Anda di halaman 1dari 26

SUBAKIR 1

PESTISIDA
PESTICIDE = PEST (hama) + CIDE (mematikan/racun)

RACUN HAMA

Pestisida adalah zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan
virus yang dipergunakan untuk :
a. Memberantas hama-hama dan penyakit tanaman
b. Memberantas rerumputan
c. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman
d. Memberantas atau mencegah hama pada hewan piaraan
e. Memberantas atau mencegah hama-hama air
f. Memberantas atau mencegah binatang-2 penular penyakit
g. Dsb. SUBAKIR 2
Nama-nama Pestisida
Pestisida mempunyai 3 macam nama, yaitu:
1. Nama umum ("common name") ialah nama yang telah
didaftarkan pada Intemational Standard Organization;
2. Nama kimia ("Chemical name") yaitu nama dari unsur
kimia atau senyawa kimia dari suatu pestisida yang
terdaftar pada Intemational Union for Pure and Applied
Chemistry.
3. Nama dagang ("Trade name") yaitu nama yang diberikan
dan didaftarkan oleh perusahaan/pabrik yg memproduksi
pestisida tsb, dan merupakan nama paten yang diberikan
oleh masing masing negara tempat pestisida tersebut
diproduksi.

SUBAKIR 3
Sebagai contoh:
Pestisida Basudin 60 EC (nama dagang)
adalah termasuk golongan Diazinon (nama umum)
dengan nama kimia: 0,0- diethyl 0-6-methyl-2-(1-methylethyl) -
4-pirimidinyI phosphor-thioate;
Propoxur (nama umum) dengan nama kimia 2-(-1- methyl
ethoyphosphinothiyol) butanedionate, dijual dengan nama
dagang Under 50 WP dan Pounce 2 E.

SUBAKIR 4
KLASIFIKASI PESTISIDA

I. Klasifikasi berdasarkan penggunaannya terhadap


spesies binatang atau tumbuhan tertentu:
a. Insektisida: memberantas serangga,
b. Askarisida: memberantas laba laba,
c. Rodentisida: memberantas tikus,
d. Nematosida: memberantas cacing bulat,
e. Molluscisida: memberantas keong,
f. Herbisida: memberantas rumput rumputan,
g. Fungisida: memberantas cendawan.

SUBAKIR 5
2. Klasifikasi menurut struktur atau golongan zat kimianya:
a. Pestisida alamiah:
- Pyrethrum: Pyrethrin, Cinerin
- Derris: Rotenon.
b. Pestisida sintetik:
- Senyawa halogen organik: DDT, Lindan.
- Senyawa fosfatester organik: Dichlorvos, Malathion
- Senyawa karbamat: Propoxur, Dimetilan.
- Derivat kumarin: Cumachlor.
- Senyawa Dinitrofenol: Dinobuton.

SUBAKIR 6
3. Klasifikasi menurut efek biologisnya:
a. Inselctisida antikolinesterase
b. Insektisida organoklorin
c. Insektisida dinitro dan klorfenol.
4. Klasifikasi menurut aktivitas kerja:
a. racun kontak,
b. racun perut
c. racun nafas.

SUBAKIR 7
5. Klasifikasi menurut penggunaan & jenis zat kimianya,:
a. Insektisida Organoklorin (OC)
b. Insektisida Karbamat (Carb)
c. Insektisida Organofosfat (OP)
d. Insektisida Botanik (Pyrethrum dan Nikotin)
e. Fumigan (sianida, metilbromida,
dibromokloropropan dan etilen dibromida, fosfin)
f. Rodentisida (warfarin, Red Squill, Na-fluoroasetat,
Fosforus, Seng fosfid, Thalium, alfa-naftiltiourea)
g. Herbisida (senyawa klofenoksi, dinitrofenol,
senyawa bipridil, dan lain-lain)
h. Fungisida (ditiokarbamat, heksaklorobenzen,
pentaklorofenol).
SUBAKIR 8
TOKSISITAS DAN BAHAYA PESTISIDA

1. Bahaya pestisida
PESTISIDA ADALAH OBAT PEMBERANTAS HAMA.
PESTISIDA ADALAH RACUN HAMA

TAPI

JUGA RACUN BAGI MANUSIA

SUBAKIR 9
MEMBERANTAS
PESTISIDA HAMA

PENGOTORAN
LINGKUNGAN

KERACUNAN

SUBAKIR 10
PENGOBATAN

PENCEGAHAN
SEMBUH

KERACUNAN

PESTISIDA MANUSIA MATI

TIDAK / BELUM

LINGKUNGAN
SUBAKIR 11
BAGAIMANA PESTISIDA DAPAT MASUK
KEDALAM TUBUH MANUSIA ?

MELALUI MULUT

MELALUI KULIT MANUSIA

MELALUI JALAN
PERNAFASAN

SUBAKIR 12
2. Toksisitas akut pestisida

Besarnya daya racun pestisida dinilai dari toksisitasnya.


Toksisitas akut pestisida dapat dinyatakan dengan 2
simbol, yaitu:

LD50 (`lethal dose 50 ) atau


LC50 ( lethal concentration 50 )
ialah kadar/konsentrasi pestisida yang diperkirakan
dapat membunuh 50% binatang percobaan.
Satuannya ialah miligram bahan aktif suatu pestisida
per kg berat badan binatang percobaan (mg/kg).

SUBAKIR 13
Toksisitas pestisida sangat tergantung pada cara
masuknya pestisida ke dalam tubuh.
Pada penentuan toksisitas pestisida peroral,
pestisida diberikan melalui makanan dan
diperoleh LD50 oral,
Penentuan toksisitas melalui kulit diperoleh
LD50 dermal, dan
Bila pemaparan melalui udara (terhisap)
diperoleh LC 50 selama 24 jam, 48 jam, 96 jam dan
seterusnya (lama waktu pemaparan).
LC umumnya dinyatakan dalam ppm (per satu
juta bagian) atau ppb (per seribu juta bagian).

SUBAKIR 14
INSEKTISIDA

Walaupun rangkaian insektisida yang tersedia struktur


kimianya sangat bervariasi, penggunaan yang paling
banyak dan luas berkisar pada satu diantara empat
kelompok besar , yaitu :
- organochlorine,
- organophosphates,
- carbamates, dan
- senyawa sintetik botani dan derivatnya.

Sebagai kelompok, insektisida organochlorine


merupakan racun terhadap susunan saraf
(neurotoxins) yang merangsang sistem saraf baik
pada serangga maupun mamalia, menyebabkan
tremor dan kejang kejang.
SUBAKIR 15
Sebagai kelompok, insektisida organochlorine
merupakan racun terhadap susunan saraf (neurotoxins)
yang merangsang sistem saraf baik pada serangga
maupun mamalia, menyebabkan tremor & kejang-kejang.

Walaupun sangat efektif & murah, penggunaan sebagian


besar oganochlorines telah dilarang atau secara keras
dibatasi di dunia industri dengan alasan lingkungan.
DDT dan chlorinated hydrocarbons lainnya, seperti
lindane, aldrin/dieldrin, dan heptachlor, telah
berkembang luas, tetapi tidak baik sebab :
- terus menetap pada lingkungan,
- kecenderungan berakumulasi pada jaringan
organisme hidup, dan
- efek yg merugikan thd organisme bukan sasaran.
SUBAKIR 16
Organofosfat (organophosphates - OPs), telah
digunakan selama berpuluh puluh tahun.
OPs umumnya adalah racun pembasmi serangga yang
paling toksik secara akut terhadap binatang bertulang
belakang, seperti ikan, burung, kadal/cicak, dan mamalia.
Kenyataannya pembasmi serangga OPs lebih banyak
dihubungkan keracunan pada manusia.

OPs terurai dengan cepat di dalam lingkungan dan


tidak memiliki kecenderungan untuk berakumulasi
pada jaringan-jaringan.

SUBAKIR 17
OPs mempengaruhi fungsi normal sistem saraf dengan
cara yang rumit yang pada akhimya mempengaruhi
sistem pemapasan dan sirkulasi, menyebabkan kejang
otot dan kelumpuhan.
Pada dasarnya, OPs dapat menghambat aktivitas dari
chlorinesterase, suatu enzym yang mempunyai peranan
penting pada transmisi dari signal saraf.

Disamping itu, beberapa OPs juga merangsang


timbulnya efek neurotoksik lain yang menyerupai efek
kecanduan alkohol, diabetes atau berbagai kecanduan
obat-obatan.

Senyawa fosfor organik lain memiliki kemampuan


memperkuat toksisitas dari insektisida yang terkait
dengan cara menghambat mekanisme penawar racun
SUBAKIR 18
tubuh. Mekanisme tersebut dikenal sebagi potensiasi.
Karbamat (carbamates)
Sama seperti organofosfat, insektisida karbamat juga
menghambat enzim-enzim tertentu, terutama
cholinesterase, dan mereka mungkin dapat
memperkuat efek toksik dari bahan racun lain.

Karbamat mempunyai waktu pemulihan yang relatif


cepat setelah keracunan. Lebih lanjut lagi, karbamat
tidak mirip dengan efek dari alkoholisme, diabetes,
serta obat-obat tertentu lainnya.

Dalam kondisi cairan, karbamat akan cepat terurai


oleh sinar matahari. Karena mereka tidak secara
langsung larut dalam air, dan karbamat tidak meresap
atau menyebar di dalam tanah.
Keasaman tanah (pH) memegang peranan dalam
penguraian beberapa karbamat.
SUBAKIR 19
Produk tumbuhan yang terjadi secara alami merupakan
insektisida yg sangat efektif dan beberapa diantaranya
(nikotin, rotenone, ekstrak pyrenthrum, kamper, dan
bahkan terpentin) telah digunakan oleh manusia untuk
tujuan ini sejak lama.
Mereka umumnya tidak praktis untuk penggunaan
pertanian skala luas sebab relatif mahal, namun
tetap digunakan untuk keperluan rumah tangga dan
kebun, khususnya ekstrak pyrethrum.

SUBAKIR 20
BAGAIMANA PESTISIDA DAPAT MENGOTORI
LINGKUNGAN ?
Lingkungan dapat terkotori oleh pestisida, a.l.
karena :
1. Membuang kaleng,
botol, wadah pestisida
dekat sumber air

2. Membuang sisa
pestisida atau
mencuci alat semprot
di parit / sungai.

SUBAKIR 21
3. Menyemprot sayuran
yang akan dipanen
2 minggu kemudian.

4. Membuang wadah
pestisida di
sembarang
tempat.

SUBAKIR 22
KERACUNAN PESTISIDA
TANDA-TANDA KERACUNAN PESTISIDA JENIS
PARAKUAT PADA UMUMNYA BERSIFAT LOKAL, A.L.;

- Iritasi kulit, kulit kering dan pecah-pecah .


- Kuku tangan berubah warna dan tidak teratur.
- Iritasi hidung dan tenggorokan.
- Nyeri lambung, muntah, dan diare.

SUBAKIR 23
APA YANG HARUS DILAKUKAN JIKA TERJADI
KERACUNAN PESTISIDA ?
Apabila tertelan pestisida, usahakan agar penderita
memuntahkan pestisida yang tertelan itu.
Caranya : Pijat pipinya, sehingga ibu jari dan telunjuk
pada pipi mengganjal rahang penderita. Kemudian
sodoklah langit-langit mulut penderita dengan
telunjuk tangan yang lain. Agar dapat muntah.

Bawalah segera ke
dokter atau unit
pelayanan
kesehatan terdekat.
SUBAKIR 24
Metode aplikasi &
Proses alamiah UDARA

NON SASARAN

PESTISIDA SASARAN AIR


RANTAI
PANGAN
TANAH

SUBAKIR 25
PERAN PERAWAT DALAM PENATALAKSANAAN
PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN.
Klinik sanitasi

SUBAKIR 26

Anda mungkin juga menyukai