Anda di halaman 1dari 33

SENYAWA

HIDROKARBON

MATA KULIAH: KIMIA DASAR/KK13F335

Program Studi Pendidikan Matematika


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Indraprasta PGRI
SENYAWA
HIDROKARBON
Pengertian Hidrokarbon
Unsur karbon secara otomatis akan berikatan dengan hidrogen sehingga
membentuk senyawa hidrokarbon. Hidrokarbon ini ditemui banyak terdapat pada bahan
bakar fosil, yaitu batubara, minyak dan gas alam.

Definisi dari Senyawa Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri atas atom Hidrogen dan
atom Karbon. Sebagian besar hidrokarbon digunakan sebagai bahan bakar mesin dan
industri. Contoh dari hidrokarbon ialah minyak tanah, LPG, bensin, gas alam, plastik aspal
dll.
SENYAWA
HIDROKARBON
Kekhasan Atom Karbon
Dalam sistem periodik unsur, karbon terletak pada golongan IVA dan periode dua. Oleh
karena itu atom karbon memiliki ciri khas tertentu, yaitu sebagai berikut.

1. Dapat membentuk empat ikatan kovalen


Atom karbon memiliki nomor atom 6, dengan jumlah elektron valensi sebanyak empat
buah. Untuk memenuhi kaidah oktet (agar mencapai kestabilan), maka atom karbon
memerlukan empat buah elektron lagi dengan cara membentuk ikatan kovalen dengan
atom yang lain, sehingga jumlah ikatan kovalen yang dapat dibentuk oleh atom karbon
sebanyak empat ikatan.
SENYAWA
HIDROKARBON
SENYAWA
HIDROKARBON
SENYAWA
HIDROKARBON
2. Ukuran atom karbon relatif kecil
Atom karbon terletak pada periode 2, sehingga memiliki dua kulit yang terisi elektron. Oleh
karena itu, jari – jari atom karbon relatif kecil. Jari – jari atom yang kecil menyebabkan
ikatan kovalen yang dibentuk pada atom karbon sangat kuat dan dapat membentuk ikatan
kovalen rangkap.
3. Dapat membentuk rantai karbon
Ukuran atom karbon yang relatif kecil juga mengakibatkan atom karbon dapat membentuk
rantai karbon yang sangat panjang melalui ikatan kovalen, baik ikatan kovalen tunggal,
rangkap dua, maupun rangkap tiga.
SENYAWA
HIDROKARBON
Pengelompokan Atom Karbon
Atom karbon dikelompokkan berdasarkan kedudukannya pada rantai senyawa hidrokarbon:

 Atom C yang mengikat 1 atom C


langsung disebut Atom C Primer
 Atom C yang mengikat 2 atom C
lainnya disebut Atom C
Sekunder
 Atom C yang mengikat 3 atom C
lainnya disebut Atom C Tersier
 Atom C yang mengikat 4 atom C
lain disebut Atom C Kuartener.
SENYAWA
HIDROKARBON
SENYAWA HIDROKARBON
ALIFATIK
 Berdasarkan bentuk rantainya, senyawa hidrokarbon digolongkan
menjadi dua, yaitu alifatik dan siklik.

1. Alifatik ialah senyawa hidrokarbon yang strukturnya


terbuka, danrantai karbon dari alifatik ini bisa lurus ataupun
bercabang.

Contoh: Rantai lurus: CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3

Rantai bercabang:
SENYAWA HIDROKARBON
SIKLIK
2. Siklik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan rantai karbon yang
tertutup. Senyawa hidrokarbon siklik dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
a. Karbosiklik, adalah senyawa hidrokarbon yang rantai tertutupnya hanya
terdiri dari atom C saja. Karbosiklik juga dibagi menjadi dua, yaitu
senyawa aromatis dan alisiklik.
(i) Senyawa aromatis merupakan senyawa karbosiklik yang terdiri dari 6
atom C atau lebih dan memiliki ikatan rangkap dua yang terkonjugasi.

Contoh:

Sumber: lh3.googleusercontent.com
SENYAWA HIDROKARBON SIKLIK

(ii Senyawa alisiklik merupakan senyawa karbosiklik yang hanya memiliki


) ikatan tunggal.

Contoh
:

Sumber: qph.fs.quoracdn.net
SENYAWA HIDROKARBON
SIKLIK
b. Heterosiklik adalah senyawa hidrokarbon yang di dalam rantai tertutupnya
terdapat atom lain selain atom karbon.

Contoh:

Sumber: alchetron.com
SENYAWA HIDROKARBON
BERDASARKAN JENIS IKATAN

 Berdasarkan jenis ikatannya, senyawa hidrokarbon digolongkan menjadi


dua, yaitu senyawa hidrokarbon jenuh dan tak jenuh.

1. Senyawa hidrokarbon jenuh, yaitu senyawa yang semua


atom karbonnya memiliki ikatan kovalen
tunggal / Alkana (- C – C -).

Contoh:
CH3 – CH2 – CH2 – CH3

2. Senyawa hidrokarbon tak jenuh, yaitu senyawa yang memiliki ikatan


rangkap pada atom karbonnya baik rangkap dua/Alkena ataupun
tiga/Alkuna.

Contoh:
CH3 – CH = CH2
ALKANA
 Alkana merupakan rantai karbon yang paling sederhana dan merupakan senyawa
hidrokarbon jenuh karena memiliki ikatan tunggal.
 Rumus umum alkana CnH2n+2, dengan n = jumlah atom Karbon (C)
 Senyawa paling sederhana dari alkana yaitu metana (CH4), karena metana hanya
memiliki satu atom karbon yang mengikat empat atom H.

Deret Homolog Senyawa Hidrokarbon


Dalam senyawa hidrokarbon, rangkaian atau deret homolog adalah deret senyawa
hidrokarbon dengan rumus umum yang sama, biasanya bervariasi menurut satu parameter –
seperti panjang rantai karbon.
Tabel 1 Deret Homolog Alkana

Jumlah Atom C Rumus Molekul Struktur Nama


1 CH4 CH4 Metana
2 C2H6 CH3 – CH3 Etana
3 C3H8 CH3 – CH2 – CH3 Propana
4 C4H10 CH3 – (CH2)2 – CH3 Butana
5 C5H12 CH3 – (CH2)3 – CH3 Pentana
6 C6H14 CH3 – (CH2)4 – CH3 Heksana
7 C7H16 CH3 – (CH2)5 – CH3 Heptana
8 C8H18 CH3 – (CH2)6 – CH3 Oktana
9 C9H20 CH3 – (CH2)7 – CH3 Nonana
10 C10H22 CH3 – (CH2)8 – CH3 Dekana
TATA NAMA ALKANA

Penamaan alkana mengikuti system IUPAC, yaitu sistem tata nama yang
didasarkan pada gagasan bahwa struktur sebuah senyawa organik dapat
digunakan untuk menurunkan namanya dan sebaliknya, bahwa suatu
struktur yang unik dapat digambar untuk tiap nama.Sistem tata nama IUPAC
didasarkan pada nama alkana rantai lurus. IUPAC adalah singkatan dari
International Union of Pure and Applied Chemistry, sebuah organisasi yang
bertanggung jawab dalam perkembangan tata nama kimia. Sepuluh struktur
dan tata nama alkana rantai lurus atau deret homolog alkana yang menjadi
acuan Sistem IUPAC adalah sebagai berikut:
Dasar sistem IUPAC yaitu alkana rantai lurus.

1) Alkana rantai lurus (tidak bercabang)


Alkana rantai lurus diberi nama sesuai dengan jumlah atom karbonnya sebagaimana
tercantum dalam Tabel 1 Deret Homolog Alkana. Terkadang ditambahkan normal (n) di
depan nama alkana.

2) Alkana siklis (rantai tertutup)


Alkana rantai siklis (tertutup) diberi nama menurut banyaknya atom karbon dalam
cincin, dengan penambahan awalan siklo-. Contoh tata nama sikloalkana adalah
sebagai berikut:
3) Alkana bercabang (memiliki rantai samping)
Senyawa alkana terkadang berikatan dengan unsur lain pada salah satu atau beberapa atom
karbonnya. Unsur lain dalam rantai alkana tersebut biasa dinamakan substituen. Jenis substituen
alkana yang sering dijumpai yaitu gugus alkil. Gugus alkil adalah alkana yang kehilangan 1 atom H.
Penamaannya sama dengan alkana, hanya akhirannya diubah menjadi -il. Rumus umumnya CnH2n+1.
Tabel 2 Gugus Alkil
Jika alkana memiliki rantai samping maka penamaannya mengikuti aturan sebagai berikut:
1. Carilah rantai yang terpanjang (bisa lurus atau bengkok) yang nantinya akan menjadi
rantai induk. Kemudian namai rantai tersebut.
2. Kasih nomor pada rantai itu, yang dimulai dari ujung yang paling dekat dengan cabang.
3. Kenali cabang itu dan posisinya pada rantai induk (misal pada atom C ke 2 atau ke 3)
4. Penamaan dimulai dari nomor cabang diikuti nama cabang dan nama rantai induk
(contohnya: 2-metilheksana dimana angka 2 merupakan posisi rantai cabang, metil
merupakan nama cabang, dan heksana merupakan rantai induk).
5. Jika ada dua struktur cabang (misal: metil dan etil) penamaan dilakukan sesuai abjad.

Contoh:
6. Jika dua cabang atau lebih yang melekat merupakan gugus alkil yang sama (contohnya: 2 gugus
metil atau 2 gugus etil) maka tata nama gugus-gugus tersebut digabung menjadi satu. Sebagai
contoh, “dimetil” berarti terdapat 2 gugus metil, “trimetil” berarti terdapat 3 gugus metil, dan
seterusnya.

Contoh:
7. Suatu gugus alkil dapat memiliki cabang dan bukan berupa rantai lurus. Gugus alkil yang
bercabang biasanya memiliki nama yang spesifik.
Contoh:
Pada gugus isopropil dan isobutil
satu cabang metil
terdapat ujung ranta
sehingga
pada diberi nama i
isopropilSedangkan pada gugus sec-butil
isobutil. dan
terdapat dua karbon yang terikat pada
ujung rantai. Sec merupakan singkatan
dari kata sekunder. Sedangkan pada t-
butil terdapat tiga karbon yang terikat
pada ujung rangtai. t merupakan
singkatan dari kata tersier.
8. Tidak hanya gugus alkil saja yang dapat menjadi cabang dalam senyawa hidrokarbon,
melainkan terdapat juga substituen yang dikenal sebagai gugus fungsional. Beberapa gugus
fungsional yang diberi nama sebagai awalan adalah sebagai berikut:

Tabel 3 Senyawa Hidrokarbon Substituen Awalan Lain


Struktur Nama
-NO2 Nitro
-F Fluoro
- Cl Kloro
-Br Bromo
-I Iodo
Contoh penerapan gugus fungsional pada senyawa hidrokarbon adalah sebagai
berikut:
Sifat-Sifat Alkana

1. Sifat Fisis

a. Alkana merupakan senyawa nonpolar.


b. Bentuk alkana rantai lurus pada suhu kamar berbeda-beda.
c. Semakin banyak jumlah atom karbon, semakin tinggi titik didihnya.
d. Adanya rantai cabang pada senyawa alkana menurunkan titik didihnya.
e. Larut dalam pelarut nonpolar (CCl4) atau sedikit polar (dietil eter atau
benzena) dan tidak larut dalam air.
f. Alkana lebih ringan dari air.
Sifat-Sifat Alkana

2. Sifat Kimia
a. Alkana dan sikloalkana tidak reaktif, cukup stabil apabila dibandingkan
dengan senyawa organik lainnya. Oleh karena kurang reaktif, alkana
kadang disebut paraffin (berasal dari bahasa Latin: parum affins, yang
artinya "afinitas kecil sekali").
b. Alkana dapat bereaksi dengan halogen, salah satu atom H diganti oleh
halogen. Reaksi dengan halogen tersebut dinamakan reaksi halogenasi
dan menghasilkan alkil halida.
Contoh: CH4 + Cl 2 → CH3 Cl + HCl
c. Alkana dapat dibakar sempurna menghasilkan CO2 dan H2O.
Contoh: CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
Kegunaan Alkana

Kegunaan Alkana:

1. Sumber Unsur Hidrogen utuk bahan bakar bersih


2. Bahan Bakar Fosil
3. Pelarut senyawa nonpolar
4. Bahan Baku Industri
ISOMER

Isomer berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari


kata “iso” yang memiliki makna “sama” dan juga
kata “meros” yang memiliki arti “bagian”. Dapat
ditarik arti bahwa isomer merupakan bagian yang
sama dengan penataan yang berbeda. Istilah ini
ditemukan oleh ilmuwan kimia asal Swedia yaitu
Jacob Berzelius pada tahun 1830

Jadi, Isomer Adalah suatu senyawa yang


memiliki rumus molekul sama
namun rumus strukturnya berbeda.
Keisomeran
Senyawa dengan rumus molekul sama
tetapi rumus strukturnya berbeda.

Keisomeran

Keisomeran struktur Keisomeran ruang

Kerangka Posisi Geometri Optik


Keisomeran pada Alkana
Meliputi 1. Isomer kerangka
2. Isomer posisi

1. Isomer Kerangka.
Rumus molekulnya sama tetapi kerangkanya
berbeda.
CH3 CH CH2 CH3 CH3 CH2 CH2 CH2 CH3
CH3

2-metil butana n-pentana

Rumus molekul
C5H12
KEISOMERAN
Contoh :
Senyawa dengan rumus C4H10 memiliki 2 isomer

1. normal butana / n butana

CH3 CH2 CH2 CH3


2. 2-metilpropana (IUPAC)
Isobutana (TRIVIAL)

CH3 CH CH3

CH3
2. Isomer Posisi.
Rumus molekul sama posisi gugus/cabangnya berbeda.

CH3 CH CH2 CH2 CH3 CH3 CH2 CH CH2 CH3

CH3 CH3

2-metil pentana 3-metil-pentana

Anda mungkin juga menyukai