Anda di halaman 1dari 26

Hemorragic Pre, Intra, and

Postpartum Management
Lastri Mei Winarni
Minggu, 7 November 2021
Pendahuluan
Perdarahan pada kehamilan dan persalinan merupakan
penyebab utama kematian ibu di seluruh dunia dengan
angka hampir 500.000 orang ibu / tahun

AKI di Indonesia tahun 2018/2019 masih 305 per 100.000


KH, prediksi AKI di Tahun 2024 adalah 183 per 100.000
KH

Kejadian perdarahan dalam kehamilan, persalinan, dan nifas


mencapai 1280 kasus, menjadi 28% penyebab kematian
utama Ibu
Definisi

Perdarahan postpartum adalah


Perdarahan antepartum adalah kehilangan darah lebih dari 500
Perdarahan intrapartum adalah
perdarahan yang terjadi pada cc pada persalinan per vaginam
perdarahan yang terjadi pada
masa kehamilan sejak trimester dan 1000 cc pada persalinan per
kala I, II, III, dan IV
1 atau sampai trimester 3 abdominan. Yang dibagi menjadi
2 yaitu primer dan sekunder
Haemorrhagic Pre, Intra and Post
Perdarahan

Kehamilan Persalinan Masa Nifas

< 20 minggu > 20 minggu Kala I Kala II Kala III Kala IV < 24 jam > 24 jam

Perlukaan
Abortus
Plasenta jalan lahir, Atonia
imminens,
Plasenta previa, rupture uteri, Atonia uteri, Sisa
Abortus
previa, Solusio uteri, perlukaan perlukaan plasenta,
kehamilan, Ruptur uteri
Solusio plasenta, plasenta jalan lahir, jalan lahir, subinvolusi
KET,
plasenta rupture inkarserata, sisa sisa plasenta plasenta
Molahidatid
uteri plasenta plasenta
osa
adhesiva
Tahapan Manajemen
Penilaian awal dengan cepat (anamnesa dan pemeriksaan)

Stabilisasi kondisi pasien

Diagnosis

Penatalaksanaan
Penilaian dengan cepat
Anamnesa : adakah kehamilan, berapa usia kehamilan, adakah nyeri abdomen, kapan HPHT,
kapan TP, berapa lama sudah berlangsung perdarahan, cepat atau lambat

Periksa : kandung kemih (penuh/kosong), vulva (adakah trauma, banyaknya perdarahan), vagina
(laserasi), serviks (laserasi), uterus (atonia, retensio atau sisa plasenta, ruptur)
Stabilkan kondisi Pasien
1. Hentikan perdarahan
2. Lakukan penilaian penyebab
perdarahan
3. Penatalaksanaan yang sesuai
(perdarahan kehamilan, perdarahan
persalinan, perdarahan postpartum)
Penatalaksanaan Perdarahan
Kehamilan
1. Abortus imminens Prinsip Penanganan
2. Abortus insipiens 1. Penilaian cepat
3. Abortus inkomplit 2. Pengganti cairan
4. Abortus komplit 3. Obat-obatan
5. KET 4. Tata laksana khusus
6. Molahidatidosa
7. Plasenta previa
8. Solusio plasenta
Tata laksana khusus
ABORTUS INSIPIENS / ABORTUS INKOMPLIT /
ABORTUS IMMINENS
MISSED ABORTION
1. Pertahankan kehamilan. 1. Lakukan konseling untuk menjelaskan
2. Tidak perlu pengobatan khusus. kemungkinan risiko dan rasa tidak nyaman
selama tindakan evakuasi, serta memberikan
3. Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau
hubungan seksual.
informasi mengenai kontrasepsi
pascakeguguran
4. Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya
pada pemeriksaan antenatal termasuk pemantauan kadar 2. Kolaborasi dengan dr.Sp.Og dan Rujuk ke
Hb dan kolaborasi dengan dr.Sp.OG untuk USG panggul RS
serial setiap 4 minggu.
5. Lakukan penilaian ulang bila perdarahan terjadi lagi. 3. Pemantauan pasca Tindakan
6. Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin 4. Pemeriksaan jaringan
dengan USG. Nilai kemungkinan adanya penyebab lain.
5. Cek kadar haemoglobin
Tata Laksana Khusus
KET MOLAHIDATIDOSA

1. Restorasi cairan tubuh dengan cairan 1. Tidak boleh ditata laksana pada faskes
kristaloid NaCl 0,9% atau RingerLaktat layanan dasar
(500 mL dalam 15 menit pertama) atau 2 L
dalam 2 jam pertama. 2. Siapkan rujukan
3. Terapi cairan dan oksigenasi

2. Segera rujuk ibu ke rumah sakit 4. Cek kondisi ibu dan janin
Tata Laksana Khusus
PLASENTA PREVIA SOLUSIO PLASENTA

1. Terapi konservatif jika (kehamilan preterm 1. Tidak boleh ditata laksana pada faskes
dengan perdarahan sedikit yang kemudian layanan dasar
berhenti dengan atau tanpa pengobatan
tokolitik, Belum ada tanda inpartu, 2. Siapkan rujukan
Keadaan umum ibu cukup baik (kadar Hb 3. Terapi cairan dan oksigenasi
dalam batas normal), Janin masih hidup
dan kondisi janin baik) 4. Cek kondisi ibu dan janin

2. Kolaborasi dengan dr.Sp.OG


3. Rujuk ke RS
Penanganan Awal Perdarahan Pada Kehamilan > 20
minggu
Keluar darah pada kehamilan > 20 Usia
minggu dan menjelang persalinan Terdapat tanda kehamilan
Ya Ya
inpartu > 37
minggu

Terdapat tanda Cek persalinan prematur Tidak Lakukan tatalaksana


syok Tidak persalinan normal

Tidak

Ya

Perdarahan antepartum, jangan PD


Berikan O2, pasang 2 jalur IV, NaCl 0,9%
atau RL 1 Ltr 15-20 menit, lanjut sampai 3
Pasang kanul, berikan cairan
intravena
RUJUK
Ltr dalam 2-3 jam, pasang kateter
Penatalaksanaan Perdarahan
Persalinan
1. Plasenta previa 1. Manajemen aktif kala III
2. Solusio plasenta 2. Rangsangan Putting susu / IMD
3. Ruptur uteri 3. Kompresi Bimanual Interna
4. Plasenta inkarserata 4. Kompresi Bimanual Eksterna
5. Plasenta adhesive 5. Kompresi Aorta Abdominalis
6. Atonia uteri 6. Hecting
7. Ruptur perineum 7. Pengelolaan pasca Tindakan
8. Rujukan pada perdarahan
Manajemen Aktif Kala III
1. Suntikan oksitosin 10 IU IM di 1/3 Paha Manfaat Manajemen Aktif Kala III
lateral 1. Kala III berlangsung lebih singkat
2. Peregangan tali pusat terkendali 2. Penggunaan uterotonika (Oksitosin) dapat
segera memperbaiki kontraksi uterus
3. Masase uterus setelah plasenta lahir selama
15 detik
3. Jumlah perdarahan relatif lebih sedikit

4. Menurunnya angka kejadian retensio plasenta


(yang disebabkan gangguan kontraksi dan atonia
uteri), yang berarti menurunkan pula morbiditas
dan mortalitas ibu karena perdarahan pasca
persalinan
Penggunaan Oksitosin
KEUNTUNGAN KERUGIAN

Bekerja secara cepat dan menghasilkan Harus dikombinasikan dengan Ergometrin agar segera
kontraksi yang adekuat menghasilkan kontraksi uterus yang kuat dan dapat
bertahan lama (Oksitosin cepat dimetabolisme oleh
hati, waktu paruhnya 2 menit)

Efek sampingnya minimal karena bekerja


secara spesifik Harganya lebih mahal dari Ergometrin
Lama kerja oksitosin eksogen, tergantung dari reaksi
hipofise untuk menghasilkan hormon oksitosin
endogen, sensitivitas atau ambang rangsang
miometrium yang sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu
bersalin (sediaan kalori, faktor kelelahan otot atau
infeksi)
Penggunaan Ergometrin
KEUNTUNGAN KERUGIAN

Sediaannya cukup banyak dan dapat diberikan Efek samping merugikan, mis. peningkatan tekanan
melalui berbagai cara (tergantung indikasi darah (penggunaan pada kasus hipertensi/kelainan
penggunaan) jantung harus berhati-hati), pusing atau sefalgia,
mual/muntah dan dapat menurunkan produksi ASI.
Harga relatif murah Dapat menimbulkan lingkaran konstriksi atau
Masa kerja cukup lama jepitan pada OUI meningkatkan kejadian plasenta
inkarserata
Pemberian secara oral tidak menghasilkan efek yang
segera, sehingga tidak dapat digunakan pada kasus
gawat darurat akibat gangguan kontraksi uterus
(Perlu dosis ulangan bila diharapkan efektif selama
24 jam)
Rangsangan Putting susu / IMD
Rangsangan puting susu secara reflektoris akan
menyebabkan dikeluarkannya oksitosin oleh
kelenjar hipofise yang akan menambah
kontraksi uterus

Rangsangan bisa dilakukan sendiri oleh Ibu,


atau dengan menyusukan bayinya.
Penatalaksanaan Perdarahan Postpartum
Bila ada kontraksi lanjutkan Dapat dilakukan KBI,
Masase Fundus Uteri
evaluasi rutin pertimbangkan opsi
rujukan, lakukan KAA, atau
Dalam 15 detik tidak ada kondom kateter, berikan
kontraksi cairan kedua (RL + 20 IU
Bila terdapat kontraksi, Oksi 40 tpm) dan ketiga (RL
Bersihkan serviks dari sisa
tambahkan 1-2 menit KBI, asnet)
darah dan ketuban, pastikan
kandung kemih kosong, ganti lepaskan perlahan, lanjutkan
sarung tangan pendek dengan pengawasan ketat
Tidak ada kontraksi Uterus
sarung tangan Panjang,
komunikasi, lakukan KBI
selama 5 menit Bila setelah 10 menit Lanjutkan KBE, cek
terdapat kontraksi lanjutkan tekanan darah, TD normal
pengawasan ketat berikan Ergometrin, infus
Tidak ada kontraksi Uterus
RL + 20 IU oksi 60 tpm
Lanjutkan KBE ATAU Bila ada kontraksi lanjutkan
tambahkan KBI menjadi 5 pengawasan ketat
menit Tidak ada Kontraksi
Kompresi Bimanual Interna
1. Pakai sarung tangan steril/DTT, masukkan
tangan ke dalam vagina dan keluarkan semua
bekuan-bekuan darah dari bagian bawah
uterus atau serviks
2. Bentuk kepalan tangan
3. Tempatkan kepalan tangan pada forniks
anterior dan dorong ke dinding anterior uterus
4. Tangan lainnya menekan dalam kearah
abdomen di belakang uterus, tekanan
dilakukan pada dinding posterior uterus.
5. Pertahankan kompresi sampai perdarahan
berhenti dan uterus berkontraksi
Kompresi Aorta Abdominalis
1. Lakukan tekanan ke bawah dengan kepalan
tangan tertutup di atas aorta abdomen langsung
melalui dinding abdomen
2. Titik kompresi tepat berada di atas umbulikus
dan sedikit ke kiri.
3. Denyutan aortik dapat dirasakan dengan mudah
melalui dinding abdomen anterior dalam
periode pospartum.
4. Tangan lainnya, meraba denyutan arteri
femoralis pada lipatan paha untuk
memastikankompresi yang adekuat.
5. Pertahankan kompresi sampai perdarahan
berhenti
Penatalaksanaan Perdarahan
Postpartum
1. Atonia uteri 1. Hampir sama dengan tata laksana
perdarahan persalinan
2. Perlukaan jalan lahir
3. Sisa plasenta
2. Untuk subinvolusi uterus : peran bidan
4. Subinvolusi plasenta adalah skrining dan deteksi dini untuk
tanda gejala

3. Untuk tata laksana : pemberian antibiotik,


eksplorasi Rahim, pemberian ergometrin
Tata Laksana Pasca Tindakan
1. Pantau tanda-tanda vital (tekanan darah,
denyut jantung, pernapasan) setiap 30
menit selama 6 jam berikutnya atau sampai
pasien stabil.
2. Palpasi fundus uteri untuk memastikan
bahwa uterus tetap berkontraksi dengan
baik
3. Periksa lochia
4. Teruskan infus cairan IV
Kondom kateter alternatif Tindakan saat
rujukan
Prosedur ini membutuhkan alat-alat sebagai
berikut :
1. Kateter Foley no. 24,
2. Kondom,
3. Larutan NaCl 0,9 %
4. Selang infus
5. Sepuit 50 ml
Kondom kateter alternatif Tindakan saat
rujukan
1. Baringkan ibu dalam posisi litotomi. 8. Biarkan ujung dalam kateter di dalam kondom.

2. Cuci tangan. 9. Ujung luar kateter dihubungkan dengan set


infus.
3. Gunakan sarung tangan steril.
10. Kondom dikembangkan dengan 250-500 ml
4. Masukkan kateter ke dalam kondom. larutan NaCl 0,9 %

5. Ikat dengan tali dekat dengan mulut 11. Observasi perdarahan.Jika berkurang, hentikan
kondom. pengembangan kondom lebih lanjut.
12. Ujung luar kondom dilipat dan diikat dengan
6. Pertahankan buli dalam keadaan kosong tali.
dengan kateter Foley.
13. Kontraksi uterus dipertahankan dengan drip
7. Masukkan kondom yang sudah terikat oksitosin sampai setidaknya 6 jam setelah
dengan kateter ke dalam rongga uterus. prosedur
Prinsip Rujukan
1. BAKSOKUDA
2. Sijariemas
3. Komunikasi dengan pasien dan keluarga (jejaring
FOPKIA)
4. Fasilitas yang dituju dapat menangani kasus yang
dialami oleh pasien
5. Rujukan dilakukan setelah upaya stabilisasi pasien
6. Bidan yang mendampingi harus memiliki life
saving skill
7. Bidan perlu memiliki kompetensi dan kemampuan
untuk transfer kasus kepada petugas selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai