Hk. Acara Pidana 2 & 3
Hk. Acara Pidana 2 & 3
• Penuntutan
• Pemeriksaan Persidangan
• Upaya Hukum
• Eksekusi Putusan
Integrated PENUNTUTAN
Criminal Justice (Kejaksaan – Jaksa KPK- PH)
System
PEMERIKSAAN DI PERSIDANGAN
(Peradilan Umum – Peradilan Tipikor)
LAPAS
(Tingkat Eksekusi)
PLKH FAKULTAS SYARIAH & HUKUM
5
UIN RF PALEMBANG
Para Pihak Dlm Perkara Pidana
• Tersangka/Terdakwa
• Penyidik dan Penyelidik
• Jaksa Penuntut Umum
• Penasehat Hukum/Advokat
• Hakim
• Lembaga Pemasyarakatan
• Hak agar diberitahukan secara jelas dengan bahasa yang dimengerti olehnya tentang apa
yang disangkakan padanya atau didakwakan pada waktu pemeriksaan (Pasal 51 butir (a)
dan (b) KUHAP).
• Hak untuk memberikan keterangan secara bebas dalam tingkat penyidikan dan pengadilan
(Pasal 52 KUHAP).
• Hak untuk mendapatkan juru bahasa (Pasal 53 ayat (1) KUHAP).
• Hak untuk mendapatkan Bantuan Hukum guna kepentingan pembelaan selama dan waktu
dan setiap tingkat pemeriksaan (Pasal 54 KUHAP).
• Hak untuk memilih penasehat hukumnya sendiri (Pasal 55 KUHAP) dan dalam hal tidak
mampu berhak didampingi Penasehat Hukum secara Cuma-Cuma (Pasal 56 ayat (1) dan (2)
KUHAP)
Hak agar diberitahukan kepada keluarganya apabila ditahan untuk memperoleh bantuan
hukum atau jaminan bagi penangguhannya dan hak berhubungan dengan keluarga (Pasal
59 dan Pasal 60 KUHAP).
Hak diadili disidang pengadilan secara terbuka untuk umum (Pasal 64 KUHAP).
PLKH FAKULTAS SYARIAH & HUKUM
9
UIN RF PALEMBANG
Hak untuk mengajukan saksi dan ahli yang a decharge (Pasal 65 KUHAP).
• Pemeriksaan Pendahuluan :
adalah pemeriksaan yang pertama kali
dilakukan oleh polisi, baik sebagai penyelidik
maupun penyidik, atas adanya dugaan telah
dilanggarnya hukum pidana materil.
• Pemeriksaan Sidang Pengadilan :
adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
menentukan apakah seseorang yang diduga
melakukan tindak pidana dapat dipidana atau
tidak.
PLKH FAKULTAS SYARIAH & HUKUM
11
UIN RF PALEMBANG
TAHAP PEMERIKSAAN PEDAHULUAN
Hakim PN 30 60 Ketua PN
Hakim PT 30 60 Ketua PT
Hakim MA 60 60 Ketua MA
• KOMPETENSI RELATIF
Kekuasaan mengadili berdasarkan peraturan hukum
sesuai dengan kekuasaan mengadili diantara
masing-masing pengadilan (wilayah peradilan).
PLKH FAKULTAS SYARIAH & HUKUM
19
UIN RF PALEMBANG
Kewenangan Pengadilan Negeri
• Pengadilan Negeri berwenang mengadili semua
perkara pidana yang dilakukan dalam daerah
hukumnya (ajaran locus delicti).
• Dakwaan Alternatif
o Terdakwa didakwa lebih dari satu delik pidana, tetapi
hakekatnya terdakwa hanya didakwa satu tindak pidana saja
o Biasanya penuntut umum masih meragukan jenis tindak
pidana nya (misal.pencurian-penggelapan, pembelian-
penadahan)
o Dirumuskan dengan dakwaan kesatu atau dakwaan kedua
PLKH FAKULTAS SYARIAH & HUKUM
36
UIN RF PALEMBANG
• Dakwaan Subsidaritas (berlapis)
o Penyusunan urutan dakwaan adalah ancaman hukuman terberat dan seterus
nya sampai pada dakwaan yang ringan.
o Dirumuskan dengan dimuali dari Dakwaan Primair, Dakwaan Subsidair, dan
Dakwaan Lebih Subsidair.
o Hakim memeriksa dakwaan primer dahulu, bila tidak terbukti melanjutkan pada
dakwaan subsidair dan seterusnya mana yang dianggap terbukti.
