Anda di halaman 1dari 22

STRATEGI KOMUNIKASI

MASYARAKAT KAMPUNG ADAT KUTA


DALAM MENGELOLA LINGKUNGAN
RIDHA ARIYANTO SETYADI

210110160005 Studi Kasus pada Strategi Komunikasi Masyarakat


Kampung Adat Kuta dalam mengelola Lingkungan dengan
Kearifan Lokal “Pamali”
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI di Kabupaten Ciamis
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
01 Latar Belakang

02 Tinjauan Pustaka

03 Metodologi Penelitian

04 Hasil Penelitian dan Pembahasan

05 Kesimpulan dan Saran


Latar Belakang —

Konteks Penelitian Fokus Penelitian

01 Peneliti tertarik untuk meneliti strategi


komunikasi yang dilakukan oleh 02 Fokus penelitian pada penelitian ini yaitu
masyarakat Kampung Kuta dalam Bagaimana Strategi Komunikasi
mengelola lingkungan dengan budaya masyarakat Kampung Kuta dalam
pamali yang sampai saat ini masih mengelola lingkungan ?
dipegang teguh, sehingga mendapatkan
penghargaan Kalpataru oleh Pemerintah

Tujuan Penelitian
Pertanyaan Penelitian
03 1. Bagaimana peran Komunikator 04 1. Untuk mengetahui serta menganalisa
peran Komunikator dalam
dalam pengelolaan lingkungan di
pengelolaan lingkungan di Kampung
Kampung Kuta?
Kuta
2. Bagaimana pengelolaan Pesan dan
2. Untuk mengetahui Pengelolaan
Informasi Komunikasi Lingkungan di
pesan dan informasi Komunikasi
Kampung Kuta?
Lingkungan di Kampung Kuta
3. Bagaimana Penggunaan Media
3. Untuk mengetahui penggunaan
Komunikasi dalam pengelolaan
media Komunikasi di Kampung Kuta
lingkungan di Kampung Kuta?
4. Untuk mengetaui mengapa pamali
4. Mengapa Budaya Pamali menjadi
sebuah hal penting bagi masyarakat
salah satu aspek penting dalam
Kampung Kuta
mengelola lingkungan ?
— Tinjauan Pustaka
Penelitian Pertama
01
Penelitian pertama dilakukan oleh Holil, M dan Widyanarti T tahun 2018 dengan judul Strategi
Komunikasi Masyarakat Kampung Adat Cireundeu dalam Mempertahankan Identiras Budaya
Ketahanan Pangan pada Masyarakat Multikultural .
Hasil dari penelitian ini adalah Kampung Adat Cirendeu telah menerapkan strategi komunikasi yaitu
dengan adanya Komunikator, pesan Komunikasi,media Komunikasi, dan Khalayak sasaran

Penelitian Kedua
02 Penelitian kedua dilakukan oleh Ambayoen M.A tahun 2018 dengan judul Communication Strategy of
Kasepuhan Sinar Resmi Community in Maintaining Local Varieties For Strengthhening Leuit (Village
Barns)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan varietas padi lokal masyarakat Kasepuhan
Sinar Resmi dalam upaya menjaga kelestarian varietas padi.
Hasil dari penelitian ini adalah Kampung Adat Cirendeu telah menerapkan strategi komunikasi yang
tercermin dalam tradisi lisan dari generasi ke generasi , selain itu nilai dan norma adat masih terjaga
dengan baik seperti budaya pamali menjual hasil bumi dan berbagai varietas lokal yang ditanam
untuk menjaga eksistensi Leuit dan sumber daya genetik lokalnya
— Tinjauan Pustaka
Penelitian Ketiga
03 Penelitian ketiga dilakukan Genilo J.W.R tahun 2010 dengan judul Communication and The
Construction of Local Knowledge in Thai Rice Farming Villages. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menegtahui peran komunikasi dalam membentuk definisi kolektif(perspektif) dan praktik tentang
pertanian padi dalam lingkungan komunitas di Desa Baan Sap Som Boon.
Hasil dari penelitian ini adalah desa Baan Sap Som Boon memiliki sistem komunikasi yang kompleks
baik formal dan informal maupun mediasi dibandingkan dengan Desa Baan Hua Hae. Desa Baan Sap
Som Boon memiliki pengetahuan luas tentang metode dan prosedur pertanian dibandingkan dengan
desa Baan Hua Hae yang mempraktikkan cara produksi beras dengan tradisional. Kedua desa ini
memainkan peran sentral dalam meningkatkan produksi padi

Penelitian Kedua
04
Penelitian kedua dilakukan Aulia Rahman dan Diah Fatma Sjoraida tahun 2017 dengan judul Strategi
Komunikasi Pemerintah Kabupaten Subang untuk Menyosialisasikan Program Gerakan Pembangunan
Rakyat mengenai pengembangan Infrastruktur untuk masyarakat yang disebut GAPURA INTAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman aparat pemerintah dan masyarakat
Kabupaten Subang.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa infrasturktur merupakan permasalahan yang paling
utama di Kabupaten Subang. Sosialisasi mengenai gapura intan juga masih minim media komunikasi
— Tinjauan Pustaka
Penelitian Kelima
05
Penelitian kelima dilakukan oleh Maulana, A.B tahun 2019 dengan judul Pola dan Strategi Komunikasi
dalam mempertahankan Identitas Etnik Lampung Saibatin.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menegtahui, menemukan bagaimana bentuk pola komunikasi dan
strategi masyarakat etnik Lampung Saibatin dalam mempertahankan identitas etniknya.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa masyarakat Lampung memiliki bentuk dan strategi untuk
mempertahankan dan mengembangkan identitas etniknya dengan berpegang teguh pada landasan
etnik Lampung yaitu Pill pesenggiri dengan menerapkan aspek pill(membuka diri) dalam kehidupan
sehari-hari

06 Penelitian Keenam

Penelitian keenam dilakukan oleh Nur Asri Komariyah tahun 2018 dengan judul Strategi Komunikasi
Saung Angklung Udjo sebagai Sarana Pemberdayan Masyarakat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang Saung Angklung Udjo (SAU) dengan
melibatkan masyarakat lokal dalam melestarikan musik angklung dan untuk mengetahui perencanaan
penentuan komunikator, pesan, media , dan sasaran yang dilakukan oleh SAU.
Landasan Konseptual—
Strategi Komunikasi
01
Strategi Komunikasi menurut Onong Uchana Effendy
memiliki 2 fungsi utama yaitu 02 Perumusan Strategi Komunikasi
o Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat Adapun komponen-komponen perumusan Strategi Komunikasi
informatif, edukatif , dan persuasif kepada sasaran menurut Onong Uchana Effendy yaitu
khalayak untuk memperoleh hasil yang maksimal o Mengenal Sasaran Komunikasi , siapa yang akan menjadi
o Menjembatani adanya perbedaan budaya akibat menjadi sasran komunikasi agar nantinya pesan yang
kemudahan diperoleh dan kemudahan operasional disampaikan dapat diterima dengan baik oleh komunikan.
media eletronik yang jika dibiarkan akan merusak o Memilih media komunikasi yang paling sesuai dengan
nilai-nilai budaya kondisi organisasinya seperti telepon, papan pengumuman,
majalah, televisi dan sebagainya
Komunikasi Lingkungan o Tujuan pesan komunikasi terdiri dari simbol , simbol yang
03 digunakan biasanya berupa gambar, warna dan gestur
o Peran komunikator yang dapat diterima oleh komunikan
Komunikasi lingkungan menurut Flor, A. (2004)
merupakan sebuah penerapan pendekatan
komunikasi, prinsip, strategi, teknik dalam melakukan 04 Pamali sebagai Kearifan Lokal
pengelolaan serta perlindungan lingkungan sebagai Kearifan lokal digambarkan sebagai sebuah gagasan yang timbul dan
pertukaran yang disenagaja mengenai informasi, berkembang di masyarakat yang ditemukan dalam tradisi dan sejarah
pengetahuan, dan kebijaksanaan dalam pengelolaan berupa adat istiadat, tata aturan dan norma, budaya, bahasa, kepercayaan,
lingkungan dan kebiasaan sehari-hari. Kearifan lokal yang belaku di masyarakat
sifatnya turun temurun dan berhubungan erat dengan kelestarian
lingkungan nya
Metodologi Penelitian—
01 02 03
Paradigma Konstruktivis Metode Penelitian Kualitatif Pendekatan Studi Kasus

Peneliti menggunakan Peneliti menggunakan Peneliti menggunakan penelitian


penelitian dengan metode penelitian dengan metode dengan metode pendekatan studi kasus
paradigma konstruktivis untuk kualitatif dengan latar belakang karena peneliti ingin mengeksplorasi
memahami tindakan Strategi keseharian masyarakat lebih mendalam tentang strategi
Komunikasi yang dilakukan Kampung Kuta untuk komunikasi yang dibangun oleh
oleh masyarakat Kampung Kuta memahami dan masyarakat Kampung Kuta dalam
dalam mengelola lingkungan mengeksplorasi tindakan sosial pengelolaan lingkungan dengan
secara mendalam. Metode kearifan lokal pamali dengan melihat
penelitian kualitatif ini capaian positif yang diterima
dilakukan peneliti dilapangan masyarakat Kampung Kuta dalam
dengan mengumpulkan data pengelolaan lingkungan sehingga
lapangan melalui wawancara, mendapatkan penghargaan Kalpataru
observasi dan dokumentasi dari Presiden RI tahun 2004. Dari
metode penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran yang jelas dari
berbagai sudut pandang informan
Objek dan Subjek Penelitian—
01 02
Objek Penelitian
Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini objek dari penelitian Subjek penelitian merupakan pihak – pihak yang
yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu : menjadi objek untuk diamati dan diteliti. Berdasarkan
1. Peran pengurus adat dan pemerintah penelitian ini , peneliti memfokuskan narasumber
dalam berkomunikasi dengan penelitian kedalam beberapa kategori yaitu :
masyarakat kampung kuta dalam 1. Ki warja selaku sesepuh Kampung adat Kuta dan
mengelola lingkungan di Kampung Bapak Warsim Setiaman selaku ketua adat
Kuta Kampung Kuta
2. Media komunikasi yang digunakan 2. Bapak Didi Sardi selaku kepla Dusun Kampung
oleh masyarakt kampung kuta dalam Kuta
berkomunikasi 3. Bapak Andri Selaku masyarakat Kampung Kuta
3. Budaya – budaya pamali yang ada di 4. Bu Sarwi selaku masyarakat Kampung Kuta
Kampung Kuta dan penerapannya 5. Ade koko komara selaku masyarakat kampung
kuta
Teknik Pengumpulan Data—

01 02 03
Wawancara
Wawancara yang dilakukan peneliti Observasi Studi Literatur
menggunakan wawancara semi-terstruktur
mengingat yang menjadi subjek penelitian Studi Literatur atau studi pustaka yang
Observasi penelitian yang dilakukan
adalah orang dewasa yang merupakan dilakukan peneliti dengan menelusuri
oleh peneliti adalah dengan
masyarakat Kampung Kuta. Wawancara kepustakaan yang berisi teori-teori
mengamati kegiatan, perilaku,
dilakukan secara informal dan cenderung ilmiah baik yang sudah diterbitkan
komunikasi, karakteristik, interaksi yang
santai , sehingga tidak membuat merasa maupun yang belum diterbitkan baik
berkaitan dengan Komunikasi yang
tertekan, dan dengan demikian diharapkan jurnal, e-book, buku , hasil penelitian
dilakukan masyarakat Kampung Kuta
akan memberikan penjelasan yang cukup yang relevan dengan yang akan diteliti.
dalam pengelolaan lingkungan
tinggi

04
Teknik Analisis Data

1. Reduksi Data yaitu peneliti akan mencatat dan merangkum data-data kasar dilapangan mengenai strategi komunikasi yang
dilakukan oleh masyarakat kampung kuta serta menggolongkan data-data kasae tersebut kedalam bentuk informasi yang
sistematis dengan menonjolkan pokok-pokok penting serta membuang data yang tidak perlu dan tidak berkaitan dengan
penelitian.
2. Penyajian Data yang peneliti lakukan untuk mendapatkan gambaran secara keseluruhan dari data yang sudah di reduksi, dan
akan dikembangkan oleh peneliti dalam bentuk deskripsi informasi dan disusun untuk dapat ditarik kesimpulan
3. Penarikan Kesimpulan dan Verisikasi data , yang peneliti lakukan adalah menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi dengan
mencari setiap gejala yang diperolehnya dari lapangan kemudian dirumuskan dengan kalimat yang singkat, padat, dan jelas.
Hasil Penelitian
Gambaran Umum dan Sejarah Kampung Kuta

Kampung Kuta merupakan Kampung Adat yang terletak di Provinsi Jawa Barat tepatnya di Desa Karangpaningal Kabupaten
Ciamis.Dari letak geografisnya, Kampung kuta berbatasan dengan Dusun Cibodas yang berada di sebelah utaranya,
kemudian berbatasan dengan Dusun Margamulnya disebelah barat, disebelah timur dan selatan Kampung Kuta adalah
Sungai Ci Jolang yang menjadi perbatasan antara Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Barat Jawa
Barat.

Nama kampung kuta berasal dari kata mahkota yang berarti sebuah kepangkatan, Kampung Kuta mempunyai sejarah pada
abad ke 8 sebelum masehi, pada saat ini Ki Anjar Sukaresi akan membuat Kerajaan Galuh yang berasal dari Kampung Kuta
ini, sehingga Kampung Kuta banyak dikelilingi oleh situs-situs peninggalan sejarah.

Kampung Kuta merupakan sebuah desa yang dikelilingi oleh kuta atau penghalang berupa tebing. Keadaan Lingkungan di
Kampung Kuta sebagian besar adalah hutan keramat atau leuweung gedhe yang mereka keramatkan dan jaga
kelestariannya sehingga mendapatkan penghargaan Kalpataru sebagai penyelamat lingkungan oleh Presiden RI Megawati
Soekarno Putri tahun 2002. Selain Hutan Keramatnya, kondisi lingkungan di Kampung Kuta masih sangatlah asri dan ramah
lingkungan dari pembangunan rumah tanpa merubah bentuk berupa rumah panggung dan menggunakan bahan bangunan
sesuai dengan tradisi adatnya.

Black Background for Business 11


Hasil Penelitian
Luas Lahan, Jumlah Penduduk, dan Mata
Pencaharian Masyarakat Kampung Kuta

Di Kampung Kuta terdapat 1 RW dan 4 RT dengan luas lahan yang digunakan sekitar 97,40 hektar. 40 Hektar untuk Hutan
lindung, 57,40 hektar lainnya digunakan untuk pemukiman warga Kampung Kuta, sawah, perkebunan, dan lainnya

Jumlah penduduk di Kampung Kuta pada tahun 2021 ada sejumlah 285 penduduk dengan jumlah kepala keluarga sekitar
117 sampai 120 kepala keluarga. Pertumbuhan penduduk di Kampung Kuta relatif kecil dan konstan, tetapi hal ini bukan
disebabkan karena adanya KB (Keluarga Berencana), melainkan karena memang dari dulu, masyarakat Kampung kebanyak
memiliki jumlah anak yang sedikit.

Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Kampung Kuta adalah petani di lahan sendiri atau sebagai buruh tani yang
menggarap lahan sawah milik orang lai. Selain berprofesi sebagai petani, masyarakat kampung kuta juga memiliki profesi
lain sebagai peternak , pengerajin gula aren, pengrajin anyaman bambu, dan lain sebagainya sesuai dengan keadaan
lingkungannya.

Black Background for Business 12


Peran Komunikator pengelolaan lingkungan di
Kampung Kuta

Keberhasilan Kampung adat Kuta dalam mendapatkan penghargaan Kalpataru dan Proklim didasari atas masyarakat yang
selalu menjaga kelestarian lingkungan dan adanya peran Komunikator dalam mendukung pelestarian lingkungan. Di
Kampung Kuta sendiri komunikator yang menurut masyarakat memiliki nilai kredibelitas tinggi yaitu ketua adat dan
pemerintah selaku kepala dusun.

Ketua adat sangat dekat dengan masyarakat dan sangat dihormati sehingga pesan-pesannya dapat diterima dan dipahami
oleh masyarakat, begitu juga dalam upaya komunikasi lingkungan, peran ketua adat selalu menyampaikan nilai-nilai tradisi
dari para leluhur kepada generasi penerus, sehingga ketua adat selalu mengawasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat Kampung Adat Kuta agar tidak bertentangan dengan ajaran leluhurnya. Dalam perannya mengawasi kegiatan–
kegiatan masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Adat Kuta agar tidak bertentangan dengan nilai-nilai
leluhurnya, ketua adat dan masyarakat setempat berkomunikasi secara langsung atau secara lisan.

Begitu pula dengan pemerintah kepala dusun di Kampung kuta yang juga sangat berperan penting dalam pengelolaan
lingkungan di Kampung Kuta.
Peran pemerintah dalam mendukung masyarakat Kampung Adat Kuta dalam mengelola lingkungan yaitu dengan cara
memfasilitasi bidang pembanguan, seperti dinas-dinas yang menata Kampung Adat Kuta, pembentukan kawasan wisata dan
penataan infrastruktur jalan.
Banyak program-program pemerintah yang telah dijalankan, diantaranya adalah program PKH, program bansos, itu
merupakan kegiatan yang dilakukan secara umum. Untuk kegiatan yang dilakukan secara khusus seperti proyek
pembangunan untuk pengembangan adat, pembangunan infrastruktur, seperti jalan-jalan menuju jalur keramat, bangunan-
bangunan yang menjadi fasilitas adat berupa pasangrahan. Program tersebut dari pemerintah yang di khususkan untuk adat.
Pengelolaan Pesan dan Informasi Komunikasi
Lingkungan di Kampung Kuta

Komunikasi lingkungan berperan penting sebagai upaya untuk mengkomunikasikan kelestarian lingkungan yang dapat
membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.Komunikasi yang dilakukan masyarakat kampung
adat kuta dalam mengelola dan melestarikan lingkungan yaitu dilakukan secara langsung atau lisan.

Keberhasilan Kampung Adat Kuta dalam melestarikan lingkungan tidak terlepas dari baiknya komunikasi yang di bangun di
masyarakat. Menurut Didi Sardi Selaku Kepala Dusun Kampung Adat Kuta mengatakan bahwa komunikasi dilakukan secara
intensif, diberikan informasi-informasi penting di setiap kegiatan seperti kegiatan pengajian rutin jum’at pagi oleh ibu-ibu, di
hajatan dan berpesan untuk selalu melestarikan lingkungan, menjaga keutuhan adat dan lingkungan, tidak diperbolehkan
merusak alam sehingga sampai saat sekarang ini kelestarianhutan dan lingkungan masih tetap terjaga.

Dengan Komunikasi yang terjadi secara lisan tersebut, Informasi dapat mudah dan cepat di terima oleh masyarakat kampung
adat dari para sesepuh dan pengurus kampung kuta. Selain itu, Informasi yang diberikan kepada masyarakat juga mengenai
program-program yang akan dilaksanakan, menelaah setiap program yang dilaksanakan agar tidak bertentangan dengan
kearifan lokal, mempertahankan setiap rogram-program yang telah diwariskan secara turun-temurun, bersikap terbuka dan
tidak menutup diri serta tetap menjaga kearifan lokal
Media yang digunakan dalam Komunikasi Lingkungan

Secara umum media komunikasi yang digunakan di kampung adat kuta menggunakan media tradisional
kentongan untuk menjalankan tradisi leluhur, kentongan dibunyikan sebanyak 2 liliran jika ada pertemuan untuk
masyarakat, dan kentongan akan dibunyikan sebanyak 4 liliran jika ada masyarakat kampung kuta yang
meninggal dunia.
Selain itu , masyarakat kampung kuta menggunakan media komunikasi dengan menggunakan media komunikasi
modern elektronik seperti handphone karena paling banyak di gemari dan mudah dalam penggunaanya serta
lebih simpel karena sudah dibuat grup Whatsapp jika ingin menyampaikan informasi terkait pertemuan dengan
masyarakat dan juga masyarakat kampung kuta menggunakan media komunikasi alat pengeras suara atau toa
atau speaker jika ada pengumuman atau informasi yang akan disampaikan untuk masyarakat.
Pamali Di Kampung Kuta

Di Kampung Adat Kuta terdapat budaya yang bernama Pamali, oleh sebab itu Kampung Adat Kuta terkenal
dengan sebutan Kampung Seribu Pamali atau Kampung seribu pantangan. Menurut Ki Warja selaku Sesepuh
Kampung Adat Kuta menyapaikan bahwa Pamali merupakan adat asli yang bernama Adata yaitu ADAT di tulis
kebawah A merupakan Amanah, D yang berarti Didikan, Atika yang berarti Ilmu atau pepatah dan T yang berarti
Tetekon, merupakan undang-undang atau aturan. Pamali berasal dari kata P yaitu Poma, Ma berarti manusia,
sedangkan Li berarti lali, yang artinya “Poma Manusia Ulah Lali Amanah dari Leluhur”, yang diartikan dalam
bahasa Indonesia yaitu kita sebagai manusia yang hidup di Kampung Adat Kuta ini tidak boleh melupakan
amanah dari para leluhur.

Menurutnya budaya pamali merupakan pelajaran hidup bagi manusia, seperti hukum halal dan haram, termasuk
dalam pengelolaan lingkungan, sebagai contoh beliau menyebutkan bahwa masyarakat tidak boleh membangun
rumah secara mermanen atau menggunakan tembok, dan tidak boleh menggali tanah terlalu dalam karena
kontur tanah yang labil.jadi jika ada masyarakat kampung kuta yang meninggal dunia, akan dikuburkan di dusun
tetangga yaitu dusun cibodas.

Budaya pamali dianggap sebagai kearifan tradisional/lokal karena berasal dari warisan leluhur yang telah berlaku
secara turun temurun. Di kampung kuta, budaya tradisional tersebut masih berlaku yang dapat mengendalikan
perilaku manusia dalam berinteraksi dengan alam atau dengan sesamanya. Budaya pamali di Kampung Kuta
dibedakan menjadi dua yaitu pamali yang berhubungan dengan pengelolaan sumberdaya alam dan pamali yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Untuk pamali yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya
alam yaitu Tidak boleh membuat rumah dari bahan tembok, atap tidak boleh menggunakan genting, tetapi harus
menggunakan alang-alang atau ijuk, jika ingin membangun rumah harus menghadap sesuai aturan yang berlaku.
Pembahasan
Peran Komunikator pengelolaan lingkungan di
Kampung Kuta

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, peneliti melihat bahwa masyarakat kampung adat kuta
mempunyai komunikator yang dipercaya dalam melakukan proses pengelolaan lingkungan, yaitu
bapak Warsim Setiawan sebagai ketua adat yang mempunyai kredibilitas tentang pengetahuaannya
mengenai adat dan ritual, ketua adat di kampung kuta selain mempunyai kredibilitas mengenai adat
dan ritual, kredibilitas lainnya yaitu karena ketua adat dipilih langsung oleh masyarakat kampung kuta
itu sendiri, dan karena ketua adat salah satu perangkat desa sehingga agar lebih mudah sebagai
penyambung lidah antara masyarakat kampung adat kuta dan pemerintah. Kredibilitas menurut
Komunikator lainnya yang ada di kampung kuta yaitu kepala dusun yang dinilai berkompeten dalam
menyampaikan berbagai informasi dari pemerintah, kepala dusun dianggap memiliki kredibilitas
karena masyarakat mendapatkan bantuan-bantuan yang berupa bantuan sosial serta kepala dusun
pun acapkali menyampaikan dan menyalurkan program pemerintah yang terkait dnegan pengelolaan
lingkungan, misalnya memperbaiki akses jalan menuju leweung gedhe yang dikeramatkan, selain itu
ada juga program penataan lingkungan yang melibatkan pula elemen masyarakat, dan yang terbaru
ini ada program menanam pohon sebagai penyangga sumber air di kampung kuta. Selain ketua adat
yang juga perangkat desa, berdasar pada alur birokrasi yang ada kepala dusun pun dapat bertindak
sebagai penyambung lidah antara masyarakat kampung kuta dengan pemerintah

Black Background for Business 17


Pembahasan
Pengelolaan Pesan

Dalam mengelola pesan mengenai lingkungan yang ada di kampung kuta terdiri dari beberapa syarat, yaitu :

1. Umum. Pesan yang disampaikan oleh komunikator yaitu pesan yang bersifat umum dan mudah dipahami oleh khalayak sasaran terutama disini yaitu
masayrakat kmpung adat kuta. Komunikator yang merupakan ketua adat dan kepala dusun sebagai perwakilan pemerintahan disini selalu menyampaikan
pesan betapa pentingnya untuk selalu menjaga lingkungan melalui nilai-nilai pamali yang ada di kampung kuta ini.

2. Jelas. Ketua adat dan pemerintah selalu menyampaikan pesan dengan jelas, contohnya ketika mengingatkan untuk melaksanakan kegiatan kebersihan
lingkungan, memasang media luar ruangan yang berisi larangan-larangan. dan dengan bahasa yang daerah sehingga mudah dimengerti dan tidak
menimbulkan salah penafsiran
Bahasa jelas. Bahasa yang digunakan dalam menyampaikan pesan leh komunikator di kampungkuta yaitu dengan menggunakan bahasa keseharian yaitu
bahasa sunda, sehingga masyarakat mudah mengerti dan tidak menggunakan istilah-istilah yang sulit dipahami.

3. Positif. Pesan yang disampaikan oleh ketua adat dan pemerintah dilakukan dengan car acara yang positif misalnya ketika ada kegiatan hajat bumi, ritual
nyuguh, pesan pesan untuk mengingatkan bahwa pentingnya menjaga lingkungan disampaikan sehingga warga pun bersimpati, dan turut serta dalam
melaksanakan terhadap pesan yang disampaikan.

4. Seimbang. Pesan yang disampaikan ketua adat kepada masyarakat disampaikan dengan cara yang seimbang, artinya setiap pesan yang disampaikan
selalu diingatkan nilainya atau dijelaskan pula akibat ketika pesan tersebut tidak melaksanakannya, contohnya pesan dari pamali yang ada di kampung
kuta untuk tidak membangun rumah secara permanen dijelaskan pula alasannya karena kondisi kampung kuta yang merupakan lembah dan rawan
longsor.

5. Sesuai. Pesan yang disampaikan oleh ketua adat dan pemerintah sesuai dengan keinginan warga, misalnya sudah mulai masuk bulan safar warga
diingatkan untuk tidak melakukan aktivitas pembangunan, baik merenovasi rumah ataupun melakukan kegiatan yang tujuannya pembangunan, karena
pada bulan-bulan tersebut sering terjadi seperti angin yang kencang.

Black Background for Business 18


Pembahasan
Pengelolaan Pesan

Pesan-pesan yang disampaikan oleh ketua adat dan pemerintah memiliki beberapa sifat diantaranya pesan informatif dan pesan
persuasif

1. Pesan informatif hanya memuat tentang informasi dan tidak mengharapakn perubahan sikap atau perilaku setelah disampaikannya
pesan tersebut, jenis pesan informatif ini ada keterkaitannya dengan pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator kampung kuta
contohnya pesan dari pemerintah mengenai adanya bantuan dari pemerintah seperti bantuan PKH dan bantuan-bantuan lainnya yang
bersifat bantuan sosial bagi kebutuhan masyarakat. Selain pesan berupa teks adapula pesan-pesan yang dikemas secara tradisional yang
sifatnya hanya menginformasikan saja seperti bunyi kentungan sebanyak 2 kali yang menandakan adanya kegiatan ronda malam, dan
bunyi kentungan 4 kali yang menandakan adanya orang yang meninggal.

2. pesan persuasif merupakan pesan yang menghendaki adanya perubahan sikap, pengetahuan, serta perilaku individu,
hal tersebut berkaitan dengan sifat pesan yang disampaikan oleh ketua adat yang pada umumnya pesan-pesan yang
disampaikannya semata-mata untuk mengingatkan masyarakat agar terus menjaga lingkungan, contoh pesan persuasif
yaitu adanya pamali yang selalu diterapkan oleh masayrakat seperti larangan menguburkan jenazah di kampung kuta
karena kampung kuta merupakan tanah yang suci berdasarkan cerita para leluhur yang ada di kampung kuta. Larangan
untuk tidak mengambil apapun dari leweung gedhe, pesan-pesan ini semata-mata mengingatkan dan mengharapkan
masyarakat kampung kuta untuk selalu peduli dan melestarikan terhadap lingkungan yang ada di kampung kuta.

Black Background for Business 19


Model Strategi Komunikasi
Pembahasan

Black Background for Business 20


Pembahasan
Pamali di Kampung Kuta

Dalam budaya pamali yang ada di kampung kuta peneliti melihat bahwa adanya konsep Society dalam interaksi simbolik . Dikutip dari (West, 2010.)Society atau masyarakat merupakan sebuah kemampuan setiap individu dalam membangun hubungan sosial ditengah masyarakat dengan berbagai aspek sosial yang
meliputi adat, suku bangsa, agama, budaya, dan lain sebagainya yang mana perilaku individu tersebut dipengaruhi oleh proses budaya dan sosial dalam society. dari interaksi simbolik Society diatas, diketahui bahwa masyarakat Kampung Adat Kuta selalu menjalankan nilai-nilai tradisi dan budaya dari para leluhur

Masyarakat Kampung Kuta merupakan suatu komunitas yang memiliki kesamaan suku, agama dan ras. Hal ini disebabkan karena mereka merupakan suatu kesatuan, yang memiliki ikatan yang kuat satu sama lain karena merupakan satu keturunan dari leluhur yang sama dan berdasarkan uraian mengenai budaya
pamali diatas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pentingnya pamali bagi masyarakat Kampung Adat Kuta adalah sebagai berikut : 
1. Pamali merupakan tradisi yang diajarkan turun-temurun dari zaman leluhur yang berisikan mengenai tuntunan hidup
2. Pamali mengajarkan masyarakat untuk mengetahui hal-hal baik dan hal buruk
.

Black Background for Business 21


Kesimpulan Saran
1. Komunikator di Kampung Adat Kuta adalah Ketua Adat dan Pemerintah
Kepala Dusun, Komunikator merupakan orang yang menjalankan proses Berdasarkan hasil penelitian Strategi Komunikasi
Strategi Komunikasi. Peran Ketua adat sebagai komunikator di Kampung Masyarakat Kampung Adat Kuta dalam mengelola
Kuta adalah selalu menyampaikan nilai-nilai tradisi dari para leluhur kepada lingkungan dengan kearifan lokal pamali, terdapat saran
generasi penerus, sehingga ketua adat selalu mengawasi kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Adat Kuta agar tidak yang penulis ingin sampaikan, yaitu meskipun sekarang
bertentangan dengan ajaran leluhurnya, kemudian peran dari Kepala Dusun masyarakat Kampung Adat kuta telah mengikuti
atau pemerintah sebagai komunikator di Kampung Adat Kuta adalah perkembangan zaman dengan menggunakan media
memfasilitasi program-program dari pemerintah pusat, program-program komunikasi modern, masyarakat kampung adat kuta
yang telah dilaksanakan diKampung Kuta adalah program PKH, program diharapkan tetap mempertahankan nilai-nilai budaya yang
bansos, pembangunan untuk pengembangan adat, pembangunan
infrastruktur, seperti jalan-jalan menuju jalur keramat, bangunan-bangunan
telah diajarkan oleh para leluhur, masyarakat pribumi
yang menjadi fasilitas adat berupa pasangrahan. tidak boleh kalah dengan masyarakat pendatang, seperti
contoh mempertahankan tradisi jangan mudah
2. Pengelolaan Pesan dan Informasi Komunikasi mengenai pelestarian dan terpengaruh oleh budaya yang dibawa pendatang dan
pengelolaan lingkungan di Kampung Kuta yaitu melakukan komunikasi tetap memegang teguh prinsip dan adat istiadat.
secara langsung atau lisan.

3. Media Komunikasi yang digunakan di Kampung Kuta untuk mengelola dan


melestarikan lingkungan adalah dengan menggunakan media komunikasi
tradsional dan media komunikasi modern, media komunikasi tradisional
yang di gunakan di Kampung Kuta adalah kentungan, sedangkan media
komunikasi modern yang digunakan di Kampung Kuta adalah media
elektronik handphone dan speaker atau toa.

4. Budaya pamali menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan


masyarakat Kampung Kuta karena budaya pamali sudah melekat pada
budaya lokal yang ada dan berkembang pada masyarakat Kampung Kuta,
selain itu budaya pamali dikampung Kuta juga dapat memberikan pelajaran
hidup bagi masyarakat Kampung Kuta, Masyarakat Kampung Kuta percaya
bahwa budaya pamali sama seperti hukum halal dan haram yang dapat
mengatur semua yang ada di kehidupan manusia agar selamat didunia
Black Background for Business 22
maupun diakhirat jika mempercayainya.

Anda mungkin juga menyukai