Anda di halaman 1dari 35

Bahaya Liberalisme di

Perguruan Tinggi

Kholili Hasib, MA
Skup Liberalisasi Islam

Dekonstruksi

Syariah Konsep Wahyu & Tafsir Akidah

Mengkaji Ulang Pluralisme Agama


Hukum Syariah Al-Quran terpengaruh
budaya Arab & siapapun
tanpa kualifikasi ilmu
Menundukkan Syari’ah pd kondisi boleh menafsirkannya
ruang & waktu sesuai konsesi Dekonstruksi Islam
publik. (Penghalalan homoseks, sbg agama final &
muslimah nikah dg non muslim, universal
dst)

Evolusi Agama
DEKONSTRUKSI AQIDAH ISLAM:

PLURALISME DAN RELATIVISME AGAMA


Relativitas Kebenaran

• Kebenaran itu Relatif yang absolut


hanya Tuhan
• Membedakan agama dari
pemikiran keagamaan
• Menafikan otoritas Ulama &
merelatifkan penafsiran mereka
• Menyamakan kebenaran semua
agama.
Definisi Iman a la Liberal

Bahwa pemeluk agama apapaun layak


disebut sebagai orang yang beriman,
dengan makna orang yang percaya dan
menaruh percaya kepada Tuhan.
Siapapun yang beriman – tanpa harus
melihat agamanya apa – adalah sama
dihadapan Allah. Karena Tuhan kita
semua adalah Tuhan Yang Satu.

Budhi Munawar Rahman, Basis Teologi Persaudaraan Antar Agama


dalam Wajah Islam Liberal di Indonesia (hal.51-53)
“Sebagai sebuah pandangan keagamaan, pada
dasarnya Islam bersifat inklusif dan
merentangkan tafsirannya ke arah yang
semakin pluralis. Sebagai contoh, filsafat
perenial yang belakangan banyak dibicarakan
dalam dialog antar agama di Indonesia
merentangkan pandangan pluralis dengan
mengatakan bahwa setiap agama
sebenarnya merupakan ekspresi keimanan
terhadap Tuhan yang sama. Ibarat roda,
pusat roda itu adalah Tuhan, dan jari-jari
itu adalah jalan dari berbagai Agama…
Oleh karena itu ada istilah "Satu Tuhan
Banyak Jalan".” (Buku Tiga Agama Satu
Tuhan, Mizan, Bandung, 1999, hal. xix.)
PLURASISME DLM PEND.
AGAMA

PROGRAM STUDI LINTAS AGAMA S2 DAN S3


DI UGM YOGYAKARTA
Pendidikan Agama berwawasan multikulturalisme:
• ”Sebagai risalah profetik, Islam pada intinya adalah seruan
pada semua umat manusia, termasuk mereka para pengikut
agama-agama, menuju satu cita-cita bersama kesatuan
kemanusiaan (unity of mankind) tanpa membedakan ras,
warna kulit, etnik, kebudayaan, dan agama... Pesan kesatuan
ini secara tegas disinyalir al-Qur’an: ”Katakanlah: Wahai
semua penganut agama (dan kebudayaan)! Bergegaslah
menuju dialog dan perjumpaan multikultural (kalimatun
sawa’) antara kami dan kamu... Dengan demikian, kalimatun
sawa’ bukan hanya mengakui pluralitas kehidupan. Ia adalah
sebentuk manifesto dan gerakan yang mendorong
kemajemukan (plurality) dan keragaman (diversity) sebagai
prinsip inti kehidupan dan mengukuhkan pandangan bahwa
semua kelompok multikultural diperlakukan setara (equality)
dan sama martabatnya (dignity).” (”Pendidikan Agama
Berwawasan Multikultural hal. 45-46).
Hasil Penelitian Litbang Depag tentang ‘Faham-faham keagamaan liberal
pada masyarakat perkotaan’ di Yogyakarta (Dipresentasikan 14 Nov. 2006):

• Dalam masalah theologi, Islam Liberal


berpendapat : ‘’Tuhan apapun yang
disembah oleh umat, tidak menjadi
masalah. Di sisi lain Tuhan tidak berhak
menghukum manusia karena tidak
menyembahnya (atheis), karena hal ini
bukan wewenang Tuhan untuk mengatur
manusia, karena sudah masuk dalam ruang
privat.”
• Budhy Munawar Rahman dalam SEMINAR “ISLAM
DAN PLURALISME” 25 April 2007 di IAIN Surabaya:
“Secara eksplisit, al-Qur’an menegaskan bahwa
Islam adalah penerus agama Ibrahim (al-An’am:
161). Penegasan ini mengandung gagasan bhw
Islam tdk hanya mempunyai keterkaitan sejarah,
tetapi juga titik-titik temu dg Yahudi-Kristen yang
berasal dari leluhur yg sama,yaitu Millah Ibrahim”.
• ”Dan pernikahan beda agama dapat
dijadikan salah satu ruang, yang mana
antara penganut agama dapat saling
berkenalan secara lebih dekat. Kedua,
bahwa tujuan dari
diberlangsungkannya pernikahan
adalah untuk membangun tali kasih (al-
mawaddah) dan tali sayang (al-
rahmah). Di tengah rentannya
hubungan antar agama saat ini,
pernikahan beda agama justru dapat
dijadikan wahana untuk membangun
toleransi dan kesepahaman antara
masing-masing pemeluk agama.
Bermula dari ikatan tali kasih dan tali
sayang, kita rajut kerukunan dan
kedamaian.”
Muhsin Labib, dosen di Jakarta:

“Mukmin sejati pastilah kafir


sejati karena ia beriman
kepada Allah sekaligus kafir
kepada orang-orang zalim
(thaghut). Karena itu, kita
mesti menjadi kafir yang baik,
kafir profetik.” majalah ADIL,
No. 19, 28 Juni-11 Juli 2007).
DISERTASI DOKTOR ILMU TAFSIR AL-QURAN
DI UIN JAKARTA
Membongkan Konsep al-Qur’an
Hasil Penelitian Badan Litbang dan Diklat Depag tentang ‘Faham-faham
keagamaan liberal pada masyarakat perkotaan’ di Yogyakarta
(Dipresentasikan 14 Nov. 2006):

“Al-Quran bukan lagi dianggap sebagai


wahyu suci dari Allah SWT kepada
Muhammad saw, melainkan merupakan
produk budaya (muntaj tsaqafi)
sebagaimana yang digulirkan oleh Nasr
Hamid Abu Zaid. Metode tafsir yang
digunakan adalah hermeneutika, karena
metode tafsir konvensional dianggap
sudah tidak sesuai dengan zaman... ‘’
“Tanpa menegasikan besarnya peran
yang dimainkan Mushaf Utsmani
dalam mentransformasikan pesan
Tuhan, kita terlebih dulu
menempatkan Mushaf Utsmani itu
setara dengan teks-teks lain. Dengan
kata lain, Mushaf itu tidak sakral dan
absolut, melainkan profan dan
fleksibel. Yang sakral dan absolut
hanyalah pesan Tuhan yang terdapat
di dalamnya, yang masih dalam proses
pencarian.”
• Pada 5 Mei 2006, Sulhawi Ruba,
51 tahun, dosen mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam, di
hadapan 20 mahasiswa Fakultas
Dakwah, menerangkan posisi Al-
Quran sebagai hasil budaya
manusia.

•"Sebagai budaya,
posisi Al-Quran
tidak berbeda
dengan rumput." "Sebagai budaya,
Al-Quran tidak sakral.
Yang sakral
adalah kalamullah
secara substantif.”
Hermeneutika menjadi Tujuan mata kuliah “Hermeneutika dan
Mata kuliah wajib Semiotika” di Program Studi Tafsir Hadis
Di Perguruan Tinggi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat,
Sebagai alternatif metode Universitas Islam Negeri Jakarta:
Penafsiran al-Quran

“Mahasiswa dapat menjelaskan


dan menerapkan ilmu
Hermeneutika dan Semiotika
terhadap kajian al-Qur’an dan
Hadis”. (Referensi yang dianjurkan: (1)
Josef Bleicher, Contemporary
Hermeneutics: Hermeneutics as Method,
Philosophy and Critique, (2) Umberto Eco,
Semiotics and the Philosophy of Language,
(3) H.G. Gadamer, L’art de conprehende:
Hermeneitique et tradition philosophique.
Dekonstruksi Syariah
KAMPANYE
“Hanya orang primitif saja yang
FEMINISME
melihat perkawinan sejenis sebagai
sesuatu yang abnormal dan
berbahaya. Bagi kami, tiada alasan
kuat bagi siapapun dengan dalih
apapun, untuk melarang perkawinan
sejenis. Sebab, Tuhan pun sudah
maklum, bahwa proyeknya
menciptakan manusia sudah berhasil
bahkan kebablasan

Ijin Terbit: Dekan Fakultas Syariah IAIN


Walisongo Semarang.
Alamat Redaksi:
Gedung H.I Lantai I Kampus
III IAIN Walisongo
Kampanye Homoseks dan Lesbian pada siswa Sekolah Jakarta
• ”Esensi ajaran agama adalah memanusiakan
manusia, menghormati manusia dan
memuliakannya. Tidak peduli apa pun ras,
suku, warna kulit, jenis kelamin, status sosial
dan orientasi seksualnya. Bahkan, tidak peduli
apa pun agamanya.”

• ”Seorang lesbian yang bertaqwa akan mulia di


sisi Allah, saya yakin ini.” (Prof. Musdah Mulia,
Jurnal Perempuan, Maret 2008).
Menghalalkan Lesbianisme
• Menurut hemat saya, yang dilarang dalam teks-teks suci
tersebut lebih tertuju kepada perilaku seksualnya, bukan
pada orientasi seksualnya. Mengapa? Sebab menjadi
heteroseksual, homoseksual (gay dan lesbi), dan
biseksual adalah kodrati, sesuatu yang “given” atau
dalam bahasa fikih disebut sunnatullah.
• Sementara perilaku seksual bersifat konstruksi manusia..
jika hubungan sejenis atau homo, bai gay atau lesbi
sungguh-sungguh menjamin kepada pencapaian-
pencapaian tujuan dasar tadi, maka hubungan demikian
dapat diterima.

Prof.Dr. Musda Mulia, Islam Agama Rahmat Bagi Alam Semesta,


seperti dikutip Majalah Tabligh, Muhammadiyah, Mei 2008)
Prof. Dr. Amina Wadud:

• “No method of
Quranic exegesis
fully objectives. Each
exegete makes some
subjective choices.”
(Dikutip dari Jurnal
PROFETIKA, Januari
2004, Magister Studi
Islam-UMS)
Memahami Peta&Strategi Liberalisasi

• Dipasarkan melalui • Liberalisasi


LSM-LSM, seperti JIL, mendekonstruksi konsep-
ICRP (International konsep kunci Islam –
Center for Religious konsep Tuhan, konsep
Pluralism, Fahmina Agama, konsep manusia,
konsep Wahyu, konsep
Institute, Freedom
kebebasan, dan lain-lain.
Institute, Kampus-
• Merusak epistemologi
Kampus Islam dan lain-
Ilmu para ulama.
lain,
Liberalisme anti-otoritas,
anti fatwa.
Dampak ……………………….
Westernisasi ilmu telah mengangkat keraguan dan
dugaan ke tahap metodologi ‘ilmiah ’ dan
menjadikannya sebagai alat epistemologi yang sah
dalam keilmuan.

Westernisasi ilmu tidak dibangun di atas Wahyu dan


kepercayaan agama, tetapi dibangun di atas tradisi
budaya yang diperkuat dengan spekulasi filosofis yang
terkait dengan kehidupan sekular yang memusatkan
manusia sebagai makhluk rasional.

Akibatnya, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai etika dan


moral, yang diatur oleh rasio manusia, berubah terus
menerus.
Syed Muhammad Naquib al-Attas
32
Menjawab Secara Akademik dan Rasional
Kerancuan Logika Relativisme

1. Tidak ada kebenaran 1. Nabi Muhammad saw adl


mutlak Rasul Allah yg terakhir
merupakan pengetahuan dan
kebenaran mutlak.

2. Al-Qur’an adl kitab suci yg


orisinil dr Allah diwahyukan
2. Manusia tidak bisa kpd Nabi saw. Kita bs
mencapai pengetahuan mengetahuinya dr Nabi saw
dan kebenaran absolut dan dr al-Qur’an sendiri.
• Kebenaran Islam, • Islam adl agama paling
Kristen, Yahudi, dll benar: “Sesungguhnya
adalah relatif agama yg diridhai oleh
tergantung individu Allah adl agama Islam”
dan konteks sosial. (QS. Ali Imran: 19).
“Barangsiapa yg
mengikuti agama
selain Islam maka tdk
akan diterima dan di
akhirat termasuk
golongan org yg
merugi” (QS. Ali
Imran: 85).
Kerancuan Paham Relativisme
1. Jika dikatakan bhw mns tdk
mengetahui kebenaran absolut tentu
tdk benar, hitungan matematis 2x2=4
adl absolut. Nabi Muhammad saw adl
Rasul Allah merupakan pengetahuan
absolut.

2. Jika maksudnya adl kita tdk


mengetehaui kebenaran absolut
seperti yg dimaksud Tuhan, ini berarti
ia tdk percaya kpd Kenabian Nabi
saw, mns yg dipercaya Allah dpt
menyampaikan risalah. Mustahil
Allah menurunkan wahyu yg tdk
difahami oleh Rasul sendiri

Anda mungkin juga menyukai