Anda di halaman 1dari 21

Dakwah Digital

Anti Radikal
Esa Wahyu Djatmiko
Syarifah Husniyah 1904227 Hilma Tahsilul I.
1901244 1909459

Aulia Eka Yulinda


Irgi Salma A. 1904895 Fathimah Mar’ah H.
1905730 1909721
Dakwah merupakan amalan bagi setiap muslim; yaitu dengan mengajak orang yang jauh menjadi semakin dekat
kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara dan media yang berbagai macam dilandasi dengan niat yang baik
dan ikhlas.
Wahyu Ilahi dalam (Munir et al., 2020) menjelaskan bahwa dalam berdakwah dibutuhkan
media atau wasilah. Seiring perkembangan zaman, media sosial menjadi salah satu media
dakwah yang cukup populer di kalangan masyarakat.

Informasi yang disebarluaskan lewat media sosial oleh siapa pun telah menembus
ruang-ruang pribadi jutaan orang di Indonesia dan dapat dikatakan bahwa pengguna
media sosial di Indonesia adalah pasar yang sangat potensial bagi kelompok radikal
yang menggunakan media sosial sebagai sarana propaganda dan penyebaran pesan PENDAHULUAN
yang mengandung kekerasan.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana da’i menggunakan media sosial dalam
berdakwah, konten apa saja yang dimuat da’i dalam media sosial, serta pertimbangan apa saja
yang digunakan da’i dalam memposting suatu konten (Nurrahmi & Farabuana, 2020).

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman sikap, tindakan, dan kendala terhadap
penggunaan internet sebagai media dakwah anti radikal kepada da’i.
METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif


kualitatif. Creswell dalam (Zulkarnaini, 2015) menjelaskan penelitian
kualitatif digunakan untuk memahami masalah manusia dalam konteks
sosial dengan menciptakan gambaran menyeluruh dan kompleks,
menyajikan pandangan terperinci dari para sumber informasi dalam
setting yang alami. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis
adalah studi literatur dan wawancara kepada berbagai ulama.
01
Dakwah
DAKWAH

(Musyafak & Nisa, 2021) (Zulkarnaini, 2015)


Dakwah adalah segala aktivitas 1. bermakna sempit
yang bertujuan untuk mengajak (lughawy)
orang (masyarakat) kepada 2. bermakna luas (istilah)
kebaikan dan melarang kepada
kejahatan.
Ustadz Salim A. Fillah dalam
ceramahnya yang berjudul “Sisi
Negatif Dakwah Digital” dalam
Prof. Dr. Syaiful Rohim, M.Si channel YouTube ”Pro You
Tokoh MUI Pusat Channel”
orang yang menyeru dan Dakwah hukumnya fardu
mengajak disebut da’i kifayah
URGENSI DAKWAH

Dijelaskan dalam Al-Quran Surat An-Nahl : 125, yang artinya,

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah
dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa
yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”.
PRINSIP DAKWAH
Menurut Ray Ammanda, S.Pd.;Tokoh Nahdatul Ulama,

Tawassuth Tegak Lurus


Bersikap tengah-tengah, tidak Apa yang benar harus
condong ke kiri maupun condong diperjuangkan.
ke kanan.

Tawazun Toleransi
Seimbang. Menyadari bahwa semua orang
dengan latar belakang berbeda
merupakan warga dari negara
Indonesia.
02
Dakwah
Digital
DAKWAH DIGITAL

Menurut Ustadz H. M. Ikhsanudin dalam


ceramahnya yang berjudul “Dakwah Melalui IT
Era digital yang ditandai dengan Part 1: Bagaimana Dakwah dapat Eksis di Era
Digital?” dalam channel YouTube ”Suhu TV”,
kemajuan teknologi seperti sekarang
harus menuntut da’i memiliki
kecakapan dalam mengelola teknologi
sebagai media dakwahnya “Pada prinsipnya, dakwah
(Budiantoro, 2018). harus kontekstual dengan
zaman.”
SARANA DAKWAH
Sarana dakwah merupakan sesuatu yang mutaghayyirat, bisa berubah-ubah sesuai
zaman, tempat, waktu, keadaan, konteks, sesuai dengan yang paling tepat digunakan.
Perkembangan digital dapat dimanfaatkan sebagai media untuk berdakwah. Dakwah secara
digital dapat dilakukan secara tulisan (blog, postingan di media sosial), secara lisan (audio;
podcast, video), maupun secara lisan dan tulisan (aplikasi dakwah).
SARANA DAKWAH

Menurut Prof. Dr. Syaiful Rohim, M.Si selaku tokoh MUI Pusat, sosial media adalah sarana atau
cara seseorang berkomunikasi, bagian dari proses perkembangan teknologi komunikasi, bahwa manusia
ingin menyelesaikan persoalan komunikasi yang salah satu nya dengan aplikasi sosial media, di satu sisi
dipandang sebagai sebuah solusi, di sisi lain punya tantangan tersendiri.
DAKWAH DIGITAL

Menurut Ustadz Al - Hafidz Kurniawan dan Gus A. Khoerul Anam dalam ceramahnya
yang berjudul “Dakwah Digital - SAHUR TIME” dalam channel YouTube ”KOMPASTV”,
salah satu yang perlu diperhatikan dalam dakwah secara digital adalah audiens/masyarakat,
karena kontrol dakwah secara digital ada pada masyarakat itu sendiri.
Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan oleh audiens/masyarakat ketika menerima
dakwah melalui media sosial, yaitu:
1) Sumber harus otoritatif,
2) Untuk masyarakat awam yang ingin belajar tentang Islam, jangan terlalu banyak mencari
perbandingan terhadap hukum-hukum dalam Islam,
3) Menyimak materi sampai selesai.
03
Dakwah
Anti
Radikal
DAKWAH ANTI RADIKAL
Radikal, adalah sifat dasar yang melekat atau yang berkaitan dengan prinsip. Jika
dikaitkan dengan perubahan, maka radikal identik dengan perubahan yang mengarah pada
dasar suatu entitas/prinsip tertentu. Sedangkan radikalisme adalah paham atau aliran yang
menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan
(Harianto, 2018).
Faktor yang Mengilhami Lahirnya
Gerakan Islam Radikal

1. Masuknya arus globalisasi di era modern

2. Geopolitik internasional yang memiskinkan dan menyengsarakan

negara-negara (umat) Islam di dunia.

3. Liberalisme pemikiran. Pada konteks ini, liberalisme yang

dimaksud adalah kebebasan menanggapi persoalan modernitas.


Dakwah Digital Anti Radikal
Harianto, (2018) Menjelaskan bahwa radikalisme agama tak hanya dapat
dijumpai dalam kehidupan sosial sehari-hari, namun juga dalam media.
Media dipandang sebagai salah satu alat yang mampu mendidik,
mempengaruhi dan mengarahkan manusia untuk mengikuti suatu ajaran.

Sebagai umat muslim di zaman modern seperti ini, kita harus bijak menggunakan
media sosial yang menjadi salah satu media dakwah dengan cara:
1. Tidak menyebarkan paham radikalisme,
2. Tidak menggunakan bahasa yang mengintimidasi dan sarkasme,
3. Bersikap tawassuth atau bersikap tengah-tengah, tidak condong ke kiri
maupun condong ke kanan. dengan tujuan agar memberikan sebuah
kedamaian, harmoni, dan kesejukan.
Menurut Prof. Dr. Syaiful Rohim, M.Si selaku tokoh MUI Pusat,
dakwah dan radikal adalah dua kata yang kontradiktif, tidak ada dakwah
yang radikal, tetapi dalam prakteknya ada paham yang terkait dengan
perubahan yang besar dan ekstrem (terutama melekat dengan kondisi
politik) di suatu negara sehingga terjadi konflik, terjadi peperangan, dan
kekerasan, maka berimplikasi ke jenis dakwahnya.
Kesimpulan
KESIMPULAN

01 02 03

Dakwah Dakwah Digital Dakwah Anti Radikal


Dalam berdakwah, da’i harus Dakwah harus kontekstual Tindakan yang bisa diambil oleh seorang
memiliki pengetahuan dengan zaman, karena zaman da’i adalah
keagamaan yang cukup, dan media dakwah terus 1. Tidak menyebarkan paham radikalisme,
memiliki kompetensi spiritual berkembang, maka da’i harus 2. menggunakan bahasa yang tidak
yang baik, berakhlak mulia, dan menyesuaikan dengan situasi mengintimidasi & sarkasme,
dilandasi dengan niat saat ini. 3. Bersikap tawassuth atau bersikap tengah-
menyampaikan kebaikan dan tengah, tidak condong ke kiri maupun
kebenaran. condong ke kanan. dengan tujuan agar
memberikan sebuah kedamaian,
harmoni, dan kesejukan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai