Anda di halaman 1dari 11

Makna dan Hakikat Syukur serta Implementasinya dalam

Kehidupan Sehari-hari

Kelompok 11 :

Aisyah Berliana Shafira 202110010311005


Ahmad Nizam Amrullah 202110010311048
Muhammad Ilham Alfirdaus 202110010311002
Pokok Pembahasan

 Pengertian syukur
 Makna syukur
 Manfaat dari bersyukur
 Macam-macam Syukur
 Cara mengimplementasikan syukur dalam kehidupan sehari-hari
 Kisah teladan Nabi dalam bersyukur
 Pengertian Syukur
Syukur merupakan salah satu bentuk interaksi antara Pencipta dengan hamba-Nya di
muka bumi ini atas segala nikmat dan rizki yang telah Pencipta berikan kepadanya.

Syukur kepada Allah adalah memuji Allah atas nikmat yang telah diberikan dengan
mengakui dalam hati, memuji dengan lisan, serta memanfaatkan nikmat untuk beribadah
dan bukan untuk bermaksiat.

Syukur adalah tumpuan utama dari kehidupan, dan juga salah satu kunci kebahagiaan
hidup. Dengan menjadi pribadi yang mudah bersyukur akan melapangkan hati dan jiwa
untuk bisa menerima semua qadha dan qadar dari Allah SWT.
 Makna Syukur

Dalam al-Qur’an syukur dipergunakan


untuk memuji dan berterima kasih kepada
Allah, karena Allah satu-satunya yang
memberikan nikmat dan yang menciptakan
segala sesuatu, dan segalanya diciptakan
dengan baik serta dengan penuh
“kesadaran” tanpa paksaan.
 Manfaat Bersyukur
Dengan bersyukur Allah akan menambahi kenikmatan kepada manusia dan juga
dapat menyempurnakan iman seseorang.

Sayyid Quthb yang dikutip oleh Ahmad Yani, juga menyatakan empat manfaat
bersyukur, yakni :
1. Mensucikan jiwa
2. Mendorong jiwa untuk beramal saleh
3. Menjadikan orang lain Ridha
4. Memperbaiki dan memperlancar interaksi sosial
 Macam-macam Syukur

1. Syukur dengan Hati (Al-Qolbu) 2. Syukur dengan Lisan (Al-Lisan)


Syukur dengan hati adalah cara Syukur dengan lisan yaitu mengakui
bagaimana kita menyadari sepenuhnya dengan ucapan bahwa sumber nikmat itu
nikmat yang diperoleh itu adalah semata- adalah dari Allah SWT sambil memuji
mata karena anugerah dan nikmat dari terhadap-Nya. (QS. Al-Baqarah [2] : 152)
Allah SWT. (QS. An-Nahl [16] : 53)
3. Syukur dengan Anggota Badan 4. Syukur secara Menyeluruh
(Al-Jawarih)
Syukur terhadap keseluruhan adalah
Syukur dengan anggota badan adalah
bentuk syukur seseorang hamba terhadap
menfaatkan nikmat-nikmatnya untuk
nikmat dengan cara tidak terpisah-pisah
beribadah agar mendapatkan limpahan
dalam implementasi dalam kehidpan
pahala atas syukur yang dikerjakannya di
sehari-hari. (QS. A-l-Baqarah [2} : 195)
setiap kehidupannya.

(QS. Saba [34] : 13)


 Implemenasi Syukur dalam Kehidupan Sehari-hari

Syukur merupakan ucapan terima kasih terhadap apa yang telah Allah SWT berikan
kepada kita. Orang yang sering bersyukur pasti selalu berusaha memperbaiki kualitas
hidupnya menjadi lebih baik. Kita bisa mengimplementasikan rasa syukur dalam
kehidupan sehari-hari, seperti :
1. Berterima kasih kepada orang yang telah membantu ataupun menolong kita sekecil
apapun.
2. Menjalani hidup ini dengan melakukan perbuatan kebaikan.
3. Mengucapkan Alhamdulillah ketika mendapatkan kenikmatan.
4. Berdoa sebelum dan ketika bangun tidur.
5. Menggunakan kenikmatan yang diberikan Allah SWT untuk perbuatan kewajiban untuk
kemaslahatan bersama.
6. Selalu meningkatkan ketaatan, keimanan, dan selalu mengingat Allah SWT dengan cara
selalu berdzikir dan beribadah hanya untuk-Nya.
7. Ketika mendapatkan kenikmatan yang sangat membahagiakan, hendaknya melakukan
sujud syukur.
8. Selalu berdzikir dan berdoa ketika selesai Sholat.
9. Bertafakur (selalu merenungkan seluruh kerunia dan nikmat yang telah diberikan Allah
SWT).
10. Selalu menerima atau ridho dan merasa cukup (Qana’ah) dengan semua kenikmatan
yang diberikan Allah SWT.
 Kisah Teladan Nabi dalam Bersyukur
Rasulullah SAW sebagai seorang hamba yang dijamin tidak berdosa adalah teladan dalam hal
bersyukur. Suatu kali, istri Rasulullah SAW bertanya, mengapa suaminya itu selalu shalat tahajud
sepanjang malam. Bahkan, kaki Rasulullah pun sudah bengkak, karena lamanya berdiri. Aisyah
bertanya “ Ya Rasulullah, bukankah Allah SWT telah mengampuni dosamu yang terdahulu dan
yang akan datang?” ujarnya.
“Bukankah lebih elok jika aku menjadi hamba yang bersyukur,” jawab Rasullullah (HR.
Bukhari).
Demikianlah Rasulullah mencontohkan, hakikat dari ibadah bukanlah sebatas “pelunas utang”
atau pembersih diri dari dosa. Ibadah adalah luapan rasa syukur kepada Allah SWT.
Ketika seorang hamba sudah mengetahui hakikat ibadah sebagai bentuk syukur, saat itulah
ibadah bisa menjadi perisainya. Seorang yang menunaikan kewajibannya dan juga menambahkan
dengan ibadah-ibadah sunnah akan bermuara pada kecintaan Allah. Ketika ia sudah mendapatkan
cinta Allah, seluruh aktivitas yang ia jalani di muka bumi adalah restu dan ridha dari Allah SWT.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai