Anda di halaman 1dari 47

Diskusi Topik


Hipertensi pada keadaan khusus

▪ Obat-Obat Emergensi di bidang


Kardiovaskular

M. Iqbal Andreas
NIM: 1950302303

PROGRAM STUDI DOKTER SPESIALIS I ILMU PENYAKIT DALAM


RSUP DR. M. DJAMIL / FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2021
1
Hipertensi Resisten

2
Hipertensi
Resisten Hipertensi dikatakan resisten terhadap
pengobatan jika stategi pengobatan
Pasien tidak patuh terhadap obat-obat
yang telah diresepkan
yang direkomendasikan gagal dalam
White Coat Phenomenon  untuk menurunkan SBP dan DBP ( < 140
mengkonfirmasinya dengan ABPM dan atau < 90 mmHg)
(ambulatory blood pressure monitoring)
dan HBPM (home blood pressure Telah mencakup 3 atau lebih obat
monitoring)
Teknik pengukuran Blood Pressure yang
(diuretic, ACE inhibitor/ ARB, dan
buruk  termasuk penggunaan manset CCB)
yang terlalu kecil terhadap lingkar lengan
 peningkatan BP palsu Pada keadaan ini Pseudo hipertensi
Kalsifikasi arteri barkialis pada orang tua harus disingkirkan
Clinical inertia  pemberian dosis yang
tidak tepat atau kombinasi obat tensi yang
tidak rasional

3
▪ Gaya Hidup  obesitas, konsumsi alkohol, dan asupan
Penyebab natrium yang tinggi.
Hipertensi ▪ Asupan vasopresor atau sodium retaining substance 
obat yang diresepkan selain hipertensi, obat herbal,
Resisten penggunaan narkoba (kokain, anabolic steroid.)
▪ Obstructive sleep apnoe  terkait obesitas
▪ Hipertensi sekunder yang tidak terdeteksi
▪ Advance HMOD (hypertension-mediated organ damage)
 terutama CKD dan arteri besar
▪ Sering dikaitkan dengan usia  terutama> 75 tahun,
jenis kelamin laki-laki, kulit hitam asal Afrika, tekanan
darah awal lebih tinggi saat diagnosis hipertensi

4
• Riwayat pasien, termasuk karakteristik gaya hidup,
alkohol, dan asupan natrium , dan pola tidur
• Dosis pengobatan antihipertensi.
• Pemeriksaan fisik  apakah ada HMOD dan tanda-
tanda hipertensi sekunder.
• Konfirmasi resistensi pengobatan  ABPM atau
HBPM
• Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi kelainan
elektrolit  (hipokalemia), faktor risiko (diabetes),
Pendekatan kerusakan organ (disfungsi ginjal), dan hipertensi
Diagnostik sekunder.
Hipertensi • Konfirmasi kepatuhan terhadap terapi hipertensi
Resisten
5
Resistant hypertension characteristics, secondary causes, and
contributing factors (adapted from reference)

6
Terapi
Hipertensi
Resisten

7
Hipertensi pada Keadaan Khusus
HIPERTENSI
EMERGENCY
DAN
URGENCY
HIPERTENSI ▪ Hipertensi Emergency
dimana terdapat severe hypertension
▪ Hipertensi Urgency
dimana tanpa disertai HMOD

EMERGENC (grade 3) yang dikaitkan dengan acute


HMOD, yang mengancam nyawa yang
biasanya tidak membutuhkan rawat inap
penurunan TD bisa dengan oral saja

Y DAN memerlukan intervensi segera

HIPERTENSI
URGENCY Hipertensi maligna: Peningkatan tekanan darah yang parah (umumnya >200/120 mmHg) berhubungan
dengan retinopati bilateral lanjut (perdarahan, bercak kapas, papilledema).
• Ensefalopati hipertensi: Peningkatan tekanan darah yang parah berhubungan dengan letargi, kejang,
kebutaan kortikal, dan koma tanpa adanya penjelasan lain.
• Mikroangiopati trombotik hipertensif: Peningkatan tekanan darah yang parah terkait dengan hemolisis
dan trombositopenia tanpa adanya penyebab lain dan perbaikan dengan terapi penurunan tekanan darah.
• Presentasi lain dari hipertensi emergensi termasuk peningkatan tekanan darah berat yang berhubungan
dengan perdarahan serebral, stroke akut, sindrom koroner akut, edema paru kardiogenik,
aneurisma/diseksi aorta dan preeklamsia berat dan eklampsia

10
Diagnostic
workup for
patients with a
suspected
hypertension
emergency
Hipertensi Emergensi yang Membutuhkan Penurunan Tekanan Darah segera dengan Terapi Obat Intra Vena (ESC 2018)
Hipertensi Emergensi yang Membutuhkan Penurunan Tekanan Darah
segera dengan Terapi Obat Intra Vena ISH 2020

13
Except for acute aortic dissection, the blood pressure in patients with hypertensive
emergencies should be lowered within minutes to 1 h about 20% to 25% and then
gradually to 160/100 mmHg within the next 2 to 6 h, and then cautiously to normal
over the next 24 to 48 h 

14
Jenis Obat, Dosis, dan Karakteristik Dalam Pengobatan Hipertensi
Emergensi

15
Jenis Obat, Dosis, dan Karakteristik Dalam Pengobatan
Hipertensi Emergensi

16
WHITE COAT and
MASK
HYPERTENTION
White-coat hypertension
• Peningkatan TD jika dikantor / di RS, normal jika di
luar.

Masked hypertension
• TD normal di dikantor atau di RS , tapi meningkat jika
di di luar rumah.
18
WHITE COAT
HYPERTENTION
Peningkatan BP saat di saat di rumah sakit, namun
diluar rumah sakit Bpnya normal

Sangat terkait dengan risiko diabetes tipe 2 dan


hipertensi berkelanjutan serta peningkatan risiko
kejadian CV

Penelusuran HMOD harus dilakukan


BP harus sering diukur, mis. tidak kurang dari 2
tahun sekali.

Terapi ditekankan pada perubahan gaya hidup untuk


mengurangi risiko CV

19
MASK
HYPERTENTION
Pada pasien BP normal saat pengukuran di Rumah
Sakit namun meningkat saat diluar Rumah Sakit

Biasanya memiliki faktor risiko metabolik dan


terjadi kerusakan organ tanpa gejala

Lebih sering terjadi pada usia muda

Faktor-faktor yang berkontribusi misalnya merokok


 harus dicegah dan intervensi gaya hidup

20
Isolated systolic hypertension in the young

• Usia muda, sehat dgn TDS grade 1 terisolasi


• (TDS brakhialis ≥140 - 159 mmHg dan TDD normal <90 mmHg)
• Dikaitkan dgn TDS aorta sentral yang normal karena amplifikasi tekanan sistolik perifer yang
berlebihan.
• Manajemen rekomendasi:
• Modifikasi gaya hidup
• Evaluasi lanjut jangka Panjang--- kemungkinan hipertensi yll

21
HYPERTENTION
IN PREGNANCY
23
24
25
MANAGEMENT OF HYPERTENTION IN PREGNANCY

26
27
Labetolol

Sediaan Labetolol
Tab 100 mg, 200 mg
Injeksi 100mg/20ml

28
Nifedipine is 10 mg PO every 15-30
minutes, with a maximum of 3 doses.

29
30
31
HYPERTENTION IN SYSTEMIC BODY
HYPERTENTION IN
DIABETES MELLITUS

Tujuan ---- mengurangi komplikasi


makrovaskuler dan mikrovaskuler mayor,
dan mortalitas.

Initial AHT : kombinasi RAS bloker +


CCB atau thiazide/thiazide-like diuretic

33
HYPERTENTION IN
CKD
Pembatasan natrium
Terapi jika TD > 140/90 mmHg.
Initial AHT --- kombinasi RAS blocker
dgn CCB atau diuretik.
Tiazid diganti dengan loop diuretik jika
eGFR <30 mL / menit / 1,73 m2.

34
HYPERTENTION
IN COPD ▪ Penatalaksanaan :
- Perubahan gaya hidup----berhenti merokok.
- initial drugs of choice : CCBs, ARBs atau ACEIs, atau
kombinasi CCB / RAS blocker
- Jika respon TD buruk, atau tergantung pada komorbiditas lain,
tiazid atau diuretik like tiazid dan beta-blocker selektif beta1
dapat dipertimbangkan.

35
HYPERTENTION IN CAD

37
Therapeutic Strategies in
Hypertensive patients
with Heart Failure and
LVH

38
Cerebrovascular disease
and cognition
acute intracerebral haemorrhage::
• TDS <220 mmHg : penurunan TD tidak dianjurkan
• TDS ≥220 mmHg, penurunan TD akut secara hati-
hati---- <180 mmHg

Acute ischaemic stroke, penurunan TD rutin dgn terapi


antihipertensi tidak dianjurkan, kecuali:
• Diberikan thrombolysis ---- penurunan <180/105 mmhg
selama 24 jam
• tidak fibrinolysis---Penurunan TD 15% selama 24 jam
pertama setelah onset stroke.

pencegahan stroke adalah RAS blocker plus CCB atau


thiazide-like diuretik.

40
Hypertensi pada pasien AF

41
Lower
extremity
arterial
disease

43
Perioperative management of
hypertension

44
JNC 8 Hypertension Treatment

45
46
TERIMAKASIH

47

Anda mungkin juga menyukai