Anda di halaman 1dari 13

GEOGRAFI PARIWISATA

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA


“AGROWISATA BALAI BENIH INDUK TANAMAN
PADI PALAWIJA DAN HOLTIKULTURA”

NAMA: RANTI ARMANDA


NIM: 19136167
TUGAS: PERTEMUAN 14
KELAS: RABU/07.00-08.40
PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA
Lahan yang dikelola oleh UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura
Sumatera Barat yang berlokasi di Lubuk Minturun dinilai masih belum optimal pengelolaannya.
Beberapa pihak menilai bahwa lokasi ini dapat dikembangkan untuk menjadi satu kawasan
agrowisata. Hal ini ditunjang dengan telah ditetapkannya kawasan Lubuk Minturun menjadi
Kawasan Tanaman Hias melalui Keputusan Gubernur Sumatera Barat Nomor: 521.305.2013
tanggal 26 Maret 2013. Beberapa infrastruktur yang telah ada dan dengan melakukan revitalisasi
infrastruktur tersebut merupakan modal awal bagi Pemerintah Propinsi untuk mengembangkan
kawasan ini sebagai suatu kawasan agrowisata. Awalnya daerah Lubuk Minturun Sungai Lareh
dikenal sebagai pusat pembibitan tanaman buah-buahan yang mendapat binaan dari BBI.
Kemudian pada tahun 80-an secara perlahan berkembang menjadi pusat tanaman hias, dan
akhir-akhir ini perkembangannya sangat pesat seiring dengan meningkatnya minat masyarakat
akan tanaman hias. Sejak saat itu hingga sekarang, kawasan Lubuk Minturun sudah dikenal
sebagai salah satu kawasan Agrowisata yang memiliki nilai jual kepariwisataan Kota Padang, tak
hanya tanaman hias, dan buah-buahan, kekayaan alam perbukitan dan keramah tamahan
masyarakat setempat menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Agrowisata BBI ini dikelola oleh UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura
Lubuk Minturun dibawah Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera
Barat. Agrowisata BBI merupakan area inti yang menjadi pusat aktivitas dari Kawasan Agrowisata
Lubuk Minturun, dimana didalamnya terdiri atas zona atraksi dan zona penunjang. Zona atraksi di
dalam BBI adalah atraksi proses produksi pertanian semua sub sektor dan atraksi pemanfaatan
hasil produksi pertanian. Oleh karena itu, didalam kawasan BBI dilakukan penanaman berbagai
komoditi pertanian, pengembangan peternakan, perikanan dan pengolahan hasil pertanian.
RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN
PARIWISATA
Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan penawaran yang
terdapat pada obyek wisata tersebut, adanya beberapa komponen
yang dapat menarik kedatangan para wisatawan ke lokasi wisata,
atau menarik minat penduduk setempat untuk turut menikmati atraksi
yang ditawarkan oleh obyek wisata tersebut, yaitu:
Pada obyek wisata di Agrowisata BBI ini, terdapat berbagai macam
aktivitas yang bisa dilakukan oleh pengunjung, karena pengunjung
pada kawasan agrowisata ini rata-rata adalah siswa-siswa,
mahasiswa, dan peneliti-peneliti. Sehingga aktivitas yang bisa
dilakukan disana yaitu mendapatkan edukasi mengenai pertanian,
perikanan, perkebunan, dan kehutanan, pengunjung bisa berlibur
sembari belajar. Selain itu disana juga terdapat aula yang biasa
digunakan untuk pertemuan-pertemuan, dan juga terdapat tempat
yang biasa digunakan atau disewakan untuk acara-acara seperti
acara pernikahan, perkumpulan alumni sekolah, dsb.
MASALAH TERKAIT PENGEMBANGAN
AGROWISATA BBI
Masalah terkait dengan pengembangan Agrowisata Balai Benih Induk Lubuk
Minturun Padang. Masalah yang pertama yaitu kekurangan atraksi wisata yang
ditawarkan oleh agrowisata seperti belum terdapatnya jasa hiburan dan aktivitas
rekreasi di wahana agrowisata. Masalah kedua yaitu kafetaria dan rumah
makan di agrowisata belum dioperasikan dan belum dimanfaatkan sebagai fasilitas
restoran. Hal tersebut dapat dilihat dari belum adanya makanan yang
dihidangkan di kafetaria ini jadi wisatawan kesulitan untuk mendapatkan makanan
dan minuman. Masalah yang ketiga yaitu kondisi kolam terapi di agrowisata
tidak terawat, banyak rumput liar yang tumbuh disekitar kolam, serta tidak ada
ikan di kolam tersebut, sehingga wisatawan tidak dapat melakukan aktivitas terapi
di kolam tersebut. Masalah keempat yaitu kurang pelaksanaan kegiatan di ruang
pertemuan agrowisata seperti belum terdapat alat-alat dan seminar. Ruang
pertemuan tersebut hanya digunakan untuk acara rapat dan pertemuan antara
pengelola agrowisata. Masalah kelima yaitu belum terdapat pertunjukan seni dan
teater di gazebo atau akrab juga disebut dengan pendopo. Gazebo ini hanya
digunakan sebagai tempat beristirahat dan diskusi oleh pengunjung agrowisata.
Permasalahan keenam yaitu belum terdapat souvenir atau cendera mata yang
beragam di Agrowisata ini.
BROSUR PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA BBI

Berdasarkan brosur tersebut berbagai


macam fasilitas yang tersedia pada
lokasi wisata tersebut dan terdapat
berbagai macam wisata yang bisa
dilakukan disana, berikut daftar wisata
yang terdapat pada lokasi wisata
tersebut:
1. Taman bunga/kebun bunga yang
Indah dengan berbagai macam jenis
bunga yang berwarna.
2. Pertanian dan Perkebunan
Kawasan pertanian pada
agrowisata ini terdiri dari
berbagai macam tanaman
pertanian seperti pembibitan
pohon durian, pare dan lain-
lain.
3. Perikanan
Tidak hanya pertanian dan berbagai
macam jenis bunga di kawasan
agrowisata ini juga terdapat berbagai
macam jenis perikanan. Perikanan di
kawasan ini terdapat jenis ikan yang biasa
digunakan untuk terapi dan berbagai jenis
ikan seperti lele dan ikan air tawar lainnya.
PETA PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA

Berbagai macam fasilitas sudah tersedia di kawasan wisata ini hanya saja dari
beberapa fasilitas tidak berfungsi dan berjalan dengan baik. Jadi perlu di
kembangkan agar tempat agrowista ini diminati oleh berbagai kalangan tidak hanya
pelajar tapi masayarakat setempat juga dapat menikmati kawasan agrowisata ini.
RENCANA FASILITAS DAN UTILITAS KAWASAN AGROWISATA

JENIS FASILITAS UTILITAS KETERANGAN


Kesehatan: Penangan kesehatan bagi Di kawasan agrowisata belum
o Puskesmas wisatawan yang mengalami terdapat berbagai fasilitas untu
kesehatan hanya saja tersedia
o Tempat praktek sakit dan luka saat obat-obatan sebagai bentuk dari
o Apotek/toko obat melakukan aktivitas wisata pertolongan pertama. Dan harus
di kawasan agrowisata di tempatkan di tempat yang
tersebut sebagai tenang dan diusahakan
pertolongan pertama. mempunyai radius yang merata.

Akomodasi: Sarana tempat menginap Lokasi tersebar dan disesuaikan


o Homestay sementara, tempat makan dengan tingkat kebutuhan serta
sesuai tata ruang kawasan
o Penginapan dan hotel dan tempat belanja wisata tersebut. Di kawasan
o Restoran kebutuhan sehari-hari bagi wisata ini hanya terdapat
o Supermarket/minimarket wisatawan selama berda di penginapan berupa asrama yang
objek wisata tersebut. berada di sekitar objek wisata
tersebut. Dan terdapat
penginapan di luar objek wisata
dan jaraknya dari lokasi wisata
tidak terlalu jauh.
Sarana Pendukung Untuk mendukung Lokasi berada disekitar
o Tempat parkir kegitan wisata yang pemukiman warga dan
o Loket masuk dilakukan oleh wisatawan disesuaikan dengan
o Toilet ketika berada di objek tingkat kebutuhan dari
o Pos keamanan wisata tersebut. pengunjung tempat
o Tempat ibadah wisata tersebut. Pada
lokasi wisata ini sendiri
sarana pendukungnya
sudah tersedia dengan
baik.
Perdagangan: Perdagangan akan Lokasi berada disekitar
o Pertokoan kecil berupa membantu wisatawan pemukiman yang
kerajinan khas memenuhi keinginan untuk disesuaikan dengan tingkat
masyarakat lokal melakukan wisata belanja. kebutuhan pengunjung.
Hanya saja di kawasan ini
belum tersedia toko-toko
kecil yang menjual berbagai
kerajinan atau hasil
pertanian dan perkebunan
serta perikanan hanya saja
jika ingin langsung mebeli
dengan pengelolanya.
FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA

1. Faktor internal pengembangan daya tarik wisata di Agrowisata Balai


Benih Induk Lubuk Minturun Padang kekuatannya yaitu berupa
pemandangan alam yang indah, memiliki lahan yang luas, serta
adanya fasilitas penunjang kegiatan. Kelemahannya yaitu
terbatasnya dana, kurangnya staff guide pariwisata serta sedikitnya
koleksi-koleksi pertanian Agrowisata BBI Lubuk Minturun.
2. Faktor eksternal pengembangan daya tarik wisata di Agrowisata
Balai Benih Induk Lubuk Minturun Padang peluang yang bisa
dimanfaatkan yaitu adanya izin dari DPRD untuk menetapkan tarif
masuk dan melaksanakan kegiatan di Agrowisata BBI, adanya
permintaan dari pengunjung untuk mengembangkan fasilitas wisata
di agrowisata serta adanya permintaan dari masyarakat untuk bekerja
sama dalam mengembangkan daya tarik wisata di agrowisata.
sedangkan ancaman yang mungkin akan timbul yaitu adanya aksi
masyarakat yang melakukan pemalakan atau meminta bayaran parkir
kepada pengunjung serta adanya pengunjung yang tidak mematuhi
peraturan di agrowisata seperti membuang sampah sembarangan.
STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN
PARIWISATA
Strategi pengembangan yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan daya tarik wisata di Agrowisata BBI yaitu:
1) Memanfaatkan lahan yang luas untuk menambah
atraksi wisata seperti menyediakan wahana permainan
dan aktivitas rekreasi di agrowisata.
2) Memanfaatkan fasilitas wisata seperti ruang
pertemuan dan gazebo untuk mengadakan berbagai
macam acara seperti event MICE, dan memanfaatkan
kolam terapi ikan dan kafetaria untuk menarik minat
kunjungan wisatawan.
3) Menyediakan berbagai macam cendera mata dengan
memanfaatkan teknik kultur dan jaringan.
PETA PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA
MENURUT IDE SENDIRI
Berdasarkan penejelasan sebelumnya mengenai rancangan kawasan pariwisata terdapat berbagai
kegiatan yang bisa dilakukan dikawasan wisata tersebut hanya saja disana segala fasilitas kurang
memenuhi sehingga wisatawan yang berkunjung sulit dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Fasilitas
pendukung yang perlu dikembangan yaitu cafe atau restaurant serta tempat penginapan yang nyaman.
Hal tersebut guna membuat daya tarik wisatawan dan agar wisatwan nyaman dan tidak takut akan
kurangnya fasilitas dan kenyamana jika wisatawan yang berkunjung menginap di lokasi.

Anda mungkin juga menyukai