Anda di halaman 1dari 36

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

INFEKSI DAERAH OPERASI TERKAIT


TINDAKAN OPERASI

PERSI

Disampaikan pada acara Pelatihan Tingkat Dasar


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RS
Hotel Pomelotel
Jakarta, 25 – 28 Juni 2018
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

 Setelah selesai proses pembelajaran ini


peserta mampu menerapkan bundles dan
pencegahan pengendalian infeksi daerah
operasi terkait dengan tindakan operasi
sesuai standar yang sudah ditetapkan
TUJUAN PEMBELAJARAN
KHUSUS
Setelah proses pembelajaran ini peserta mampu:
Menjelaskan latar belakang
Menjelaskan pengertian IDO
Menjelaskan epidemiologi IDO
Menjelaskan tujuan penerapan bundles dan
pencegahan dan pengendalian IDO
Menjelaskan fakto-faktor penyebab IDO
Menjelaskan kriteria IDO
Menjelaskan ruang lingkup bundles IDO
Menjelaskan cara melaksanakan bundles IDO
POKOK BAHASAN
 Latar belakang
 Pengertian IDO
 Epidemiologi IDO
 Tujuan penerapan bundles dan PPI IDO
 Faktor-faktor penyebab IDO
 Kriteria IDO
 Ruang lingkup bundles IDO
 Cara melaksanakan bundles IDO
PENDAHULUAN HH
Mortalitas APD
Masalah Biaya
HAIs Morbiditas Tuntutan
hukum
Limbah
Lingkungan
Peralatan Perawatan Ps
PPRA Penanganan Linen
Kes. Karyawan
Penempatan Pasien
Etika batuk
Penyuntikan yang aman
Praktil lumbal punksi

VAP,IADP
ILO,ISK

Airborne
Droplet
Contact
Menerapkan
Bundles of
HAIs
Komite PPI
Tim PPI
IPCN

Tindakan Audit
IPCN
operasi ICRA
LATAR BELAKANG
Membuat luka
Tindakan operasi sayat

Microorganism

Terapkan bundles
pencegahan dan Infeksi Daerah
pengendalian IDO Operasi
PENGERTIAN
Infeksi yang terjadi pada daerah sayatan
akibat tindakan pembedahan,
dapat mengenai berbagai lapisan jaringan
tubuh,superfisial atau dalam
Faktor Resiko “SSI” (1)
(Intrinsik)
•Usia
•Status Gizi
•Diabeter
•Perubahan respon imunitas
•Infeksi di tempat lain
•Lama rawat inap preoperatif
•Obesitas
•Merokok
•Kolonisasi mikroorganisme
8
Faktor Resiko “SSI” (2)
(Ekstrinsik)

 Petugas
 Teknik pembedahan
 Lingkungan
 Alat
KLASIFIKASI IDO
• Infeksi insisional superfisial
• Infeksi insisional dalam
• Infeksi organ/ rongga

Figure. Cross-section of abdominal wall depicting CDC


classifications of surgical site infection.22
Kriteria Infeksi Insisional Superfisial
Infeksi pada luka insisi (kulit dan subcutan), terjadi
dalam 30 hari pasca bedah.
kriteria dibawah ini :
 Keluar cairan purulen dari luka insisi
 Kultur positif dari cairan yang keluar atau
jaringan yang diambil secara aseptik
 Ditemukan paling tidak satu tanda infeksi : nyeri,
bengkak lokal, kemerahan, kecuali bila hasil
kultur negatif
 Dokter yang menangani menyatakan infeksi.

Guideline for Prevention of Surgical Site Infection, CDC


Kriteria Infeksi Insisional Dalam
Infeksi pada luka insisi, terjadi dalam 30 hari
pasca bedah atau sampai 1 tahun bila ada
implant.
Terdapat paling tidak satu keadaan dibawah ini :
 Keluar cairan purulen dari luka insisi, tapi
bukan berasal dari rongga / organ
 S ecara spontan mengalami dehisens atau
dengan sengaja dibuka oleh ahli bedah dan
paling sedikit satu dari tanda berikut : demam
(>38 ˚C), nyeri lokal,kultur ( + )
 Dokter menyatakan luka infeksi
Guideline for Prevention of Surgical Site Infection, CDC
DAMPAK INFEKSI DAERAH
OPERASI
• Lama hari rawat pasien 
• Biaya perawatan $$
• Penggunaan antibiotika 
• Morbiditas 
• Mortalitas 
Tujuan penerapan bundles dan PPI IDO

 Untuk mencegah terjadinya Infeksi Daerah


Operasi pada pasien yang dilakukan
tindakan pembedahan
KATEGORI RISK SSI
1. Klasifikasi operasi / jenis operasi

2. Kondisi Pasien Berdasarkan American


Society of Anesthesiologist
( ASA Score)

3. T. Time / T Point
1. Klasifikasi operasi / jenis operasi :
 Operasi Bersih
 Operasi Bersih Tercemar
 Operasi Tercemar
 Operasi Kotor atau dengan Infeksi
1. Operasi Bersih :
 Operasi dilakukan pada daerah/ kulit yang pada
kondisi pra bedah tidak terdapat peradangan dan
tidak membuka traktus respiratorius, traktus
gastrointestinal, orofaring, traktus urinarius atau
traktus biller

 Operasi berencana dengan penutupan kulit primer,


dengan atau tanpa pemakaian drain tertutup

 Kemungkinan infeksi tidak lebih dari 2 % ( infeksi


saat operasi dari petugas/lingkungan )
2. Operasi Bersih Tercemar :

 Operasi membuka traktus digestivus, traktus biller,


traktus urinarius, traktus respiratorius sampai
dengan orofaring, atau traktus reproduksi kecuali
ovarium

 Operasi tanpa pencemaran nyata (gross spillage),


contohnya operasi pada traktus billier, apendiks,
vagina a orofaring.

 Kemungkinan untuk infeksi 4 – 10 %


3. Operasi Tercemar :
 Operasi yang dilakukan pada kulit yang
terbuka, tetapi masih dalam waktu emas
(Golden periode )
 Kemungkinan untuk infeksi 20 %
4. Operasi Kotor atau dengan Infeksi :

Perforasi traktus digestivus, traktus


urogenitalis atau traktus respiratorius yang
terinfeksi

Melewati daerah purulen (Inflamasi Bakterial)

Luka terbuka lebih dari 6 jam setelah kejadian ,


terdapat jaringan luas atau kotor

Dokter yang melakukan operasi menyatakan


sebagai luka operasi kotor/ terinfeksi
Kemungkinan untuk infeksi 40 %
Kriteria Infeksi Organ/Rongga
Infeksi yang terjadi dalam 30 hari pasca bedah
apabila tidak ada implant
Infeksi terjadi dalam 1 tahun pasca bedah apabila
terdapat implant
Paling sedikit menunjukkan satu gejala berikut :
 Drainase purulen dari drain yang dipasang
melalui luka insisi kedalam organ / rongga
 Ditemukan organisme melalui aseptik kultur dari
organ / rongga.
 Dokter menyatakan infeksi pada organ tsb
Guideline for Prevention of Surgical Site Infection, CDC
Kondisi Pasien Berdasarkan American Society
of Anesthesiologists (ASA Score)

ASA 1 : Pasien sehat

ASA 2 : Pasien dg gangguan sistemik ringan –


sedang
ASA 3 : Pasien dg gangguan sistemik berat

ASA 4 : Pasien dg gangguan sistemik berat


yg
mengancam kehidupan

ASA 5 : Pasien tdk diharapkan hidup


walaupun 22
3.T .TIME ( T POINT )
Jenis operasi T Point ( Hours )
Coronary artery bypass graft 5
Bile duct, liver or pancreatic surgery 4
Craniotomy 4
Head and neck surgery 4
Colonic surgery 3
Joint prosthesis surgery 3
Vascular surgery 3
Abdominal or vaginal hysterectomy 2
Ventricular shunt 2 2
Herniorrhaphy 2
Appendectomy 1 1
Limb amputation 1
SC 1
Stratifikasi Berdasarkan Indeks Risiko Menurut
National Nosocomial Infection Surveilance ( NNIS )

Berdasarkan :
 Klasifikasi jenis operasi (kategori operasi)
 Bersih
0
 Bersih tercemar
 Tercemar 1
 Kotor}
 Klasifikasi kondisi pasien
 ASA : 1
0
 ASA : 2
 ASA : 3
 ASA : 4 1
 ASA : 5
 Durasi operasi
 Sesuai dgn waktu yg ditentukan nilai } 0
 Lebih dari waktu yg ditentukan nilai } 1
24
Ruang lingkup bundles ISK

 Bundles Pre-operasi
 Bundles intra-operasi
 Bundles paska-operasi
Bundles Pre operasi
 Pencukuran rambut
 Hindari pencukuran rambut ,kecuali menggangu
jalannya operasi
 Antibiotika
 Antibiotika profilaksis diberikan 1 jam seb operasi
 Temperatur
 Temperatur tubuh dalam batas normal
 Gula darah
 Gula darah dibawah dibawah 200 mg/dl
Pencegahan Pre operasi lainnya
 Berhenti merokok 1 bulan sebelum
operasi
 Mandi pasien dengan antiseptik malam
dan pagi hari sebelum operasi
drSHManullang,SpB(T)/Perdalin
28
BUNDLES INTRA OPERATIVE
 Petugas
 Petugas yang sakit dilarang masuk kamar bedah
 Tidak memakai kutek,berkuku panjang,memakai perhiasan di
tangan (cincin,gelang,jam tangan)
 Bekerja dengan tehnik aseptik
 Personil yang bekerja di kamar bedah minimum dan tamu
hanya maximal 2 orang
 Kebersihan tangan
 Lakukan kebersihan tangan bedah sebelum menggunakan sarung tangan
 Gunakan tehnik aseptik dan surgical selama prosedur
operasi
 Gunakan antiseptik untuk preparasi kulit sebelum operasi
 APD
 Gunakan baju dan sepatu khusus kamar bedah
 Gunakan APD sebelum masuk kamar bedah
BUNDLES INTRA OPERATIVE
 Lingkungan kamar bedah
 Tekanan positive
 Kelembaban 40 -60 %
 Suhu 19 – 24 º C
 Pertukaran udara 15 x/jam
 Kamar operasi /lingkungan dibersihkan
menggunakan disinfektan (tidak ada fogging
atau UV )
BUNDLES PASKA OPERATIVE
 Perawatan luka
 Rawat luka dengan cara septik dan aseptik
 Gunakan APD
 Luka ditutup hanya 48 jam
 Rawat luka dengan cairan normal salin
 Terbuka (delayed primary clossured )
 Rawat luka bila kotor atau sesuai indikasi
 Membrikan pendidikan & pelatihan kepada petugas RS
 Memberikan nutrisi sesuai kebutuhan
 Memberikan motivasi kepada petugas
Surveilans
Populasi berisiko SSI → semua pasien yang
dilakukan tindakan pembedahan

Numerator → jumlah kasus terjadi SSI

Denominator → jumlah pasien yang


dilakukan operasi (Stratifikasi berdasarkan
Indeks Risiko)
Kelompokkan infeksi luka operasi sesuai
dengan jenis operasi (appendiktomie, SC,
laparascopy, CABG)
34
Pencegahan Infeksi Daerah Operasi
harus dilaksanakan setiap melakukan
tindakan dengan menerapkan
pencegahan dan penerapan Bundle
Pencegahan Infeksi Daerah Operasi
mulai dari pre operasi - intra operasi-
paska operasi
costypandjaitan@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai