Kuantitatif
Pertimbangan Materialitas
Kualitatif
Pedoman kuantitatif materialitas :
5% hingga 10% dari laba bersih sebelum pajak ( 10% utk laba yg
lebih kecil, 5% utk laba yg lebih besar)
½% hingga 1% dari total aktiva
1% dari ekuitas
½% hingga 1% dari pendapatan kotor
Suatu persentase variable berdasarkan mana yg lebih besar antara
total aktiva atau total pendapatan
Suatu persentase variable berdasarkan mana yg lebih besar antara total
aktiva atau total pendapatan :
Lebih dari Kurang dari Materialitas Kelebihan di atas
300 juta 1 milyar 856.000 + 0,00145 300 juta
1 milyar 3 milyar 1.840.000 + 0,00100 1 milyar
3 milyar 10 milyar 3.830.000 + 0,00067 3 milyar
10 milyar 30 milyar 8.550.000 + 0,00046 10 milyar
30 milyar 100 milyar 17.800.000 + 0,00031 30 milyar
100 milyar 300 milyar 39.700.000 + 0,00021 100 milyar
300 milyar …………….. 82.600.000 + 0,00015 300 milyar
Diketahui total asset 44 milyar dan total pendapatan 31 milyar. Materialitasnya adalah :
Rp. 17.800.000 + (0,00031 x ( Rp. 44.000.000.000 – Rp. 30.000.000.000)) = Rp. 22.140.000
Materialitas pada Tingkat Saldo Akun
Materialitas ini sering disebut juga dengan tolerable misstatement,
adalah salah saji maksimum yg boleh ada dalam saldo akun sehingga
belum atau tidak dipertimbangkan sebagai salah saji material.
Risiko Audit
Risiko menurut arti katanya adalah kemungkinan adanya konsekuensi
jelek/tdk menguntungkan, rugi dan lain sebagainya.
Risiko audit adalah risiko yg terjadi dlm hal auditor tanpa disadari tdk
memodifikasikan pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan
keuangan yg mengandung salah saji material.
Risiko audit yg mau diterima auditor mempunyai hubungan terbalik dg
tingkat keinginannya mengekspresikan pendapat yg tepat.
Auditor harus mempertimbangkan risiko audit dalam perencanaan audit dan
pengevaluasian akhir apakah lap. Keuangan secara keseluruhan disajikan
secara wajar sesuai prinsip akuntansi yg berterima umum.
Tipe – tipe Risiko Audit
Menurut Taylor dan Glezer tipe risiko audit pada dasarnya
ada dua, yaitu :
1. Risiko tipe I.
Adanya risiko bahwa suatu saldo akun mengandung kesalahan yg
jika digabungkan dg kesalahan-kesalahan pd saldo akun yg lain,
dapat mengakibatkan lap. Keuangan salah saji secara material.
Risiko tipe I ini terdiri atas risiko bawaan dan risiko pengendalian.
Kedua risiko ini tdk dpt dikendalikan oleh auditor tapi dpt dinilai.
2. Risiko tipe II.
Adanya risiko bahwa auditor tdk dpt mendeteksi adanya
kesalahan seperti dlm risiko tipe I.
Risiko ini merupakan risiko deteksi. Risiko ini dapat dan harus
dikendalikan auditor.
Komponen Risiko Audit
1. Risiko Bawaan (inherent risk)
Risiko ini adalah kerentanan suatu asersi terhadap salah saji
material dg asumsi tdk ada kebijakan dan prosedur struktur
pengendalian intern yg terkait.
Risiko bawaan dibedakan atas risiko bawaan setiap akun dan
risiko bawaan keseluruhan utk banyak akun.
Faktor2 yg menentukan risiko bawaan pd banyak akun :
Profitabilitas. Semakin tinggi profitabilitas suatu
perusahaan, semakin kecil risiko bawaannya.
Jenis usaha dan sensitivitas operasi. Semakin sensitive
operasi suatu perusahaan, semakin tinggi risiko bawaannya.
Bidang usaha yg sangat dipengaruhi perkembangan
teknologi, dan kompetisi usahanya ketat, mengakibatkan
risiko bawaan yg tinggi.
Kelangsungan usaha. Perusahaan yg sedang menghadapi
masalah kebangkrutan mempunyai risiko bawaan yg tinggi.
Sifat, penyebab, dan jumlah salah saji yg dideteksi dlm audit
tahun sebelumnya. Risiko bawaan akan dinilai lebih tinggi apabila
bnyak salah saji yg terdeteksi melalui audit tahun sebelumnya.
Integritas, reputasi, dan pengetahuan akuntansi dari
manajemen. Semakin baik hal2 tersebut yg dimiliki manajemen
klien, semakin kecil risiko bawaannya.
Faktor2 yg menentukan risiko bawaan pd suatu akun tertentu :
Auditabilitas akun atau transaksi. Semakin tinggi tingkat
auditabilitas akun, semakin rendah risiko bawaan pd akun
tersebut.
Kerumitan masalah akuntansi yg terkait. Masalah akuntansi
terkait meliputi masalah pengakuan dan kerumitan penilaian
akun. Masalah akuntansi yg rumit akan meningkatkan risiko audit.
Sifat, penyebab, dan jumlah salah saji yg dideteksi pd audit
tahun sebelumnya.
INDIKATOR RISIKO
FAKTOR – FAKTOR
Lebih Rendah Lebih Tinggi
Gaya Manajemen Didominasi oleh Didominasi oleh satu
pengawasan kelompok orang
Sikap manajemen Konservatif Agresif
terhadap laporan
Indikator Risiko keuangan
Tingkat perputaran Normal Tinggi
Bawaan pegawai staf akuntansi
Reputasi dalam Jujur Dikhawatirkan
masyarakat/dunia usaha
Tekanan terhadap Sedikit Sangat tinggi
pencapaian anggaran
Tingkat profitabilitas Pantas dan konsisten Tidak pantas dan
dibandingkan rata-rata berfluktuasi
masa lalu
Tingkat perubahan usaha Stabil Cepat
Keadaan usaha Sehat Tertekan
Sistem organisasi Sentralisasi Desentralisasi
INDIKATOR RISIKO
FAKTOR – FAKTOR
Lebih Rendah Lebih Tinggi
Isu tentang akuntansi yg Tidak ada Banyak
rumit
Kesulitan dalam Sedikit Banyak
pemeriksaan transaksi
Indikator Risiko dan saldo perkiraan
Kesalahan yg ditemukan Sedikit dan tdk material Banyak
Bawaan pada permulaan audit
Tingkat sensitifitas Relatif tdk sensitive Sangat sensitive
terhadap perubahan
tingkat bunga, inflasi,
dan keadaan ekonomi
Masalah kelangsungan Tdk ada yg serius yg Diragukan ada factor
hidup mempengaruhi kelangsungan
kelangsungan hidup
Hubungan dg klien Klien lama Klien baru
Dan lain - lain
2. Risiko Pengendalian (control risk)
Risiko ini adalah risiko bahwa suatu salah saji material yg dpt
terjadi dalam suatu asersi, tdk dpt dideteksi ataupun dicegah
secara tepat pada waktunya oleh berbagai kebijakan dan
prosedur pengendalian intern perusahaan.
3. Risiko Deteksi (detection risk)
Risiko deteksi merupakan risiko bahwa auditor tdk dapat
mendeteksi salah saji material yg terdapat dalam suatu
asersi.
4. Risiko Sampling (sampling risk)
Risiko ini merupakan risiko bahwa kesimpulan yg diambil
oleh auditor dari hasil pengujian terhadap karakteristik
tertentu dari sampel atas item tertentu berbeda dg
kesimpulan yg dibuat dari seluruh populasi yg diuji.
RISIKO RISIKO RISIKO RISIKO
BAWAAN PENGENDALIAN DETEKSI AUDIT
Salah saji
material tdk dpt Salah saji Salah saji material
Kerentanan
Struktur dicegah atau Prosedur2 material yg dlm lap.keu dg
asersi2
pengendalian dideteksi oleh auditor utk tetap tak pendapat wajar
individual
intern struktur memeriksa terdeteksi tanpa pengeculian
terhadap salah
pengendalian asersi2 dalam asersi2 dlm laporan
saji material
intern klien individual auditor
Salah saji bs
Salah saji bs
dicegah atau
dideteksi oleh
dideteksi oleh
prosedur audit
struktur
yg digunakan
pengendalian
auditor
intern klien
Hubungan Antar Komponen Risiko
Audit
AR = IR x CR x DR
Keterangan :
AR : AUDIT RISK
IR : INHERENT RISK
CR : CONTROL RISK
DR : DETECTION RISK
Risiko deteksi merupakan risiko yg dapat dikendalikan oleh
auditor, oleh karena itu sudut pandang model tersebut
dialihkan ke risiko deteksi menjadi :
DR = AR : (IR x CR)
Hubungan tingkat keinginan
kepastian/keyakinan dengan komponen Risiko
Semakin besar/tinggi tingkat keinginan kepastian (confidence
level) maka semakin kecil/rendah risiko audit. Dari tiga
komponen tsb antara risiko bawaan dan risiko pengendalian
dengan risiko deteksi berhubungan terbalik. Semakin tinggi
risiko bawaan atau risiko pengendalian semakin rendah
risiko deteksi. Dengan demikian hubungan searah terjadi
antara tingkat keinginan kepastian dg tingkat risiko bawaan
dan risiko pengendalian. Hal yg sama antara tingkat risiko
deteksi dg tingkat risiko audit keseluruhan.
Hubungan tingkat
keinginan Prosentase Risiko
kepastian dg Tingkat (kuantitatif)
Risiko bawaan Keinginan
dan Pengendalian Kepastian
(kuantitatif) Risiko Risiko
Bawaan Pengendalian
Tinggi 1 0.8
Contoh
Sebuah perusahaan/klien digolongkan sebagai perusahaan yg risikonya
rendah dengan tingkat risiko audit (AR) = 5%, risiko bawaan atau IR = 80% dan
CR = 30%. Dari kemungkinan tersebut berarti risiko deteksinya (DR) adalah :
DR = 0,05 : (0,80 x 0,30)
= 0,05 : 0,24
= 0,2083
= 20,83%
Dengan demikian minimum confidence level-nya adalah 100%-20,83% =
79,17%
Matriks Komponen Risiko
Kell dan Boynton menghubungkan antar komponen risiko ke
dalam suatu matriks.
Risiko Pengendalian