Anda di halaman 1dari 24

HARAPAN

• Desain Konstruksi Landfill & TPS LB3 sesuai


aturan.
• Agar pengelolaan LB3 dimasukkan ke dalam
Dokumen Lingkungan khususnya FABA,
termasuk alternatif pemanfaatan FABA,
sehingga tidak perlu lagi revisi dokling jika uni
operasi akan memanfaatkan FABA (IP Suralaya
sudah melakukan hal ini).
PERATURAN PERUNDANGAN DAN
BAKUMUTU LINGKUNGAN

SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH [B.1.1.1.89.3]


َ ‫ض الَّذِي َع ِملُوا لَ َعلَّ ُه ْم َيرْ ِجع‬
‫ُون‬ ِ ‫ت َأ ْيدِي ال َّن‬
َ ْ‫اس لِ ُيذِي َق ُه ْم َبع‬ ْ ‫َظ َه َر ْال َف َسا ُد فِي ْال َبرِّ َو ْال َبحْ ِر ِب َما َك َس َب‬

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan


tangan manusia, supaya Allâh merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
[ar-Rûm/30:41]

ِ ْ‫َواَل ُت ْفسِ ُدوا فِي اَأْلر‬


‫ض َبعْ َد ِإصْ اَل ِح َها‬
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya. [al-A’râf/7:56]

Sumber: https://almanhaj.or.id/3456-islam-dan-lingkungan-hidup.html
‫صدَ َق ٌة‬ َ ‫ان َأ ْو دَ اب ٌَّة ِإاَّل َك‬
َ ‫ان َل ُه ِب ِه‬ ٌ ‫س َغرْ سًا َفَأ َك َل ِم ْن ُه ِإ ْن َس‬
َ ‫َما ِمنْ مُسْ لِ ٍم َغ َر‬
Muslim mana saja yang menanam sebuah pohon lalu ada orang
atau hewan yang memakan dari pohon tersebut, niscaya akan
dituliskan baginya sebagai pahala sedekah.[3] HR Bukhâri (6012).

Sumber: https://almanhaj.or.id/3456-islam-dan-lingkungan-hidup.html
Instrumen Pencegahan Pencemaran
dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup

KLHS a h Instrumen ekonomi


LH
Tata ruang b
i PUU berbasis LH
Baku mutu LH c
Anggaran berbasis
Kriteria baku j LH
kerusakan LH d
k Analisis risiko LH
AMDAL e
l Audit LH
UKL-UPL f
Perizinan g Lingkungan m Instrumen lain
sesuai kebutuhan

Amdal bukan sebagai alat serbaguna yang dapat menyelesaikan segala persoalan
lingkungan hidup. Efektivitas amdal sangat ditentukan oleh pengembangan berbagai
instrument lingkungan hidup lainnya
Sumber: Pasal 14 UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Peraturan Lingkungan Hidup terkait Sektor Ketenagalistrikan
Udara
KepBapedal No. 205 Tahun 1996
PP No. 41 Tahun 1999
PermenLH No. 21 Tahun 2008

Izin Lingkungan Limbah B3


UU PPLH PP No. 101 tahun 2014
PP No. 27 Tahun 2012
No. 32 /2009
PermenLH No. 14 Tahun 2010 Permenlhk P.63 Tahun 2016
PermenLH No. 5 Tahun 2012 KepBapedal No. 1 Tahun 1995
PermenLH No. 16 Tahun 2012 Air KepBapedal No. 2 Tahun 1995
KepBapedal No. 3 Tahun 1995
PP No. 82 Tahun 2001 KepBapedal No. 4 Tahun 1995
PermenLH No. 18 Tahun 2009
PermenLHK P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 PermenLH No. 14 Tahun 2013
PermenLH No. 12 Tahun 2006
PermenLH No. 8 Tahun 2009
PermenLH No. 01 Tahun 2010
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
UU NO.32 TAHUN 2009
DEFINISI

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,


daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
(Pasal 1 UU 32 Tahun 2009)

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya


sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan
penegakan hukum. (Pasal 1 UU 32 Tahun 2009)
Yang perlu dicermati pada UU PPLH 32 tahun 2009

• Masalah Lingkungan saat ini sudah masuk


kedalam ranah hukum pidana, sehingga tidak
hanya terkait denda, tetapi juga hukuman
kurungan badan.
• Pasal-pasal yang terkait dengan kegiatan
ketenagalistrikan
• Pemahaman semua pihak terkait UUPPLH tahun
2009 dengan kegiatan konstruksi dan operasi
Pembangkit
• Sanksi-sanki Pidana yang tercantum dalam
UUPPLH 32 tahun 2009 yang harus dipahami oleh
penanggung jawab Kegiatan
Pengendalian Pencemaran
Pasal 1 angka 14 : Konsekuensi

Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk Jika melanggar baku mutu air, baku mutu air laut
atau dimasukkannya makluk hidup, zat, energi dan baku mutu udara ambien dipidana dengan
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan pidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling
hidup oleh kegiatan yang melebihi baku mutu lama 10 tahun atau dengan denda paling sedikit
lingkungan hidup yang telah di tetapkan. Rp. 3 milyar dan paling banyak Rp. 10 milyar.

Baku Mutu Lingkungan: Jika melanggar baku mutu air limbah, baku mutu
- baku mutu air emisi dan baku mutu gangguan dipidana dengan
- baku mutu air limbah pidana penjara paling lama 3 tahun atau dengan
- baku mutu air laut denda paling banyak Rp. 3 milyar. Tindak pidana
- baku mutu udara ini hanya dikenakan jika sanksi administrasi telah
ambien dijatuhkan atau pelanggaran lebih dari satu kali.
- baku mutu emisi
- baku mutu gangguan
Izin Lingkungan

Pasal 36 ayat (2) Konsekuensi

Izin lingkungan diterbitkan Konsep AMDAL harus berubah, karena untuk


berdasarkan keputusan kelayakan menetapkan izin lingkungan harus terdapat
lingkungan atau rekomendasi informasi teknis yang cukup detil untuk dapat
menentukan kewajiban/larangan bagi penerima
UKL/UPL
izin.

Titik penaatan, desain sistem pengendalian


pencemaran, sistem pengelolaan limbah B3,
karakteristik air limbah dan limbah, serta teknologi
pengelolaan sudah harus ditentukan dalam
AMDAL.

Usaha dan/atau kegiatan yg beroperasi tanpa


izin lingkungan dipidana paling singkat 1
tahun dan denda paling sedikit Rp. 1 milyar.
SANKSI PIDANA BAGI PEMRAKARSA KEGIATAN
Sanksi
Denda Penjara (tahun)
Pelanggaran (milyar rupiah)
No Pasal
(Oleh pelaku kegiatan/usaha) Mak Min Mak Min

Sengaja dilampauinya baku mutu udara ambien, baku


1 98/1 mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku 10 3 10 3
kerusakan lingkungan hidup

Pelanggaran sama dgn 98/1 menyebabkan orang luka


2 98/2 dan/atau bahaya kesehatan manusia 12 4 12 4
Pelanggaran sama dgn 98/1 menyebabkan orang luka
3 98/3 berat dan/atau mati 15 5 15 5
Karena kelalaian berakibat dilampauinya baku mutu
4 99/1 udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau 3 1 3 1
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup
Pelanggaran sama dgn 99/1 menyebabkan orang luka
5 99/2 dan/atau bahaya kesehatan manusia 6 2 6 2
PENGELOLAAN & PENGENDALIAN LINGKUNGAN Bid KETENAGALISTRIKAN/KR/ Mar'13
SANKSI PIDANA BAGI PEMRAKARSA KEGIATAN
Sanksi
Pelanggaran Denda (milyar rupiah) Penjara (tahun)
No Pasal
(Oleh pelaku kegiatan/usaha) Mak Min Mak Min

Melanggar baku mutu emisi, air limbah


6 100/1 atau baku mutu gangguan 3 - 3 -
7 102 Melakukan pengelolaan limbah B3
tanpa izin
3 1 3 1
8 103 Menghasilkan limbah B3 tanpa
melakukan pengelolaan 3 1 3 1

9 104 Melakukan dumping limbah dan atau


bahan ke media lingkunganhidup 3 - 3 -
tanpa izin

10 109 Melakukan kegiatan/usaha tanpa izin


lingkungan
3 1 3 1
PIDANA PEJABAT PEMBERI IZIN & PENGAWAS LINGKUNGAN HIDUP

Sanksi
Pelanggaran
Denda Penjara
No Pasal (pejabat berwenang)
(milyar rupiah) (tahun)
Mak Min Mak Min
1 Menerbitkan izin lingkungan
111/1 tanpa dilengkapi dengan 3 - 3 -
AMDAL atau UKL-UPL
2 Menerbitkan izin
usaha/kegiatan tanpa
111/2 dilengkapi dengan izin 3 - 3 -
lingkungan
3 Secara sengaja tidak melakukan
pengawasan kepada pelaku
112 usaha/kegiatan terhadap 0.5 - 1 -
ketaatan perpu
PIDANA TAMBAHAN (pasal 119)

Selain pidana sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang ini, terhadap


badan usaha dapat dikenakan pidana tambahan atau tindakan tata tertib
berupa:
a) Perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana;
b) Penutupan seluruh atau sebagian tempat usaha dan/atau kegiatan;
c) Perbaikan akibat tindak pidana;
d) pewajiban mengerjakan apa yang dilalaikan tanpa hak; dan/atau
e) Penempatan perusahaan di bawah pengampuan paling lama 3 (tiga)
tahun.
BAHAN zat, energi, dan/atau komponen lain yang
BERBAHAYA karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya,
DAN BERACUN baik secara langsung maupun tidak langsung
(B3) dapat mencemarkan dan/ atau merusak
lingkungan hidup, dan/atau membahayakan
lingkungan hidup manusia, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk
hidup lain

LIMBAH Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau


kegiatan

sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang


LIMBAH B3
mengandung bahan berbahaya dan beracun
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
Berdasarkan PP 74 Th 2001

Pasal 5
Untuk menentukan apakah sebuah bahan termasuk dalam
kelompok B3, maka PP tersebut mengklasifikasikan B3 dalam 9
kelompok:
•Mudah meledak (explosisive)
•Pengoksidasi (oxidizing)
•Menyala:
– sangat mudah sekali menyala (extremely flammable)
– sangat mudah menyala (highly flammable)
– mudah menyala (flammable)
•Beracun:
– amat sangat beracun (extremely toxic)
– sangat beracun (highly toxic)
– beracun (moderately toxic)
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
Berdasarkan PP 74 Th 2001

Pasal 5
•Berbahaya (harmful)
•Korosif (coorosive)
•Bersifat iritasi (irritant)
•Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
•Toksik yang bersifat kronis:
– karsinogenik (carcinogenic)
– teratogenik (teratogenic)
– mutagenik (metagenic)
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
Berdasarkan PP 74 Th 2001

Untuk mempermudah menentukan B3 yang diatur


dalam PP ini, maka berdasarkan penggunaannya di
lapangan, B3 dibagi menjadi 3 bagian, yaitu (pasal 5):
•B3 yang dapat atau boleh dipergunakan di Indonesia
(Lampiran I PP 74/2001)
•B3 yang dilarang dipergunakan di Indonesia (Lampiran
II Tabel 1, PP 74/2001)
•B3 yang terbatas dipergunakan (Lampiran II Tabel 2,
PP 74/2001)
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
Berdasarkan PP 74 Th 2001

• Lampiran I PP 74/2001 mencantumkan 209


buah bahan kimia yang tergolong B3 yang dapat
digunakan di Indonesia, 74 diantaranya dibatasi
penggunaannya sampai tahun 2040, semuanya
organik-berhalogen.
• Lampiran II – Tabel 1 mencantumkan 10 bahan
B3 yang dilarang pengunaannya, dan
• Lampiran II -Tabel 2 mencantumkan 45 bahan
B3 yang dibatasi pengunaannya di Indonesia.
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
Berdasarkan PP 74 Th 2001

Setiap produsen yang menghasilkan B3 baru yang


termasuk diatur dalam PP ini, maka sebelum
dipergunakan secara luas produsen tersebut harus
mendaftarkan terlebih dahulu kepada yang berwenang,
dalam hal ini Kementrian Lingkungan Hidup (pasal 6).
Sedang bahan berbahaya lain yang tidak diatur dalam
PP ini, maka registrasinya harus diajukan kepada
instansi yang bertanggung jawab, misalnya Badan
Tenaga Atom Nasional untuk bahan radioaktif.

Anda mungkin juga menyukai