Anda di halaman 1dari 9

Trauma Abdomen Pada

Kehamilan
KELOMPOK 2
1. Dewi Ayu Aprilianty
2. Eka Fidya Sari
3. Emelda Rezqy Amelia
4. Erma
5. Hesty Oktaviana
6. Nor Rimadhanty Mediana Pratiwi
7. Nurlaili Habiba
8. Rina Helmina
PENGERTIAN

 Menurut Guidelines QC secara umum trauma didefiniskan sebagai benturan,


tekanan, atau singgungan yang menimbulkan dampak berupa perlukaan baik
luka terbuka, tertutup, maupun luka memar.
 Secara khusus trauma dalam kehamilan adalah trauma yang berdampak tidak
hanya pada ibu tetapi juga pada janinnya.

c
 Pemeriksan dan diagnosis
• Diagnosis selalu dimulai dengan anamnesis dapat dikaji melalui pasien, keluarga maupun
sumber informasi.
• Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengetahui keadaan umum pasien, tanda vital, tingkat
kesadaran. Juga untuk mengetahui letak, jenis, dan intensitas trauma.
• Pemeriksaan kehamilan dilakukan sebagaimana pemeriksaan ibu hamil pada umumnya,
meliputi pemeriksaan obstetrik dan penunjang lain, pemeriksaan kesejahteraan janin
termasuk komplikasi kehamilan yang mungkin telah ada sebelumnya (misal preeklamsia,
plasenta previa dll).
• Pemeriksaan secara khusus ditujukan terhadap kemungkinan akibat trauma seperti
pecahnya selaput ketuban, abruptio placentae, ruptur uterus, partus prematurus iminens,
kematian janin, baik yang terjadi akibat trauma tumpul maupun trauma tajam.
• Diagnosis ditegakkan berdasar hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan obstetrik,
pemeriksan penunjang yang pada umumnya menyangkut kondisi ibu dan janin.
Akibat yang timbul karena trauma pada 01
kehamilan
02

03
Trauma mayor dapat terjadi karena Pada trauma minor kesejahteraan janin
beberapa kejadian seperti luka tusuk atau (fetal wellbeing). Bila rekaman
ledakan, luka tumpul yang keras baik di luar kardiotokografi normal, kondisi ibu stabil, 04
regio abdomen maupun yang mengenai tidak ada kontraksi, hasil pemeriksaan
abdomen, pukulan yang mengenai tulang laboratorium juga dalam batas normal, 05
belakang, luka bakar >20%, kecelakaan lalu tidak ada perdarahan vaginal, tidak ada
lintas yang serius, fraktur tulang panggul atau rembesan air ketuban maka ibu dapat
tulang panjang lebih dari dua. dipulangkan 06
Penanganan Umum Trauma Tumpul Abdomen 01
pada Kehamilan
02

Survey primer 03

prinsip penatalaksanaan ABC (Airway, Breathing, dan Circulation) sudah menjadi 04


acuan standar kegawatdaruratan. Tujuan utamanya adalah memastikan jalan nafas dan
memperbaiki ventiliasi, seperti memberi oksigen saturasi tinggi. Tiger Elephant

05
Pasien trauma dengan cidera servikalis patut diwaspadai, hal ini ditangani dengan
memasang collar servikal. Penanganan trauma pada ibu hamil paling baik dilakukan
dengan pendekatan tim multidisipliner meliputi dokter kegawatdaruratan medis, 06
obstetri, bedah traumatologi, neonatologis, dan radiologis. Pig Chicken
Penanganan Umum Trauma Tumpul Abdomen
pada Kehamilan
Survey sekunder

Survey sekunder dilakukan dengan anamnesis riwayat


kehamilan, monitoring janin, dan pemeriksaan abdomen
pasien harus dilakukan dengan cermat karena tegangnya
dinding abdomen ibu hamil akan menutupi tanda cidera
peritoneal. Trauma pada hati dan lien ditunjukkan dengan
nyeri abdomen bagian atas, menyebar sampai ke bahu, terjadi
secara akut, dan level transaminase akan meningkat. Focus
assessment sonographic trauma (FAST) dilakukan untuk
perdarahan intraabdomen.
ASUHAN KEBIDANAN TRAUMA ABDOMEN PADA
KEHAMILAN
PROLOG
Ny.S 25 tahun hamil 30 minggu datang ke IGD diantarkan warga sekitar karna baru saja mengalami
kecelakaan ketika hendak pulang dari kerja. Ibu mengatakan saat hendak melewati tikungan ternyata
ada mobil yang berhenti dan ibu terlambat untuk menyadarinya alhasil ibu menabrakkan mobilnya ke
arah lain dan ibu mengalami benturan pada kepala dan perut ibu karena terbentur stir mobil.

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan nyeri pada perut serta sesak saat bernafas.

OBJEKTIF
KU ibu lemah, kesadaran composmentis, TD: 90/70 mmHg, N:90x/m, R: 26x/m, S:36ºC, ibu tampak
kesakitan dan terus memegangi perut nya, terdapat memar pada bagian perut ibu dan adanya
perdarahan pervaginam.
ASSESSMENT
Ny. S hamil 30 minggu dengan trauma abdomen pada kehamilan.

PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan dan tindakan yang akan dilakukan.
2. Memastikan jalan nafas ibu dan memperbaiki ventilasi dengan memberikan oksigen kepada ibu. (Ibu
telah di berikan oksigen)
3. Melakukan palpasi apabila adanya kemungkinan abrupsio plasenta yang ditandai dengan adanya
peningkatan tinggi fundus uteri.
4. Melakukan pemeriksaan bimanual (VT) apakah terdapat dilatasi dan penipisan serviks.
5. Melakukan kolaborasi dengan dr.Sp.OG:
a. Melakukan Focus Assessement Sonographic Trauma (FAST) untuk memastikan adanya
perdarahan intraabdominal.
b. Melalukan USG untuk memastikan keadaan janin, posisi janin, dan denyut jantung janin.
6. Melakukan pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan kadar haemoglobin, hematoktrit,
faktor koagulasi dan urine lengkap.
7. Melakukan dokumentasi hasil tindakan yang telah dilakukan.
CONTOH SOAL 1

1. G1P0A0 30 tahun dengan UK 30 minggu datang ke IGD RS X pkl 10.00 WIB klien mengalami
kecelakaan lalu lintas ketika hendak ke pasar pkl 09.00 WIB. Masyarakat sekitar membwa ibu ke
RS X dengan Keadaan umum lemah, kesadaran composmentis, TD 90/70 mmHg, nadi 110
x/menit, suhu 36,10C, RR 29 x/menit, nafas cepat dan dangkal, akral dingin, konjungtiva anemis,
ditemukan laserasi pada ulna sinistra, contusio pada daerah inguinalis, krepitasi pelvis (+),
perdarahan pervaginam (+), hasil pemeriksaan ketuban intact, hasil pemeriksaan G1P0A0 janin
didapatkan hasil DJJ 178 x/menit, TFU 29 cm, dokter menyarankan untuk terminasi kehamilan.
Dari uraian diatas apa assessment paling tepat?

A. G1P0A0 hamil 30 minggu dengan trauma abdomen kehamilan


B. G2P1A0 hamil 30 minggu dengan trauma abdomen kehamilan
C. G1P0A0 hamil 32 minggu dengan trauma abdomen kehamilan
D. G3P1A1 hamil 30 minggu dengan trauma abdomen kehamilan
E. G3P020 hamil 29 minggu dengan trauma abdomen kehamilan

Anda mungkin juga menyukai