Bab 12 - Akuntansi Transaksi Ijarah
Bab 12 - Akuntansi Transaksi Ijarah
AKUNTANSI TRANSAKSI
IJARAH
Ijarah dan ijarah Muntahiyah Bit tamlik (IMBT) merupakan transaksi sewa
menyewa yang diperbolehkan oleh syariah. Akad ijarah merupakan akad yang
memfasilitasi transaksi pemindahan hak guna (maanfaat) atas suatu barang atau
jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah tanpa diikuti
pemindahan kepemilikan barang.
1.Dibandingkan dengan akad murabahah, akad ijarah lebih fleksibel dalam hal
objek transaksi.
Ketentuan syar’I transaksi ijarah diatur dalam fatwa DSN no 09 tahun 2000.
Adapun ketentuan syar’i transaksi ijarah untuk penggunaan jasa diatur
dalam fatwa DSN no 44 tahun 2004. Sedangkan ketentuan syar’i IMBT
diatur dalam fatwa DSN no 27 tahun 2000.
Rukun transaksi ijarah meliputi (a) transaktor yakni penyewa dan pemberi
sewa, (b) objek ijarah, yakni fasilitas dan uang sewa; dan (3) ijab dan kabul
menunjukkan searah terima, baik berupa ucapan atau perbuatan.
a. Transaktor
Transaktor terdiri atas penyewa (nasabah) dan pemberi sewa (bank syariah). Kedua transaktor
disyaratkan memiliki kompetensi berupa akil baligh dan kemampuan memilih yang optimal
seperti tidak gila, tidak sedang dipaksa dan yang lain yang sejenis. Impilikasi perjanjian
sewa kepada bank syariah sebagai penyewa adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan aset yang disewakan
b. Menanggung biaya pemeliharaan aset
c. Menjamin bila terdapat cacat pada aset yang disewakan
Adapun kewajiban nasabah sebagai penyewa adalah:
a. Membayar sewa dan bertanggungjawab untuk menjaga keutuhan aset yang disewa
serta menggunakannya sesuai kontrak.
b. Menanggung biaya pemeliharaan yang sifatnya ringan (tidak materiil).
c. Jika aset yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dari penggunaan yang
dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak penyewa dalam menjaganya, ia
tidak bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.
Ijab dan kabul dalam akad ijarah merupakan peryataan dari kedua belah pihak yang
berkontrak, dengan cara penawaran dari pemilik aset (bank syariah) dan penerimaan
yang dinyatakan oleh penyewa (nasabah).
Berdasarkan fatwa DSN no 27 tahun 2002, disebutkan bahwa pihak yang melakukan
transaksi IMBT harus melaksanakan akad ijarah terlebih dahulu. Dengan demikian
pada akad IMBT, juga berlaku semua rukun dan syarat transaksi ijarah. Adapun akad
perjanjian IMBT harus disepakati ketika akad ijarah ditandatangani. Selanjutnya
pelaksanaan akad pemindahaan kepemilikan, baik dengan jual beli atau pemberian
hanya dapat dilakukan setelah masa ijarah selesai.
Pembiayaan multijasa dengan skema ijarah adalah pembiayaan yang diberikan oleh
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas
suatu jasa dengan menggunakan akad ijarah, pembiayaan multijasa hukumnya boleh
(jaiz) dengan menggunakan akad ijarah atau kafalah.
Keempat, nasabah menyewa membayar fee sewa kepada bank syariah sesuai
dengan kesepakatan akad sewa.
Kelima, pada transaksi IMBT, setelah masa ijarh selesai, bank sebagai pemilik
barang dapat melakukan pengalihan hak milik kepada penyewa.
dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)
Gambar 12.1
ALUR TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
Bank Syariah 1.
sebagai Negosi
asi dan Nasabah
pemberi sewa sebagai
barang dan akad
ijarah penyewa
jasa
PT. Namira membutuhkan sebuah mobil untuk keperluan usahanya. Pada bulan januari
20XA, PT Namira mengajukan permohonan ijarah kepada bank syariah. Adapun informasi
tentang penyewaan tersebut adalah sebagai berikut:
Beberapa hal yang perlu dilakukan perhitungan terkait transaksi ijarah adalah perhitungan
penentuan keuntungan dan fee ijarah, perhitungan uang muka sewa, dan biaya administrasi ijarah.
Pendapatan sewa, dilaporkan baik pada laporan laba rugi maupun laporan
perhitungan bagi hasil. Pada kedua laporan, pendapatan yang disajikan
adalah pendapatan bersih yaitu pendapatan sewa dikurangi beban-beban
yang terkait dengan ijarah antara lain beban penyusutan dan beban
perbaikan dan pemeliharaan. Pada laperan laba rugi biasanya dibuat pada
akhir tahun, sedangkan laporan perhitungan bagi hasil biasanya disajikan
setiap bulan untuk keperluan perhitungan bagi hasil dengan pemilik dana
pihak ketiga.
(i). Laporan Laba Rugi
Juli Agustus September Oktober Nopember Desemb Total
er
Pendapatan sewa 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 14.400.000
(saldo kas+akrual)
(Beban lain) - - - - - - -
Rp 120.000.000
Penyusutan IMBT per bln = = Rp 5.000.000
24
dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)
b. Penentuan Pendapatan IMBT
Berikut adalah tabel penyusutan aset ijarah dan pembayaran sewa ijarah
No Biaya penyusutan (Rp) Pembayaran Sewa (Rp) Keterangan Tanggal penyusutan dan pembayaran
1 1.500.000 1.700.000 1 Maret 20XA
2 1.500.000 1.700.000 1 April 20XA
3 1.500.000 1.700.000 1 Mei 20XA
4 1.500.000 1.700.000 1 Juni 20XA
5 1.500.000 1.700.000 1 Juli 20XA
6 1.500.000 1.700.000 1 Agustus 20XA
12.8 Pengungkapan
Berdasarkan PSAK no 107, hal-hal yang harus diungkap dalam catatan atas
laporan keuangan tentang transaksi ijarah antara lain tetapi tidak terbatas,
pada:
(a) penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak
terbatas pada:
(i) keberadaan wa’ad pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang
digunakan (jika ada wa’ad pengalihan kepemilikan);
(ii) pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah lanjut;
(iii) bagunan yang digunakan (jika ada);
(b) nilai perolehan dan akumulasi penyusutan untuk setiap kelompok aset
ijarah; dan
(c) keberadaan transaksi jual-dan-ijarah (jika ada).
dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)
12.7. Penyajian
Berdasarkan PSAK no 107 pendapatan ijarah disajikan secara neto
setelah dikurangi beban-beban yang terkait, misalnya beban
penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan, dan sebagainya.
12.8 Pengungkapan
Berdasarkan PSAK no 107, hal-hal yang harus diungkap dalam catatan atas
laporan keuangan tentang transaksi ijarah antara lain tetapi tidak terbatas,
pada:
(a) penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak
terbatas pada:
(i) keberadaan wa’ad pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang
digunakan (jika ada wa’ad pengalihan kepemilikan);
(ii) pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah lanjut;
(iii) bagunan yang digunakan (jika ada);
(b) nilai perolehan dan akumulasi penyusutan untuk setiap kelompok aset
ijarah; dan
(c) keberadaan transaksi jual-dan-ijarah (jika ada).
dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)
Sekian
Terima Kasih
Wassalamu’alaikum wr wb