kelompok 3
Osteoporosis yang lebih dikenal dengan keropos tulang menurut WHO adalah penyakit sekeletal sistemik
dengan karakteristik masa masa tulang yang rendah dan perubahan mikroarsitektur dari jaringan tulang
dengan akibat meningkatnya fragilitas tulang dan meningkatnya kerentanan terhadap patah tulang
(Lukman,ningsih 2013 : 141).
.
2. Etiologi
Osteoporosis dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor menurut (Asikin ;dkk 2012 : 101). Ada 3 faktor utama yang
mempengaruhi osteoporosis yaitu :
1) Asupan kalsium dalam makanan yang tidak adekuat sehingga mudah mempercepat penurunan masa tulang.
b. Kurangya latihan teratur yaitu mobilitas dapat menyebabkan proses penurunannya masa tulang . Sedangkan
olahraga yang teratur dapat mencegah penurunan masa tulang. Tekanan mekanisme pada latihan akan membuat otot
berkontraksi yang dapat merangsang formasi tulang.
c. Perbedaan jenis kelamin yaitu kekuatan tulang dipengaruhi oleh horman reproduksi. Pada perempuan
postmenopause, hormon reproduksi dan timbunan kalsium tulang menurun. Hormon reproduksi yang dimaksud yaitu
estrogen. Hal ini menyebabkan resorpsi tulang yang berlebihan tanpa disertai pembentukan tulang yang cukup. Oleh
karena itu, perempuan lebih cepat mengalami osteoporosis dibandingkan dengan laki-laki.
3. Faktor yang Mempengaruhi Penurunan Masa Tulang Pada Usia
Lanjut Menurut (Asikin;dkk 2012 : 103).
1) Faktor genetik
Perbedaan genetik mempunyai pengaruh terhadap derajat kepadatan tulang. Pada umunya mempunyai struktur
tulang lebih kuat dibandingkan dengan bangsa kaukasia.
2) Faktor mekanis
Selain faktor genetik, beban mekanisme juga berpengaruh terhadap massa tulang. Penambahan akan
mengakibatkan bertambahnya massa tulang, sedangkan pengurangan beban akan mengakibatkan berkurangnya
masa tulang.
a. Kalsium
Kalsium merupakan nutrisi yang sangat penting bagi tulang. Perempuan pada masa perimenopasue dengan
asupan kalsium yang renda dan absorpsinya tidak baik, akan mengakibatkan keseimbangan kalsium menjadi
negatif, sedangkan bagi mereka yang asupan kalsiumnya baik dan asbsorpsinya juga baik akan menunjukkan
keseimbangan kalsium positif.
Lanjutan…
b. Estrogen
Berkurangya/hilangnya estrogen dari dalam tubuh akan mengakibatkan terjadinya gangguan
keseimbangan kalsium.
c. Rokok dan kopi
Merokok dan minum kopi jumlah banyak cenderung akan mengakbatkan penurunan masa
tulang , terlebih jika disertai asupan kalsium yang rendah.
d. Alkohol
Alkoholisme merupakan masalah yang sering kali ditemukan pada saat ini.
4. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, proses resorpsi dan proses pembentukkan tulang(remodeling) terjadi secara terus-menerus
dan seimbang. Jika terdapat perubahan dan keseimbanga ini, misalnya proses resorpsi lebih besar dibandingkan
dengan proses pembentukan , maka akan terjadi penurunan massa tulang. Remodeling tulang normal pada orang
dewasa akan meningkatkan masa tulang sampai sekitar usia 35 tahun. Sementara itu, prosess pembentukan secara
maksimal akan dicapai pada usia 30-35 tahun untuk tulang bagian korteks dan lebih dini pada bagian trabekula.
Setelah itu, secara berlahan resorpsi tulang akan lebih cepat dibandingkan dengan pembentukan tulang. Pucak masa
tulang akan dipengaruhi oleh faktor genetik,nutrisi, pilihan gaya hidup, serta aktivitas fisik (Asikin;dkk 2012: 106).
5. Gejala-gejala osteoprosis menurut (umi 2017 : 120) ;
a.Kekuatan otot melemah. Klien merasa kekuatan melemah sehingga tak mampu mengangkat beban atau naik tangga.
b.Penurunan tinggi badan. Pengukuran tinggi badan menunjukkan penurunan dibandingkan beberapa tahun
sebelumnya, misalnya tubuh memendek 3cm selama tiga tahun. Ha ini mungkin disebabkan adanya fraktur pada
vertebra.
c.Bungkuk. Osteoporosis menimbulkan fraktur kompresi atau terjadinya kolaps. Kondisi ini menyebabkan
tulang menjadi bungkuk.
d.Tulang rapuh. Kondisi tulang yang semakin rapuh walaupun belum pernah mengalami post traumatic (patah atau
retak.)
e.Patah tulang. Kasus umum penyebab osteoporosis yang sering kali tidak menyadari adalah ketika pasien pernah
mengalami patah tulang.
Lanjutan…
f. Dowager’ hump . Kondisi ketika tulang belakang menjadi
condong ke arah depan dan memunculkan punuk di atas
punggung.
B. Pencegahan. Terapi pencegahan osteoporosis dapat dilakukan sedini mungkin yaitu sejakmasa
kanak-kanak. Pencegahan osteoporosis pada usia muda mempunyai tujuan mencapai masa tulang
dewasa (proses konsolidasi) yang optimal. Sejumlah pencegahan yang dapat dilakukan di antaranya :
3) Mengonsumsi kalsium dan vitamin D yang cukup
4) Latihan/olahraga secara teratur setiap hari
5) Mengonsumsi protein hewani
6) Menghindari perilaku yang meningkatkan risiko osteoprosis misalnya merokok,alkohol, dan
kafein.
9. Pemeriksaan Fisik Osteoporosis
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pada seorang yang diduga menderita asteoporosis antara lain:
1. Pengukuran tinggi badan dengan sebuah stadiometer
2. Pemeriksaan berat badan
3. Pemeriksaan kurvatura, perhatikan ada atau tidaknya skoliosis atau lordosis
4. Pemeriksaan range of motion secara aktif dan pasif. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mengetahui
apakah terdapat keadaan patologis pada oseos atau tidak
5. Pemeriksaan neurologis untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada spinal cord atau sistem saraf
perifer
6. Tes Timed Up and Go
7. Pemeriksaan fraktur
8. Pemeriksaan defek kolagen
9. Kesulitan menahan keseimbangan & abnormalitas
10. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Kasiati, Wayan 2016 : 176) kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhi
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman(suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari) dan transenden(keadaan tentang suatu yang melebihi masalah atau nyeri).
1. Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan suatu kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif karena
perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatnya, dan hanya orang tersebutlah yang
dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.
2. Penyebab Nyeri
Menurut (Potter. Perry 2010 : 221) mengidentifikasi penyebab nyeri merupakan langkah pertama untuk
mencapai keberhasilan dalam pengobatan nyeri.
a. Nyeri nosiseptif
b. Nyeri somatik
c. Nyeri visceral
d. Nyeri neuropatik
Konsep Asuhan Keperawatan
Di dalam memberikan asuhan keperawatan terdiri dari beberapa tahap atau langkah – langkah proses keperawatan
yaitu :
Implementasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah
status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang baik dengan menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan.
Prinsip – prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan respon pasien
2. Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan, standar pelayanan profesional, hukum dan kode
etik keperawatan
3. Berdasarkan sumber –sumber yang tersedia
4. Sesuai dengan tanggungjawab dan tanggung gugat profesi keperawatan
5. Mengerti dengan jelas pesanan – pesanan yang ada dalam intervensi keperawatan
6. Harus dapat menciptakan adaptasi dengan pasien sebagai individu dalam upaya meningkatkan peran serta
untuk merawat diri sendiri (self care)
7. Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan status kesehatan
8. Menjaga rasa aman, harga diri, dan melindungi pasien
9. Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan
10. Bersifat holistik
11. Kerjasama dengan profesi lain
12. Melakukan dokumentasi
6. Evaluasi
Evaluasi atau tahap penilaian merupakan tindakan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersambungan dengan
melibatkan klien, keluarga, dan tenaga kesehatan. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien
mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan (Wahyuni, 2016).
Teknik penulisan SOAP menurut (Zaidin Ali, 2009) adalah sebagai berikut :
S (Subjective) : bagian ini meliputi data subjektif atau informasi yang didapatkan dari klien setelah
mendapatkan tindakan
O (Objective) : Informasi yang didapatkan berdasarkan hasil pengamatan, penilaian, pengukuran yang
dilakukan perawat setelah tindakan.
A (Assesment) : Membandingkan antara informasi subjektif & objektif dengan tujuan&kriteria hasil yang
kemudian dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah teratasi, masalah teratasi sebagian, atau masalah tidak
teratasi
P (Planning) : Perencanaan bergantung pada pengkajian situasi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Terimakasih