Anda di halaman 1dari 49

Akuntansi Pajak

Juan Kasma, SE., M.Ak., BKP., CPA


Add an image Add an image Add an image

PEMBUKUAN ICON ICON

Dokumen Sumber Buku Harian / Neraca Saldo Sebelum


Buku Besar
Jurnal Harian Penyesuaian

Neraca Saldo Setelah Ayat Jurnal


Penyesuaian Penyesuaian

Add an image Add an image SAK UMUM


A. NERACA
ICON AKUNTANSI ICON STANDAR AKUNTANSI ICON

KEUANGAN SAK ETAP


B. LABA RUGI AKUNTANSI
SAK SYARIAH
REKONSILIASI (Penyesuaian)

C. LABA RUGI FISKAL


UU PAJAK PENGHASILAN
D. DAFTAR PENYUSUTAN FISKAL

The Power of PowerPoint | thepopp.com 2


L/K Akuntansi Rekonsiliasi Fiskal L/K
Fiskal
Rekonsiliasi
Perkiraan Akuntansi Fiskal
Positif Negatif

Peredaran Usaha :

1 1 Tdk. Final 300.000.000 - - 300.000.000

2 2 Final/Bukan Objek PPh 100.000.000 - 100.000.000 -

4 Biaya Usaha sesuai Fiskal terdapat


(Sumbangan 50.000.000)
200.000.000 50.000.000 - 150.000.000

Laba Operasi 200.000.000 50.000.000 100.000.000 150.000.000

2 Penghasilan Sewa Tanah/Bangunan 20.000.000 - 20.000.000 -

3 Penghasilan Dividen-Saham 50%


(Bukan Objek PPh)
30.000.000 - 30.000.000 -

Penghasilan Neto (Laba Bersih) 250.000.000 50.000.000 150.000.000 150.000.000

The Power of PowerPoint | thepopp.com 3


Add an image
REKONSILIASI FISKAL

Penghasilan
PH
NETO 3
Bukan Objek
Objek PPh
(Pasal 4 ayat 3)

FISKA
1 2
L Bukan Final Final
(Pasal 4 ayat 1) (Pasal 4 ayat 2)

Biaya KORE
(expenses) KSI
2 Deductible 1 Non Deductible
(Pasal 6 ayat 1) (Pasal 9 ayat 1 & PP)
FISKA
L
Add an image • Hadiah
1.Tambahan kemampuan penghargaan/perlombaan;
ekonomis
• Laba usaha;
2.berasal dari dalam maupun luar
Indonesia, • Keuntungan karena
3.dapat dipakai untuk konsumsi penjualan/pengalihan harta;
atau menambah kekayaan • Penerimaan kembali
4.Dg nama & dalam bentuk apapun pembayaran pajak yang telah
RESTITUSI ? dibiayakan;
• Keuntungan karena selisih kurs
Objek PPh • Imbalan karena jaminan pengembalian
hutang;
KURS
mata uang asing TETAP
• Dividen,
Bukan Final • Royalti;
• Penerimaan/perolehan pembayaran • Surplus BI, Imbalan Bunga,
Pasal 4 ayat (1) berkala; Penghasilan dari usaha
• Keuntungan karena pembebasan hutang; berbasis syariah;
UU PPh • Premi asuransi yang dibayar pemberi kerja;

• Penggantian atau imbalan berkenaan dengan


pekerjaan atau jasa;
• Sewa & penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta;
• Tambahan kekayaan neto berasal dari penghasilan
yang belum dikenakan pajak
5
Contoh Penghasilan dikenakan atau dipotong PPh Final
Pasal 4 ayat (2) UU PPh

No Jenis PPh
1. Bunga Tabungan/Deposito, Jasa Giro (kecuali Bank) 20%
2. Transaksi/Penjualan saham di bursa efek 0,1%
3. Hadiah Undian 25%
4. Jasa Konstruksi (Perusahaan Kontraktor) 2% - 6%
5. Sewa tanah dan/atau bangunan (Perusahaan Mall,dll) 10%
6. Revaluasi Aktiva Tetap 10%;18%
7. Pengalihan Hak Tanah/Bangunan (Perusahaan Real Estat) 1%;2,5%
8. Bunga/Diskonto obligasi 15%
9. Transaksi kontrak berjangka di bursa 2,5%
10. Diskonto SBI/SUN 20%
11. Peredaran Bruto Jumlah Tertentu (Setahun Tdk Lebih dari 4,8M) 1% diatur lebih lanjut
dengan Peraturan
Pemerintah
Penghasilan Bukan Objek PPh Untuk Perusahaan Dalam
Segala Bidang Usaha Pasal 4 ayat (3) UU PPh
N Jenis Phslan Syarat
1 Bantuan / Sumbangan tidak ada hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan
2 Hibah diterima oleh badan keagamaan, badan pendidikan, badan
sosial termasuk yayasan, koperasi
3 harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham
atau sebagai pengganti penyertaan modal
4 Dividen yang diterima a. dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan;
PT, koperasi, BUMN, b. bagi PT, BUMN, dan BUMD yang menerima dividen,
atau BUMD, dari kepemilikan saham pada badan yang memberikan
penyertaan modal pada dividen paling rendah 25% dari jumlah modal yang
badan usaha yang disetor
berada di Indonesia

5 Utang yang dibebaskan Diterima oleh debitur yang jumlah utangnya tidak lebih
oleh Bank atau dari Rp 350 juta termasuk Kukesra, KUT, KPRSS, KUK,
Lembaga Pembiayaan KUR, Kredit kecil lainnya dalam rangka kebijakan
perkreditan Bank Indonesia dalam mengembangkan
PMK
usaha kecil dan koperasi PP 130 Thn 2000
207/PMK.10/ 100
2015 JUTA

sisa lebih yang diterima/diperoleh badan/lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang
pendidikan dan/atau bidang litbang untuk sarpras (4thn)
The Power of PowerPoint | thepopp.com 7
PENGELUARAN YANG BUKAN BIAYA FISKAL
( NON DEDUCTIBLE EXPENSES) UU PPh Pasal 9 Ayat
1 & PERATURAN PEMERINTAH (PP 94/2010)
1. BIAYA YANG DIKELUARKAN UNTUK MEMPEROLEH PENGHASILAN
YANG DIKENAKAN PPh FINAL

2. BIAYA YANG DIKELUARKAN UNTUK MEMPEROLEH PENGHASILAN


YANG BUKAN OBJEK PAJAK
PP
3. KERUGIAN YANG DIDERITA DI LUAR NEGERI
94
4. KERUGIAN ATAU BIAYA PENYUSUTAN AKTIVA YANG TIDAK THN
DIGUNAKAN UNTUK USAHA 2010
5. PPh YANG DITANGGUNG PEMBERI KERJA (TANPA KECUALI)
6. PAJAK MASUKAN YANG TERKAIT DENGAN PENGELUARAN YANG
BUKAN BIAYA FISKAL SBGMANA DIMAKSUD DALAM PASAL
9 AYAT 1 UU PPh ATAU BUKTI PEMBAYARAN PPN TIDAK ADA

7. PENGELUARAN SBGMANA TERCANTUM DLM PSL 9 AYAT 1 UU PPh


UU
PPh
8. BIAYA YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT DLM PSL 6 AYAT 1 UU PPh
The Power of PowerPoint | thepopp.com 8
PENGELUARAN SEBGMANA TERCANTUM DALAM PASAL 9 AYAT 1 UU PPh
YANG BUKAN BIAYA FISKAL

1. PEMBAGIAN LABA DENGAN NAMA DAN BENTUK APAPUN


2. BIAYA YG DIBEBANKAN/ DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI
PEMEGANG SAHAM, SEKUTU, ANGGOTA

3. PEMBENTUKAN/ PEMUPUKAN DANA CADANGAN


1
4. PREMI ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAN, DWIGUNA,JIWA,BEA SISWA
YANG DI BAYAR PERUSH. KECULAI SBG PHSLAN

5. PENGGANTIAN/ IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN/ JASA YG


DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA & KENIKMATAN 2
6. JUMLAH YG MELEBIHI KEWAJARAN YG DIBAYARKAN KEPADA PEMEGANG
SHM/PIHAK YANG MEMILIKI HUB. ISTIMEWA

7. HIBAH, BANTUAN, SUMBANGAN, DAN WARISAN SESUAI PSL 4 ayat (3) a & b
KECUALI SUMBANGAN DLM PSL 6 ayat (1) i s.d. m dan ZAKAT

8. PAJAK PENGHASILAN
9. BIAYA YG DIBEBANKAN/ DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WP/
TANGGUNGANNYA
10. GAJI YG DIBAYARKAN KPD ANGGOTA PERSEKUTUAN, FIRMA/PERSERO
KOMANDITER YG MODALNYA TIDAK TERBAGI ATAS SAHAM

11. SANKSI ADMINISTRASI & SANKSI PIDANA YG BERKENAAN PELAKSANANThe Power of PowerPoint | thepopp.com 9
UU ERPAJAKAN
PEMUPUKAN DANA CADANGAN/
PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF (PPAP)
Pembentukan cadangan diperbolehkan untuk dibebankan sebagai biaya fiskal meliputi:

1 cadangan piutang tak tertagih


untuk usaha bank dan badan
2 cadangan untuk usaha asuransi
3 cadangan penjaminan untuk
termasuk cadangan bantuan Lembaga Penjamin Simpanan
usaha lain yang menyalurkan sosial yang dibentuk oleh Badan
kredit, sewa guna usaha dengan Penyelenggara Jaminan Sosial
hak opsi, perusahaan pembiayaan
konsumen, dan perusahaan anjak
piutang;

4 cadangan biaya reklamasi untuk


5 cadangan biaya penanaman
6 cadangan biaya penutupan dan
usaha pertambangan kembali untuk usaha kehutanan; pemeliharaan tempat
dan pembuangan limbah industri
untuk usaha pengolahan limbah
industri,

PMK-81/PMK.03/2009 10
The Power of PowerPoint | thepopp.com
PEMBENTUKAN/PEMUPUKAN DANA CADANGAN PIUTANG
TAK TERTAGIH BANK KONVENSIONAL/SYARIAH
No Kualitas Kredit UU PBI
PAJAK
1. Lancar, Tidak Termasuk Sertifikat Bank 0,5% min 0,5%
Indonesia dan Surat Utang
Pemerintah/Sertifikat Wadiah BI dan surat
PMK-81/PMK.03/2009 jo 219/PMK.011/2012

berharga yang diterbitkan Pemerintah


berdasarkan prinsip syariah
2. Perhatian khusus setelah dikurangi nilai - -
agunan
3. Kurang Lancar setelah dikurangi nilai agunan 10% min 10%
Nilai4.agunan yang diperhitungkan
Diragukan sebagai
setelah dikurangi pengurang
nilai agunan dalam pembentukan
50% min PPAP50%
pada Kredit dengan
kolektibilitas Macet:
PBI-13/ 26 /PBI/2011

a. setelah jangka waktu 2 (dua) tahun sampai dengan 3 (tiga) 100% min 100%
5. Macet setelah dikurangi nilai agunan
tahun, ditetapkan paling tinggi sebesar
50% (lima puluh perseratus) dari nilai agunan yang diperkenankan untuk diperhitungkan sesuai
ketentuan.
b. setelah jangka waktu 3 (tiga) tahun, tidak dapat diperhitungkan sebagai faktor pengurang dalam
pembentukan PPAP

The Power of PowerPoint | thepopp.com 11


PEMBENTUKAN/PEMUPUKAN DANA CADANGAN
PIUTANG TAK TERTAGIH (PPAPWD) BANK
KONVENSIONAL/SYARIAH

ICON ICON
Jumlah piutang yang digunakan sebagai Dalam hal jumlah cadangan piutang tak
dasar untuk membentuk dana cadangan tertagih seluruhnya atau sebagian tidak
adalah pokok pinjaman yang diberikan dipakai untuk menutup kerugian, jumlah
oleh bank kelebihan cadangan tersebut
diperhitungkan sebagai penghasilan

ICON ICON
Kerugian yang berasal dari piutang yang Dalam hal jumlah cadangan piutang tak
nyata-nyata tidak dapat ditagih tertagih dipakai untuk menutup kerugian
dibebankan pada perkiraan cadangan namun tidak mencukupi, jumlah
piutang tak tertagih BUNGA KREDIT kekurangan cadangan tersebut
CADANGAN NON PERFORMING
diperhitungkan sebagai kerugian
MURNI CADANGAN
KERUGIAN
CASH The Power of PowerPoint | thepopp.com 12
BASIS
PEMBENTUKAN/PEMUPUKAN DANA CADANGAN PIUTANG TAK TERTAGIH (PPAPWD) BANK
KONVENSIONAL/SYARIAH

 Pembentukan dan perhitungan dana cadangan piutang tak tertagih


tersebut harus sama dengan jumlah yang telah diperhitungkan dalam
penghitungan rugi laba komersial.
 Kerugian yang berasal dari piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih
dibebankan pada perkiraan cadangan piutang tak tertagih

 Dalam hal cadangan piutang tak tertagih seluruhnya atau sebagian tidak
dipakai untuk menutup kerugian, maka jumlah kelebihan cadangan
tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan, sedangkan dalam hal jumlah
cadangan tersebut tidak mencukupi, maka kekurangannya diperhitungkan
sebagai kerugian.

Untuk mendapatkan gambaran perlakuan PPAP, maka kita lihat jurnalnya

Pembentukan cadangan/PPAP tahun 2014 sebesar Rp 100.000.000 :

Biaya piutang tak tertagih/PAP 100.000.000


Cadangan penghapusan piutang tak tertagih/PPAP 100.000.000

The Power of PowerPoint | thepopp.com 13


PEMBENTUKAN/PEMUPUKAN DANA CADANGAN PIUTANG TAK TERTAGIH (PPAPWD) BANK
KONVENSIONAL/SYARIAH

Ada kredit macet/piutang tak tertagih dari PT A sebesar Rp 40.000.0000

Cadangan penghapusan piutang tak tertagih/PPAP 40.000.000


Piutang 40.000.000

Kerugian yang berasal dari piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih
dibebankan pada perkiraan cadangan piutang tak tertagih.
Penghapusan piutang tahun 2014 ternyata Rp 40.000.000, maka
:
Selisih cadangan penghapusan piutang tak tertagih/PPAP

Rp 100.000.0000 – Rp 40.000.0000 = Rp 60.000.000

Kelebihan cadangan

Rp 60 juta menjadi PENGHASILAN The Power of PowerPoint | thepopp.com 14


PEMBENTUKAN/PEMUPUKAN DANA CADANGAN PIUTANG TAK TERTAGIH (PPAPWD) BANK
KONVENSIONAL/SYARIAH

Penghapusan piutang tahun 2014 ternyata Rp 140.000.000, maka

Selisih cadangan penghapusan piutang tak tertagih/PPAP

Rp 100.000.0000 – Rp 140.000.0000 = Rp 40.000.000

Dari gambaran tsb dapat kita ketahui


bahwa cadangan piutang tak tertagih
(PPAP) dalam akuntansi perpajakan Cadangan tidak mencukupi
harus ditutup ke rekening Laba Rugi karena hanya Rp 100 juta
setiap akhir tahun. Jadi rekening tersebut
tidak tampak dalam neraca fiskal,
sedangkan dalam neraca komersial
cadangan penghapusan piutang tak Rp 40 juta diperhitungkan sebagai
tertagih selalu terlihat kerugian,
Jadi biaya mejadi Rp 140 juta

Jadi pada prinsipnya sebenarnya metode pencadangan tidak diperkenankan


untuk keperluan fiskal (Sophar Lumbantoruan, Akuntansi Perpajakan hal 174)
The Power of PowerPoint | thepopp.com 15
Pemberian Natura/Kenikmatan
JENIS PEMBERI PENERIMA CONTOH
A BUKAN BUKAN PPh 21 Ditanggung Perush., Pengobatan
BIAYA PHSLAN Karyawan, Premi Asuransi
B BUKAN PHSLAN Natura dari Bukan Subjek Pajak atau Dari
BIAYA Subjek PPh yang Dikenakan PPh Final
C BIAYA BUKAN 1. Makan Seluruh Pegawai (t’msk kupon)
PHSLAN 2. Berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan,
keamanan, keselamatan kerja, atau
berkenaan dengan situasi lingkungan kerja
misalnya pakaian seragam pabrik, SATPAM,
HANSIP.
3. Daerah ttu dan Bea Siswa
D BIAYA PHSLAN Tunjangan PPh 21, Premi Asuransi
E BIAYA BUKAN HP & Mobil Pegawai ttu
50% PHSLAN
The Power of PowerPoint | thepopp.com 16
CONTOH PENGELUARAN–PENGELUARAN YANG MERUPAKAN BIAYA FISKAL
(DEDUCTIBLE EXPENSES) PASAL 6 AYAT (1) UU PPh

1. Biaya – biaya untuk 3M termasuk biaya pembelian bahan, biaya administrasi, premi asuransi, biaya perjalanan, pajak
kecuali PPh, biaya pengolahan limbah, biaya promosi & penjualan, biaya berkaitan dg pekerjaan,dsb.

2. Penyusutan dan amortisasi syarat digunakan untuk usaha atau yang berkaitan dengan 3M.

3. Iuran kepada dana pensiun syarat pendiriannya telah disahkan Menkeu

4. Kerugian atas penjualan harta yang dimiliki WP syarat harta tsb digunakan untuk usaha / 3M

5. Kerugian selisih kurs mata uang asing (Fiskal mengikuti SAK)

6. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan syarat dilakukan di Indonesia

7. Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan

8. Piutang yang nyata – nyata tidak dapat ditagih syarat tertentu

9. Sumbangan dengan Syarat Tertentu

The Power of PowerPoint | thepopp.com 17


BIAYA PROMOSI & PENJUALAN
Biaya Promosi dan/atau Biaya Penjualan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
harus memenuhi kriteria berikut

diterima oleh pihak


untuk mempertahankan dan atau dapat berupa barang, uang, jasa, lain
meningkatkan penjualan dan fasilitas

dilampirkan saat
menyampaikan SPT Tahunan
Ada daftar nominatif paling sedikit harus PPh Badan
memuat data penerima berupa nama,
NPWP, alamat, tanggal, bentuk dan jenis
biaya, besarnya biaya, No bukti pemot.
The Power of PowerPoint | thepopp.com 18
dan besarnya PPh
SUMBANGAN YANG DAPAT DIBIAYAKAN,
BEASISWA, MAGANG, & PELATIHAN
Sumbangan yang dapat dibiayakan meliputi:

Sumbangan penelitian dan pengembangan yang


Sumbangan penanggulangan bencana nasional dilakukan di Indonesia

Sumbangan Fasilitas pendidikan


Biaya pembangunan infrastruktur social ( 5% x
Penghasilan Neto Fiskal)

The Power of PowerPoint | thepopp.com 19


PIUTANG TAK TERTAGIH
Syarat untuk membiayakan piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih

Telah dibiayakan dalam laporan laba rugi komersial

WP harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada DJP; dan

Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang
menangani piutang negara; atau ada perjanjian tertulis dengan debitur yang bersangkutan; atau telah
dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau ada pengakuan dari debitur bahwa utangnya
telah dihapuskan
The Power of PowerPoint | thepopp.com 20
PEMBERIAN KREDIT DEBITUR KECIL
BANK KONVENSIONAL/SYARIAH
1 Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera (Kukesra), yaitu kredit lunak untuk usaha ekonomi produktif yang
diberikan kepada Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I yang telah menjadi peserta Takesra dan tergabung
dalam kegiatan kelompok Prokesra-OPPKS

Kredit Usaha Tani (KUT), yaitu kredit modal kerja yang diberikan oleh bank kepada koperasi primer baik sebagai
2 pelaksana (executing) maupun penyalur (channeling) atau kepada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai
pelaksana pemberian kredit, untuk keperluan petani yang tergabung dalam kelompok tani guna membiaya usaha
taninya dalam rangka intensifikasi padi, palawija dan hortikultura

Kredit Pemilikan Rumah Sangat Sederhana (KPRSS), yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada masyarakat
3
untuk pemilihan rumah sangat sederhana (RSS)

4 Kredit Usaha Kecil (KUK), yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah usaha kecil

5 Kredit Usaha Rakyat (KUR), yaitu kredit yang diberikan untuk keperluan modal usaha kecil lainnya selain KUK

The Power of PowerPoint | thepopp.com 21


PENGELUARAN HARUS DIDUKUNG DAFTAR
NOMINATIF

No PENGELUARAN DAFNOM DASAR HUKUM


1 Biaya entertainment, Tanggal, Nama, Alamat, Jenis, Jumlah SE-27/PJ.22/1986
representasi, jamuan (Rp), Relasi usaha berisi : Nama,
dan sejenisnya Posisi, Nama perusahaan, Jenis
usaha, Ket. (Format Terlampir)
2 Piutang yang nyata- Identitas debitur berupa NPWP, alamat PMK- 105/PMK.03/2009
nyata tidak dapat dan jumlah Piutang yang nyata-nyata
ditagih kepada debitur tidak dapat ditagih (Tidak Ada Format
kecil atau debitur kecil Terlampir)
lainnya

3 Biaya Promosi Nama, NPWP, alamat, tanggal, bentuk PMK- 02/PMK.03/2010


dan/atau Biaya dan jenis biaya, besarnya biaya (Rp),
Penjualan dapat Keterangan, besarnya PPh (Rp) & No
berupa barang, uang, bukti pemot. (Format Terlampir)
jasa, dan fasilitas

The Power of PowerPoint | thepopp.com 22


SAAT MULAI PENYUSUTAN/AMORTISASI
Pasal 11 ayat (3),(4) dan (5)

PADA BULAN PENGELUARAN


KECUALI : PADA BULAN HARTA
HARTA YG MASIH DLM PROSES PENGERJAAN, MULAI DIGUNAKAN/
PADA BULAN SELESAINYA PENGERJAAN MENGHASILKAN DENGAN
PERSETUJUAN DIRJEN PAJAK
KECUALI
DASAR PENYUSUTAN BAGI WP YG MELAKUKAN
Bidang usaha tertentu yang dapat berproduksi berkali-kali dan
PENILAIAN KEMBALI AKTIVA baru menghasilkan setelah lebih dari 1 tahun:
a. bidang usaha kehutanan

NILAI SETELAH b. bidang usaha perkebunan tanaman keras


DILAKUKAN PENILAIAN KEMBALI AKTIVA c. bidang usaha peternakan

Contoh: Penyusutan 2013


Beli Mobil tgl 31 Desember 2013 = selama 1 bulan
Jual Mobil tgl 25 Januari 2013 = tidak ada
The Power of PowerPoint | thepopp.com 23
MASA MANFAAT DAN TARIF PENYUSUTAN/AMORTISASI
Pasal 11 dan 11A

KEL. HARTA MASA TARIF PENYUSUTAN


BERWUJUD MAN-
FAAT GARIS LURUS SALDO MENURUN
1. BUKAN BANGUNAN
KEL. HARTA

- KELOMPOK 1 4 THN 25 % 50 %
BERWUJUD

- KELOMPOK 2 8 THN 12,5 % 25 %


TIDAK

- KELOMPOK 3 16 THN 6,25 % 12,5 %


- KELOMPOK 4 20 THN 5 % 10 %

2. BANGUNAN
PERMANEN 20 THN 5 %
TDK PERMANEN 10 THN 10 %

Pasal 11 ayat (11) PENENTUAN KELOMPOK HARTA BERWUJUD BUKAN BANGUNAN


DITETAPKAN DENGAN PMK No. 96/PMK.03/2009 NAMUN DAPAT SESUAI MASA
MANFAAT SESUNGGUHNYA DENGAN MENGAJUKAN PERMOHONAN KE DJP

bidang usaha kehutanan, Kel (4), bidang usaha perkebunan tanaman keras (Kel 4) ,
bidang usaha peternakan (Kel 2) sesuai PER 21/PJ/2012
PENENTUAN KELOMPOK HARTA TIDAK BERWUJUD DISERAHKAN KEPADA MANAJEMEN
YANG KEMUDIAN MASA MANFAATNYA DISESUAIKAN DENGAN KELOMPOK TERDEKAT
PADA KELOMPOK HARTA TAK BERWUJUD UU PPh The Power of PowerPoint | thepopp.com 24
Penyusutan Telepon Seluler dan mobil yang
Sedan dan sejenisnya,
digunakan oleh pegawaiperbaikan
tertentu
Pembelian maupun
besar digunakan
pegawai tertentu karena
Bus atau Minibus, Pembelian jabatannya dicatat 50%-nya
maupun perbaikan besar sebagai pembelian aktiva
(capital expenditure) untuk tetap golongan II dan dapat
antar jemput pegawai dicatat dibebankan sebagai biaya
seluruhnya sebagai pembelian melalui penyusutan. Biaya
aktiva tetap golongan II dan service rutin dicatat 50%-
Pembelian HP bagi pegawai
untuk keperluan pekerjaan
sebesar 50% dicatat sebagai
dapat dibebankan sebagai
biaya melalui penyusutan.
Biaya service rutin atas bus
atau minibus tsb dapat
dibebankan seluruhnya
nya saja sebagai biaya.

03
02
pembelian aktiva golongan I dan sebagai biaya
dijadikan biaya melalui
penyusutan. Biaya pulsa dan
servis HP 50%-nya dapat
menjadi biaya perusahaan

01
The Power of PowerPoint | thepopp.com 25
TARIF WP BADAN
No Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif
1 s.d Rp 50.000.000,- 10%
P
A 2 Di atas Rp 50.000.000,- s.d. Rp 100.000.000,- 15%
S
3 Di atas Rp 100.000.000,- 30%
A
L no Lapisan Omset Tarif 2010- 07 2013 Dasar
06 2013 Dst
2009
17
1 s.d 4,8 M 14% 12,5% 1% PP 46/2013
&
31 2 di atas 4,8 M s.d. 50 M Pasal 31E ayat(1)
E
a) s.d. 4,8 M 14% 12,5% (4,8 M / Total Omset)
x PKP
b) Di atas 4,8 M s.d. 50 28% 25% Sisa PKP
M

2010 DST 3 di atas 50 miliar 28% 25% Psl 17 ayat (1) huruf b
Perseroan terbuka dapat memperoleh tarif sebesar 5%
= 25% lebih rendah dari tarif WP badan yang berlaku (Pasal 17
ayat (2b))
Peredaran bruto dalam Pasal 31E ayat (1) UU PPh adalah penghasilan yang diterima
atau diperoleh dari kegiatan usaha sebelum dikurangi biaya 3M dari Indonesia maupun
dari luar Indonesia, meliputi Phslan Yang Bukan OP maupun OP The Power
Final atauof PowerPoint
Non Final | thepopp.com 26
PENGHITUNGAN PPh TERUTANG

Tarif PPh Pasal 17 ayat (1b)

Tarif PPh Pasal 17 ayat (2b)

Tarif PPh Pasal 31E ayat (1)

The Power of PowerPoint | thepopp.com 27


PENGHITUNGAN PPh TERUTANG

Tarif PPh Pasal 17 ayat (1)b


Diterapkan bagi:

WP Badan DN dg Peredaran Bruto lebih


dari Rp 50 Milyar ;
BUT (BENTUK USAHA TETAP)

25% X Penghasilan Kena Pajak

The Power of PowerPoint | thepopp.com 28


PENGHITUNGAN PPh TERUTANG

Tarif PPh Pasal 17 ayat (2)b


Diterapkan bagi:

WP Badan DN berbentuk PT Tbk. Minimal 40%


saham di Bursa Efek di Indonesia dan
persyaratan tertentu lainnya

(25% - 5%) X Penghasilan Kena


Pajak

The Power of PowerPoint | thepopp.com 29


Penurunan tarif Pajak Penghasilan diberikan kepada Wajib
Pajak badan dalam negeri yang berbentuk Perseroan
Terbuka setelah memenuhi persyaratan (PP No 56 Tahun
2015)

1. paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham
yang disetor dicatat untuk diperdagangkan di bursa efek di Indonesia;
2. saham sebagaimana dimaksud dalam angka 1 harus dimiliki oleh paling
sedikit 300 (tiga ratus) Pihak;
3. masing-masing Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 2 hanya boleh
memiliki saham kurang dari 5% (lima persen) dari keseluruhan saham yang
ditempatkan dan disetor penuh; dan
4. ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka 1, angka 2, dan angka 3
harus dipenuhi dalam waktu paling singkat 183 (seratus delapan puluh tiga)
hari kalender dalam jangka waktu 1 (satu) Tahun Pajak.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 30


PENGHITUNGAN PPh TERUTANG

Tarif PPh Pasal 31E ayat (1)

WP Badan DN dengan Peredaran Bruto antara 4,8 Milyar s.d.


Rp 50 Milyar, mendapat fasilitas berupa pengurangan
sebesar 50% dari tarif normal atas PKP dari bagian
peredaran bruto s.d. Rp 4,8 Milyar

The Power of PowerPoint | thepopp.com 31


PENGHITUNGAN PPh TERUTANG
Tarif PPh Pasal 31E ayat (1)

Peredaran Bruto lebih dari


25% X Penghasilan Kena
Rp 50 Milyar
Pajak

Jika Peredaran Bruto lebih dari


(50% x 25%) x PhKP yang
Rp 4,8 Milyar s/d Rp 50 Milyar mendapat fasilitas PhKP Fasilitas : (Rp 4,8 M/ P.Bruto) x
PhKP
+

Jika Peredaran Bruto s.d. 25% x PhKP Non fasilitas


PhKP Non Fasilitas : PhKP – PhKP
Rp. 4,8 Milyar Fasilitas
50% X 25% X
Penghasilan Kena Pajak

The Power of PowerPoint | thepopp.com 32


PENGHITUNGAN PPh Badan Dengan Omset Setahun > 4,8
Miliar s.d. 50 Miliar
CONTOH

Peredaran bruto BANK K dalam tahun pajak 2012 sebesar


Rp 30.000.000.000 dengan Penghasilan Kena Pajak
sebesar Rp 3.000.000.000.
Penghitungan Pajak Penghasilan yang terutang:
1.Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto
yang memperoleh fasilitas:
(Rp4,8 miliar : Rp 30 miliar) x Rp3 miliar = Rp 480.000.000

Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang


tidak memperoleh fasilitas:
Rp3 miliar – Rp 480.000.000 = Rp 2.520.000.000
3.Pajak Penghasilan yang terutang:
- 50%x 25% x Rp480.000.000 = Rp 60.000.000
- 25% x Rp2.520.000.000 = Rp 630.000.000
Jumlah PPh yang terutang = Rp 690.000.000 The Power of PowerPoint | thepopp.com 33
Angsuran PPh Pasal 25 Perbankan

Dalam hal Wajib Pajak baru berupa Wajib Besarnya angsuran Pajak Penghasilan Pasal
Pajak badan yang mempunyai kewajiban 25 untuk Wajib Pajak bank adalah sebesar
membuat laporan berkala, besarnya angsuran PPh yang dihitung berdasarkan penerapan tarif
PPh Pasal 25 adalah sebesar PPh yang dihitung umum atas laba-rugi fiskal menurut laporan
berdasarkan penerapan tarif umum atas proyeksi keuangan triwulan terakhir yang disetahunkan
laba-rugi fiskal pada laporan berkala pertama dikurangi Pajak Penghasilan Pasal 24 yang
yang disetahunkan, dibagi 12 dibayar atau terutang di luar negeri untuk tahun
pajak yang lalu, dibagi 12

The Power of PowerPoint | thepopp.com 34


Contoh Perhitungan

Jumlah angsuran PPh Pasal 25 yang harus dibayar dihitung


sebagai berikut :
Phslan netto triwulanan disetahunkan: 4 x Rp 100.000.000 =Rp
Besarnya angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk
400.000.000,-
Wajib Pajak bank adalah sebesar PPh yang dihitung
berdasarkan penerapan tarif umum atas laba-rugi fiskal PPh Terutang Setahun = 12,5% x 50% x Rp 400.000.000 =Rp
menurut laporan keuangan triwulan terakhir yang 25.000.000,-
disetahunkan dikurangi Pajak Penghasilan Pasal 24 yang PPh Ps. 25 untuk April-Juni 2014 : 1/12 x PPh Terutang =Rp
dibayar atau terutang di luar negeri untuk tahun pajak yang 2.083.333,-
lalu, dibagi 12

35
Koreksi Fiscal
Positif
DJP 

Penerimaan PPh ↑

Pendapatan ↑

Beban ↓

Negatif
DJP 

Penerimaan PPh ↓

Pendapatan ↓

Beban ↑

The Power of PowerPoint | thepopp.com 36


BEDA
TETAP
Penghasilan
PPh Final

Penghasilan Non Objek Pajak

Non Deductable Expense

WAKTU
Penyusutan/ Amortisasi

Penyisihan/
Akrual

Penilaian Persediaan

L/R Selisih Kurs

Kompensasi Rugi Fiscal

Kewajiban Kontinjensi

SGU Hak Opsi

The Power of PowerPoint | thepopp.com 37


Pajak Tangguhan

Neraca

Aset Pajak Tangguhan (APT/DTA)

Liabilitas Pajak Tangguhan (LPT/DTL)

BEDA
WAKTU Lap L/R

Penghasilan Pajak Tangguhan (PPT/DTI)

Beban Pajak Tangguhan (BPT/DTE)

The Power of PowerPoint | thepopp.com 38


JURNAL

PPh 21 PPh 23 PPh 25/29

PPh 22 PPN

PPh 4(2) PBB & BPHTB


Final
39
Ekualisasi Laporan Keuangan & Pajak

SPT MASA PPN Peredaran


ICON SPT MASA PPN
PPN Pasal 16 C Usaha Pajak Keluaran
PPN Pasal 16 D
SPT Masa PPh Potput
SPT Masa PPh Potput Perubahan
ICON ICON
HPP PPh Ps.15
PPh Pasal 4 ayat (2) Aset Tetap
SPT MASA PPN Analisis
Pajak Masukan
SPT MASA PPh Potput
ekualisasi
PPh Pasal 23 ICON ICON

PPh Pasal 26 Biaya Lainnya Pembelian


PPh Pasal 4 (2)
SPT MASA PPh Potput SPT MASA PPN
ICON
PPh Pasal 21 Upah Pajak Masukan

The Power of PowerPoint | thepopp.com 40


TEKNIK EKUALISASI PERPAJAKAN

A. Ekualisasi peredaran usaha di SPT PPh Badan dengan


SPT Masa PPN
B. Ekualisasi bukti potong yang dikreditkan/tidak
dikreditkan dengan peredaran usaha
C. Ekualisasi biaya pegawai di SPT PPh Badan dengan
SPT PPh Pasal 21
D. Ekualisasi biaya yang menjadi obyek pemotongan
dengan SPT Masa
E. Ekualisasi HPP dengan SPT Masa PPN
F. PPN Impor atau PPh 22 Impor dengan kredit pajak
G. Ekualisasi biaya pemanfatan BKP TB / JKP dengan
penyetoran PPN Luar Negeri
H. Ekualisasi penyetoran PPN Luar Negeri dengan
Pemotongan PPh Pasal 26
The Power of PowerPoint | thepopp.com 41
TEKNIK EKUALISASI PERPAJAKAN
SPT Masa PPN SPT Masa PPh 4 (2)/23 SPT Masa PPh 23 SPT Masa PPh 21

PPN Masukan Objek Sewa Objek Jasa Objek PPh Pasal 21


Tanah/Bangunan

The Power of PowerPoint | thepopp.com 42


SPT Tahunan PPh Badan
Total Pembelian Lamp II
Total Tambahan Bangunan Daftar Harta
SPT Masa PPh 4 (2)/23

Objek Pemot PPh atas Sewa 50.000.000


tar un
af ah
D uT
rm
o gS a t
F
t Pe
a
Lih ot es)
em (D
P ak
a j
P
CEK
SSP/STP
PPh 25

JUMLAHKAN
SELAMA
SETAHUN KONFIRMA
SI

SPT Masa PPh 21 Jan-Des SPT Masa PPh Pot-Put Lawan Transaksi
Total Objek Pemot PPh 21 700.000.000 Total Pemotongan PPh 22/23 2.100.000
Cara Mengakumulasikan Pemot PPh 21
Total Objek Pemot PPh 21-Pegawai Tetap SPT Masa PPh 21 Des
Total Objek Pemot PPh 21-Bukan Pegawai SPT Masa PPh 21 Jan- Des
Akumulasi Satu Masa
Setahun

Satu Masa
Pajak yg Dibayar Jan 2015
PPh 21/26 Des 2014

PPh 23/4(2)/26 Des 2014

PPh 25 Des 2014


PPN KB Des 2014

PPh Badan KB Pasal 29

SPT Masa PPN


Kegiatan Membangun SPT Masa PPh 4 (2)
Sendiri Objek PPh Sewa T/B
SPT Masa PPh 4 (2)
Objek PPh Jasa
Konstruksi

SPT Masa PPN Jan-Des SPT Masa PPN Jan-Des


Induk Lamp AB
Penyerahan terutang PPN Perolehan LN Dapat Dikredit

Penyerahan tdk terutang Perolehan DN Dapat Dikredit


PPN
Perolehan LN/DN Tidak Dapat
Total Seluruh Penyerahan Dikreditkan
Jumlah Perolehan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai