Anda di halaman 1dari 24

ENTERPRISE RESOURCES

PLANNING
Pertemuan 10
Proses Produksi dan SCM
Tujuan Production Planning
Menjadwalkan produksi secara ekonomis
sehingga perusahaan dapat mengirimkan
produk kepada customer sesuai dengan
tanggal yang dijanjikan dalam arti yang paling
efisien.
Input Sumber
daya: Proses Perencanaan
Proses Pengendalian Output:
Bahan baku,
dan komponen Value
Waste
Tenaga Kerja Proses Implementasi/Eksekusi

Mesin dan
peralatan
Why Plan ?
Karena adanya keterbatasan sumber daya.
Untuk memastikan keseimbangan antara demand
dengan sumber daya.

Demand Resources:
Material
Capacity
Keputusan Terkait Production Planning
Tiga Pendekatan Produksi
Make-to-stock (MTS), item dibuat untuk persediaan untuk
mengantisipasi sales order; kebanyakan produk konsumen
(seperti sabun, snack) dibuat dengan cara seperti ini.
Make-to-order (MTO), item diproduksi untuk memenuhi spesifikasi
dari konsumen, perusahaan sering menggunakan pendekatan
ini ketika memproduksi item yang terlalu mahal untuk disimpan
sebagai persediaan atau item yang dibuat dan dikonfigurasikan
berdasarkan spesifikasi customer (seperti percetakan, pesawat
udara, dan peralatan besar industri).
Assembler-to-order, item diproduksi menggunakan kombinasi
dari proses MTS dan MTO, produk akhir dirakit berdasarkan
order dari komponen MTO (seperti komputer rakitan)
Quiz

Anda masuk kesebuah toko ingin membeli jas, anda


tertarik dengan salah satu model yang tersediadan
ternyata tersedia ukuran yang pas dengan anda,
berdasarkan informasi tersebut diatas, strategy rantai
supply dari toko tersebut adalah.
a. Make to Stock
b. Make to Order
c. Engineer to Order
d. Semua yang diatas benar
Quiz

Ternyata setelah diskusi dengan isteri anda, ternyata


dia ingin anda mengenakan jas yang khusus untuk
suatu acara bergengsi, sehingga dia pergi ke penjahit
dan memilih jenis kain khusus, pendekatan rantai
suplai untuk jas ini adalah:
a. Make to stock
b. Make to order
c. Make to engineer
d. Semua yang diatas salah
Quiz

Anda dan isteri ingin membeli meja khusus untuk


ruang makan, tetapi setelah keliling toko perabot,
tidak ditemukan meja yang sesuai. Akhirnya disepakati
untuk menempa ke tukang perabot sesuai dengan
rancangan dari anda, pendekatan rantai suplai meja
diatas adalah:
a. Make to stock
b. Make to order
c. Engineer to order
d. Semua yang diatas salah
Tahapan Production Planning & Control

RCCP  menguji MPS, RCCP ditampilkan pada suatu Load Profile untuk sumber daya kritis seperti
tenaga kerja, mesin dan peralatan, kapasitas gudang, kapasitas pemasok dan part, dan sumber
daya keuangan.
CRP  Penentuan kapasitas yang dibutuhkan sesuai hasil MRP, modifikasi dilakukan dengan
lembur, perubahan routing maupun sub kontrak, jika kapasitas yang dapat digunakan tidak
Konflik antar Fungsi

Kita harus selalu memiliki persediaan


yang mencukupi sehingga tidak ada
order deri customer yang dilewatkan

Saya tidak ingin mesin saya memiliki


Laju turnover persediaan terlalu rendah, lebih dari sekali setup perminggu,
kita perlu menurunkan tingkat terlalu banyak perubahan darii
persediaan kita lebih rendah 10% tahun customer secara nyata menghancurkan
ini produktivitas kita.

Kita perlu memiliki suatu jadwal


pengiriman yang lebih baik dari
pemasok, terlalu banyak persediaan
meningkatkan kerumitan didalam
pengaturan aktitas gudang
Bad Cross Function Tim
Tim Marketing tidak tahu
Perubahan beban dari sistim produksi
teknis tidak dan membuat keputusan
dikomunikasikan tanpa diskusi dengan bagian
ke tim lain produksi

Informasi material yang Pada saat pengeluaran


terlambat dari pemasok persediaan orang
tidak dikomunikasikan gudang sering lupa
dengan fungsi lain menginput ke sistem
Studi Kasus
Fitter Snacker’s Manufacturing
Lini Snack bar memproduksi:

200 bars/minute
3,000 lb/hr


Lini Produksi beroperasi selama satu shift perhari selama 8 jam

Bahan baku dicampur pada salah satu dari empat mixer

Mixer dapat memproduksi 4000 lb adonan per-jam

Kapasitas cadangan menjaga lini snack bar berhenti jika
ada mixer yang rusak

4 lb dari snack dipacking menjadi 24 kotak display, dan 12 kotak
dipacking menjadi satu peti

Perubahan dari NRG-A ke NRG-B bars membutuhkan 30 menit
Studi Kasus Proses Produksi
Mixer

Finished Goods Warehouse


Raw Material Warehouse
Snack Bar Line
Mixer

Form Bake Pack


Mixer

Mixer

Gambaran proses produksi pada perusahaan yang memproduksi Snack


Urutan proses
1. Bahan baku diambil dari warehouse ke salah satu dari
empat mixer.
2. Masing-masing mixer membuat adonan 500 lb/batch.
3. Pembuatan adonan membutuhkan waktu 15 menit
untuk pencampuran, dan 15 menit untuk unload, clean
dan load, sampai kepada batch berikutnya (berapa
lama per batch?).
4. Setiap saat hanya 3 mixer yang dioperasikan, dan
satunya untuk cadangan kemungkinan breakdown.
Berapa lb total adonan yang dihasilkan/jam?
Urutan proses (lanjutan)
5. Adonan hasir campuran dituang ke suatu penampung.
Adonan dibentuk dengan cetakan menjadi batangan
dengan berat masing-masing 4 lb.
6. Dengan konveyor batangan dibawa ke oven untuk
pembakaran selama 30 menit.
7. Batangan yang keluar dari oven, masing-masing
dibungkus dengan pembungkus foil, dan 24 batang diisi ke
kotak.
8. Pada akhir produksi dari lini snack bar, kotak ditumpuk
pada pallet (untuk order yang banyak, kotak dikarduskan
ke kardus pengiriman, dan baru ditumpuk pada pallet)
Urutan Proses
Perubahan produksi snack bar membutuhkan
waktu setup 30 menit (membersihkan
peralatan, mengganti pembungkus, kotak, kotak
pengiriman).
Pada akhir shift, karyawan akan membersihkan
peralatan dan mempersiapkan kondisi untuk
produksi hari berikutnya untuk menghindari
waktu yang habis untuk changeover.
Permasalahan
Perusahaan tidak ada masalah didalam membuat snack bar, tetapi memiliki
masalah untuk memutuskan:
1. Berapa banyak bar yang dibuat dan kapan?
2. Permasalahan komunikasi
3. Masalah persediaan, berapa banyak bahan baku yang harus dipesan untuk
memenuhi tingkat produksi, dan kapan harus dipesan?
4. Pencatatan akuntansi yang tidak konsisten
Perusahaan yang sukses harus:
1. Membangun suatu rencana produksi yang baik
2. Menjalankan rencana tersebut
3. Membuat penyesuaikan ketika customer demand berbeda dengan forecast.
Permasalahan komunikasi
Sharing informasi antara bagian M/S dengan produksi, dimana
meeting M/S sering mengabaikan bagian produksi, terutama
terkait dengan rencana promosi yang dapat menyebabkan
lonjakan permintaan.
Lonjakan permintaan menyebabkan persediaan habis, sehingga
bagian produksi perlu melakukan lembur untuk mengisi kembali,
dan menimbulkan biaya yang lebih tinggi.
Peningkatan produksi dapat menyebabkan kekurangan bahan
baku, pembungkus, kotak.
Sehingga lonjakan yang tidak terencana menimbulkan frustasi
pada bagian produksi, dan meningkatkan biaya serta resiko.
(jika hal tersebut tidak ditangani dapat menyebabkan kinerja
bagian produksi tidak tercapai). KPI terkait biaya produksi.
Masalah Persediaan
Data persediaan tidak tercatat secara up-to-date,
dimana tidak ada informasi persediaan yang
telah terjual, tetapi belum dikirim.
Permasalahan timbul ketika ada dua order dalam
jumlah besar tiba pada saat yang sama,
sehingga menyebabkan persediaan jenis
tertentu habis seketika, sehingga perlu segera
diproduksi untuk pengisian kembali (switching
produksi membutuhkan waktu change over 30
menit)
Masalah Akuntansi... (Lanjutan)
Bagian Produksi dan Akuntansi tidak memiliki cara yang
baik untuk menghitung biaya harian. Biaya produksi
berdasarkan jumlah bar yang diproduksi setiap
harinya.
Untuk tujuan costing, perusahaan menggunakan
standard cost yang merupakan normal cost yang
dibuat berdasarkan data histori.
Biaya tenaga kerja langsung dan overhead dapat
diperkirakan untuk masing-masing batch. Jumlah
batch dikali dengan biaya standard masing-masing
batch, dan menghasilkan jumlah yang akan
dibebankan ke ongkos produksi.
Masalah Akuntansi dan Pembelian
Kebanyakan industri menggunakan standard cost, tetapi
metode ini perlu disesuaikan kembali pada setiap
periodenya.
Biaya bahan baku dipengaruhi oleh ongkos pembelian
yang dapat saja berfluktuasi.
Manager produksi tidak dapat memberikan proyeksi
kebutuhan bahan baku yang sebenarnya, sehingga
manager pembelian berusaha menumpuk persediaan
sebanyak mungkin untuk menghindari kekurangan
bahan baku, terutama bahan yang leadtimenya lama.
Ongkos tenaga kerja berfluktuasi karena adanya
kebijakan lembur.
Masalah Akuntansi... (Lanjutan)
Bagian produksi dan Accounting secara periode
perlu membandingkan standard cost dengan
actual cost dan kemudian melakukan
penyesuaian untuk perbedaan yang timbul.
Penyesuaian dilakukan setiap bulan, dan kadang-
kadang dilakukan pada setiap kuartal, sehingga
menyebabkan laporan yang disajikan tidak
akurat dari waktu ke waktu.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai