Anti Radikal
Esa Wahyu Djatmiko
Syarifah Husniyah 1904227 Hilma Tahsilul I.
1901244 1909459
Informasi yang disebarluaskan lewat media sosial oleh siapa pun telah menembus
ruang-ruang pribadi jutaan orang di Indonesia dan dapat dikatakan bahwa pengguna
media sosial di Indonesia adalah pasar yang sangat potensial bagi kelompok radikal
yang menggunakan media sosial sebagai sarana propaganda dan penyebaran pesan PENDAHULUAN
yang mengandung kekerasan.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana da’i menggunakan media sosial dalam
berdakwah, konten apa saja yang dimuat da’i dalam media sosial, serta pertimbangan apa saja
yang digunakan da’i dalam memposting suatu konten (Nurrahmi & Farabuana, 2020).
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman sikap, tindakan, dan kendala terhadap
penggunaan internet sebagai media dakwah anti radikal kepada da’i.
METODE PENELITIAN
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah
dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa
yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”.
PRINSIP DAKWAH
Menurut Ray Ammanda, S.Pd.;Tokoh Nahdatul Ulama,
Tawazun Toleransi
Seimbang. Menyadari bahwa semua orang
dengan latar belakang berbeda
merupakan warga dari negara
Indonesia.
02
Dakwah
Digital
DAKWAH DIGITAL
Menurut Prof. Dr. Syaiful Rohim, M.Si selaku tokoh MUI Pusat, sosial media adalah sarana atau
cara seseorang berkomunikasi, bagian dari proses perkembangan teknologi komunikasi, bahwa manusia
ingin menyelesaikan persoalan komunikasi yang salah satu nya dengan aplikasi sosial media, di satu sisi
dipandang sebagai sebuah solusi, di sisi lain punya tantangan tersendiri.
DAKWAH DIGITAL
Menurut Ustadz Al - Hafidz Kurniawan dan Gus A. Khoerul Anam dalam ceramahnya
yang berjudul “Dakwah Digital - SAHUR TIME” dalam channel YouTube ”KOMPASTV”,
salah satu yang perlu diperhatikan dalam dakwah secara digital adalah audiens/masyarakat,
karena kontrol dakwah secara digital ada pada masyarakat itu sendiri.
Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan oleh audiens/masyarakat ketika menerima
dakwah melalui media sosial, yaitu:
1) Sumber harus otoritatif,
2) Untuk masyarakat awam yang ingin belajar tentang Islam, jangan terlalu banyak mencari
perbandingan terhadap hukum-hukum dalam Islam,
3) Menyimak materi sampai selesai.
03
Dakwah
Anti
Radikal
DAKWAH ANTI RADIKAL
Radikal, adalah sifat dasar yang melekat atau yang berkaitan dengan prinsip. Jika
dikaitkan dengan perubahan, maka radikal identik dengan perubahan yang mengarah pada
dasar suatu entitas/prinsip tertentu. Sedangkan radikalisme adalah paham atau aliran yang
menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan
(Harianto, 2018).
Faktor yang Mengilhami Lahirnya
Gerakan Islam Radikal
Sebagai umat muslim di zaman modern seperti ini, kita harus bijak menggunakan
media sosial yang menjadi salah satu media dakwah dengan cara:
1. Tidak menyebarkan paham radikalisme,
2. Tidak menggunakan bahasa yang mengintimidasi dan sarkasme,
3. Bersikap tawassuth atau bersikap tengah-tengah, tidak condong ke kiri
maupun condong ke kanan. dengan tujuan agar memberikan sebuah
kedamaian, harmoni, dan kesejukan.
Menurut Prof. Dr. Syaiful Rohim, M.Si selaku tokoh MUI Pusat,
dakwah dan radikal adalah dua kata yang kontradiktif, tidak ada dakwah
yang radikal, tetapi dalam prakteknya ada paham yang terkait dengan
perubahan yang besar dan ekstrem (terutama melekat dengan kondisi
politik) di suatu negara sehingga terjadi konflik, terjadi peperangan, dan
kekerasan, maka berimplikasi ke jenis dakwahnya.
Kesimpulan
KESIMPULAN
01 02 03