Rania Nasifa Fitriawan Aisy Nurjanah Gafrila Nibrasshadid Purwanto Sistem Pemerintahan Sistem pemerintahan yang berlaku pada masa Republik Indonesia Serikat adalah sistem demokrasi parlementer. Kabinet 1. Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri: Drs. Mohammad Hatta 2. Menteri Dalam Negeri: Ide Anak Agung Gde Agung 3. Menteri Pertahanan: Sri Sultan Hamengkubuwono IX 4. Menteri Kehakiman: Supomo 5. Menteri Penerangan: Arnold Mononutu 6. Menteri Keuangan: Sjafruddin Prawiranegara 7. Menteri Kemakmuran: Djuanda 8. Menteri Perhubungan, Tenaga, dan Pekerjaan Umum: H. Laoh 9. Menteri Perburuhan: Wilopo 10.Menteri Sosial: Mohammad Kosasih Purwanegara 11.Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Abu Hanifah 12.Menteri Kesehatan: J. Leimena 13.Menteri Agama: Wahid Hasjim 14.Menteri Negara: Hamid II (berhenti 5 April 1950) 15.Menteri Negara: Mohammad Roem (berhenti 19 Januari 1950) 16.Menteri Negara: Suparno Pemberontakan 1. Pemberontakan APRA: Pemberontakan ini dipimpin oleh Raymond Westerling, mantan komandan Korps Speciale Troepen (tentara elit Belanda). Ia dan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) menginginkan bentuk negara federal (RIS) tetap berdiri, karena dengan demikian, kekuatan mereka tidak akan hilang karena tetap ada dominasi Belanda, serta menuntut Presiden Soekarno mengakui mereka sebagai tentara Pasundan. Pemberontakan ini kemudian berhasil dipadamkan oleh tentara Indonesia, sementara Raymond Westerling berhasil lolos ke Eropa dengan bantuan Belanda dan sampai matinya, tidak pernah menerima konsekuensi dari aksinya di Indonesia. 2. Pemberontakan Andi Azis di Sulawesi Selatan: Andi Azis adalah seorang perwira eks-KNIL yang pro Belanda. Motifnya hampir sama dengan APRA, karena jika berhasil, maka negara federal Republik Indonesia Serikat akan terus berdiri dan dominasi Belanda akan terus ada, sehingga mereka tidak kehilangan kekuatan politik. 3.Pemberontakan Republik Maluku Selatan: Pemberontakan pimpinan Dr. Christian Soumokil ini juga menghendaki tetap berdirinya RIS, serta agar pemerintah Republik di Jakarta mengakui keberadaan Republik Maluku Selatan di Ambon. Sesudah usaha pemberontakan yang gagal, para pendukung RMS yang tersisa lari ke Belanda, dan mereka masih ada di sana sampai sekarang, berusaha merebut kekuatan politik di Maluku. Hal Positif & Negatif Positif 1. Kembalinya wilayah NKRI 2. Mendapatkan kedaulatan dari Kerajaan Belanda Negatif 3. Irian barat ditahan selama setahun dalam penyerahannya 4. bentuk RIS yang tidak sesuai cita cita bangsa 5. memberatkan konstitusi negara serta menyebabkan kabinet jatuh bangun