Anda di halaman 1dari 9

Manajemen Pengawasan

Risiko
Oleh : elyzzatul aini
200503110078
Dosen Pengampu : Essy Nur Aisyah,
SE,. MM
Jenis-Jenis dan Risiko
Kredit
Dalam mengelola suatu unit bisnis,
selalu dihadapkan dengan risk-
return (risiko dan pendapatan).
Adanya beberapa jenis risiko yang
berhubungan dengan bisnis
perbankan. Diantarannya ialah
risiko kredit (kredit risk), risiko
likuiditas (liquidity risk), dan risiko
tingkat bunga (interst rate risk).
Disamping itu juga terdapat risiko
nilai tukar valuta asing (foreign
exchange rate risk) dan risiko
operasional (operational risk).
01
Risiko yang sistematis
(systematic risk)
Risiko yang diakibatkan oleh adanya kondisi atau situasi
tertentu yang bersifat makro. Seperti, perubahan situasi politik,
perubahan kebijakan ekonomi pemerintah, perubahan situasi
Jenis risiko pasar, situasi krisis atau resesi, dan sebagainya yang
dibagi menjadi berdampak pada kondisi ekonomi secara umum.
dua kelompok
02
Risiko yang tidak
sistematis (unsystematic
risk) Risiko yang unik, yang melekat pada suatu
perusahaan atau bisnis tertentu saja. Perbankan
syariah juga berpotensi menghadapi risiko-risiko
tersebut. Kecuali risiko tigkat bunga, karena
perbankan islam tidak berurusan dengan bunga.
JENIS RISIKO KREDIT
1. Risiko modal (capital risk)
Risiko modal ini mereflesikan tingkat leverage yang dipakai
oleh bank. Fungsi modal ini ialah melindungi para penyimpan
dana terhadap kerugian yang terjadi pada bank. Risiko modal
ini berkaitan dengan kualitas aset. Bank menggunakan
sebagian besar dananya untuk mendanai aset yang berisiko
perlu memiliki modal penyangga yang besar untuk sandaran
bila kinerja aset itu tidak baik.

2. Risiko operasional
Menurut definisi Basle Committe, risiko operasional ialah risiko
akibat dari kurangnya (deficiencies) sistem informasi atau
sistem pengawasan internal yang akan menghasilkan kerugian
yang tidak diharapkan. Risiko ini berkaitan dengan kesalahan
manusiawi (human error), kegagalan sistem, dan tidak
cukup prosedur serta kontrol.
01
MANAJEMEN Risiko Kredit

 Pembiayaan yang memberikan perolehan (hasil) tetap

Pembiayaan ini didapatkan dari pembiayaan yang berakad


jual beli (tijarah) dan sewa menyewa (ijarah).

 Pembiayaan yang memberikan perolehan (hasil) tidal tetap

Pembiyaan ini didapatkan dari pembiayaan yang berakad bagi


hasil (syirkah).
01

 Investasi atau bisnis yang dijalankan melalui aktivitas


pembiayaan ialah aktivitas yang selalu berkaitan dengan risiko.
Persoalannya adalah bagaimana invetasi atau bisnis dalam
pembiayaan tersebut mengandung risiko yang minimal.

 Risiko pembiayaan tersebut dapat diminimalkan dengan


menggunakan manajemen risiko secara baik. Manajemen
risiko ini dapat diawali dengan melakukan penyaringan
(screening) terhadap calon nasabah dan proyek yang akan
dibiayai.


Oleh karena itu, manajemen risiko pembiayaan pada
bank syariah sangat berkaitan dengan risiko karakter
nasabah dan risiko proyek. Risiko karakter berkaitan
dengan hal-hal yang berkaitan dengan karakter
nasabah. Sementara, risiko proyek berkaitan dengan
karakter proyek yang dibiayai.
Masalah Agensi dalam Pembiyaan Bagi Hasil Bank
Syariah
 Kontrak mudharabah yang dijalankan oleh bank syariah,
merupakan suatu kontrak peluang investasi yang
mengandung risiko tinggi. Hal itu disebabkan model
kontrak tersebut sarat dengan asymetric information.

 Asimetrik informasi adalah kondisi yang menunjukkan


sebagai investor memiliki informasi dan yang lainnya tidak
memiliki.

 Asimetrik informasi yang dilakukan agen dalam kontrak


keuangan biasanya berbentuk moral hazard (terjadi pada
kontrak utang ketika peminjam memiliki kualitas yang
tidak baik atas kredit si luar batas ketentuan tingkat
keuntungan tertentu) dan adverse selevtion (terjadi ketika
melakukan penyimpangan atau menimbulkan risiko yang
lebih besar dalam kontrak).
 Tingkat adverse section dan moral hazard memiliki
hubungan langsung dengan tingkat asemetrik informasi
dan ketidaklengkapan pasar.

 Sehubungan dengan itu, maka bank syariah harus memiliki


alat screening untuk mengurangi asimetrik informasi yang
akan terjadi pembiayaan mudharabah.

 Agar dalam kontrak mudharabah dapat diminimalkan risiko


dan hasilnya maksimal, maka pihak bank syariah
(principal’s) perlu melakukan upaya-upaya pencegahan,
misalnya monitoring biaya dan proyek.

 Tindakan-tindakan yang dilakukan shahibul mal (principal’s)


terhadap imudharib (agent’s) ataupun proyek untuk
memperkecil masalah agensi dalam teori keuangan,
dikenal dengan incentive compatible constraints.
Referensi
Slamet Riyadi, Banking
Assets and Liability
Terimakasih
Management, Edisi Ke-3

Anda mungkin juga menyukai