Anda di halaman 1dari 9

Pemeriksaan Sensorik

dr. Kandhisa, Sp.S


FK UPN Veteran Jakarta
08 Desember 2020
Pemeriksaan Sensorik
• Keluhan gangguan sensorik sangat subjektif
• Akurasi hasil bergantung pada teknik pemeriksaan, kerjasama pasien
dan suasana kondusif.
• Sistem sensorik terdiri dari : Reseptor, Serabut saraf aferen dan Otak.
• Reseptor :
 Tekan : Paccini
 Panas : Ruffini
 Dingin : Krause
 Raba : Meissner
 Nyeri : Nociceptor
• Informasi yang diterima reseptor akan diteruskan oleh serabut saraf
afferen hingga bersinaps di medula spinalis. Selanjutnya input sensorik
melalui jaras ascenden menuju thalamus (Spinothalamikus).
Cont'd

• Eksteroseptif / Protopatik : Nyeri, Suhu, Raba


• Proprioseptif : Posisi dan Vibrasi
• Dermatom : Seluruh daerah sensorik yang diinervasi satu
radiks
• Miotom : Sekelompok otot yang disarafi oleh satu motor
neuron atau saraf spinalis yang sama
• Fenomena Negatif : rasa baal, tebal dan kebas
• Fenomena Positif : kesemutan, nyeri ditusuk-tusuk,
ditarik, rasa kesetrum
• C5 : Klavikula
• T4 : Nipple
• T10: Umbilikal
• T12: Inguinal
• S2 : Perineum
Cont'd
• Pemeriksaan Raba halus
 Menggunakan kapas/tisu/bulu/sentuhan halus dari ujung jari.
 Pasien menutup mata
 Berikan stimulus pada beberapa area kulit sesuai dermatom dan
dibandingkan

• Pemeriksaan Rasa Nyeri


 Cukup tajam, tapi tidak melukai kulit
 Menggunakan tusuk gigi, spatel kayu yang dipatahkan
 Pasien menutup mata, berikan stimulus sama kuat
 Pemeriksaan dilakukan dari area yang 'kurang rasa' ke area normal
Cont'd
• Pemeriksaan Rasa Suhu
 Idealnya menggunakan 2 tabung reaksi berisi air hangat (40-45º) dan dingin (5-10º).
 Alternatif lain dengan jari pemeriksa (stimulus hangat) atau gagang garputala
(stimulus dingin)
 Diberikan jeda 2-3 detik antar manuver

• Pemeriksaan Vibrasi
 Alat yang digunakan garputala 128Hz atau 256Hz
 Pasien diminta untuk merasakan garputala setelah digetarkan pada area tonjolan
tulang/sendi.
 Pasien diminta mengatakan 'ya' bila sudah tidak terasa lagi, setelah itu diberikan pd
pemeriksa untuk merasakan getaran dalam waktu 10 detik. Jika masih terasa pd
pemeriksa ; Abnormal
Cont'd
• Pemeriksaan Posisi dan sikap
 Pegang ujung jari pasien dalam keadaan rileks dan tidak terganggu jari2
lainnya
 Pemeriksa memegang sisi lateral dari jari yang diperiksa
 Pasien memejamkan mata
 Gerakan atas-bawah, dihentikan pada posisi tertentu
Terminologi Abnormalitas Sensorik
Terminologi Definisi
Alodinia Meningkatnya sensibilitas dan respon nyeri pd stimulus normalnya tidak
memberikan rasa nyeri
Hiperalgesia Meningkatnya sensibilitas nyeri; respon nyeri berlebihan pd stimulus
normalnya memberikan sensasi nyeri
Analgesia Hilangnya sensibiltas nyeri
Anestesia Hilangnya semua sensasi
Hipoalgesia / Hipestesia menurunnya sensibiltas nyeri
Parestesia Pengalaman sensasi spontan yang abnormal ketika tidak diberikan
stimulasi spesifik
Kinestesia Perasaan bergerak
Disestesia Rasa tidak nama atau nyeri, apakah terjadi spontan atau setelah stimulus
normal yang tidak nyeri (misal; perasaan terbakar ketika disentuh),
seringkali diikuti parestesia

Kolegium Neurologi Indonesia, PERDOSSI 2018


Terima kasih
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai