Anda di halaman 1dari 14

PAJAK PPH 23

Andri Dellio / 1
Joyceel Clarita / 14
Kornelia Dinda / 18
Theresia Florentina / 28
Valencia / 29
Yunita Kasih / 31
Pembahasan

01 02
Pengertian PENERIMA
Yang dimaksud dengan Yang dapat menerima penghasilan
PPh pasal 23 dipotong PPh 23

05
Tarif
Tarif yang dikenakan
berdasarkan DPP

Penghasilan yang
Pemotong
03 04
dikenakan
Subjek pemotong PPh Penghasilan yang dikenakan
pasal 23 bersifat final
pengertian
● pajak yang dilakukan pemotongan
atas pemotongan penghasilan atau
pendapatan yang diambil dari
modal, penyerahan jasa, hadiah,
dan penghargaan selain yang telah
dipotong PPh Pasal 21
02 Penerima
 Wajib pajak (WP) dalam negeri
(orang pribadi dan badan) Pada
prinsipnya orang pribadi menjadi
subjek pajak dalam negeri adalah
orang pribadi yang bertempat
tinggal atau berada di Indonesia.
Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha
yang dipergunakan subjek pajam ( non-
resident taxpayer) baik orang pribadi/
badan untuk menjalankan usaha/melakukan
kegiatan di Indonesia pasal 2 ayat (5)
Undang-Undang Nomor 36 Rahun 2008
0 Pemotong
3  Subjek yang menjadi pemotong PPh
Pasal 23 artinya wajib pajak
tersebut yang menerbitkan bukti
pemotongan PPh pasal 23 kepada
lawan transaksi. Sementara subjek
yang di potong adalah wajib pajak
yang menerima bukti pemotong PPh
dari lawan transaksinya
Penghasilan
04 Yang
Dikenakan
 Penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan
bersifat final adalah penghasilan berupa
bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga
obligasi dan surat utang negara, dan bunga
simpanan yang dibayarkan oleh koperasi
kepada anggota koperasi orang pribadi.
Penghasilan berupa hadiah undian
TAR
05 IF
Tarif 15% atas jumlah bruto: Dikenakan 2% dari jumlah bruto
atas sewa dan penghasilan lain
o Dividen, kecuali pembagian kepada orang sehubungan dengan penggunaan
pribadi dikenakan final, bunga dan royalti harta, kecuali sewa tanah dan/
bangunan, dari jumlah bruto
o Hadiah dan penghargaan, dan sejenisnya atas imbalan jasa teknik, jasa
selain yang telah dipotong Pajak manajemen, jasa konstruksi,
Penghasilan (PPh), yaitu penghasilan yang dan jasa konsultan, dan dari
diterima atau diperoleh wajib pajak jumlah bruto atas imbalan jasa
dalam negeri orang pribadi yang berasal lainnya
dari penyelenggara kegiatan sehubungan
dengan pelaksanaan suatu kegiatan Bagi wajib pajak yang tidak ber-
NPWP akan dipotong 100% lebih
tinggi dari tarif PPh pasal 23.
Tarif
Yang dimaksud dengan jumlah bruto adalah seluruh jumlah penghasilan yang dibayarkan,
disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan
pemerintah, subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap atau
perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk
usaha tetap. Tidak termasuk:
• Pembayaran gaji, upah, honorium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai imbalan
sehubungan dengan pekerjaan yang dibayarkan WP penyedia tenaga kerja kepada tenaga
kerja yang melakukan pekerjaan berdasarkan kontrak dan juga pengguna jasa
• Pembayaran atas pengadaan/pembelian barang atau material (dibuktikan dengan faktur
pembelian)
• Pembayaran pada pihak kedua (sebagai perantara) untuk selanjutnya dibayarkan kepada
pihak ketiga (dibuktikan dengan faktur tagihan pihak ketiga disertai dengan perjanjian
tertulis)
• Pembayaran penggantian biaya (reimbursement), yaitu penggantian pembayaran sebesar
jumalh yang nyata-nyata telah dibayarkan pihak kedua kepada pihak ketiga (dibuktikan
dengan faktur tagihan atau bukti pembayaran yang telah dibayarkan kepada pihak
ketiga)
Tarif
 
Jumlah bruto tersebut tidak berlaku :
- Atas penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa katering
- Dalam hal penghasilan yang dibayarkan dengan jasa, telah dikenakan pajak yang
bersifat final
- Pembayaran gaji, upah, tunjangan, honoranium, dan pembayaran lain yang merupakan
imbalan atas pekerjaan yang dilakukan wajib pajak penyedia tenaga kerja kepada
tenaga kerja. Hal ini harus dibuktikan oleh kontrak kerja dengan pengguna jasa dan
daftar pembayaran gaji, tunjangan, upah, atau honoranium
- Pembayaran kepada penyedia jasa yang merupakan hasil pengadaan barang atau
material terkait jasa yang diberikan. Hal ini harus dibuktikan oleh faktur pembelian
atas pengadaan barang atau material
- Pembayaran melalui penyedia jasa kepada pihak ketiga. Hal ini harus dibuktikan oleh
faktur tagihan dari pihak dan disertai dengan perjanjian tertulis
Pembayaran kepada penyedia jasa yang berupa penggantian atau reimbursement.
Ini berlaku untuk biayayang telah dibayarkan oleh penyedia jasa kepada pihak
ketiga. Hal ini harus dibuktikan oleh faktur tagihan dan bukti pembayaran
Contoh soal

 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Sejahtera mengumumkan pembagian


dividen sebesar Rp3.000.000.000. PT Perkasa memiliki 10% saham PT Sejahtera.

PT Perkasa adalah wajib pajak badan yang atas dividen yang diterimanya tidak berlaku
ketentuan PPh pasal 4 ayat (2). Berdasarkan ketentuan Undang-Undang (UU) PPh
Nomor 36 Tahun 2008, penghasilan berupa dividen yang diterima PT Perkasa dikenai
PPh pasal 23 dengan tarif 15% dari penghasilan bruto.

Kepemilikan PT Perkasa adalah 10%, sehingga dividen yang menjadi hak PT Perkasa
adalah Rp300.000.000 (Rp3.000.000.000×10%).
Jumlah PPh pasal 23 yang dipotong adalah Rp45.000.000 (Rp300.000.000×15%).


 Contoh Penghitungan PPh 23 dengan Tarif Pemotongan 2%

PT Sejahtera memberikan jasa konsultasi kepada CV Indah pada bulan Agustus 2019 dengan
imbalan sebesar Rp20.000.000 tunai.

Maka, penghitungan PPh 23 untuk pendapatan ini adalah:


2% x penghasilan bruto
2% x Rp20.000.000 = Rp400.000

Besaran PPh Pasal 23 untuk imbalan jasa konsultasi PT Sejahtera adalah sebesar Rp400.000 dan
harus dilaporkan oleh CV Indah ke kantor pajak.
LATIHAN
SOAL
1. Pada tanggal 5 Januari 2020, PT Sejahtera melakukan pembayaran bunga obligasi kepada PT Indah
merdeka sebesar Rp 85.000.000. Obligasi tersebut tidak diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.Maka
PPh pasal 23 harus dipotong oleh PT sejahtera yaitu : 15% × 85.000.000 = 12.750.000

2. Pada 10 Maret 2014, PT Cahaya memberikan penghargaan atas kerjasama kepada PT Makmur
sebagai tanda kerjasama yang baik sebesar Rp250.000.000. Maka PPh yang dipotong dari PT cahaya
yaitu : 15 % × 250.000.000 = 37.500.000 Karena PT cahaya memberikan sebuah penghargaan 250.000.000
kepada PT makmur jadi dikenakan PPh 23 dengan tarif 15%

3. PT Suci meminta jasa dari ibu meri untuk membuat sistem akuntansi perusahaan dengan Imbalan
sebesar Rp60.000.000 (sudah termasuk PPN). Maka PPh 23 yang harus dipotong PT suci yaitu : 2% ×
60.000.000 = 1.200.000 Karena PT suci meminta jasa dari ibu Meri yaitu membuat sistem akuntansi
dalam perusahaan dengan imbalan dan sudah termasuk PPN jadi dikenakan PPh 23 dengan tarif 2%
Latihan
Soal
4. PT bunga Indah membayar sewa kendaraaan bus traveling dengan nilai sewa sebesar
Rp55.000.000 kepada joko dermawan. Maka PPh pasal 23 yang dipotong oleh PT bunga
indah yaitu : 2% × 55.000.000 = 1.100.000 karena PT bunga indah membayar sewa
kendaraan bus traveling kepada Joko dermawan jadi dikenakan PPh pasal 23 dengan tarif
2%

5. Pada 10 Agustus 2020, PT Gemerlang membayar royalti kepada Ibu Saswati sebagai
penulis buku Sebesar Rp100.000.000. Ibu saswati telah mempunyai NPWP
01.444.888.2.987.000. PPh pasal 23 yang dipotong oleh PT Gemerlang yaitu :
15%×100.000.000 = 15.000.000 Karena PT Gemerlang mebayar royalti kepada ibu saswati
dan ibu saswati telah mempunyai NPWP maka tetap dikenakan PPh 23 dengan tarif 15%
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai