.
2. Terjemah tafsiriyah yaitu tidak terikat kata per
kata lebih melihat kepada kandung makna
(kontekstual).
PERSYARATAN TAFSIR

1. Memahami Bahasa Arab.


2. Memahami Ulumul Qur’an
3. Memahami prinsip dasar agama
4. Memahami ilmu yang terkait
dengan ayat yang ditafsirkan.
PERBEDAAN TAFSIR DAN TA’WIL
(CIRI-CIRI TAFSIR DAN TA’WIL)

1. Tafsir menjelaskan makna tersurat,


ta’wil tersirat.
2. Tafsir berkaitan dengan ayat
muhkamat , ta’wil ayat mutasyabihat.
3. Tafsir pendekatan riwayah, ta’wil
dirayah
4. Tafsir kadang maknanya sudah
diberikan al-Qur’an, ta’wil belum.
5. Tafsir bersifat umum, ta’wil khusus.
SYARAT TERJEMAH:
1. Penerjemah harus memahami
kedua bahasa.
2. Penerjemah harus mengetahui
pola kedua bahasa.
3. Dalam bahasa kedua harus
tercermin makna/maksud bahasa
pertama.
4. Terjemahan harus benar-benar
bebas dari bahasa pertama.
Metode Penafsiran
Metodologi penafsiran ialah ilmu yang
membahas tentang cara yang teratur dan
terpikir baik untuk mendapatkan pemahaman
yang benar dari ayat-ayat Al-Qur’an sesuai
kemampuan manusia.
Macam Metode Penafsiran

1. Metode Ijmali (Global): metoda


tafsir yang menafsirkan ayat-ayat
Al-Qur’an dengan cara
mengemukakan makna global.
Bentuk Penafsiran
• Bentuk Riwayat (Al-Ma’tsur): Penafsiran
yang berbentuk riwayat, contoh: tafsir
al-Thabari, Tafsir ibn Katsir, dan lain-lain.
• Bentuk Pemikiran (Al-Ra’y): tafsir
melalui pemikiran atau ijtihad,

Mata Kuliah Al-Qur’an, oleh: Mursal Aziz M.Pd.I STIT Al-Ittihadiyah Labuhanbatu Utara
Macam Metode Penafsiran
2. Metode Tahliliy (Analisis): menafsirkan
ayat-ayat Al-Qur’an dengan memaparkan
segala aspek yang terkandung di dalam
ayat-ayat yang ditafsirkan itu serta
menerangkan makna-makna yang
tercakup di dalamnya, sesuai dengan
keahlian dan kecenderungan mufasir
yang menafsirkan ayat-ayat tersebut
Mata Kuliah Al-Qur’an, oleh: Mursal Aziz M.Pd.I STIT Al-Ittihadiyah Labuhanbatu
Utara
Contoh Metode Tahliliy
• Sebagai contoh penafsiran
metode tahliliy yang menggunakan
bentuk Al-Tafsir bi al-Ma’tsur (Penafsiran
ayat dengan ayat lain), misalnya : kata-
kata al-muttaqin (orang-orang bertakwa)
dalam ayat 1 surat al-Baqarah dijabarkan
ayat-ayat sesudahnya (ayat-ayat 3-5).
3. Metode Muqarin (Komparatif)

Membandingkan teks (nash) ayat-


ayat Al-Qur’an yang memiliki
persamaan atau kemiripan redaksi
dalam dua kasus atau lebih, dan atau
memiliki redaksi yang berbeda bagi
satu kasus yang sama;
Mata Kuliah Al-Qur’an, oleh: Mursal Aziz M.Pd.I STIT Al-Ittihadiyah Labuhanbatu Utara
Contoh Metode Muqarin

(a)    Perbedaan tata letak kata dalam kalimat,


(QS: al-Baqarah : 120) dengan (QS: al-An’am :
71)
(b)   Perbedaan dan penambahan huruf, seperti:
(QS : al-Baqarah : 6) (QS : Yasin: 10)
(c)    Pengawalan dan pengakhiran, seperti : (QS.
Al-Baqarah :129) (QS. Al-Jumu’ah : 2)

Mata Kuliah Al-Qur’an, oleh: Mursal Aziz M.Pd.I STIT Al-Ittihadiyah Labuhanbatu Utara
Contoh Metode Muqarin
(d)   Perbedaan nakirah (indefinite noun) dan
ma’rifah (definte noun), seperti: (QS.
Fushshilat : 36) (QS. Al-A’raf : 200).
(e)    Perbedaan bentuk jamak dan tunggal,
seperti: (QS. Al-Baqarah : 80) (QS. Ali-Imran :
24).
(f) Perbedaan penggunaan huruf kata depan,
seperti: (QS. Al-Baqarah : 58) (QS. Al-A’raf :
161)
Contoh Metode Muqarin

(g) Perbedaan penggunaan kosa kata, seperti :


(QS. Al-Baqarah : 170)(QS. Luqman : 21)
(h)Perbedaan penggunaan idgham
(memasukkan satu huruf ke huruf lain),
seperti : (QS. Al-Hasyr : 4) (QS. Al-Hasyr : 4)

NABI MUHAMMAD SAW. KEPALA AGAMA DAN KEPALA NEGARA, OLEH: MURSAL
AZIZ S.Pd.I SEM I PAI
Dalam mengadakan perbandingan antara ayat-ayat
yang berbeda redaksi tersebut di atas, ditempuh
beberapa langkah :

• (1) menginventa-risasi ayat-ayat al-Qur’an yang memiliki redaksi


yang berbeda dalam kasus yang sama atau yang sama dalam
kasus berbeda,
• (2) Mengelompokkan ayat-ayat itu berdasarkan persamaan dan
perbedaan redaksinya,
• (3) Meneliti setiap kelompok ayat tersebut dan
menghubungkannya dengan kasus-kasus yang dibicarakan ayat
bersangkutan, dan
• (4) Melakukan perbandingan.
, dan atau memiliki redaksi yang berbeda bagi satu kasus yang sama;
4. Metode Mawdhu’iy (Tematik)

membahas ayat-ayat Al-Quran sesuai


dengan tema atau judul yang telah
ditetapkan.
Contoh: Tema Pendidikan, Tema tentang anak, tema
tentang ibadah, dll.

Mata Kuliah Al-Qur’an, oleh: Mursal Aziz M.Pd.I STIT Al-Ittihadiyah Labuhanbatu Utara
Langkah-langkah
(a)    Menetapkan masalah yang akan dibahas
(topik);
(b)   Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan
masalah tersebut;
(c)    Menyusun runtutan ayat sesuai dengan masa
turunnya, disertai pengetahuan tentang asbab
al-nuzulnya;
(d)   Memahami korelasi ayat-ayat tersebut dalam
surahnya masing-masing;  
Langkah-langkah tersebut adalah :
 (e) Menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurna
(out-line);
(f)     Melengkapi pembahasan dengan hadits-hadits yang
relevan dengan pokok bahasan;
(g)    Mempelajari ayat-ayat tersebut secara keseluruhan
dengan jalan menghimpun ayat-ayatnya yang mempunyai
pengertian yang sama, atau mengkompromikan antara
yang ‘am (umum) dan yang khas (khusus), mutlak
danmuqayyad (terikat), atau yang pada lahirnya
bertentangan, sehingga kesemuanya bertemu dalam satu
muara, tanpa perdebatan atau pemaksaan.

Anda mungkin juga menyukai