• Dakwaan Komulatif
o Terdakwa didakwa beberapa tindak pidana sekaligus
o Tindak pidana tersebut harus dibuktikan keseluruhannya, sebab tindak pidana
tsb merupakan tindak pidana yang berdiri sendiri
o Dirumuskan dengan dimulai dari Dakwaan Kesatu (Primair, Subsidair, Lebih
Subsidair) dan Dakwaan Kedua (Primair, Subsidair dan Lebih Subsidair)
• Dakwaan Campuran
Bentuk gabungan dakwaan komulatif dengan dakwaan alternatif/dakwaan subsidair
PLKH FAKULTAS SYARIAH & HUKUM
37
UIN RF PALEMBANG
Hak Penasehat Hukum/Terdakwa
Mengajukan Eksepsi/Keberatan
• PH dapat mengajukan eksepsi apabila surat dakwaan tidak
memenuhi syarat formil dan materil termasuk mengenai
kewenangan mengadili.
Perlawanan JPU
– Syarat formil :
• Keterangan Saksi dianggap sah bila diberikan dibawah sumpah (Pasal
160 ayat 3).
• Keterangan Saksi yang tidak disumpah tidak merupakan alat bukti,
hanya sebagai tambahan ket.biasa (Pasal 185 ayat 7).
• Keterangan seorang saksi tidak cukup menyatakan seseorang bersalah
terhadap perbuatan yang didakwa padanya (Pasal 185 ayat 2). (Unus
Testis nullus testis/een getuige is geen getuige)
– Syarat Materill
• Keterangan saksi sebagai alat bukti apabila keterangan tsb dinyatakan
di sidang pengadilan, mengenai suatu peristiwa pidana, yang ia alami
sendiri
• Kesaksian testimonium de audito tidak diakui sebagai alat bukti yang
sah.
JPU memberikan
jawaban atas Pledoi
(Replik)
Salinan nya
Hakim ketua majelis diberikan kepada
para pihak
PLKH FAKULTAS SYARIAH & HUKUM 56
UIN RF PALEMBANG
PUTUSAN
• Putusan harus dijatuhkan minimal berdasarkan dua alat
bukti ditambah keyakinan hakim bahwa terdakwa dapat
dipersalahkan atas perbuatan yang didakwakan.
• Putusan Praperadilan.
• Perkara pidana yang diancam dengan pidana
paling lama 1 (satu) tahun dan atau diancam
pidana denda.
• Perkara TUN yang objek gugatan berupa
keputusan pejabat daerah yang jangkauan
keputusannya berlaku diwilayah daerah yang
bersangkutan.
PLKH FAKULTAS SYARIAH & HUKUM
63
UIN RF PALEMBANG
Tidak termasuk alasan kasasi :
1. Putusan PT menguatkan putusan PN (Putusan MA No.9K/Pid/1983 tgl
15 Oktober 1983).
2. Keberatan atas penilaian pembuktian (Putusan MA No.290/Pid/1983 tgl
7 Nopember 1983).
3. Yang bersifat pengulangan fakta (Putusan MA No.567 K/Pid/1983 tgl 10
Nopember 1983).
4. Yang tidak menyangkut pokok perkara (irrelevant) (Putusan MA No.755
K/Pid/1983 tgl 8 Juni 1983).
5. Yang berdasarkan berat ringannya hukuman (Putusan MA No. 797
K/Pid/1983 tgl 11 Nopember 1983), tetapi dalam hal-hal tertentu dapat
kasasi.
6. Yang berdasarkan novum (Putusan MA No. 468 K/KR/1979 tgl 18 Juni
1980).
7. Putusan bebas murni (vrijspraak – psl 244 KUHAP).
8. Keberatan atas pengembalian barang bukti (Putusan MA 107 K/Kr/1977
tgl 16 Oktober 1978.
PLKH FAKULTAS SYARIAH & HUKUM
64
UIN RF PALEMBANG
Tenggang waktu & Memori Kasasi
• Permohonan kasasi disampaikan oleh pemohon kepada
panitera pengadilan yang memutus perkaranya dalam
tingkat pertama, dalam waktu 14 hari sesudah putusan
pengadilan diberitahukan kepada terdakwa (Pasal 245
ayat (1) KUHAP).
• Pada dasarnya PK hanya dapat diajukan oleh terpidana atau ahli warisnya, namun
dalam perkembangan selanjutnya dapat pula diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum.
• Sesuai SEMA No. 7 Tahun 2014, bahwa permohonan PK hanya dapat diajukan satu
kali, SEMA ini mengesampingkan putusan MK No. 34/PUU-XI/2013 yang
membatalkan Pasal 268 ayat (2) KUHAP, karena putusan MK ini tidak sejalan
dengan UU Kekuasaan Kehakiman.